Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Nyeri kepala Migren adalah suatu sindrom nyeri rekuren episodik, yang sekarang
di klasifikasikan menjadi tiga tipe: migren tanpa aura, migren dengan aura, dan varian
migren (migren retina, migren oftalmoplegik,migren hemiplegik familial dan confusional
migraine pada anak) (Sylvia, 2003). Masalah yang diakibatkan oleh nyeri kepala mulai
dari gangguan pada pola tidur, pola makan, depresi sampai kecemasan. Nyeri kepala atau
cephalgia adalah suatu rasa nyeri atau rasa yang tidak enak pada daerah kepala, termasuk
meliputi daerah wajah dan tengkuk leher (Perdossi, 2013).
Menurut International Headache Society (2004), migren adalah nyeri kepala
dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya unilateral, sifatnya
berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat dan diperhebat oleh aktivitas, dan
dapat disertai mual, muntah, fotofobia dan fonofobia. Klasifikasi The International
Headache Society (IHS) pada tahun 2013 membagi nyeri kepala menjadi dua kategori
utama: primer dan sekunder Kemudian, nyeri kepala primer dapat dibedakan menjadi
tiga, antara lain: (1) migren, (2) nyeri kepala karena tegang / tension-type headache, (3)
Cluster headache.
Nyeri kepala migren merupakan keluhan klinis yang sering dihadapi oleh dokter
dalam praktik sehari-hari. Migren dapat menyebabkan disabilitas bagi pasien,
keluarganya, dan masyarakat (Fernández-de-Las-Peñas et al., 2010). Menurut Migal dkk.,
2004, migren merupakan nyeri kepala primer yang memberatkan serta sering
disalahpahami, kurang terdiagnosis, dan kurang penanganan dalam praktik klinis.
Laporan WHO menunjukkan bahwa 3000 serangan migren terjadi setiap hari untuk setiap
juta dari populasi di dunia (WHO, 2001). Serangan migren pertama kebanyakan dialami
pasien pada 3 dekade pertama kehidupan dan angka kejadian tertinggi didapatkan pada
usia produktif, yaitu pada rentang usia 25-55 tahun (Lipton, et al., 2003). Biasanya
penderita migren juga memiliki riwayat penyakit tersebut pada keluarganya (Silberstein,
2007).
Pada penelitian di sebuah rumah sakit di Shiraz, Iran tahun 2008 yang melibatkan
1023 petugas kesehatan didapatkan prevalensi migren lebih tinggi pada perempuan yaitu
97%. Migren lebih umum terjadi pada umur 30-39. Pada petugas rumah sakit dengan
kerja lembur didapatkan persentase migren sebesar 53%. Dan pada petugas dengan
kekurangan tidur didapatkan persentase migren sebesar 7.2%. (Seyyed Mohammad,2009)
Pada penelitian yang dilakukan pada perawat di Sekolah Keperawatan, University
of North Carolina di Chapel Hill dan Pharmacoeconomic dari 2996 responden
menunjukkan bahwa 42% (n = 1245) melaporkan mengalami sakit kepala parah dalam
periode 12 bulan. Menurut kriteria International Headache Society (IHS), 17% dari
sampel (n = 495) digolongkan memiliki migren. Migren mengalami penurunan kualitas
kerja dan kualitas hidup dibandingkan dengan sakit kepala berat dan kelompok sakit
kepala nonmigraine . (Carol F. Durham,1998)
Pada penelitian yang dilakukan oleh M. Batolini,et al di sebuah rumah sakit yang
melibatkan 639 pekerja rumah sakit dari September 2013 hingga Februari 2014,
didapatkan 377 subjek mengeluh sakit kepala, tetapi hanya 99 dari mereka merujuk
gejala konsisten dengan migrain dengan atau tanpa aura. Dalam subkelompok ini, 16
(2,7%) adalah dokter, 53 (8,8%) adalah perawat, 3 (0,5%) adalah operator sanitasi, 6
(1%) adalah teknisi, 14 (2,3%) adalah karyawan administrasi, dan 8 (1,3% ) Mencakup
posisi lain. Penelitian ini dilakukan dengan kuesioner yang mencakup tes ID-migrain (tes
tiga-pertanyaan yang divalidasi untuk merumuskan diagnosis
migrain).(M.Bartolini,2014)
Pada penelitian yang dilakukan di rumah sakit University Hospital of Ancona
yang melibatkan 502 pegawai rumah sakit (dokter, perawat, teknisi, pegawai
administrasi) didapatkan hasil 216 pasien mengaku mengalami sakit kepala (43.1%) dan
77 pasien di diagnosis menderita migren (15.4%) pada evaluasi rumah sakit. (G.
Viticchi,2014)

Sampai saat ini, belum ada data nasional seberapa besar penyakit migrain di
Indonesia. Pada tahun 2011–2012 telah dilakukan suatu studi kohor faktor risiko penyakit
tidak menular oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI dengan subjek penelitian
sekitar 5000 orang. Salah satu variabel yang didata adalah adanya migrain.
1.2 Rumusan Masalah
Migren merupakan penyebab nyeri kepala primer kedua setelah Tension Type
Headache (TTH). Migren merupakan masalah yang sering dijumpai pada petugas rumah
sakit . Dari penelitian yang sudah dilakukan pada berbagai negara, didapatkan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya migren pada perawat adalah gangguan pola
tidur, aktivitas fisik dan kelelahan serta stress kerja. Di Jakarta sendiri belum ada
penelitian mengenai prevalensi migren pada perawat di bangsal rawat inap. Maka dari itu
dilakukan penelitian ini untuk mengetahui gambaran migren pada perawat bangsal rawat
inap di RSUD Kelas B Kabupaten Subang serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.3 Pertanyaan Penelitian


1. Bagaimana gambaran migren pada perawat bangsal rawat inap di RSUD Kelas
B Kabupaten Subang?
2. Bagaimana pengetahuan perawat bangsal rawat inap RSUD Kelas B Kabupaten
Subang tentang migren?
3. Apa faktor-faktor pencetus terjadinya migren pada perawat bangsal inap di
RSUD Kelas B Kabupaten Subang ?
4. Bagaimana pandangan islam mengenai faktor-faktor Pencetus Kejadian Migren
pada Perawat Bangsal Rawat Inap RSUD Kelas B Kabupaten Subang?

1.4 Tujuan Penelitan


Tujuan umum:
Mengetahui angka gambaran dan faktor-faktor yang mencetuskan kejadian migren
pada Perawat bangsal rawat inap di RSUD Kelas B Kabupaten Subang

Tujuan khusus:

1. Mengetahui gambaran migren pada perawat bangsal rawat inap di RSUD


Kelas B Kabupaten Subang
2. Mengetahui pengetahuan perawat bangsal rawat inap RSUD Kelas B
Kabupaten Subang mengetahui tentang migren
3. Mengetahui faktor – faktor pencetus terjadinya migren pada perawat bangsal
rawat inap di RSUD Kelas B Kabupaten Subang
4. Mengetahui faktor - faktor pencetus terjadinya migren pada perawat bangsal
rawat inap di RSUD Kelas B Kabupaten Subang menurut pandangan islam

1.5 Manfaat Penelitian


1 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai migren serta memenuhi
salah satu persyaratan kelulusan sebagai sarjana kedokteran di Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
2 Bagi Universitas YARSI
Penelitian ini merupakan bahan masukan bagi civitas akademika Universitas
YARSI dan memperkaya perbendaharaan penelitian di Universitas YARSI.
3 Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu sumber informasi mengenai
kewaspadaan migren ditinjau dari kedokteran dan Islam.

4. Bagi Rumah Sakit


1. Sebagai bahan evaluasi dan pengembangan strategi rumah sakit akan
prevalensi dan faktor faktor yang dapat memicu timbulnya migren pada
pekerja kesehatan/rumah sakit khususnya perawat
2. Untuk Perawat agar mengetahui faktor faktor apa saja yang dapat
menimbulkan migren sehingga dapat melakukan upaya pencegahan agar
dapat terhindar dari migren
BAB V

FAKTOR-FAKTOR PENCETUS KEJADIAN MIGREN PADA PERAWAT


BANGSAL RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B
KABUPATEN SUBANG DITINJAU DARI PANDANGAN ISLAM

5.1. Kesehatan menurut Pandangan Islam

Kesehatan merupakan salah satu rahmat dan karunia Allah yang sangat besar
yang diberikan kepada umat manusia, karena kesehatan adalah modal pertama dan utama
dalam kehidupan dan kehidupan manusia. Tanpa kesehatan manusia tidak dapat
melakukan kegiatan yang menjadi tugas serta kewajibannya yang menyangkut
kepentingan diri sendiri, kelurga dan masyarakat mapun tugas dan kewajiban
melaksanakan ibadah kepada allah swt.
Selain merupakan rahmat dan karunia Allah Swt kesehatan merupakan amanah
yang wajib kita syukuri dengan cara menjaga, memellihara, merawat dan harus dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk hal-hal yang diridhoi Allah Swt. Mensyukuri nikmat
kesehatan berarti menjadikan kesehatan sebagai modal utama dalam melaksankan serta
meningkatkan amal shaleh dan ketaatan kepada Allah Swt.
Sehat biasanya diartikan sebagai suatu keadaan yang baik bagi seluruh anggota
tubuh, dan dapat menjalankan fungsinya. Dalam Munjid al-Thulab, Fu’ad Ifram al-
Bustamy berpendapat bahwa sehat adalah hilangnya penyakit, dan berarti pula sesuatu
yang terbebas, dan selamat dari segala yang tercela.
Kesehatan biasanya juga mempunyai dua pengertian, yaitu kesehatan jasmani
yang kemudian diistilahkan dengan kata as-shihah, dan kesehatan rohani yang
diistilahkan dengan kata afiat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata afiat
dipersamakan dengan kata as-shihah. Afiat diartikan sebagai sehat dan kuat, sedangkan
as-shihah diartikan sebagai keadaan baik pada segenap badan serta bagian-bagiannya
bebas dari sakit. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sehat merupakan lawan dari sakit, dan
afiat diartikan sebagai sehat yang sempurna (al- shihah al-tammah) dan berati pula kuat
dan tegap. (Fuadi Husin, Achmad.2014)

Kata as-shihah dan al-afiyah tidak disebutkan dalam al-Qur’an. Namun, sering
disebutkan dalam hadist dan do’a-do’a diantaranya:
hadis Rasulullah saw, yang berbunyi:
“Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena tidak
diperhatikan), yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Al-Bukhari)

As-syifa
As-syifa secara bahasa diartikan sebagai sebagai suatu keadaan yang mendekati
pada sesuatu, dan pada umunya diartikansebagai kesembuhan karena mendekati pulih
seperti sebelum sakit. Kata ini diungkapkan dalam al-Qur’an sebanyak 8 kali,
diantaranya:
Allah SWT berfirman:

‫َو ن ُن َِّز ُل ِّم َن الْ ق ُ ْر آ ِّن َم ا ه ُ َو ِّش ف َ ا ءٌ َو َر ْح َم ة ٌ لِّ ل ْ ُم ْؤ ِّم ن ِّ ي َن ۙ َو ََل ي َ ِّز ي د ُ الظ َّ ا ل ِّ ِّم ي َن إ ِّ ََّل‬
‫َخ سَ ا ًر ا‬

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra (17); 82).

AL-Quwwah (kekuatan)
Fungsi penciptaan manusia di dunia untuk menjadi khlafah di muka bumi dan
beribadah kepada Allah. Namun, dua fungsi penciptaan manusia ini tidak akan terwujud
dengan sempurna tanpa adanya kesehatan yang mendukungnya. oleh karena itu,
Rasulullah bersabda: “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi Allah
daripada mukmin yang lemah” (HR. Muslim). Dan tentunya di dalam al-qur’an pun
dijelaskan tentang masalah kesehatn dengan istilah al-quwwah atau kekuatan,
Sebagaimana Allah SWT berfirman:

ِّ َّ‫ط الْ َخ ي ْ ِّل ت ُ ْر ِّه ب ُو َن ب ِّ هِّ عَ د َُّو َّللا‬


ِّ ‫َو أ َ ِّع د ُّوا ل َ هُ ْم َم ا ا سْ ت َط َ ع ْ ت ُ ْم ِّم ْن ق ُ َّو ة ٍ َو ِّم ْن ِّر ب َ ا‬
ْ َ ‫َو عَ د َُّو ك ُ ْم َو آ َخ ِّر ي َن ِّم ْن د ُو ن ِّ ِّه ْم ََل ت َعْ ل َ ُم و ن َ هُ مُ َّللاَّ ُ ي َ عْ ل َ ُم هُ ْم ۚ َو َم ا ت ُنْ فِّ ق ُوا ِّم ْن ش‬
‫ي ٍء‬
‫ف إ ِّ ل َ ي ْ ك ُ ْم َو أ َن ْ ت ُ ْم ََل ت ُظْ ل َ ُم و َن‬
َّ ‫ف ِّ ي س َ ب ِّ ي ِّل َّللاَّ ِّ ي َُو‬

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan
itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu
nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu
tidak akan dianiaya (dirugikan).”(QS. Al-Anfal/8; 60).
Betapa besar perhatian islam terhadap masalah kesehatan dapat dilihat pula dari
tuntunan mengenai cara mendapatkan makanan, mengolah dan memakannya. Islam
memrintahkan manusia untuk memperoleh makanan dengan cara yang sah dan hahal.
Jika seseorang makan atau minum hendaknya tidak berlebihan. Islam menetapkan
adanaya beberapa jenis makanan dan minuman yang dihramkan karena dapat
membahayakan kesahatan jasmani, rohani dan akal pikiran.

Salah satu cara yang diajarkan oleh islam untuk meraih kesehatan adalah dengan
mengatur pola makan yang baik. Ajaran islam dalam mengelola makan itu ada beberapa
hal, diantaranya:

Mengonsumsi makanan yang halal dan baik


Allah SWT berfirman:

‫ب ِّح ٌّل ل َ ك ُ ْم َو ط َ ع َ ا ُم ك ُ ْم ِّح ٌّل‬ َ ‫ت ۖ َو ط َ ع َ ا مُ ال َّ ِّذ ي َن أ ُو ت ُوا ال ْ ِّك ت َا‬ ُ ‫الْ ي َ ْو مَ أ ُ ِّح َّل ل َ ك ُ مُ الط َّ ي ِّ ب َ ا‬
‫ب ِّم ْن‬ َ ‫ت ِّم َن ال َّ ِّذ ي َن أ ُو ت ُوا ال ْ ِّك ت َا‬ َ ‫ت َو الْ ُم ْح‬
ُ ‫ص ن َا‬ ِّ ‫ت ِّم َن ال ْ ُم ْؤ ِّم ن َا‬ ُ ‫ل َ هُ ْم ۖ َو ال ْ ُم ْح صَ ن َا‬
ۗ ‫ص ن ِّ ي َن غَ يْ َر ُم سَ ا ف ِّ ِّح ي َن َو ََل ُم ت َّ ِّخ ِّذ ي أ َ ْخ د َ ا ٍن‬ ِّ ‫ور ه ُ َّن ُم ْح‬ َ ‫ج‬ ُ ُ ‫ق َ بْ ل ِّ ك ُ ْم إ ِّ ذ َ ا آ ت َيْ ت ُ ُم و ه ُ َّن أ‬
‫س ِّر ي َن‬ِّ ‫اْل ِّخ َر ة ِّ ِّم َن ال ْ َخ ا‬ ْ ‫اْل ي َم ا ِّن ف َ ق َ د ْ َح ب ِّ طَ ع َ َم ل ُ ه ُ َو ه ُ َو ف ِّ ي‬ ِّ ْ ِّ ‫َو َم ْن ي َ كْ ف ُ ْر ب‬

“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-
orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi
mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-
wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-
orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka
dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula)
menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak
menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat
termasuk orang-orang merugi.” (Q.S Al-Maidah (5) : 5)
Tidak berlebihan dalam makan dan minum.
Allah SWT berfirman:

ُ ‫خ ذ ُوا ِّز ي ن َ ت َك ُ ْم ِّع نْ د َ ك ُ لِّ َم س ِّْج ٍد َو ك ُ ل ُوا َو ا شْ َر ب ُوا َو ََل ت ُس ِّْر ف ُوا ۚ إ ِّ ن َّ ه‬ ُ َ‫ي َ ا ب َ ن ِّ ي آ د َ م‬
‫ب ال ْ ُم س ِّْر ف ِّ ي َن‬ُّ ‫ََل ي ُِّح‬

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S Al-Araf (7) : 31)

Penyakit yang menimpa seseorang selalu dirasakan sebagainsesuatu yang


menyusahkan. Untuk menghindarinya, sebaiknya mengamkbil langkah pencegahan.
Untuk menegarkan betapa pentingnya upaya pencegahan penyakit. Islam memberikan
tuntunan sebagaimana sikap tegar yang ditunjukan Rasulallah SAW. Dengan
memerintahkan umatnya agar menghindarkan diri dari penyakit dan mengisolasikan diri
pada saat terkena penyakit menular agar orang-orang lain tidak ketularan penyakit
tersebut. Rasulallah SAW bersabda
Artinya :”At-Tha’un (penyakit menular) adalah na’jis yang dikirimkan kepada suatu
golongan dari golongan orang israil dan kepada orang-orang sebelummu. Maka apabila
kamu mendengar penyakit menular tersebut terjangkit disuatu tempat, janganlah kamu
memasuki daerah tersebut . dan apabila di suatu tempat berjangkit penyakit menular
tersebut sedang kamu sedang kamu berada di dalamnya janganlah kamu keluar atau lari
dari padanya.”(HR. Bukhari dan Muslim).

Penjagaan diri pada waktu sehat, lebih baik dari pada pengobatan pada waktu
sakit. Allah SWT. Melarang manusia membiarkan dirinya binasa. Sunnah nabi pada
riwayat para sahabat menunjukan berbagai upaya untuk melakukan tindakan pencegahan
penyakit seperti di nyatakan dalam Al-Quran serta beberapa hadist Rasulallah SAW.
Allah SWT berfirman :
ِّ ‫َو أ َن ْ فِّ ق ُوا ف ِّ ي س َ ب ِّ ي ِّل َّللاَّ ِّ َو ََل ت ُلْ ق ُوا ب ِّ أ َيْ ِّد ي ك ُ ْم إ ِّ ل َ ى ال ت َّ ْه ل ُ كَ ِّة ۛ َو أ َ ْح‬
ُّ ‫س ن ُوا ۛ إ ِّ َّن َّللاَّ َ ي ُِّح‬
‫ب‬
ِّ ‫الْ ُم ْح‬
‫س ن ِّ ي َن‬

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu


menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”(Q.S Al-Baqarah (5) :
195)
Nabi juga bersabda:

Artinya :” tutuplah bejana dan tempat minummu, sebab sesungguhnya dalam setahun
ada stu malam waktu wabah penyakit diturunkan. Bila wabah itu lewat sedang makanan
atau minuman terbuka, maka wabah tersebut akan masuk kedalamnya”(HR. Ahmad dan
Muslim).

Bila setiap orang diharuskan memelihara kesehatan , maka berusaha mencegah


timbulnya penyakit merupakan keharusan pula, sepertinya halnya upaya memberikan
sentuhan kekebalan (imunisasi) kepada ibu hamil, bayi, dan anak. Imunisasi memberikan
perlindungan yang efektif terhadap anak dari serangan beberapa jenis penyakit
tertentu dengan imunisasi anak dapat hidup secara sehat karna tubuhnya telah kebal dari
gangguan penyakit harapan serta peluang untuk hidup selanjutnya menjadi semakin
besar.
Oleh karnanya pencegahan atau tindakan prepentif ini yang perlu dan penting
kita laksanakan.

1. Memelihara kesehatan.
Atas dasar ini Islam memperbolehan orang tidak berpuasa dalam bulan Ramadhan karena
uzur seperti sakit atau musafir. Bagi orang sakit tujuannya agar cepat sembuh dan pulih
kembali kesehatannya. Bagi musafir agar kondisi fisik dan kesehatannya tetap stabil,
sebab dalam keadaan lapar dan haus disertai pengeluaran tenaga dalam berpergian dapat
menyebabkan badan menjadi lemah dan jatuh sakit, Sebagaimana Allah SWT berfirman:

ۚ ‫ت ۚ ف َ َم ْن كَ ا َن ِّم ن ْ ك ُ ْم َم ِّر ي ضً ا أ َ ْو عَ ل َ ٰى س َ ف َ ٍر ف َ ِّع د َّة ٌ ِّم ْن أ َي َّا ٍم أ ُ َخ َر‬ ٍ ‫أ َي َّا ًم ا َم عْ د ُو د َ ا‬


ۚ ُ ‫ط ي ق ُ و ن َ ه ُ ف ِّ د ْ ي َ ة ٌ ط َ ع َ ا مُ ِّم سْ ِّك ي ٍن ۖ ف َ َم ْن ت َطَ َّو ع َ َخ ي ْ ًر ا ف َ هُ َو َخ يْ ٌر ل َ ه‬ ِّ ُ ‫َو عَ ل َ ى ال َّ ِّذ ي َن ي‬
‫َو أ َ ْن ت َصُ و ُم وا َخ ي ْ ٌر ل َ ك ُ ْم ۖ إ ِّ ْن ك ُ ن ْ ت ُ ْم ت َعْ ل َ ُم و َن‬

“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang
sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak
hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang
berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi
makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan,
maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui” (Q.S Al-Baqarah (2) : 184)
2. Menjaga diri agar penyakit tidak semakin parah.

Atas dasar ini Islam memperbolehkan tayamum bagi orang sakit sebagai ganti dari
wudhu’ atau mandi apabila ia kuatir penyakitnya akan bertambah parah bila terkena air.
Hal ini berdasarkan ayat Al-Qur’an surat AN-Nisa 43

‫ار ٰى َح ت َّ ٰى ت َعْ ل َ ُم وا َم ا‬ َ َ‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال َّ ِّذ ي َن آ َم ن ُ وا ََل ت َقْ َر ب ُوا ال صَّ ََل ة َ َو أ َنْ ت ُ ْم سُ ك‬
‫ض ٰى أ َ ْو‬ َ ‫ج ن ُ ب ًا إ ِّ ََّل عَ ا ب ِّ ِّر ي سَ ب ِّ ي ٍل َح ت َّ ٰى ت َغْ ت َ ِّس ل ُوا ۚ َو إ ِّ ْن كُ نْ ت ُ ْم َم ْر‬ُ ‫ت َق ُ و ل ُو َن َو ََل‬
ْ ‫ط أ َ ْو ََل َم‬
‫س ت ُمُ الن ِّ سَ ا َء ف َ ل َ ْم ت َ ِّج د ُوا‬ ِّ ِّ ‫عَ ل َ ٰى سَ ف َ ٍر أ َ ْو َج ا َء أ َ َح د ٌ ِّم نْ كُ ْم ِّم َن الْ غ َا ئ‬
َّ ‫ج و ِّه كُ ْم َو أ َيْ ِّد ي كُ ْم ۗ إ ِّ َّن‬
‫َّللا َ كَ ا َن‬ ُ ‫ح وا ب ِّ ُو‬ ُ َ‫ص ِّع ي د ًا طَ ي ِّ ب ًا ف َ ا ْم س‬
َ ‫َم ا ًء ف َ ت َي َ َّم ُم وا‬
‫عَ ف ُ ًّو ا غَ ف ُو ًر ا‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri
mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu
mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang
air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (Q.S An-Nisa (4) : 43)

Nabi juga pernah bersabda melalui istrinya Aisyah r.a Agar sakit itu berbuah
kebahagiaan, bukan keluh kesah, hendaknya seorang muslim mengetahui janji-janji
yang Allah berikan, baik dalam Al Quran maupun melalui lisan Rasul-Nya,
Muhammad

“Tidak ada musibah yang mengenai seorang muslim melainkan karena sebab musibah
itulah Allah akan melebur dosa-dosanya, sekalipun ia terkena duri.” (HR. Al-Bukhari)

Dalam menghadapi penyakit, manusia harus bersabar dan meminta penologan


hanya kepada Allah SWT. Karena musibah yang diberikan oleh Allah kepada manusia
pasti ada hikmahnya dan Allah tidak akan menguji manusia melebihi batas dari manusia
itu sendiri.
Allah SWT berfirman:

‫ب َّللاَّ ُ ل َ ن َا ه ُ َو َم ْو ََل ن َا ۚ َو عَ ل َ ى َّللاَّ ِّ ف َ ل ْ ي َ ت َ َو ك َّ ِّل الْ ُم ْؤ ِّم ن ُو َن‬


َ َ ‫ُص ي ب َ ن َا إ ِّ ََّل َم ا ك َ ت‬
ِّ ‫ق ُ ْل ل َ ْن ي‬
“Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah
ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-
orang yang beriman harus bertawakal". (Q.S At-Taubah (9) : 51)

Juga Allah SWT berfirman:

‫س ك ُ ْم إ ِّ ََّل ف ِّ ي ِّك ت َا بٍ ِّم ْن ق َ ب ْ ِّل أ َ ْن‬


ِّ ُ ‫ض َو ََل ف ِّ ي أ َنْ ف‬
ِّ ‫اْل َ ْر‬
ْ ‫ص ي ب َ ٍة ف ِّ ي‬ ِّ ‫ب ِّم ْن ُم‬ َ ‫صا‬َ َ ‫َم ا أ‬
ِّ َ ‫ك عَ ل َ ى َّللاَّ ِّ ي‬
‫س ي ٌر‬ َ ِّ‫ن َ ب َْر أ َهَا ۚ إ ِّ َّن ذٰ َ ل‬

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”(Q.S Al-
Hadid (57) : 22)

‫ب ك ُ َّل ُم ْخ ت َا ٍل‬ ُ ‫لِّ ك َ ي ََْل ت َأ ْس َ ْو ا عَ ل َ ٰى َم ا ف َ ا ت َك ُ ْم َو ََل ت َفْ َر‬


ُّ ‫ح وا ب ِّ َم ا آ ت َا ك ُ ْم ۗ َو َّللاَّ ُ ََل ي ُِّح‬
‫ور‬
ٍ ‫خ‬ ُ َ‫ف‬

“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap
apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri.” (Q.S Al-Hadid (57) : 23)

5.2 Faktor Pencetus Migren


Dalam keterkaitannya pola hidup sehat sangat berhubungan erat dengan
kehidupan seseorang. Hal tersebut juga banyak diterangkan dalam Al-Qur‟an pada
beberapa ayat-ayat tertentu, sebagaimana yang teruraikan pada pembahasan sebelumnya.
Keterkaitan kesehatan dengan pola hidup sehat, tak lain adalah untuk mencapai kualitas
hidup yang baik serta bermanfaat bagi kehidupan.

Dalam hal ini pola hidup sehat dipengaruhi oleh beberapa hal yang harus
dilakukan seseorang dalam kesehariannya, diantaranya: menjaga kebersihan jasmani
maupun rohani dengan bersuci baik dari hadast maupun najis, menjaga kebersihan
lingkungan, mengatur pola makan, mengatur waktu dan istirahat yang cukup (M. Nur
Wahyudi. 2015)
5.2.1 Makan dan Minum Menurut Pandangan Islam

Pola makan yang sehat


Salah satu cara yang diajarkan oleh islam untuk meraih kesehatan adalah dengan
mengatur pola makan yang baik. Ajaran islam dalam mengelola makan itu ada beberapa
hal, diantaranya:

Mengonsumsi makanan yang halal dan baik


Allah SWT berfirman:

‫ب ِّح ٌّل ل َ ك ُ ْم َو ط َ ع َ ا ُم ك ُ ْم ِّح ٌّل‬ َ ‫ت ۖ َو ط َ ع َ ا مُ ال َّ ِّذ ي َن أ ُو ت ُوا ال ْ ِّك ت َا‬ ُ ‫الْ ي َ ْو َم أ ُ ِّح َّل ل َ ك ُ مُ الط َّ ي ِّ ب َ ا‬
‫ب ِّم ْن‬ َ ‫ت ِّم َن ال َّ ِّذ ي َن أ ُو ت ُوا ال ْ ِّك ت َا‬ َ ‫ت َو الْ ُم ْح‬
ُ ‫ص ن َا‬ ِّ ‫ت ِّم َن ال ْ ُم ْؤ ِّم ن َا‬ ُ ‫ص ن َا‬َ ‫ل َ هُ ْم ۖ َو ال ْ ُم ْح‬
ۗ ‫ص ن ِّ ي َن غَ يْ َر ُم سَ ا ف ِّ ِّح ي َن َو ََل ُم ت َّ ِّخ ِّذ ي أ َ ْخ د َ ا ٍن‬ ِّ ‫ور ه ُ َّن ُم ْح‬ َ ‫ج‬ ُ ُ ‫ق َ بْ ل ِّ ك ُ ْم إ ِّ ذ َ ا آ ت َيْ ت ُ ُم و ه ُ َّن أ‬
‫س ِّر ي َن‬ِّ ‫اْل ِّخ َر ة ِّ ِّم َن ال ْ َخ ا‬ ْ ‫اْل ي َم ا ِّن ف َ ق َ د ْ َح ب ِّ طَ ع َ َم ل ُ ه ُ َو ه ُ َو ف ِّ ي‬ ِّ ْ ِّ ‫َو َم ْن ي َ كْ ف ُ ْر ب‬

“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-
orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi
mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-
wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-
orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka
dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula)
menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak
menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat
termasuk orang-orang merugi.” (Q.S Al-Maidah (5) : 5)

Tidak berlebihan dalam makan dan minum.


Allah SWT berfirman:

‫خ ذ ُوا ِّز ي ن َ ت َك ُ ْم ِّع نْ د َ ك ُ لِّ َم س ِّْج ٍد َو ك ُ ل ُوا َو ا شْ َر ب ُوا َو ََل ت ُس ِّْر ف ُوا ۚ إ ِّ ن َّ ه ُ ََل‬ ُ ‫ي َ ا ب َ ن ِّ ي آ د َ َم‬
‫ب ال ْ ُم س ِّْر ف ِّ ي َن‬
ُّ ‫ي ُِّح‬

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” ( Q.S Al-araf (7) : 31)
Mengkonsumsi makanan yang bergizi
Allah SWT berfirman:
‫ص ن ْ َو ا ٌن‬ِّ ‫ت ِّم ْن أ َعْ ن َا ب ٍ َو زَ ْر ع ٌ َو ن َِّخ ي ٌل‬ ٌ ‫ت َو َج ن َّ ا‬ ٌ ‫ض ق ِّ طَ ٌع ُم ت َ َج ا ِّو َر ا‬ ِّ ‫اْل َ ْر‬ ْ ‫َو ف ِّ ي‬
‫اْل ُك ُ ِّل ۚ إ ِّ َّن‬ْ ‫ض ف ِّ ي‬ ٍ ْ ‫ض َه ا عَ ل َ ٰى ب َ ع‬
َ ْ‫ض ُل ب َ ع‬ ِّ ‫س ق َ ٰى ب ِّ َم ا ٍء َو‬
ِّ َ ‫اح ٍد َو ن ُ ف‬ ْ ُ ‫ص ن ْ َو ا ٍن ي‬ ِّ ‫َو غ َ يْ ُر‬
‫ت لِّ ق َ ْو ٍم ي َ عْ قِّ ل ُو َن‬
ٍ ‫ك َْل ي َ ا‬ َ ِّ ‫ف ِّ ي ذٰ َ ل‬

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun


anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang,
disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas
sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir”. (Q.S Ar-rad (13) : 4)

Allah SWT juga berfirman:

ِّ ‫َو ظَ ل َّ ل ْ ن َا عَ ل َ يْ ك ُ مُ ال ْ غ َ َم امَ َو أ َنْ زَ لْ ن َا عَ ل َ ي ْ ك ُ مُ ال ْ َم َّن َو ال س َّ ل ْ َو ٰى ۖ ك ُ ل ُوا ِّم ْن ط َ ي ِّ ب َ ا‬


‫ت َم ا‬
‫َر زَ قْ ن َا ك ُ ْم ۖ َو َم ا ظَ ل َ ُم و ن َا َو ٰل َ ِّك ْن كَ ا ن ُوا أ َنْ ف ُ س َ هُ ْم ي َ ظْ ل ِّ ُم و َن‬

“Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna"
dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan
kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri” ( Q.S Al Baqarah (2) : 57)

Tidak makan yang diharamkan.


Allah SWT berifirman:

ُ ‫ير َو َم ا أ ُهِّ َّل لِّ غ َ ي ِّْر َّللاَّ ِّ ب ِّ ِّه َو الْ ُم ن ْ َخ ن ِّ ق َ ة‬ِّ ‫ت عَ ل َ ي ْ ك ُ مُ ال ْ َم ي ْ ت َة ُ َو ال د َّمُ َو ل َ ْح مُ الْ ِّخ نْ ِّز‬ ْ ‫ح ِّر َم‬ ُ
‫ط ي َح ة ُ َو َم ا أ َك َ َل ال س َّ ب ُ ُع إ ِّ ََّل َم ا ذ َك َّ يْ ت ُ ْم َو َم ا ذ ُب ِّ َح عَ ل َ ى‬ ِّ َّ ‫َو ال ْ َم ْو ق ُ و ذ َ ة ُ َو الْ ُم ت َ َر دِّ ي َ ة ُ َو ال ن‬
‫س ال َّ ِّذ ي َن كَ ف َ ُر وا ِّم ْن‬ ٌ ْ‫اْل َ ْز ََل ِّم ۚ ذٰ َ ل ِّ ك ُ ْم ف ِّ س‬
َ ِّ ‫ق ۗ ال ْ ي َ ْو مَ ي َ ئ‬ ْ ِّ ‫س ُم و ا ب‬ ِّ ْ‫ال ن ُّ صُ بِّ َو أ َ ْن ت َسْ ت َق‬
ُ ‫ت ل َ ك ُ ْم ِّد ي ن َ ك ُ ْم َو أ َت ْ َم ْم‬
‫ت عَ ل َ ي ْ ك ُ ْم‬ ُ ْ ‫ِّد ي ن ِّ ك ُ ْم ف َ ََل ت َ ْخ ش َْو ه ُ ْم َو ا ْخ ش َْو ِّن ۚ ال ْ ي َ ْو مَ أ َكْ َم ل‬
‫ف‬ ٍ ِّ ‫ص ةٍ غَ ي ْ َر ُم ت َ َج ا ن‬ َ ‫ض ط ُ َّر ف ِّ ي َم ْخ َم‬ ْ ‫اْل س ََْل َم ِّد ي ن ً ا ۚ ف َ َم ِّن ا‬ ِّ ْ ُ‫ت ل َ ك ُ م‬ ُ ‫ضي‬ ِّ ‫ن ِّ ع ْ َم ت ِّ ي َو َر‬
ٌ‫ْل ث ْ ٍم ۙ ف َ إ ِّ َّن َّللاَّ َ غَ ف ُو ٌر َر ِّح ي م‬ ِّ ِّ
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi
nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab
itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”(Q.S Al-Maidah (5) : 3)

Tidak mengkonsumsi minuman memabukkan


Allah SWT berfirman:

ٌ ‫اْل َ ْز ََل مُ ِّر ْج‬


‫س ِّم ْن‬ ْ ‫ب َو‬ َ ْ‫اْل َن‬
ُ ‫صا‬ ْ ‫س ُر َو‬ ِّ ْ‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال َّ ِّذ ي َن آ َم ن ُوا إ ِّ ن َّ َم ا ال ْ َخ ْم ُر َو ال ْ َم ي‬
‫ح و َن‬ ُ ِّ ‫عَ َم ِّل ال ش َّ ي ْ طَ ا ِّن ف َ ا ْج ت َن ِّ ب ُو ه ُ ل َ ع َ ل َّ ك ُ ْم ت ُفْ ل‬

“ Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan”(Q.S Al-Maidah (5) : 90)

Kita sebagai seorang mukmin harus memperhatikan tata cara makan dan minum,
sebagaimana diajarkan dan dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Beliau makan ketika
sudah lapar dan minum ketika merasa haus. Sehubungan dengan hal tersebut diterangkan
dalam Hadits Nabi Muhammad SAW., berikut:
Artinya:“Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan
“berhenti makan sebelum kenyang

Makan terlalu banyak hukumnya makruh, apabila berlebihan dan melampaui


batas, karena makan dan minum secara berlebihan dapat menyebabkan perut sakit,
menjadikan orang malas, dan dapat merusak tubuh. Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits
Nabi Muhammad SAW., berikut:
Artinya ; “Janganlah sekali-kali makan dan minum terlalu kenyang karena
sesungguhnya hal tersebut dapat merusak tubuh dan dapat menyebabkan malas
mengerjakan salat, dan sederhanakan kalian dalam kedua hal tersebut, karena
sesungguhnya hal ini lebih baik bagi tubuh, dan menjauhkan diri dari sifat israf
(berlebihan).” (H.R.Bukhari)
5.2.2 Pola Tidur menurut Pandangan Islam
Allah telah menciptakan pergantian malam dan siang, bukan sesuatu yang tak
bermakna. Pergantian ini dimaksud kan adalah untu memberikan kesempatan kepada
manusia untuk berusaha pada siang hari dan beristirahat pada malam hari setelah lelah
berusaha. Hal ini kembali membuktikan bahwa islam sangat memperhatikan masalah
kesehatan. Dalil yang menjelaskan tentang hal ini adalah, sebagaimana Allah SWT
berfirman:

َ ِّ‫ْص ًر ا ۚ إ ِّ َّن ف ِّ ي ذٰ َ ل‬
ٍ ‫ك َْل ي َ ا‬
‫ت‬ َ ‫ه ُ َو ال َّ ِّذ ي َج ع َ َل ل َ ك ُ مُ الل َّ ي ْ َل ل ِّ ت َسْ ك ُ ن ُوا ف ِّ ي هِّ َو ال ن َّ َه‬
ِّ ‫ار ُم ب‬
‫لِّ ق َ ْو ٍم ي َ سْ َم ع ُ و َن‬

“Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya
dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah).
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang mendengar.”(Q.S Yunus (10) : 67)

َ ‫َو ه ُ َو ال َّ ِّذ ي َج ع َ َل ل َ ك ُ مُ الل َّ ي ْ َل ل ِّ ب َ ا س ً ا َو ال ن َّ ْو مَ س ُ ب َ ا ت ًا َو َج ع َ َل ال ن َّ َه‬


‫ار ن ُ ش ُ و ًر ا‬

“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat,
dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha”(Q.S Al-Furqan (25) : 47)
Imam al-Nawawî (631-676 H) berpendapat, begadang dapat menyebabkan
kemalasan pada siang hari dan dapat menghambat untuk memenuhi hak agama dalam taat
dan hak memenuhi kebutuhan dunia. Namun jika sebaliknya begadang dapat memberikan
manfaat, maka tidaklah dilarang. Pernyataan ini sesuai dengan riwayat dari ‘Umar bin
Khattab yang penulis kutip dari Sunan al- Tirmidzi,yang artinya: “Dari Umar bin al-
Khattab, dia berkata: "RasulullahSaw pernah berbincang-bincang dengan Abû Bakar
dalam permasalahan kaum muslimin, sedang aku bersama keduanya”. Hal yang dilarang
oleh Rasulullah ini bukanlah hanya sekedar sabda tanpa makna, melainkan telah di uji
kuantitas dan kualitasnya dan sesuai dengan firman Allah Swt (Ibrahim,Ahmad
Syawqi.2007):
َ ِّ‫ْص ًر ا ۚ إ ِّ َّن ف ِّ ي ٰذ َ ل‬
‫ك‬ ْ َ ‫أ َل َ ْم ي َ َر ْو ا أ َن َّ ا َج ع َ لْ ن َا الل َّ يْ َل لِّ ي‬
َ ‫س كُ ن ُوا ف ِّ ي ِّه َو ال ن َّ َه‬
ِّ ‫ار ُم ب‬
‫ت لِّ ق َ ْو ٍم ي ُ ْؤ ِّم ن ُو َن‬ٍ ‫َْل ي َ ا‬

“Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah


menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi?
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang beriman.”( Q.S Al-Naml (27) : 86)

Berdasarkan hadist ini, tentulah setiap perintah Allah yang tidak kita jalankan karena
sesuatu yang bersifat baik dapat ditoleransi, sebagaimana nabi begadang dan tidak tidur
untuk mengurus urusan umatnya. Jika waktu malam dipergunakan untuk hal-hal yang
kurang perlu maka Allah melarangnya. Penelitian ini memperlihatkan bahwasannya
terdapat pengaruh-pengaruh negatif pada tubuh yang dapat mengganggu kesehatan akibat
kurang tidur. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al-Qur’an) selalu dibacakan kepada kamu sekalian, tetapi


kamu selalu berpaling ke belakang, dengan menyombongkan diri dan mengucapkan
perkataan-perkataan keji terhadapnya (Al-Qur’an) pada waktu kamu bercakap-cakap
pada malam hari.” (Q.S Al-Mu’minun (23): 66-67)

Tidur yang kurang karena terlalu larut malam tidak hanya berdampak bagi kesehatan
tubuh, namun dapat menyebabkan kelalaian manusia untuk melakukan kewajiban sholat
subuh dipagi hari. Sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an:
“Laksanakanlah sholat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan
(laksanakan pula saat) subuh. Sungguh, sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
(Q.S Al-isra (17): 78)

5.2.3 Faktor Sensori Menurut Pandangan Islam


Allah SWT telah menganugerahkan kita dengan Panca Indera yang baik agar
kita senantiasa selalu bersyukur dan menjanganya. Seperti dalam firman Allah
SWT:

‫َو َّللاَّ ُ أ َ ْخ َر َج ك ُ ْم ِّم ْن ب ُط ُ و ِّن أ ُ َّم َه ا ت ِّ ك ُ ْم ََل ت َعْ ل َ ُم و َن ش َ يْ ئ ًا َو َج ع َ َل ل َ ك ُ مُ ال س َّ ْم َع‬


‫اْل َف ْ ئ ِّ د َ ة َ ۙ ل َ ع َ ل َّ ك ُ ْم ت َشْ ك ُ ُر و َن‬ َ ْ‫اْل َب‬
ْ ‫ص ا َر َو‬ ْ ‫َو‬
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur”(Q.S An-Nahl (16) : 78)
Allah SWT juga berfirman:

‫ْص ْر ي َ ْو مَ ي َ أ ْت ُو ن َ ن َا ۖ ٰل َ ِّك ِّن الظ َّ ا ل ِّ ُم و َن ال ْ ي َ ْو مَ ف ِّ ي ضَ ََل ٍل ُم ب ِّ ي ٍن‬


ِّ ‫أ َسْ ِّم ْع ب ِّ ِّه ْم َو أ َب‬

“Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya


penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi orang-orang
yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata”(Q.S
Maryam (19) : 38)

Manusia diberikan akal dan pikiran oleh Allah SWT untuk membedakannya dari
makhluk hidup yang lainnya. Kemudian dilengkapi dengan panca indera dan anggota
badan untuk menjalankan apa yang dipikirkan oleh akal, disebutkan dalam Al-Quran,
Allah SWT berfirman :
Artinya :

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan


Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur”. (QS As-Sajadah (32) : 9)

Berdasarkan ayat-ayat diatas dapat kita pahami bahwa indera pengelihatan dan
pendengaran dan juga hati merupakan karunia Allah SWT yang sangat berharga, maka
dari itu kita hendaknya menggunakan pengelihatan dan pendengaran untuk hal-hal yang
di ridhai oleh Allah SWT. Sebab, apa yang kita dengar dan lihat akan sangat berpengaruh
terhadap perasaan dan pembentukan karakter. Apabila kita selalu mendengar dan melihat
sesuatu yang baik, maka akan memberikan pengaruh positif kepada diri kita. Begitu pula
sebaliknya, jika kita kerap mendengar dan melihat hal-hal yang buruk, maka pengaruh
negatif akan membentuk kepribadian kita, disebutkan dalam Al-Quran, Allah SWT
berfirman:

َ ْ‫َو ل َ ق َ د ْ َم ك َّ ن َّ ا ه ُ ْم ف ِّ ي َم ا إ ِّ ْن َم ك َّ ن َّ ا ك ُ ْم ف ِّ ي ِّه َو َج ع َ ل ْ ن َا ل َ هُ ْم س َ ْم ع ً ا َو أ َب‬


‫ص ا ًر ا َو أ َفْ ئ ِّ د َ ة ً ف َ َم ا‬
‫ي ٍء إ ِّ ذ ْ كَ ا ن ُوا ي َ ْج َح د ُو َن‬ ْ َ ‫ص ا ُر ه ُ ْم َو ََل أ َف ْ ئ ِّ د َ ت ُهُ ْم ِّم ْن ش‬ َ ْ‫أ َغْ ن َٰى ع َ ن ْ هُ ْم س َ ْم ع ُ هُ ْم َو ََل أ َب‬
‫ق ب ِّ ِّه ْم َم ا كَ ا ن ُوا ب ِّ ِّه ي َ سْ ت َ ْه ِّز ئ ُو َن‬ َ ‫ت َّللاَّ ِّ َو َح ا‬ ِّ ‫ب ِّ آ ي َ ا‬

“Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal


yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah
memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran,
penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena
mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang
dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.” (QS Al-Ahqaf (46) : 26)
5.2.4 Beraktivitas Menurut Pandangan Islam

Dimasa ini manusia sekarang lebih banyak menggunakan waktunya untuk


menonton televisi dan mengkonsumsi makanan yang kurang baik untuk kesehatan, dan
dikemudian hari banyak menimum obat- obatan yang sebenarnya kurang baik bagi
kesehatan dan malah bisa merusak organ tubuh dan menjadikan sisem kekebalan tubuh
menjadi menurun. Saat inilah orang merasa bahwa nikmat dan karunia Allah tentang
hidup sehat begitu berarti. Pola hidup juga memberikan pengaruh dalam hidup sehat yang
mana hidup seseorang perlu dijadwalkan atau diatur sedemikian rupa, dimana saat tubuh
perlu istirahat saat kecapekan, dimana sistem tubuh selain bekerja, tubuh juga
memperlukan untuk beristirahat.

Islam merupakan agama yang sempurna segala lini kehidupan diatur olehnya,
bahkan tentang berolahraga pun ada dijelaskan. Anjuran ini tidak lain agar manusia
memilki tubuh yang kuat dan sehat, sehingga dapat optimal beribadah kepada Allah.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:

ِّ َّ‫ط الْ َخ ي ْ ِّل ت ُ ْر ِّه ب ُو َن ب ِّ ِّه عَ د َُّو َّللا‬


ِّ ‫َو أ َ ِّع د ُّوا ل َ هُ ْم َم ا ا سْ ت َط َ ع ْ ت ُ ْم ِّم ْن ق ُ َّو ة ٍ َو ِّم ْن ِّر ب َ ا‬
ْ َ ‫َو عَ د َُّو ك ُ ْم َو آ َخ ِّر ي َن ِّم ْن د ُو ن ِّ ِّه ْم ََل ت َعْ ل َ ُم و ن َ هُ مُ َّللاَّ ُ ي َ عْ ل َ ُم هُ ْم ۚ َو َم ا ت ُنْ فِّ ق ُوا ِّم ْن ش‬
‫ي ٍء‬
‫ف إ ِّ ل َ ي ْ ك ُ ْم َو أ َن ْ ت ُ ْم ََل ت ُظْ ل َ ُم و َن‬
َّ ‫ف ِّ ي س َ ب ِّ ي ِّل َّللاَّ ِّ ي َُو‬

”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan
dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu
tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada
jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan)” (QS. Al-Anfal (8) : 60).

Menjaga kesehatan dengan menjaga pola hidup, bukan hanya makan makanan yang
sehat tetapi juga halal. Selain itu seindahnya kita juga menjaga kebugaran tubuh dengan
berolahraga, karena olahraga termasuk dalam aktivitas fisik. Nabi Muhammad SAW
sangat menganjurkan untuk berolahraga. Sebagaimana hadist:

“Ajarkan putra-putramu berenang dan memanah “ (HR. Ath-Thahawi)

Dalam hidup seseorang perlu untuk mengatur segala aktifitasnya supaya dapat berjalan
dengan baik. mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari menjadi penting. Mengatur
waktu tertera dalam Al-Qur‟an. Allah SWT berfirman :
ِّ ‫ار َو ُز ل َ ف ً ا ِّم َن الل َّ ي ْ ِّل ۚ إ ِّ َّن ال ْ َح س َ ن َا‬
ِّ ‫ت ي ُ ذ ْ هِّ ب ْ َن ال س َّ ي ِّ ئ َا‬
ۚ‫ت‬ ِّ ‫َو أ َق ِّ ِّم ال صَّ ََل ة َ طَ َر ف َ ي ِّ ال ن َّ َه‬
َ ِّ‫ذٰ َ ل‬
‫ك ِّذ كْ َر ٰى لِّ ل ذ َّ ا ِّك ِّر ي َن‬

“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-
orang yang ingat.” (Q.S Hud (11) : 114)

Akan tetapi dalam berkativitas fisik kita tidak boleh berlebih-lebihan sehingga
mengakibatkan kelelahan, maka dari itu kita harus mengistirahatkan tubuh kita.Istirahat
merupakan salah satu bentuk merelaksasikan tubuh sejenak utuk mendapatkan kebugaran
kembali perintah istirahat telah diterangkan dalam Al-Qur‟an. Sebagaimana Allah
berfirman:

‫ع ي ُ ٍن َو ا ْج ع َ لْ ن َا‬
ْ َ ‫اج ن َا َو ذ ُ ِّر ي َّا ت ِّ ن َا ق ُ َّر ة َ أ‬
ِّ ‫َو ال َّ ِّذ ي َن ي َ ق ُ و ل ُو َن َر ب َّ ن َا هَبْ ل َ ن َا ِّم ْن أ َ ْز َو‬
‫لِّ لْ ُم ت َّقِّ ي َن إ ِّ َم ا ًم ا‬

“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-
isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa” (Q.S Al Furqan (25) : 74)
Surat Al-Furqon ayat 47 memberikan penjelasan bahwasannya Dia yang menjadikan
malam untuk pakaianmu (seolah-olah pakaian karena waktu gelap malam tidak kelihatan
auratmu) dan dijadikanya tidur untuk istirahat dan dijadikan siang untuk bangun
berusaha. (Bakri, Oemar, 1972)
DAFTAR PUSTAKA
AL QURAN dan Hadits

Bakri, Oemar, Tafsir Rahmad , Jakarta: Mutiara, 1972.

Fuadi Husin, Achmad.2014.Islam Dan Kesehatan. Islamuna Volume 1 Nomor 2


Desember 2014.
Ibrahim,Ahmad Syawqi.2007. Kejaiban tidur: menjelajahi alam kematian kecil. Jakarta:
Serambi Ilmu Semesta

M. Nur Wahyudi. 2015. Pola hidup sehat dalam perspektif al-qur`an. Semarang: Fakultas
Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri Walisongo

Anda mungkin juga menyukai