: Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,
dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan
Samaria dan sampai ke ujung bumi. Sesudah Ia mengatakan demikian,
terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutupNya dari
pandangan mereka.
Hmmm.... Yesus sudah pergi, Ia sudah naik ke surga, ke Rumah Bapa.. untuk
menyediakan tempat bagi kita... supaya di mana Yesus berada, kita juga akan
berada.. demikian janjiNya ketika Ia masih di dunia... lalu.. kini dia sudah
pergi... kapan Ia baru akan kembali menjemput kita? Engkau tidak perlu
mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut
kuasaNya. Demikian kata Yesus sesaat sebelum Ia naik ke surga... dalam
hari-hari penantian.. tugas kita adalah menjadi saksi! Ya, menjadi saksi!!
: Hmmm... sepi sekali... pasti Giok Lan dan Iing sudah ke gereja... Semalam
aku memang sudah bilang sama Giok Lan, kalau hari ini aku tidak bisa ke
gereja.. banyak sekali pekerjaan kantor yang harus aku selesaikan... inilah
akibatnya, kalau perusahaan terpaksa mengurangi karyawan sebagai dampak
krisis ekonomi yang berkepanjangan. Sialnya aku jadi kelimpahan pekerjaan
dua orang... tapi... yaa... kalau dipikir-pikir... masih untung juga aku.. nggak
temasuk yang di-phk... tapi... akibatnya... yaa.. terpaksalah aku harus sering
bawa pulang pekerjaan dari kantor dan.. apa boleh buatlah... terpaksa aku
harus sering madol dari gereja... yaa.. sekali-sekali tak apalah... ini kan
penting... dari pada nanti aku ikut-ikut di phk.. bagaimana? Lagipula istriku
Giok Lan dan anakku Iing kan sudah cukup mewakili aku... Heehhh...
kadang-kadang aku suka heran dengan sepupuku si Kim Liang... dia itu
bukan kristen... tapi krismon-krismon gini hidupnya tambah makmur...
003. Suara
004. A Seng
005. Suara
: Kamu ini gimana Seng? Masa sama suara hati sendiri saja tidak kenal?
006. A Seng
007. Suara
008. A Seng
009. Suara
010. A Seng
: Gampang gimana?? Aku sudah banting tulang siang malam, hasilnya ya ginigini aja...
011. Suara
: Makanya... sekali-sekali coba kamu ikut sama Kim Liang... jangan gereja
melulu... gereja melulu... hari Minggu itu kan hari libur... hari bersantai...
gereja itu sekali-sekali saja... kalau ada waktu sisa....
012. A Seng
: Kamu...
013. Suara
: Ya sudah, terserah kamu saja... kamu kan tuan... sedang aku... aku cuma
suara hati... (TERDENGAR KETUKAN DI PINTU) Ah... ada tamu
rupanya... sudah ya.. aku mau mundur dulu... semoga kamu berhasil hari
ini....
015. Kim Liang : Iya... kebetulan.. kamu lagi ada di rumah.. aku perlu bantuanmu!
016. A Seng
: Apa? Bantuanku? Seorang Kim Liang minta bantuanku? Apa aku nggak
salah dengar?
017. Kim Liang : Betul! Sekali ini aku betul-betul memerlukan bantuan kamu Seng...
018. A Seng
: Bantuan apa yang bisa diberikan oleh seorang sepupu miskin seperti aku
hah? Kamu ini ada-ada saja Kim Liang....
019. Kim Liang : Kamu salah Seng... aku bukan mau minta bantuan uang... kalau itu sih, aku
nggak kekurangan.. tapi aku mau minta bantuan tenaga...
020. A Seng
: Hmm.. tenaga? Ayolah... ngomong yang jelas Kim Liang, jangan berbelitbelit gitu....
021. Kim Liang : Oke... kita lagi kurang kaki... ada satu teman tiba-tiba sakit dan harus masuk
rumah sakit... aku rasa kamu cocok untuk menggantikannya...
022. A Seng
: Maksud kamu?
023. Kim Liang : Ah... masa kamu sudah lupa sih... dulu kan kamu bandar buntut tikus... raja...
024. A Seng
: Nggak.. nggak... aku nggak mau terlibat lagi... aku sudah ke gereja...
: Makanya... sekali-sekali coba kamu ikut sama Kim Liang... jangan gereja
melulu... gereja melulu... hari Minggu itu kan hari libur... hari bersantai...
gereja itu sekali-sekali saja... kalau ada waktu sisa....
029. A Seng
030. Kim Liang : Betul... sekali ini saja... hanya menggantikan teman saja kok...
031. A Seng
: Okelah kalau begitu... tapi... jangan bilang-bilang sama Giok Lan atau Iing
yaa...
032. Kim Liang : Jangan kuatir... istri dan anakmu pasti nggak akan tahu...
033. A Seng
: Jangan pernah membuka hati kita kepada iblis, sekecil apapun celahnya.
Ingatlah akan pesan Yesus sesaat sebelum Ia ditangkap di taman Getsemani.
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah....
: Ah, kamu terlalu memuji Kim Liang... hanya kebetulan saja... aku lagi
beruntung hari ini... kamu sendiri aku lihat menang besar tadi...
037. Kim Liang : Haha.. kalau aku sih selalu beruntung... kan kamu juga yang ajari dulu...
038. A Seng
039. Kim Liang : Jangan kuatir... aku selalu berhati-hati kok... kalau nggak.. mana bisa aku
terus bertambah kaya seperti sekarang... hahaha.... gimana.. minggu depan
mau ikut lagi nggak??
040. A Seng
041. Kim Liang : Waahh... ketagihan rupanya kamu... selamat... atas kembalinya King
Gamblerrrr... hahahaha....
042. A Seng
043. Kim Liang : Okelah... aku pulang dulu ya.. minggu depan aku jemput... minggu depan ada
kakap...
044. A Seng
: Kalau bisa setelah aku pulang gereja saja... biar Giok Lan nggak curiga...
045. Kim Liang : Kesiangan... kakapnya keburu kabur... oke.. sampai minggu depan...
KIM LIANG KELUAR. A SENG MENGELUARKAN SEJUMLAH UANG DAN
MENGHITUNG-HITUNGNYA
SAMBIL
TERSENYUM
SENANG.
TIBA-TIBA
TERDENGAR KETUKAN DI PINTU. A SENG CEPAT-CEPAT MEMASUKKAN UANG
KE SAKUNYA DAN BERJALAN KE PINTU, MEMBUKANYA DAN A SENG AGAK
TERKEJUT.
046. A Seng
047. Pendeta
: Terima kasih...
048. A Seng
049. Pendeta
: Tidak usah... tidak usah... saya tidak lama... hanya mampir sebentar... saya
cuma ingin ngobrol-ngobrol sebentar dengan saudara A Seng... Oya, istri dan
anakmu belum pulang?
050. A Seng
: Katanya mau mampir dulu di tempat saudara... Ada apa boksu, kelihatan ada
yang penting....
051. Pendeta
: Akhir-akhir ini, saya jarang melihat saudara A Seng di kebaktian... tadi saya
ketemu dengan istri dan anak kamu... mereka bilang, kamu lagi sibuk sekali
dengan pekerjaan kantor...
052. A Seng
: Iyaa.. biasalah... banyak yang kena phk... jadinya saya harus mengambil alih
pekerjaan beberapa orang yang di-phk...
053. Pendeta
: Hmmm... tapi ada baiknya saudara A Seng atur sedemikian rupa... supaya ada
waktu untuk berbakti kepada Tuhan di hari minggu...
054. A Seng
: Iyaa.. saya sudah berusaha.. tapi makin lama pekerjaannya makin numpuk...
055. Pendeta
: Yaaa.. kata orang pekerjaan sih nggak ada habis-habisnya kalau mau
dituruti... dan saya pikir kalau pekerjaan kita tidak ada habis-habisnya..
mestinya kita bersyukur pada Tuhan... artinya kita masih dibutuhkan... kalau
pekerjaan kita habis... bisa-bisa kita di-phk... betul tidak saudara A Seng?
056. A Seng
057. Pendeta
: Nah... salah satu wujud pengucapan syukur kita ya dengan datang berbakti
kepada Tuhan setiap minggu secara teratur... Tuhan sendiri berkata,
janganlah engkau menjauhkan diri dari persekutuan seperti yang dilakukan
oleh beberapa orang bebal... nah, saya berharap saudara A Seng sebagai
seorang kristen dapat mengatur waktu dengan baik... Ingat, Tuhan telah
memberikan kita 6 hari waktu untuk bekerja dan hari ke tujuh yaitu hari
minggu adalah hari perhentian... supaya kita datang menyembah dan berbakti
kepada Tuhan pada hari itu....
058. A Seng
059. Pendeta
: Baiklah kalau begitu... saya tidak bisa lama-lama.. masih harus mampir di
beberapa jemaat yang sakit... mari kita berdoa....
MEREKA BERDOA.
060. A Seng
061. Pendeta
: Sampaikan salam saya kepada istri dan anakmu. Oya.. jangan lupa datang
berbakti minggu depan..
062. A Seng
063. Pendeta
: Ada apa?
064. A Seng
065. Pendeta
066. A Seng
068. Suara
: Jangan kuatir A Seng... si tua itu tidak akan tahu apa yang kamu perbuat...
lagi pula apa pedulinya dia... ini kan kehidupan kamu... kamu yang berhak
menentukan segalanya... kapan kamu mau ke gereja.. mau kerja.. mau judi...
mau jual buntut tikus....
069. A Seng
070. Suara
071. A Seng
: Maksudmu?
072. Suara
073. A Seng
074. Suara
: Minggu depan... istrimu Giok Lan pasti juga tidak akan ke gereja...
075. A Seng
077. A Seng
: Ah... sungguh beruntung aku... ini seperti kata pribahasa, pucuk dicinta ulam
tiba... ya.. ya.. Giok Lan pasti lebih memilih ke undangan ii-nya... dari pada
ke gereja... seperti biasanya... dan aku... ha.. ha.. ha.. (MENJENTIKKAN
JARINYA DENGAN PUAS).
: Lihat.. sekali engkau membuka diri pada dosa.. maka dosa demi dosa akan
datang dengan lancar... seperti air bah, ia takkan terbendung oleh kita...
apalagi jika kita semakin jauh dari Tuhan... sebab Tuhan adalah pokok
anggur yang benar dan kita adalah ranting-rantingnya... sekali ranting terlepas
dari pokoknya, maka ia akan menjadi kering dan dibuang orang ke dalam
pembakaran... Hanya Tuhan yang sanggup menolong kita keluar dari
kubangan dosa-dosa kita....
081. Giok Lan : Kan masih ada yang lain... kan bukan cuma kamu anggota paduan suaranya...
kan masih ada Mei Lan... Ella... Siao Cu... dan yang lain-lainnya...
082. Iing
: Aduuuhh.... mama ini gimana sih... kalau kurang ya bisa pincang suaranya...
083. Giok Lan : Sudah.. sudah... pokoknya kamu harus datang ke pesta ipohmu itu.. papa juga
ikut... pekerjaan kantornya saja ditinggal dulu... biasanya pekerjaan kantor
nomor satu buat papamu... sekali ini, kan pesta ipohmu itu lebih penting...
084. Iing
: Nggak... nggak... pokoknya Iing ke gereja dulu... nanti pulang gereja baru
Iing ke pesta Ipoh... kan masih keburu ini.. pestanya kan sampai sore... telat
dikit kan nggak apa-apa...
085. Giok Lan : Tapi kita kan saudara dekat Iing.. masa saudara datangnya telat.. apa kata
orang-orang nanti... saudara kok seperti tamu!
086. Iing
: Ih.. peduli amat kata orang.. pokoknya Iing mau ke gereja dulu!
087. Giok Lan : Ya terserah kamulah... kamu memang kepala batu.. nggak bisa dibilangin...
gereja kan ada setiap minggu... pesta ipohmu kan nggak setahun sekali...
udah.. mama mau ke pasar dulu...
GIOK LAN KELUAR. IING BERDIRI DENGAN MUKA CEMBERUT. LALU KELUAR. A
SENG MASUK, SEPERTI ORANG BARU BANGUN TIDUR. TERDENGAR PINTU
DIKETUK GENCAR. A SENG TERKAGET DAN CEPAT MEMBUKA PINTU. SEORANG
PEMUDA MENEROBOS MASUK.
088. Jeffry
089. A Seng
: Ada apa Jeffry.. ada apa? Kenapa kamu seperti orang yang dikejar-kejar
setan?
090. Jeffry
091. A Seng
: Ada apa dengan papamu? Coba tenang dulu Jeffry.. bicara yang jelas.. ada
apa dengan papamu?
092. Jeffry
093. A Seng
094. Jeffry
: Tadi papa jatuh di kamar mandi... terus pingsan... menurut dokter papa kena
serangan jantung.. keadaannya kritis...
095. A Seng
: Oke.. oke... ncek ikut kamu sekarang juga... tenang dulu yaa... ncek ganti
baju dulu...
: Kim Liang... Kim Liang... kenapa kamu harus pergi begitu cepat... Aku sama
sekali tidak menyangka, minggu lalu menjadi pertemuan kita yang terakhir....
Aku menyesal sekarang, mengapa aku membiarkan diriku jatuh...
seandainya.... seandainya saja... aku tahu kamu akan pergi begitu cepat....
seharusnya aku membawamu kepada Tuhan... seharusnya bukan aku yang
terbawa oleh kamu... tetapi akulah yang seharusnya membawa kamu... Aku
telah gagal menjadi saksi!! Aku tidak menyaksikan kebenaran Tuhan, bahkan
kepada sepupuku sendiri, yang aku kenal sejak kecil... Aku telah gagal
Tuhan... aku menyesal... tetapi penyesalan yang terlambat....
: Tidak ada kata terlambat saudara A Seng. Penyesalan kamu pasti didengar
Tuhan. Ia tidak akan tinggal diam. Kamu tentu tahu, bagaimana Tuhan telah
memulihkan Petrus karena penyesalannya yang sungguh-sungguh. Mulai
sekarang hiduplah kudus di hadapanNya dan jadilah saksi Kristus. Agar
melalui kehidupanmu dan keluargamu, banyak orang memperoleh
keselamatan kekal. Apa yang terjadi dengan sepupumu, bukan sepenuhnya
menjadi kesalahanmu. Tetapi, Tuhan tentu mempunyai rencana yang indah
bagi kehidupanmu dan keluargamu melalui peristiwa yang menyakitkan ini.
Mulai sekarang kembalilah dan hiduplah sebagai saksiNya!
098. A Seng
099. Pendeta
saksiNya, agar banyak orang dalam hidup kita, ii, ncek, ncim, itio, ipoh,
ikong, dan lain-lainnya dapat memperoleh hidup yang kekal. Amin.
TERDENGAR MUSIK PENUTUP FADE-IN. PENDETA DAN A SENG MEMBERI
HORMAT KE PENONTON. LALU KELUAR.
SELESAI
Cileduk, 6 Mei 2002
Yung Darius.
deyung@merapi.net
www.yungdarius.com
www.palka.or.id