Anda di halaman 1dari 9

MINI CASE REPORT

Nama pasien

: Ny. N

Tanggal lahir

: 24 Desember 1950

Suku

: Makassar

Jenis kelamin

: Laki-laki

Anamnesis Lengkap

Tanggal 09 November 2014


Seorang pasien datang ke poskesdes dengan keluhan utama sakit kepala
disertai kaku leher sejak 3 hari yang lalu.. Keluhan ini disertai dengan
penglihatan agak kabur dan lemas. Pada pemeriksaan tekanan darah
didapatkan 160/100 mmHg. Jika diberi obat antihipertensi keluhan
menghilang. Tetapi pasien memiliki pola makan yang tidak terkontrol.
Riwayat hipertensi 3 bulan terakhir. Buang air kecil lancar, buang air besar
lancar.

Tanda Vital :
Suhu

: 36, 50C

Nadi

: 110 x/ menit

Pernapasan

: 24 x/ menit

Tekanan darah : 160/100

Pemeriksaan Fisis :
Antopometri : BB = 68 kg
Tinggi badan = 165 cm
Inspeksi

: Pasien terlihat sakit ringan

Pem. Penunjang : Diagnosis

: Hipertensi Grade 2 (sesuai kriteria JNC VII)

Dif. Diagnosis : 1. Proses akibat white coat hypertension


2. Proses akibat obat
3. Nyeri akibat intraserebral
4. Ensefalitis
Terapi

: Captopril 25 mg/ hari


Disertai perubahan gaya hidup dengan diet rendah garam.
Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan
untuk mengoptimalkan hasil pengobatan.
Edukasi dan konseling pasien, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak.


Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal.
Gaya hidup aktif dan olahraga teratur.
Stop merokok.
Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum).

KAJIAN PUSTAKA

Tingkat Kemampuan: 4A
Hipertensi Esensial
a. Definisi(1)
Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik 140
mmHg dan atau diastolic 90 mmHg.
b. Faktor Resiko(2)
Faktor resiko dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu kelompok yang
dapat dimodifikasi dan kelompok yang tidak dapat dimodifikasi.
Kelompok yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur, jenis kelamin,
riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.
Hal yang dpat dimodifikasi yaitu:
1. Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan).
2. Konsumsi alcohol berlebihan
3. Aktifitas fisik kurang
4. Kebiasaan merokok
5. Obesitas
6. Dyslipidemia
7. Diabetes mellitus
8. Psikososial dan stress
c. Patogenesis (3)
Hipertensi esensial adalah penyakit multifactor yang timbul terutama
karena interaksi antara faktor-faktor resiko tertentu. Faktir-faktor resiko yang
mendorong timbulnyamkenaikan tekanan darah tersebut adalah:
1. Faktor resiko, seperti: diet dan asupan garam dan lain-lain.
2. Sistem saraf simpatis: tonus simpatis dan variasi diurnal.
3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi:
endotel pembuluh darah berperan utama, tetapi remodeling dari
endotel, otot polos dan interstisium juga memberikan konstribusi
akhir.
4. Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem
renin, angiotensin dan aldosteron.
d. Gejala Klinik(4)
Mulai dari yang tidak bergejala sampai dengan yang bergejala.
Keluhan hipertensi antara lain: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung berdebardebar, pusing, leher kak, penglihatan kabur dan rasa sakit pada dada. Keluhan

tidak spesifik antara lain tidak nyaman pada kepala, mudah lelah dan
impotensi.
e. Penanganan (4)
Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan perubahan gaya
hidup.
Tabel modifikasi gaya hidup

Modifikasi

Rekomendasi

Rerata penurunan

Penurunan berat

TDS
Jaga berat badan ideal 5-20 mmHg/ 10 kg

badan

(BMI: 18,5-24,9

Dietary Approach to

kg/m2)
Diet kaya buah,

Stop Hypertension

sayuran, produk

8-14 mmHg

rendah lemak dengan


jumlah total dan
Pembatasan intake

lemak jenuh rendah


Kurangi hingga <100

natrium

mmol per hari (2,0 gr

2-8 mmHg

natrium atau 6,5 gr


NaCl atau 1 sendok
Aktifitas fisik

teh garam per hari)


Aktifitas fisik

anaerobik

anaerobik yang

4-9 mmHg

teratur (misal: jalan


cepat) 30 menit
sehari, hampir setiap
hari dalam seminggu
Pembatasan konsumsi Laki-laki dibatasi

2-4 mmHg

alcohol

hingga <2 kali per


hari
Wanita dan orang
yang lebih kurus
dibatasi hingga <1
kali p erhari

Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang.


Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk mengoptimalkan
hasil pengobatan.
1. Hipertensi tanpa compelling indication
Hipertensi stage-1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari, furosemid
2x20-80 mg/hari), atau pemberian penghambat ACE (captopril 2x25-100 mg/hari
atau enalapril 1-2 x 2,5-40 mg/hari), penyekat reseptor beta (atenolol 25-100mg/hari
dosis tunggal), penghambat kalsium (diltiazem extended release 1x180-420 mg/hari,
amlodipin 1x2,5-10 mg/hari, atau nifedipin long acting 30-60 mg/hari) atau
kombinasi.
2. Hipertensi stage-2
Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu, dapat
diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik, tiazid dan penghambat ACE
atau antagonis reseptor AII (losartan 1-2 x 25-100 mg/hari) atau penyekat reseptor
beta atau penghambat kalsium.
Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari masingmasing antihipertensi diatas.Sebaiknya pilih obat hipertensi yang diminum sekali
sehari atau maksimum 2 kali sehari.
3. Kondisi khusus lain

a. Obesitas dan sindrom metabolik Lingkar pinggang laki-laki >90


cm/perempuan >80 cm. Tolerasi glukosa terganggu dengan GDP 110
mg/dl, tekanan darah minimal 130/85 mmHg, trigliserida tinggi 150
mg/dl, kolesterol HDL rendah <40 mg/dl (laki-laki) dan <50 mg/dl
(perempuan).Modifikasi gaya hidup yang intensif dengan terapi utama
ACE, pilihan lain reseptor AII, penghambat calsium dan penghambat .
b. Hipertrofi ventrikel kiri Tatalaksana tekanan darah agresif termasuk
penurunan berat badan, restriksi asupan natrium dan terapi dengan semua
kelas antihipertensi kecuali vasodilator langsung, yaitu hidralazin dan
minoksidil.
c. Penyakit Arteri Perifer
Semua kelas antihipertensi, tatalaksana faktor risiko dan pemberian
aspirin.
d. Lanjut Usia
Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mh/hari.
Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit penyerta.
e. Kehamilan
Golongan metildopa, penyekat reseptor , antagonis kalsium, vasodilator.
Penghambat ACE dan antagonis reseptor AII tidak boleh digunakan
selama kehamilan.
f. Pencegahan (2,4)
1. Atur pola makan, jangan konsumsi garam berlebihan
2. Jangan mengkonsumsi alcohol
3. Tingkatkan aktifitas fisik
4. Hindari kebiasaan merokok
5. Cegah terjadinya obesitas
6. Kontol gula darah dan sindrom metabolic
7. Hindari stress

PEMBAHASAN

Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki, usia 65 tahun dengan diagnosis


Hipertensi Grade 2 (sesuai kriteria JNC VII). Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sesuai dengan data epidemiologis menunjukkan
bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan
hipertensi akan bertambah juga, dimana baik hipertensi sistolik maupun kombinasi
sistolik dan diastolic sering timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia >60
tahun.
Pasien datang ke poskesdes dengan keluhan utama sakit kepala disertai kaku
leher sejak 3 hari yang lalu.. Keluhan ini disertai dengan penglihatan agak kabur dan
lemas. Pada pemeriksaan tekanan darah didapatkan 160/100 mmHg dan nadi 110
kali/menit. Riwayat makan tidak terkontrol Hal ini sesuai teori bahwa hipertensi bisa
didapatkan dengan keluhan antara lain: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung berdebardebar, pusing, leher kaku, penglihatan kabur dan rasa sakit di dada. Faktor-faktor
yang berpengaruh pada hipertensi terutama asupan garam yang berlebihan. Ini dilihat
bahwa pola makan pasien yang tidak terkontrol. (4)

Pada pemeriksaan tekanan darah didapatkan tekanan darah pasien 160/110


mmHg. Didapatkan juga denyut nadi 110 kali/menit. Pemeriksaan penunjang pada
pasien yang datang di poskesdes tidak dilakukan. Pada kasus ini, anamnesis yang
lengkap serta pemeriksaan fisis sederhana, diagnosis kasus hipertensi telah bisa
ditegakkan.

Pada kasus ini diberikan terapi obat anti hipertensi untuk menghambat ACE
(Angiotensin Converting Enzym), akibatnya angiotensin II terhambat, timbul
vasodilatasi, penurunan sekresi aldosterone sehingga ginjal mensekresikan natrium
dan cairan serta mensekresikan kalium. Keadaan ini akan menyebabkan penurunan
tekanan darah. Pasien juga diberi edukasi untuk perubahan pola makan diet rendah
garam serta gaya hidup sehat dan tetap kontrol selama 2 minggu sekali ke poskesdes.

DAFTAR PUSTAKA

1. Adam, Jhon MF. Dislipidemia. Aru W. Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi IV. Jakarta; EGC. 2009. 1948-1953
2. Harrison. Dyslipidemia. Issebacher, dkk. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi 13. Jakarta; EGC. 2009. 1023-1030
3. Robbins. Pembuluh Darah. Huriawati Hartanto, dkk. Buku Ajar Patologi. Edisi
VII. Jakarta; EGC. 2010. 374-378
4. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer,
Edisi I. 2013

Anda mungkin juga menyukai