Anda di halaman 1dari 17

KOMPLEMENTER

PENYAKIT HIPERTENSI DENGAN OBAT TRADISIONAL

Nama Kelompok 10:

Sukma yanti
Try fahmi jantra
Try wahyuni
Trya dita putrid
Weri fadli
Widya Sri Rahma
zandri

Dosen Pembimbing :
Dessy Abdullah Ssi, MBiomed. Apt

S1 KEPERAWATAN
STIKes MERCUBKTIJAYA PADANG
2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapakan kehadirat allah SWT yang telah berkenan memberi petunjuk
dan hidayah Nya kepada kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul HIPERTENSI
DAN OBAT TRADISONAL. Dalam menyelesaikan makalah ini kami banyak sekali mendapat
bantuan dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
sudah memberi bantuan dan masukan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyajikan yang terbaik, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.

Padang, Desember 2015


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu gejala penyakit yang banyak didapati pada masyarakat Indonesia,

khususnya bagi mereka yang mempunyai faktor risiko seperti kegemukan, usia lanjut, faktor

keturunan, mengonsumsi makanan yang tinggi kadar garamnya, temperamen tinggi, dan lainlain. Di Indonesia, jumlah penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang
merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensinya 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya
tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi
hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetaui faktor risikonya, serta 90%
merupakan hipertensi esensial (Wordpress, 2008). Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi
yang fatal yaitu: stroke, serangan jantung, edema paru, gagal ginjal, kebutaan karena pecahnya
pembuluh darah mata, dan lain-lain (Persadaindo, 2006).
Pengobatan Hipertensi selama ini dilakukan menggunakan obat modern ,yang sering
menimbulkan efek samping seperti: Bronkospasme, insomnia, memperburuk gangguan
pembuluh darah perifer, hipertrigliserida, dan lain-lain (Arini dkk, 2005). Sebagai alternatif,
masyarakat sering menggunakan tanaman tradisional terutama masyarakat pedesaan, bahkan
pada sebagian masyarakat di kota juga telah mulai menggunakannnya.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber daya alam yang sangat beraneka
ragam. Salah satunya adalah obat-obat tradisional tanaman herbal yang sudah dikenal dan
digunakan dari jaman dahulu kala oleh nenek moyang kita. Daya tarik abadi dari herbal adalah
kealamiahannya, keasliannya yang memberikan reputasi keamanan dan lebih dapat ditolerir
dibanding dengan obat-obat yang diresepkan. Sebagai tambahannya, herbal tersedia tanpa
peresepan, bahkan didapatkan dengan harga yang lebih murah. Masyarakat di dunia
menggunakan obat tradisional yang ada di Indonesia yang dapat digunakan sebagai alternatif
pengobatan hipertensi adalah adalah mentimun (Cucumis sativus Linn), bawang
putih, seledri, murbei, rosella, dan lain-lain (Wikipedia, 2010).

B.

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

C.

Menjelaskan bagaimana pengertian hipertensi


Menjelaskan bagaimana gejala hipertensi
Menjelaskan bagaimana penyebab hipertensi
Menjelaskan bagaimana patofisiologi hipertensi
Menjelaskan obat herbal untuk penderita hipertensi

Tujuan Makalah

Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang obat herbal/obat


tradisional bagi penderita Hipertensi

BAB II
TINJAUAN TEORI
A.

PENGERTIAN
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi umum di mana cairan darah dalam tubuh

menekan dinding arteri dengan cukup kuat hingga akhirnya menyebabkan masalah kesehatan,
seperti penyakit jantung. Tekanan darah ditentukan dengan jumlah darah yang dipompa jantung

dan jumlah resistensi terhadap aliran darah pada arteri Anda. Semakin banyak darah dipompa
jantung Anda dan arteri Anda menyempit, tekanan darah akan meningkat.
Anda bisa mendapat tekanan darah tinggi (hipertensi) selama beberapa tahun tanpa
mengalami gejala. Tekanan darah yang tidak dikontrol meningkatkan risiko mendapat masalah
kesehatan yang serius, termasuk serangan jantung dan stroke.
Tekanan darah tinggi biasanya akan berkembang selama beberapa tahun, dan pada akhirnya
memengaruhi kesehatan. Beruntung, tekanan darah tinggi dapat dengan mudah terdeteksi. Dan
sekali anda mengetahui anda mempunyai tekanan darah tinggi,anda dapat mengusahakan dengan
dokter anda untuk mengendalikannya.
B.

GEJALA HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)


Kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki tanda atau mengalami gejala,

meskipun

tekanan

darah

mencapai

level

tinggi

yang

membahayakan

kesehatan.

Meskipun beberapa orang dengan hipertensi tahap awal mungkin mengalami dull headaches,
pusing atau beberapa lagi mimisan, tanda dan gejala ini biasanya tidak muncul sampai hipertensi
mencapai

tahap

yang

berat

bahkan

tingkat

yang

mengancam

nyawa.

Secara umum orang dengan hipertensi terlihat sehat dan sebagian besar tidak menimbulkan
gejala. Tapi ada pula gejala awal yang mungkin timbul dari hipertensi yaitu:
o
o
o
o
o
C.

Sakit kepala
Perdarahan dari hidung
Pusing
Wajah kemerahan
Kelelahan

PENYEBAB HIPERTENSI
Berikut ini ada beberapa hal yang menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi, antara

lain :
1. Faktor genetik atau keturunan
Faktor keturunan memang selalu memainkan peranan penting dari timbulnya suatu
penyakit yang dibawa oleh gen keluarga. Bila salah satu anggota keluarga atau orang tua
memiliki tekanan darah tinggi, maka anak pun memiliki resiko yang sama dan bahkan resiko
tersebut lebih besar dibanding yang diturunkan oleh gen orang tua.

2. Usia
Usia juga mempengaruhi tekanan darah seseorang, semakin bertambahnya usia maka
tekanan darah pun akan semakin meningkat. Namun usia yang semakin tua pun tekanan darah
dapat dikendalikan dengan tetap menjaga pola asupan makan, rajin berolahraga dan melakukan
pemeriksaan rutin tekanan darah.
3. Garam
Garam mempunyai peluang yang sangat besar dalam meningkatan tekanan darah secara
cepat. Ditambah pada mereka yang sebelumnya memiliki riwayat terhadap penyakit diabetes,
hipertensi ringan dan mereka yang berusia diataas 45 tahun.
4. Kolesterol
Kolesterol yang identik dengan lemak berlebih yang tertimbun pada dinding pembuluh
darah. Pembuluh darah yang dipenuhi dengan kolesterol ini akan mengalami penyempitan dan
mengakibatkan tekanan darah pun meningkat.
5. Obesitas/kegemukan
Seseorang yang memiliki berat tubuh berlebih atau kegemukan merupakan peluang besar
terserang penyakit hipertensi.

6. Stress
Stress dapat memicu suatu homron dalam tubuh yang mengendalikan pikirang seserang.
Jika mengalami stress hal tersebut dapat mengakibatkan tekanan darah semakin tinggi dan
meningkat, tak hanya itu mampu mempengaruhi mood atau perasaan seseorang terhadap suatu
emosi jiwa.
7. Rokok
Kandungan nikotin dan zat senyawa kimia yang cukup berbahaya yang terdapat pada
rokok juga memberikan peluang besar seseorang menderita hipertensi terutama pada mereka

yang termasuk dalam perokok aktif. Tak hanya mengkibatkan hipertensi, zat rokok yang terhirup
dan masuk ke dalam tubuh akan meningkatkan resiko pada penyakit diabetes mellitus, serangan
jantung dan stroke.
8. Kafein
Kafein banyak terdapat pada kopi,teh dan minuman bersoda. Kopi dan teh jika
dikonsumsi melebihi batasan normal dalam penyajian akan mengakibatkan hipertensi.
sebenarnya kopi memiliki manfaat yang baik bagi tubuh terutama bagi pria dewasa dalam
hormon seksualnya, begitu pula dengan teh mengandung antioksidan yang sangat baik dan
diperlukan oleh tubuh. Untuk itu batasi asupan minum kopi dan teh minimal 1 cangkir = 100ml.
9. Minuman beralkohol
Minuman beralkohol seperti bir, wiski, minuman yang dibuat dari ragi, tuak dsb.
Minuman alkohol ini juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
10. Kurang olahraga
Kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga membuat organ tubuh dan pasokan darah
maupun oksigen menjadi tersendat sehingga meningkatkan tekanan darah. Dengan melakukan
olahraga teratur sesuai dengan kemampuan dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi

pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume
sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner
& Suddarth, 2002 ).

E.

OBAT HERBAL DARAH TINGGI (HIPERTENSI)


1. DAUN SALAM (syzigium polyanthum)
Khasiat : Menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar
gula darah tinggi.

Bahan : Daun Salam yang segar,langsung dari pohon.


Cara Membuat : 1. Ambil Daun salam segar sebanyak kurang lebih 10 lembar.
2. Daun salam dicuci, lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1
gelas.
Cara Penggunaan :
1.Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus pada malam hari.
2.Lakukan rutin setiap hari untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
2. BAWANG PUTIH
Khasiat: Menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, menghancurkan
penggumpalan darah.

Bahan : Bawang putih segar

Cara Membuat : Ambillah 3 siung bawang putih yang masih segar, kemudian kupas
dan cuci hingga bersih, tumbuk sampai halus lantas diperas dengan
ditambah air secukupnya
Cara Penggunaan : Airnya diminum cukup dikerjakan 3 kali sehari
3. MENGKUDU (morinda citrifolia l.)
Khasiat : Menurunkan kolesterol tinggi, menurunkan tekanan darah tinggi,
menurunkan kadar gula darah

Bahan : Buah mengkudu (Morinda citrifolia) masak langsung dari pohon


Cara Membuat : 1. Cuci sampai bersih buah mengkudu, lalu parut, peras, saring untuk
diambil airnya.
2. Tambahkan madu satu sendok makan, aduk hingga merata, lalu
saring.
Cara Penggunaan : Minum ramuan mengkudu sehari dua sampai tiga kali.

4. BELIMBING
Khasiat : Obat Kolestrol Tinggi dan Penurun Darah Tinggi.

Bahan : 1. Belimbing segar dan matang


2.

Air secukupnya

Cara Membuat : Pilihlah buah belimbing yang segar dan yang sudah matang dan
tambahkan sedikit air lalu diblender. Kemudian ampasnya dibuang
dan airnya diminum.
Cara Penggunaan : Makan buah belimbing setiap hari sesudah makan. Dan minum jus
belimbing setiap hari
5. BUNGA ROSELLA
Khasiat : Mengobati penyakit asam urat, kolesterol tinggi, hipertensi, batu ginjal dll.

Bahan : 1. 3 kelopak bunga rosella kering


2. Air panas
Cara Membuat : Cuci sampai bersih bunga rosella, lalu seduh dengan air panas, jangan
ditambahkan gula.

Cara Penggunaan : Minum sehari dua kali secara rutin selma satu bulan.
6. SELEDRI (Apium graveolens)
Khasiat : Menurunkan tekanan darah,menjaga berat badan,dan untuk mengobati mata
kering.

Bahan : 1. Daun seledri (Apium graveolens) secukupnya


2. Air bersih secukupnya
Cara Membuat : Ambil daun seledri, lalu cuci sampai bersih, tambahkan air bersih
secukupnya. Setelah itu remas-remaslah dengan tangan, kemudian
diperas dan saring untuk diambil airnya.
Cara Penggunaan : Minum secara rutin sehari tiga kali sebanyak dua sendok makan.
7. CIPLUKAN
Khasiatnya : Membantu menurunkan tekanan darah tinggi,dan membantu mengatasi
masalah paru-paru

Bahan : 1. Herbal ciplukan kering 5 g


2. Air bersih 110 ml
Cara Membuat : Cuci herbal ciplukan, lalu rebus dengan 110 ml air bersih selama
seperempat jam sambil sesekali diaduk, angkat lalu saring dan
dinginkan.
Cara Penggunaan : Minum sehari dua kali, setiap minum sebanyak 100 ml. Jangan
gunakan ramuan ini lebih dari 24 jam,karena akan dapat membuat
senyawa menjadi rusak.
8. DAUN SIRSAK
Khasiat : Menurunkan tekanan darah tinggi, obat asma dan sesak napas,dan mengobati
bisul

Bahan : 1. Daun sirsak sebanyak 4 lembar


2. Air bersih 1 gelas

Cara Membuat : Ambil daun sirsak, lalu cuci sampai bersih. Rebus dengan satu gelas
air bersih, biarkan sampai mendidih, angkat dan dinginkan.
Cara Penggunaan : Minum sehari satu kali.
9. DAUN ALPUKAT (Persea americana)
Khasiat : Mengobati darah tinggi dan sakit kepala

Bahan : 1. Daun Alpukat(Persea americana) 4 lembar


2. Gula batu 8 gr
3. Air bersih 1 gelas
Cara Membuat : Ambil daun alpukat, lalu cuci sampai bersih. Rebus dengan satu gelas
air bersih, lalu tambahkan gula batu, biarkan sampai mendidih,
angkat dan dinginkan.
Cara Penggunaan : Minum sehari satu kali.
10. BUAH MENTIMUN
Khasiat : Bermanfaat mengurangi tingkat tekanan darah tinggi, mengurangi denyut
jantung dengan meminimalkan efek natrium.

Bahan : Buah timun (Cucumis sativuz) 4 buah


Cara Membuat : Ambil buah timun, lalu cuci sampai bersih. Setelah bersih kemudian
dikukus dan dinginkan.
Cara Penggunaan : Makan kukusan buah timun setiap hari

BAB III
PENUTUP

A.

KESIMPULAN
Pengobatan Hipertensi selama ini dilakukan menggunakan obat modern ,yang sering

menimbulkan efek samping. Namun dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan
pembaca bahwa pengobatan hipertensi tidak hanya dapat diobati dengan farmakologi tetapi juga
dapat diobati dengan obat herbal/obat tradisional yang ada di lingkungan kita. Sebagai alternatif,
masyarakat sering menggunakan tanaman tradisional terutama masyarakat pedesaan, bahkan
pada sebagian masyarakat di kota juga telah mulai menggunakannnya. Keuntungan yang didapat
dari penggunaan obat herbal/obat tradisional ini ialah obat/ramuannya dapat kita racik
sendiri,dan terjamin keaslian dan kealamiahan obat tersebut. Dan juga kebersihannya juga
terjamin dengan baik.
B.

SARAN
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi referensi

bagi para mahasiswa keperawatan maupun pembacanya dalam pembuatan makalah obat herbal
pada penderita hipertensi ini. Kami sebagai penyusun menyadari adanya kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembacanya bagi kami sebagai penyusun makalah ini.

DAFTRA PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000
Dipiro. Joseph, et al.2005.Pharmacotherapy: A pathophysiologi Approach, Sixth Edition. the Mc
Graw-Hill Companies. United states Of America.
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan,
1996
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002

Anda mungkin juga menyukai