Anda di halaman 1dari 8

KARYA TULIS ILMIAH

Pemanfaatan Tanaman Pacar Air

DISUSUN OLEH
ADIB MAULANA IKHSAN (01)
ROSSI AGAM P ( 28)
X DKV
SMK 2 SEWON
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis yang berjudul
Pemanfaatan Tanaman Pacar Air ( Inpatiens balsamina ) ini dibuatuntuk memenuhi tugas

mandiri terstruktur mata pelajaran Kimia Bahan di kelas X DKV Semester 2 tahun pelajaran
2013-2014. Tumbuhan pacar air biasa kita lihat mengisi taman rumah. Keberadaannya
terkadang bukan kehendak kita atau tumbuh secara liar. Tumbuhan pacar air dapat tumbuh
dengan sendirinya. Bahkan terkadang dianggap tak bermanfaat dan seperti tanaman liar.
Untuk itu kami berusaha mencari pemanfaatan dari tanaman pacar air..
Kami masih menyadari banyak kekurangan dalam karya tulis ini. Kritik dan saran yang
bersifat membangun diharapkan kami demi menyempurnakan karya tulis ini. Semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Bantul, 27 Mei 2014

Daftar Isi
Halaman Awal ------------------------------------------ i
Kata Pengantar ----------------------------------------- ii

Bab 1 ------------------------------------------------------ iv
1.1
1.2
1.3
1.4

Latar Belakang ------------------------------ iv


Rumusan Masalah ------------------------- iv
Tujuan Penelitian -------------------------- iv
Manfaat Penelitian ------------------------ iv

Bab 2 ------------------------------------------------------ v
2.1 Kajian Pustaka ------------------------------ v

Mordanting
Membuat Zat Warna
Pencelupan
Fiksasi

2.2 Kandungan Kimia ------------------------ vii


Bab 3 ------------------------------------------------------ viii
3.1 Pengenalan Jenis ------------------------- viii
3.2 Subjek & Objek --------------------------- viii
3.3 Tekhnik Pengambilan Data -------------3.4 Tekhnik Analisis Data --------------------Bab 4
4.1 Pembahasan -------------------------------Bab 5
5.1 Kesimpulan
5.2 Kritik & Saran

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu kawasan yang subur. Tak sedikit jenis flora
didalamnya. Tumbuhan dapat ditemukan disetiap penjuru nusantara. Mulai dari tanaman yang
dipelihara, hingga tanaman yang tumbuh dengan sendirinya. Itu adalah bukti bagi kesuburan
tanah kita.
Tak sedikit dari kita yang mengetahui tentang tanaman pacar air. Pacar air merupakan salah
satu tanaman yang berbunga indah. Oleh karena itu, tidak jarang tanaman pacar air tumbuh
mengisi taman rumah. Tumbuhan ini tidak harus ditanam dan dipelihara secara khusus.
Biasanya, tanaman ini dapat tumbuh dengan sendirinya. Itu karena pertumbuhannya yang
begitu mudah. Namun tanaman ini masih jarang dimanfaatkan oleh masyarakat kita, padahal
khasiat tanaman pacar air itu tidak sedikit.
Selain digunakan untuk memperindah taman, pacar air juga dapat digunakan untuk
memperindah kuku. Dengan pacar air, dapat menjadikan kuku kita berwarna. Tidak hanya itu,
pacar juga dapat digunakan untuk memperindah tubuh, misalnya tangan. Itu biasa dilakukan
oleh orang-orang keturunan Arab. Biasanya, itu dilakukan dalam upacara persiapan
pernikahan.
Dalam karya tulis ini, kami mencoba mencari alternatif dalam pemanfaatan tanaman pacar
air. Ini diharapkan akan menjadikan tanaman pacar air menjadi lebih berguna, tidak hanya
sekedar bunga ataupun tanaman liar. Namun bisa digunakan untuk pewarnaan makanan
maupun pewarna alami.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas diperoleh suatu permasalahan
yaitu dapatkah ekstrak daun pacar air yg dapat digunakan untuk pewarnaan

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari ekstrak daun pacar
air (Impatient balsamina L.) dalam pewarnaan.

1.4 Manfaat Penelitian


Dapat memberikan informasi mengenai khasiat ekstrak daun pacar air sebagai
bahan alam yang bias dihumakan untuk pewarnaan pada kain.

BAB 2

2.1 Kajian Pustaka


Mordanting
Proses mordanting adalah tahap pertama proses pewarnaan dengan
menggunakan teknik pencelupan. Proses mordanting memerlukan zat kimia sebagai bahan
mordan, zat yang biasa digunakan sebagai bahan mordan antara lain soda abu, tawas dan
TRO. Menurut (Chatib dan Sunaryo 1980) mordanting dilakukan untuk menyiapkan bahan
yang akan diwarna sehingga dapat menerima zat warna.
Mordantingmenghilangkanbagiandarikomponenpengganggupenyusunseratberupaminyak,
lemak, lilin, dankotoran-kotoran lain yang menempelpadaserat.Menurutbeberapapengertian
di
atasmordantingdapatdiartikansebagai
proses
awal
yang
dilakukansebelumpewarnaandanbertujuanuntukmenghilangkankomponenkomponendalamserat
yang
dapatmenghambat
proses
masuknyazatwarna,
meningkatkandayatarikzatwarnaalamterhadapbahantekstil,
untukmenghasilkankerataan,
danketajamanwarna yang baik.
Cara Melakukan Mordanting :

1.
2.
3.
4.
5.

Siapkan Kompor dan Panci yang akan digunakan


Nyalakan kompor dan isi panci dengan air kira kira 1 liter
Masukkan Tawas kemudian Kain
Setelah itu tunggu hingga mendidih
Angkat dan angin anginkan

Pembuatan zat warna alam


Zat warna alam adalah zat warna yang berasal dari bahan-bahan alam pada umumnya
dari hasil ekstrak tumbuhan atau hewan . zat warna alam untuk bahan tekstil pada
umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai tumbuhan bagian tumbahan seperti
akar,kayu,daun,biji,atau bunga
Beberapa pigmen alami yang banyak terdapat disekitar kita antara lain klorofil(daundaun bewarna hijau),karotenoid(berwarna
orange),antosionim(orange,merah,biru),tannin(warna coklat),biksin(warna kuning)
.Bahan yang dapat diwarnai dengan zat warna alam adalah bahan bahan yang
berasal dari serat alam contohnya sutera,wol,kapas, bahan dari sutera pada umumnya
memiliki daya tarik paling bagus terhadap zat warna alam dibandingkan dengan
bahan dari kapas.
Salah satu kendala dalam memakai zat warna alam adalah ketersediaan bahannya
yang tidak siap pakai sehingga diperlulan proses-proses khusus untuk dapat dijadikan

larutan pewarna tekstil oleh karena itu zat warna alam dianggap kurang praktis
penggunaanya.namun dibalik kekurangannya tersebut zat warna alam memiliki
potensi pasar yang tinggi sebagai komoditas unggulan produk Indonesia memasuki
pasar global dengan daya tarik pada karakteristik yang unik
1. Bahan untuk eksplorasi

Kain katun (berkolin)dan sutera


Ekstrak adalah bahan yang diambil dari bagian tanaman yang
dijadikan sumber pewarna alam seperti daun papaya,daun pacar air
,bunga sepatu,daun jati,kulit buah manggis
Bahan kimia yang digunakan adlah tunjung,tawas ,kapur tohor,soda
abu

2. Langkah-langkah membuat ektraksi

Jemur dahulu daun pacar air hingga kering


Potong menjadi ukuran kecil kecil bagian bagian yang diinginkan
ambil potongan 500 gr
Masukan potongan kedalam panci tambahkan air dengan perbandingan
1: 10
Rebus bahan hingga volume air setengahnya (2,5 liter)
Saring dengan kasa penyaring agar larutan pisah dengan sisa bahan
ekstrak, hasil penyaringannya disebut zat pewarna alam

Proses pencelupan
Pencelupan adalah suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil secara merata
dan baik,sesuai warna yang diinginkan sebelum pencelupan dilakukan maka harus
dipilih zat warna yang sesuai dengan serat \,pencelupan dapat dilakukan dengan
berbagai macam teknik dengan menggunakan alat-alat tertentu pula .
Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat warna
dalam air atau medium lain kemudian memasukan bahan tekstil kedalam larutan
tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat merupakan suatu
reaksi
Vickerstaf menyimpulkan bahwa dalam pencelupan terjadi tiga tahap, yaitu :
Tahap pertama merupakan molekul zat warna dalam larutan yang selalu bergerak, pada
suhu tinggi gerakan molekul cepat. Kemudian bahan tekstil dimasukkan kedalam larutan
celup. Serat tekstil dalam larutan bersifat negatif pada permukaannya sehingga dalam tahap
ini terdapat dua kemungkinan yakni molekul zat warna akan tertarik oleh serat atau tertolak
menjauhi serat. Oleh karena itu perlu penambahan zat zat pembantu untuk mendorong zat
warna lebih mudah mendekati permukaan serat. Peristiwa tahap pertama tersebut sering
disebut difusi zat warna dalam larutan.

Dalam tahap kedua molekul zat warna yang mempunyai tenaga cukup besar dapat
mengatasi gaya gaya tolak dari permukaan serat, sehingga molekul zat warna tersebut dapat
terserap menempel pada permukaan serat. Peristiwa ini disebut adsorpsi.
Tahap ketiga yang merupakan bagian yang terpenting dalam pencelupan adalah
penetrasi atau difusi zat warna dari permukaan serat kepusat. Tahap ketiga merupakan proses
yang paling lambat sehingga dipergunakan sebagai ukuran menentukan kecepatan celup.

Fiksasi
Pada pencelupan bahan tekstil dengan zat warna alam dibutuhkan proses fiksasi
yaitu proses penguncian warna setelah bahan dicelup dengan zat warna alam
agar memiliki ketahanan luntur yang baik. Ada tiga jenis larutan fixer yang biasa
digunakan yaitu tunjung (FeSO4), tawas (Al2(SO4)3, dan kapur tohor (CaCO3).
Untuk itu sebelum melakukan pencelupan kita perlu menyiapkan larutan fixer
terlebih dahulu dengan cara melarutkan 50 gram kapur tohor dalam tiap liter
air yang digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya.

2.2 Kandungan Kimia


Pacar air mengandung zat-zat kimia aktif seperti :
Daun : Tannin, Klorofil
Bunga : anthocyanins, cyanidin, delphinidin, pelargonidin, malvidin, kaempherol, quercetin.
Akar : cyanidin, mono glycosine.
Biji : saponin dan kandungan minyak seperti -spinasterol, -ergosterol, balsaminasterol,
parianaric acid, quercetin, nephthaquinon, minyak terbang, dan turunan kaempherol. Ada
juga kandungan racunnya. Oleh karena itu harus diperhatikan kontra indikasi pemakaian
(Anonymous, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Adfa pada tahun 2007, dari uji pendahuluan metabolit
sekundernya, daun pacar air mengandung : kumarin, flavonoid, kuinon, saponin dan steroid.

Bab 3
3.1 Pengenalan Jenis

Pacar air merupakan tanaman terna berbatang basah, lunak, bulat, bercabang, warna hijau
kekuningan. Pacar air biasanya ditanam sebagai tanaman hias dengan tinggi 30-80 cm. Arah
tumbuhnya tegak, percabangannya monopodial.
Daun tunggal, tersebar, berhadapan, atau dalam karangan. Bentuk daun lanset memanjang,
pinggirnya bergerigi, ujung meruncing, tulang daun menyirip. Warna daun hijau muda tanpa
daun penumpu, jika ada daun penumpu bentuknya kelenjar. Bagian bawah membentuk roset
akar. Tulang daun menyirip. Luas daunnya sekitar 2 sampai 4 inchi. Pangkal daun bergerigi
tajam, runcing. Terna ini memiliki akar serabut.
Bakal buah menumpang, beruang 4-5. Dalam satu ruangan tersebut terdapat dua atau lebih
bakal biji. Buah membuka kenyal dan termasuk buah batu dengan 5 inti. Bentuk buah
elliptis, pecah menurut ruang secara kenyal. Benihnya endospermic. Embrio akan mengalami
diferensiasi.
Tanaman ini memiliki aneka macam warna bunga. Ada yang putih, merah, ungu, kuning,
jingga, dll. Jika pacar air yang berbeda warna disilangkan, maka akan terbentuk keturunan
yang beraneka ragam. Bunga zygomorph, berkelamin 2, di ketiak. Daun kelopak 3 atau 5,
lepas atau sebagian melekat, bertaji. Daun kelopak samping berbentuk corong miring,
berwarna, dan terdapat noda kuning di dalamnya. Sedikit di atas pangkal daun mahkota
memanjang menjadi taji dengan panjang 0,2-2 cm. Daun mahkota 5, lepas. Daun mahkota
samping berbentuk jantung terbalik dengan panjang 2-2,5 cm, yang 2 bersatu dengan kuku,
yang lain lepas tidak berkuku dan lebih pendek. Ada 5 benangsari dengan tangkai sari yang
pendek, lepas, agak bersatu. Kepala sarinya bersatu membentuk tudung putih.Bunga
terkumpul 1-3. Setiap tangkai hanya berbunga 1 dan tangkainya tidak beruas. Memiliki 5
kepala putik.
3.2 Subjek & Objek
Subjek :

Kain Mori

Objek :

Tumbuhan Pacar Air

3.3 Tekhnik Pengambilan Data

Anda mungkin juga menyukai