KELOMPOK
Ketua
Rossalia Visser
Anggota
B2
(1102015213) Sekretaris
(1102015209)
: Rhea Renata A
(1102012243)
Meike Marsa
(1102015130)
(1102015142)
(1102015162)
DAFTAR ISI
SKENARIO.........................................................................................2
KATA SULIT.......................................................................................3
PERTANYAAN...................................................................................3
JAWABAN..........................................................................................4
HIPOTESIS.........................................................................................5
LEARNING OBJECTIVE...................................................................6
LO 1 Memahami dan Menjelaskan Sistem Limfatikus........................7
LI 1.1 Anatomi Organ Limfoid........................................................7
LI 1.2 Makroskopis........................................................................11
LI 1.3 Mikroskopis........................................................................12
LO. 2 Memahami dan Menjelaskan Sistem Imun..............................17
LI 2.1 Definisi Sistem Imun...........................................................17
LI 2.2 Klasifikasi Sistem Imun......................................................17
LI 2.3 Mekanisme Sistem Imun.....................................................20
LO. 3 Memahami dan Menjelaskan Antibodi....................................23
LI 3.1 Definisi Antibodi.................................................................23
LI 3.2 Klasifikasi dan sifat antibodi...............................................23
LI 3.3 Struktur Antibodi.................................................................24
LO. 4 Memahami dan Menjelaskan Antigen......................................25
LI 4.1 Definisi Antigen..................................................................25
LI 4.2 Jenis-jenis Antigen..............................................................25
LI 4.3 Sifat dan Fungsi Antigen.....................................................27
LO. 5 Memahami dan Menjelaskan Vaksin.......................................28
LI 5.1 Definisi Vaksin....................................................................28
LI 5.2 Jenis-jenis dan Fungsi Vaksin..............................................28
LI 5.3 Perbedaan Vaksin dan Imunisasi.........................................30
LO. 6 Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam tentang Vaksin31
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................33
SKENARIO
KATA SULIT
1. Vaksin: suspensi mikroorganisme (bakteri, virus, rickettsia) yang dilemahkan /
dimatikan atau suspensi protein antigenik yang berasal dari mikroorganisme
tersebut yang diberikan untuk mencegah, meringankan atau mengobati penyakit
menular.
2. Vaksinasi BCG: vaksin Galur Miobacterium bovis yang dilemahkan dan
digunakan RMI pada manusia terhadap pencegahan tuberculosis.
3. Antigen: Zat yang mampu menginduksi respon imun spesifik dan bereaksi dengan
produk-produk respon tersebut, yaitu dengan antibodi spesifik atau limfosit yang
disensitisasi secara khusus.
4. Regio Axillaris Dextra: Regio dada di sekitar fossa axillaris tubuh bagian kanan
5. Imun: Ditandai oleh pembentukan antibody humoral atau imunitas seluler dan
dihasilkan sebagai respon terhadap pajanan antigenic.
6. Regio: Tata nama anatomis umum untuk daerah tertentu
7. Nodus Limfatikus: Salah satu akumulasi jaringan limfosit yang diatur sebagai
organ limfosit yang terdiri dari korteks dan medulla berperan sebagai sumber
utama dari limfosit darah dan pembentukan antibodi.
PERTANYAAN
1. Apa saja sistem imunitas dalam tubuh ?
2. Mengapa setelah pemberian vaksin terdapat reaksi terhadap antigen?
3. Kapan pada umumnya vaksin BCG diberikan ?
4. Bagaimana mekanisme terbentuknya antibody ?
5. Material apa yang terdapat dalam vaksin ?
6. Organ apa saja yang berperan dalam sistem imun ?
7. Mengapa benjolan muncul setelah 4 minggu ?
8. Mengapa benjolan terjadi di region axillaris dextra ?
9. Bagaimana teknik dan lokasi injeksi untuk memasukkan vaksin ?
10. Siapa saja yang tidak boleh mendapatkan vaksin BCG?
11. Apa kelebihan dan kekurangan diberikannya vaksin ?
12. Apa saja respon tubuh terhadap antigen ?
13. Bagaimana memelihara imun tubuh ?
14. Apa saja jenis-jenis vaksin ?
JAWABAN
1. Limfe, limfonodus, dan organ-organ
2. Karena antigen pada vaksin dianggap sebagai zat asing oleh tubuh sehingga harus
dilawan oleh antibody
3. Pada umumnya optimal diberikan pada umur 2-3 bulan.
4. Vaksin masuk
vaksin difagosit oleh makrofag
makrofag
menyajikan antigen dan virus tersebut pada MHC class 2
merespon
limfosit sel T dan sel B untuk merekam informasi virus dan memperbanyak diri
banyak menghasilkan sel memori
limfosit sel B menstimulasi
pembentukan sel plasma
sel plasma akan membentuk antibody spesifik
terhadap antigen.
5. Material yang terkandung dalam vaksin, tergantung jenisnya.
Contoh :
-inactive vaksin : materi yang diambil dari virus yang dimatikan
-active vaksin : materi yang diambil dari virus yang dilemahkan
-
HIPOTESIS
Imunitas tubh dibangun oleh sistem imun yang terdiri dari organ-organ yaitu
Limfonodus, Lien, Tonsil, Tymus, sumsum tulang. Jika ada patogen yang masuk
akan menimbulkan reaksi respon imun misalnya pada pemberian vaksin. Pada
pemberian vaksin akan memicu terjadinya reaksi antigen antibodi dengan
mekanisme fagositosis oleh makrofag, respon limfosit B dan T, poliferasi sel
memori, hingga pembentukan sel plasma untuk membentuk antibodi spesifik.
4
Proses yang terjadi dalam tubuh ini akan menimbulkan respon seperti alergi,
demam, reaksi lokal dan reaksi regional.
LEARNING OBJECTIVE
1. Memahami dan Menjelaskan Sistem Limfatikus
1.1 Anatomi Organ Limfoid
1.2 Makroskopis
1.3 Mikroskopis
2. Memahami dan Menjelaskan Sistem Imun
2.1 Definisi Sistem Imun
2.2 Klasifikasi Sistem Imun
2.3 Mekanisme Sistem Imun
3. Memahami dan Menjelaskan Antibodi
3.1 Definisi Antibodi
3.2 Klasifikasi dan Sifat Antibodi
3.3 Struktur Antibodi
4. Memahami dan Menjelaskan Antigen
4.1 Definisi Antigen
4.2 Jenis-jenis Antigen
4.3 Sifat dan Fungsi Antigen
5. Memahami dan Menjelaskan Vaksin
5.1 Definisi Vaksin
5.2 Jenis-jenis dan Fungsi Vaksin
5.3 Perbedaan Vaksin dan Imunisasi
6. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam tentang Vaksin
o Sumsum
Tulang
Belakang
Terdapat
pada
sternum,
vertebra,
tulang
iliaka,
dan tulang
iga.
Sel
stem
hematopoetik ak
an
membentuk selsel darah.
Proliferasi dan diferensiasi dirangsang sitokin. Terdapat juga sel lemak, fibroblas
dan sel plasma. Sel stem hematopoetik akan menjadi progenitor limfoid yang
kemudian menjadi prolimfosit B dan menjadi prelimfosit B yang selanjutnya
menjadi limfosit B dengan imunoglobulin D dan imunoglobulin M (B Cell
Receptor ) yang kemudian mengalami seleksi negatif sehingga menjadi sel B naive
yang kemudian keluar dan mengikuti aliran darah menuju ke organ limfoid
sekunder. Sel stem hematopoetik menjadi progenitor limfoid juga berubah
o
o
o
o Lien / Limpa
Merupakan organ limfoid yang terbesar, lunak, rapuh, vaskular berwarna
kemerahan karena banyak mengandung darah dan berbentuk oval. Pembesaran
limpa disebut dengan splenomegali. Pembesaran ini terdapat pada keaadan
leukimia, cirrosis hepatis, dan anemia berat.
Letak : Regio hipochondrium sinistra intra peritoneal. Pada proyeksi costae 9, 10,
dan 11. Setinggi vertebrae thoracalis 11-12. Batas anterior yaitu gaster, ren
sinistra, dan flexura colli sinistra. Batas posterior yaitu diafragma, dan costae 912.
Ukuran : Sebesar kepalan tangan masing-masing individu.
Aliran darah : Aliran darah akan masuk kedaerah hillus lienalis yaitu arteri
lienalis dan keluar melalui vena lienalis ke vena porta menuju hati.
o Tonsil
Tonsil termaksud salah satu dari organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila
yaitu Tonsila Palatina, Tonsila Lingualis, Tonsila Pharyngealis. Ketiga tonsil
tersebut membentuk cincin pada saluran limf yang dikenal dengan Ring of
Waldeyer hal ini yang menyebabkan jika salah satu dari ketiga tonsila ini
terinfeksi dua tonsila yang lain juga ikut meradang.
Organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila, yaitu :
Tonsila palatina
Terletak pada dinding lateralis (kiri-kanan uvula) oropharynx dextra dan sinistra.
Terletak dalam 1 lekukan yang dikenal sebagai fossa tonsilaris dengan dasar yang
biasa disebut tonsil bed. Fossa tonsilaris dibatasi oleh dua otot melengkung
membentuk arcus yaitu arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus.
Tonsila lingualis
Adalah susunan jaringan lymphoid dibawah mukosa 1/3 posterior lidah, tidak
mempunyai papila yang menyebabkan permukaannya berbenjol-benjol tidak
teratur. Lidah diperdarahi oleh arteri lingualis, ramus tonsilaris a. Facialis dan a.
Pharyngea ascendens, vena-venanya bermuara ke vena jugularis interna.
Tonsila pharyngealis
9
LI
1.2
Sistem
oleh :
A. Lymph
Lymph
jernih yang
Makroskopis
Limfatikus ini
dibentuk
merupakan
cairan
dibawa
mengalir
dalam
pembuluh Lymph
pada
sistem
Lymphaticus. Cairan
intraselular
(cairan yang
berada di antara
rongga2) yang
masuk
ke
kapiler
lymph
dan
nantinya
akan
mengalami
filtrasi
untuk masuk ke pembuluh
lymph yang nantinya beredar/ bersirkulasi keseluruh tubuh yang kemudian akan
masuk ke pembuluh darah. Lymph seperti plasma tetapi memiliki kadar protein
yang lebih kecil. Kelenjar-Kelenjar Lymph menambahkan Lymphocytes pada
Lymph. Lymph dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot rangka (skelet)
seperti di ekstremitas inferior (disebut skeletl muscle pump), oleh otot polos dan
adanya katup untuk lymphatic yang lebih besar, jga dibantu oleh gerakan respirasi
pada pembuuh lymph di thorax, disebut dengan respiratory pump.
B. Pembuluh Lymph (kapiler Lymph, Lymphatic, Ductus Lymphaticus)
Pembuluh Lymph berdinding tipis dan mempunyai katup seperti pembuluh darah
vena. Pembuluh lymph mempunyai diameter yang berbeda-beda, mulai dari yang
paling kecil yaitu Kapiler lymph, pembuluh lyph yang lebih besa disebu
lymphatic dan pembuluh yang paing besar disebut Ductus Lymphaticus.
Kapiler Lymph berada diseluruh tubuh, kecuali susunan saraf pusat, meninges,
bola mata (kecuali conjunctiva), lobulus hepar, pulpa lien, parenkim ren dan
semua cartilago/ tulang rawan.
Ductus Lymphaticus terdiri atas 2:
Ductus Lymphaticus Dextra
Ductur Lymphaticus Dextra merupakan pembuluh lymph yang pendek. Ductus ini
menerima aliran lymph dari kepala dan leher kanan, ekstremitas superior dextra
(lengan kanan) dan thorax dextra.
10
LI 1.3 Mikroskopis
A. Pembuluh limfe.
Secara mikroskopik, pembuluh limfe terlhat lebih tipis dindingnya dan lebih luas
dan kosong lumennya dibandingkan pembuluh darah vena dan arteri. Walaupun
berjalan bersamaan. Pembuluh limfe pada mikroskopik terlihat lebih tipis karena
tidak mempunyai serat elastin yang banyak seperti pembuluh darah arteri yang
memiliki dinding yang tebal.
B. Organ-organ limfoid.
Thymus
thymus diliputi oleh jaringan ikat tipis (kapsula fibrosa) yang terdiri dari serat
kolagen dan elsatin. Memiliki suatu simpai jringan ikat yang masuk ke dalam
parenkim yang nantinya akan membagi thymus menjadi lobulus. Thymus terbagi
11
menjadi 2 lobulus, yang didalamnya terdapat cortex dan medulla and no nodus
lymphaticus. Pada bagian Cortex merupakan bagian perifir lobulus dan dipenuhi
oleh limfosit T dan beberapa sel makrofag, dengan sel retikular yang tersebar.
Pada bagian Medulla, mengandung sel retikular dan limfosit (jumlah sedikit),
terdapat badan hassal tersusun dari sel retikular epitel gepeng konsentris yang
mengalami degenerasi hialin dan mengandung granula keratohialin.
12
Lien
Lien berwarna merah tua karena banyak mengandung darah. Lien dibungkus oleh
kapsula fibrosa tebal, bercabang cabang ke dalam lien sebagai trabekula,
keduanya merupakan jaringan ikat padat. Lien dibentuk oleh jaringan retikular
yang mengandung sel limfoid, makrofag dan Antigen Presenting cell. Dibungkus
oleh simpai jaringan ikat padat yang menjulur (trabekula) yang membagi
parenkim atau pulpa lien menjadi kompartemen yang tidak sempurna, tidak
terdapat pembuluh limfe, terdapat arteri dan vena trabekularis.
Pulpa lien terbagi menjadi dua bagian yaitu :
- Pulpa alba/putih
Terdapat nodulus limfatikus (terdapat banyak limfosit B) dan arteri
sentralis/folikularis yang dikelilingi oleh sel-sel limfoid terutama sel limfosit T
dan membentuk selubung periarteri. Pulpa alba dan pula rubra dibatasi oleh zona
marginalis. Zona marginalis terdapat sinus dan jaringan ikat longgar dalam jumlah
yang banyak. Sel limfosit (jumlah yang sedikit) dan makrofag aktif (jumlah yang
banyak). Banyak terdapat antigen darah yang berperan dalam aktivitas imunologis
limpa.
- Pulpa rubra/merah
Merupakan jaringan retikular dengan korda limpa (diantara sinusoid) yang terdiri
dari sel dan serat retikular (makrofag, limfosit, sel plasma, eritrosit, trombosit, dan
granulaosit).
Fungsi limpa :
- Pembentukan limfosit. Dibentuk dalam pulpa alba, menuju ke pulpa rubra dan
masuk dalam aliran darah
- Destruksi eritrosit. Oleh makrofag dalam korda pula merah
- Pertahanan organisme. Oleh karena kandungan limfost T, limfosit B, dan Antigen
Presenting cell
13
Tonsil
Tonsil lingualis
Terdapat pada 1/3 bagian posterior lidah, tepat dibelakang papila sirkumvalata,
bercampur dengan muskular skelet. Limfonodulus umumnya mempunyai
germinal center yang umumnya terisi limfosit dan sel plasma.
Tonsil palatina
Tonsila palatina tidak terdapat muskular dan pada kriptus banyak terdapat debris
yang
14
Tonsila
lingualis
a.
b.
1.
2.
yang sehat dan siap mencegah mikroba yang masuk ke dalam tubuh dengan cepat
menyingkirkannya. Imunitas non spesifik ini dikatakan nonspesifik karena tidak
menyingkirkan mikroba tertenu dan sudah ada sejak lahir. Sistem tersebut
merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba
dan dapat memberikan respon langsung.
Pertahanan fisik / mekanik
Dalam sistem pertahanan fisik atau mekanik, kulit, selaput lendir, silia saluran
nafas, batuk dan bersin merupakana garis pertahanan terdepan terhadap infeksi.
Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yang utuh tidak
dapat di tembus kebanyakan mikroba.Kulit yang rusak akibat luka bakar dan
selaput lendir saluran nafas yang rusak oleh asap rokok akan meningktakan resiko
infeksi.
Pertahanan larut
Pertahanan biokimia
Kebanyak mikroba tidak dapat menembus kulit yang sehat, namun beberapa dapat
masuk kedalam tubuh melalui kelenjar sebaseus dan folikel rambut. Ph asam
keringat dan sekresi sebaseus, berbagai asam lemak yang dilepaskan kulit
mempunyai efek denaturasi terhadapa protein membran sel sehingga dapat
mencegah infeksi yang dapat terjadi melalui kulit.
Lisozim dalam keringat, ludah, air mata, air susu ibu , melindungi tubuh terhadap
berbagai kuman positif gram, oleh karena dapat menghancurkan lapisan
peptidoglikan dinding bakteri. Air susu ibu juga mengandung laktooksidase dan
asam neraminik yang mempunyai sifat antibakterial terhdapa e.coli dan stafilokok.
Saliva mengandung enzim seperti laktooksidase yang merusak dinding sel
mikroba dan menimbulkan kebocoran sitoplasma dan juga mengandung antibodi
serta komplemen yang dapat berfungsi sebagai opsonin dalam lisis sel mikroba.
Asam Hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik, antibodi dan empedu
dalam usus halus membantu menciptkan lingkungan yang dapat mencegah
infeksi dari mikroba. Ph yang rendah dalam vagina, spermin dalam smen dan
jaringan lain dampat mencegah tumbuhnya bakteri gram positif. Pembilasan oleh
urin dapat menyingkirkan kuman patogen. Laktoferin dan transferin dalam
serum,mengikat besi yang merupakana metabolit esensial untuk hidup beberapa
jenis mikroba seperti pseudumonas.
Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas (enzim dan antibodi) dan telinga
berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimiawi.Mukus yang kental
melindungi sel epitel mukosa dapat menangkap bakteri dan bahan lainnya yang
selanjutnya dikeluarkan oleh gerakan silia. Polusi, asap rokok, alkohol dapat
merusak mekanisme tersebut sehingga memudahkan terjadinya infeksi
oportunistik.
Pertahanan humoral
Sistem imun nonspesifik menggynakan berbagai molekul larut.Molekul larut
tertentu diproduksi di tempat infeksi atau cedera dan berfungsi lokal.
Komplemen
Bebagai bahan dalam sirkulasi seperti lektin, interferon , CRP dan komplemen
berperan dalam pertahanan humoral.Serum normal dapat memusnahkan dan
mengahncurkan beberapa bakteri gram negatif atas kerjasama antara antibodi dan
komplemen yang ditemukan dalam serum normal. Komplemen rusak pada
pemanasan 56 derajat celcius selama 30 menit. Komplemen terdiri atas sejumlah
16
besar protein yang bila diaktifkan akan memberika proteksi terhadapa infeksi dan
berperan dalam respons inflamasi.Komplemen berperan sebagai opsonin yang
meningkatkan fagosistosis, sebagai faktor kemotaktik dan juga menimbulkan
destruksi/lisis bakteri dan parasit. Antibodi dengan bantuan komplemen dapat
menghancurkan membran lapisan lipopolisakarida dinding sel.Bila lapisan LPS
melemah , lisozim, mukopeptida daalm serum dapat masuk menembus membran
bakteri dan menghancurkan lapisan mukopeptida.
Protein fase akut
Selama fase akut infeksi, terjadi perubahan pada kadar beberapa protein dalam
serum yang disebut APP. Yang akhir merupakan bahan antimikrobial dalam serum
yang meningkat dengan cepat setelah sistem imun nonspesifik diaktifkan.Protein
yang meningkat atau menurun selama fase akut disebut juga APRP yang berperan
dalam pertahanan dini.Aprp diinduksi oleh sinyal yang berasal dari tempat cedera
atau infeksi melalui darah.Hati merupakan tempat sintesis APRP.
a.
C-Reactive Protein
b.
Lektin
c.
Protein fase akut lain
Mediator asal fosfolipid
Metabolisme fofolipid diperlukan untuk produksi prostaglandin dan
leukotrin.Keduanya meningkatkan respons inflamsi melalui peningkatan
permeabilitas vaskular dan vasodilatasi.
Sitokin IL-1, IL-6, TNF-
Selama terjadi infeksi , produk bakteri seperti Lipopolisakarida mengaktifkan
makrofag dan sel lain untuk memproduksidan melepaskan berbagai sitokin seperti
IL-1 yang merupakan pirogen endogen,TNF- dan IL-6.Ketiga sitokin tesebut
disebut sitokun proinflamasi, merangsang hati untuk mensintesis dan melepas
sejumlah
3. Pertahanan seluler
Fagosit,sel NK, sel mast dan eosinofil berperan dalam sistem imun nonspesifik
seluler.Sel-sel Imun tersebut dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan.
Contoh sel yang dapat ditemukan dalam sirkulasi adalah neutrofil ,
eosinofil,basofil, monosit, Sel T, sel B, Sel NK, sel darah merah dan trombosit.
2.2.2 Sistem Imun spesifik
18
Tahapan terakhir ini terdiri atas peningkatan respons imun baik melalui aktivasi
komplemen jalur klasik maupun peningkatan kemotaksis, opsonisasi dan
fagositosis. Sel makrofag dan limfosit T terus memproduksi faktor yang
selanjutnya akan meningkatkan lagi respons inflamasi melalui ekspresi molekul
adesi pada endotel serta merangsang kemotaksis, pemrosesan antigen,
pemusnahan intraselular, fagositosis dan lisis, sehingga infeksi dapat teratasi.
Respons imun yang terkoordinasi yang melibatkan sel T, antibodi, sel makrofag,
sel PMN, komplemen dan pertahanan nonspesifik lainnya akan terjadi pada
kebanyakan penyakit infeksi.
IgA
IgM
IgD
IgE
20
Sifat utama
Paling banyak
ditemukan
dalam
cairan
tubuh terutama
ekstravaskular
untuk
memerangi
mikroorganisme
dan toksinnya
Ig
utama
dalam
sekresi
seromukosa
untuk
menjaga
permukaan
luar tubuh
Aglutinator
yang sangat
efektif.
Diproduksi
dini
pada
respons
imun.
Pertahanan
terdepan
terhadap
bakteremia
Fungsi
Opsonisasi
ADCC
Imunitas
neonatal
Mengikat
komplemen
Opsonin
baik
Ikatan sel
Mononuklear
Limfosit
Neutrofil
Trombosit
Ditemukan
dalam
sekresi
(asam
lambung).
Proteksi
terhadap
mukosa
disekresi
dalam
air
susu
Limfosit
Neutrofil
Limfosit
Reseptor
Reseptor sel sel B
B
Sel mast
Basofil
Limfosit
++
++
+
-
+++
-
+++
+++
Fiksasi
komplemen
Klasik
Alternatif
Lewat plasenta
Sensitisasi
sel
mast dan basofil
Ikatan
dengan
makrofag
dan
polimorfisme
Umumny
a
ditemuka
n pada
permuka
an
limfosit
Pengerah
an agens
anti
mikrobia
l.
Meningk
at pada
infeksi
parasit.
Berperan
pada
gejala
alergi
atopi
Menimb
ulkan
alergi,
syok
anafilaks
is.
Pertahan
an
terhadap
parasit.
Ada 2 jenis rantai ringan (kappa dan lambda) yang terdiri atas 230 asam amino
serta 5 jenis rantai berat yang tergantung pda kelima jenis imunoglobulin, yaitu
IgM, IgG, IgE, IgA, dan IgD. Rantai berat terdiri atas 450-600 asam amino,
sehingga berat dan panang rantai berat tersebut dua kali rantai ringan.
Berikut contohnya :
IgG
: Komponen utama imunoglobulin serum, dengan berat molekul
160.000 Terdiri dari dua rantai L dan dua rantai H yang dihubungkan oleh ikatan
disulfida (rumus molekul ). IgG terdiri dari 4 kelas yaitu IgG1,IgG2,IgG3,IgG4.
iGg4 dapat di ikat oleh sel mast dan basofil.
IgM : Imunoglobin utama yang dihasilkan pada awal respon imun primer yang
terdiri dari lima unit (masing-masing serupa dengan satu unit IgG) dan satu
molekul rantai J (joining).
IgA
: Jumlahnya sedikit dalam terum tetapi banyak pada IgA sekretori
seperti pada susu,saliva dan air mata serta pada sekresi saluran pernafasan dan
genital. Setiap molekul IgA sekreotip(BM 400.00) terdiri dari dua unit dan satu
molekul rantai J dan komponen sekreotip.komponen sel sekreotip adalah suatu
protein yang berasal dali pemecahan reseptor poli-Ig.
IgE
: IgE ditemukan sangat sedikit didalam serum. IgE mudah di ikat
mastosit,basofil,eosinofil,makrofag dan trombosit yang pada permukaannya
memiliki reseptor untuk fraksi Fc dari IgE.
IgD
: Ditemukan dengan kadar yang sangat rendah dalam darah (1%
imunoglobulin dalam serum).IgD tidak mengikat komplemen .
Epitop
Unideterminan, multivalen
Unideterminan, univalen
22
Multideterminan, multivalen
No Spesifisitas
No Ketergantungan terhadap
sel T
Sifat kimiawi
1 1 Heteroantigen
Dimiliki
spesies oleh sel T
T dependen
Perlubanyak
pengenalan
terlebih
dahulu
untuk
2
Xenoantigen
Hanya dimiliki spesies tertentu
menimbulkan respons antibodi.
3
Aloantigen (isoantigen)
Spesifik
untuk individu
Kebanyakan
antigendalam
proteinsatu
yang
spesies
termasuk golongan ini
4 2 Antigen
organ spesifik
Hanya
dimilikinorgan
T independen
Merangsang
sel Btertentu
tanpa bantuan
sel T untuk membentuk antibodi.
Golongan ini kebanyakan berupa
5
Autoantigen
Dimiliki alat tubuh sendiri
molekul besar polimerik yang
dipecah dalam tubuh secara
perlahan, misal polisakarida,
ficoll, dekstran, levan dan flagelin
polimerik bakteri
No
1
Hidrat arang (polisakarida)
Umumnya
imunogenik.
Glikoprotein permukaan sel banyak
mikroorganisme,
menimbulkan
respons imun terutama pembentukan
antibodi. Contoh lainnya adalah
respons imun yang ditimbulkan
golongan darah ABO, sifat antigen
dan spesifisitas imunnya berasal dari
polisakarida pada permukaan sel
darah merah
2
Lipid
Tidak imunogenik, tapi menjadi
imunogenik bila diikat protein
pembawa. Dianggap sebagai hapten,
contohnya sfingolipid
3
Asam nukleat
Tidak imunogenik, tapi dapat
menjadi imunogenik bila diikat
protein molekul pembawa. DNA
heliksnya
biasanya
tidak
imunogenik. Imun terhadap DNA
terjadi pada penderita LES
4
Protein
Kebanyakan imunogenik dan pada 23
umumnya multideterminan dan
univalen
4.3.2
Merangsang respon imun, secara spesifik antigen dapat merangsang sel B atau sel
T atau keduanya.
Berinteraksi dengan produk respons imun (antibodi dan/ T-cell receptor).
Menginduksi baik respon imun dan bereaksi dengan produknya. (antigen lengkap)
.
Sifat
Immunogenitas yang dapat merangsang pembentukan antibody khusus dan
kreativitas yang dapat bereaksi khusus. Tidak mudah hancur dan terurai oleh
cairan-cairan tubuh (darah, dll).
Selalu merupakan protein yang mempunyai berat molekulnya lebih dari 10.000
protein.
LO. 5 Memahami dan Menjelaskan Vaksin
LI 5.1 Definisi Vaksin
Vaksinasi atau Imunisasi adalah produser untuk meingkatkan derajat imunitas
tubuh, memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respons memori
terhadap patogen tertentu / toksin dengan menggunakan preparat antigen
nonvirulen / nontoksin.
LI 5.2 Jenis-jenis dan Fungsi Vaksin
Jenis Vaksin
Penyakit
Keuntungan
Kerugian
Vaksin hidup
Campak,
parotitis, Polio,
Virus
rota,
rubella,
varisella, yellow
fever,
tuberculosis.
Respon
imun
kuat,
sering
seumur hidup
dengan
beberapa dosis.
Memerlukan
alat pendingin
untuk
menyimpan dan
dapat berubah
menjadi bentuk
virulen.
Kolera,
influenza,
Vaksin
yang hepatitis A, pes,
berisi
mikro rabies,
polio
organisme tak (salk).
hidup
namun
masih terdapat
antigen
yang
dapat
merangsang
Stabil,
aman
disbanding
vaksin
hidup,
tidak
memerlukan alat
pendingin.
Respon
imun
lemah, biasanya
diperlukan
suntikan
booster.
Vaksin
yang
berisi
mikro
organisme hidup
namun
dilemahkan atau
di buat avirulen.
Vaksin mati
24
antibody.
Toksoid
Vaksin
yang
mengandung
toksin
bakteri
yang
diinaktifkan
dengan
formalin.
Difteri, tetanus
Respon
imun
dipacu
untuk
mengenal toksin
bakteri.
Subunit.
Hepatitis
B, Antigen spesifik Sulit
untuk
pertussis,
menurunkan
dikembangkan.
Vaksin
yang S.pneumoni.
kemungkinan
menggunakan
efek samping.
bagian terbaik
dari
antigen
untuk
merangsang
system imun.
Konjugat
25
Vector
rekombinan.
26
itu
membolehkan
suatu
yang
dilarang
Namun kaidah ini harus memenuhi dua persyaratan: tidak ada pengganti lainya
yang boleh (mubah/halal) dan mencukupkan sekadar untuk kebutuhan saja.
Oleh karena itu, al-Izzu bin Abdus Salam mengatakan : Seandainya seorang
terdesak untuk makan barang najis maka dia harus memakannya, sebab kerusakan
jiwa dan anggota badan lebih besar daripada kerusakan makan barang najis.
Kemudahan Saat Kesempitan
Sesungguhnya syariat islam ini dibangun di atas kemudahan. Banyak sekali dalildalil yang mendasari hal ini, bahkan Imam asy-Syathibi mengatakan: Dalil-dalil
tentang kemudahan bagi umat ini telah mencapai derajat yang pasti.
Semua syariat itu mudah. Namun, apabila ada kesulitan maka akan ada tambahan
kemudahan lagi. Alangkah bagusnya ucapan Imam asy-Syafii tatkala berkata :
Kaidah syariat itu dibangun (di atas dasar) bahwa segala sesuatu apabila
sempit maka menjadi luas.
28
DAFTAR PUSTAKA
Abdul abbas K, Andrew H., Shiv Pillai. 2014.Basic immunology: functions and
disorders of the immune system 4th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier Inc.
Baratawidjaja KG, Rengganis I. 2014. Imunologi Dasar Edisi 11. Jakarta: FKUI.
F. Paulsen, J. waschke. 2011.Sobotta Atlas of Human Anatomy
15th.Elsevier:Germany
Victor P. Eroschenko.2008.Di Fiore's atlas of histology with functional
correlations 11th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
https://muslim.or.id/7073-pro-kontra-hukum-imunisasi-dan-vaksinasi.html
[diakses pada tanggal 01-05-2016, pukul 17:33]
http://www.vaccines.gov/more_info/types/ [diakses pada tanggal 01-05-2016,
pukul 13:07]
29