Anda di halaman 1dari 12

BAB I

LAPORAN KASUS
GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI (F41.2)

IDENTITAS PASIEN
No. Reg / No. Status : 00-13-19-60
Nama : Ny. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tgl Lahir : Mamuju, 12 Oktober 1985
Status Perkahwinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Mamuju
Tanggal masuk RS : 6 Juni 2016

0
LAPORAN PSIKIATRIK
1 Riwayat Penyakit
a Keluhan utama dan alasan MRSJ / terapi:
Cemas
b Riwayat gangguan sekarang, perhatikan:
Keluhan dan gejala
Seorang wanita datang ke Poli RSKD untuk pertama kalinya diantar oleh ibu
kandungnya dengan keluhan cemas. Cemas berlebihan dialami sejak 2 bulan yang lalu,
namun memberat dalam 1 minggu terakhir. Pasien takut jika usaha suaminya mengalami
kebangkrutan serta takut jika keluarganya ataupun dirinya meninggal dunia. Selain itu,
Pasien sering merasa putus asa, tidak bersemangat disertai lemas dan kehilangan minat
melakukan aktifitas jika gejala cemas tersebut muncul dan jika cemas terjadi pasien
berkeringat dingin dan jantung berdebar. Pasien belum pernah mengunjungi rumah sakit
dengan keluhannya dan belum mendapatkan pengobatan.
Hendaya / disfungsi
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
Hendaya dalam bidang sosial (-)
Hendaya dalam waktu senggang (-)
Faktor stressor psikososial
Pasien takut jika usaha suaminya mengalami kebangkrutan dan takut jika
keluarganya meninggal dunia
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya
-Trauma (-)
-Infeksi (-)
-Kejang (-)
-Merokok (-)
-Alkohol (-)
-Napza (-)
c Riwayat gangguan sebelumnya
Pasien belum pernah mengalami hal yang sama.

d Riwayat kehidupan peribadi


Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)
Pasien lahir normal, cukup bulan, ditolong oleh bidan di rumah. ASI (+)
Riwayat masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya, pertumbuhan dan perkembangan
pasien baik dan sama seperti pertumbuhan dan perkembangan anak-anak pada
umumnya.
Riwayat masa kanak-kanak pertengahan (4 11 tahun)

1
Pasien mulai masuk SD, pasien seorang yang mudah bergaul, prestasi tidak
menonjol, tidak pernah bermasalah di sekolah.
Riwayat masa remaja (12-17 tahun)
Setelah tamat SD pasien melanjutkan diri ke jenjang SMP dan SMA.
Pertumbuhan dan perkembangannya sama dengan remaja lain. Pasien seorang
yang ramah, tidak memiliki prestasi menonjol di sekolah, pergaulan cukup
luas dan tidak ada masalah dengan teman sebanyanya.
Riwayat masa dewasa (18 tahun sekarang)
Setelah tamat SMA pasien tidak melanjutkan kuliah dan menikah.
e Riwayat kehidupan keluarga
Pasien anak keempat dari enam bersaudara (,,,,,)
Pasien sudah menikah dan memiliki dua orang anak laki-laki
Hubungan dengan saudara baik, tidak ada masalah
Hubungan dengan orang tua baik, pasien seorang anak yang penurut kepada
orang tua
f Situasi sekarang
Pasien tinggal dengan suaminya dan kedua anaknya
g Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merasa cemas dan merasa perlu pengobatan karena mengganggu aktifitas
sehari-hari
II. Status Mental
a Deskripsi umum
1 Penampilan : Tampak seorang perempuan menggunakan jilbab hitam, baju kotak-
kotak warna merah dengan celana kain hitam, perawakan sedang, perawatan diri
cukup, wajah sesuai usia
2 Kesadaran :
a Kuantitas : GCS E4M6V5
b Kualitatif : baik
3 Perilaku dan aktivitas psikomotor : cemas
4 Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi baik
5 Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
b Keadaan Afektif (mood) perasaan, dan empati, perhatian:
1 Mood: cemas
2 Afek :cemas
3 Empati : dapat dirabarasakan
c Fungsi intelektual (kognitif) :
1 Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : SMA, Sesuai dengan
tingkat pendidikan
2 Daya konsentrasi : Cukup baik
3 Orientasi :
Tempat : baik
Waktu : baik
Orang : baik
2
4 Daya ingat : Daya ingat segera, jangka pendek,jangka panjang baik
5 Pikiran abstrak : baik
6 Bakat kreatif : Tidak ada
7 Kemampuan menolong diri sendiri : baik
d Gangguan persepsi :
1 Halusinasi : Tidak ada
2 Ilusi : Tidak ada
3 Depersonalisasi : Tidak ada
4 Derealisasi : Tidak ada
e Proses berfikir
1 Arus pikiran :
- Produktivitas : Cukup
- Kontinuitas : Relevan, koheren
- Hendaya berbahasa : Tidak ada

2 Isi pikiran :
- Preokupasi : (+) tentang cemas akan suaminya mengalami kebangkrutan
- Gangguan isi pikir : tidak ada
f Pengendalian impuls : baik
g Daya nilai
1 Norma sosial :baik
2 Uji daya nilai : baik
3 Penilaian realitas : baik
h Tilikan (insight) : Pasien merasa sakit dan memerlukan pengobatan
(Tilikan derajat 6)
i Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
III. Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut :
Pemeriksaan Fisik
- Status internus : TD:120/80 mmHG N:96x/Menit S:36.7C P: 20x/Menit
- Tuliskan pula hal-hal bermakna lainnya yang anda temukan pada pemeriksaan fisik,
pem. Lab dan penunjang lainnya :
- Tidak didapatkan kelainan pada pemeriksaan fisik dan tidak ada hasil laboratorium
IV. Ikhtisar penemuan bermakna
Seorang wanita umur 31 tahun datang ke Poli RSKD dengan keluhan cemas. Pasien
merasakan cemas sejak 2 bulan lalu dan memberat sejak 1 minggu terakhir. Pasien
mengaku cemas karena takut usaha suaminya bangkrut. Jika cemas tersebut muncul,
pasien kehilangan minat untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan jika serangan
cemasnya datang pasien berkeringat dingin disertai jantung berdebar-debar dan akhir-
akhir ini selalu merasa minder terhadap orang lain. Pasien juga merasa lebih baik mati
jika usaha suaminya tersebut mengalami kebangkrutan. Selain itu, pasien juga sering
merasakan putus asa tanpa penyebab yang pasti.

3
Sejak pasien merasakan cemas, pasien merasakan nafsu makan kurang namun
tidur masih cukup. Menurut keluarga pasien tidak memiliki masalah dengan suaminya
ataupun keluarga yang lain. Pasien belum pernah berobat ke Poli RSKD sebelumnya.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
Dari pemeriksaan status mental tampak seorang wanita menggunakan jilbab
hitam, baju kotak-kotak warna merah, perawakan sedang, perawatan diri cukup, wajah
sesuai usia, kesadaran baik, akitifitas psikomotor gelisah, pembicaraan spontan, lancar,
intonasi baik, sikap terhadap pemeriksa kooperatif, mood dan afek cemas, fungsi
kognitif dalam batas normal, gangguan persepsi tidak ada. Pada proses berpikir
terdapatnya preokupasi tentang takut akan kebangkrutan suaminya, taraf dapat
dipercaya.
V. Evaluasi Multiaksial
Aksis 1
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental
didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu berupa cemas, hyperhidrosis, palpitasi
disertai rasa putus asa, mudah lelah dan tidak ada minat melakukan aktifitas sehari-
hari sehingga menimbulkan adanya penderitaan (distress) pada pasien dan terdapatnya
hendaya ringan sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya dalam pekerjaan atau hanya
hendaya ringan saja sehingga didiagnosa sebagai gangguan jiwa nonpsikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan adanya
gangguan mental organik sehingga dapat didiagnosa Gangguan Jiwa Nonpsikotik non
Organik.
Dari alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan
bahwa pasien merasa cemas, keadaan afektif berupa mood dan afek cemas disertai
adanya salah satu gejala dari depresi berupa kehilangan minat dalam melakukan
aktifitas sehari-hari dan gejala tambahan lainnya berupa rasa putus asa sehingga dapat
didiagnosa sebagai Gangguan Campuran Anxietas dan Depersi (F41.2).
Aksis II
Pasien cemas jika suaminya mengalami kebangkrutan dan takut jika keluarganya
meninggal sehingga pasien tidak mampu mengerjakan sehari-hari dan merasa minder
jika bertemu dengan orang lain sehingga didiagnosis sebagai Gangguan Kepribadian
Cemas (Menghindar).
Aksis III
Tidak terdapat diagnosis klinis lainnya
Aksis IV
4
Faktor stressor pasien akan takut bangkrutnya usaha suaminya
Aksis V
GAF Scale 70-61, beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi
secara umum masih dalam batas normal

VI. Daftar Problem


Organobiologik
Tidak ditemukan adanya kelainan fisis yang bermakna tetapi diduga adanya
ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan psikofarmakologi.

Psikologik
Ditemukan adanya perasaan cemas dan depresi sehingga pasien memerlukan
psikoterapi

Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya ringan dalam pekerjaan sehingga membutuhkan
sosioterapi

VII. Prognosis
Dari hasil alloanamnesis dan autoanamnesis, didapatkan keadaan berikut ini :
Faktor pendukung:
1 Adanya dukungan dari keluarga
2 Pasien patuh dalam meminum obat
3 Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
Faktor penghambat:
- stressor masih berlangsung
Dari faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa prognosis pasien:
Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
Quo Ad Functionam : dubia ad bonam
Quo Ad Sanationam : dubia ad bonam

VIII. Rencana Terapi


1. Psikofarmako :
Clobazam 10 mg , 2 x tablet
Fluoxetin 10 mg, 1-0-0

5
2. Psikoterapi Supportif
Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi
hati sehingga pasien menjadi lega
Konseling memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya dan memahami
kondisinya lebih baik dan menganjurkan untuk berobat teratur
Sugesti : menanam kepercayaan dan meyakinkan bahwa gejalanya akan hilang dengan
meningkatkan motivasi dari pasien

3. Sosioterapi : memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan orang sekitar pasien
untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang kondusif

IX. Follow up
Memantau keadaan pasien dan perkembangan penyakitnya
Pantau efektivitas terapi dan efek samping yang mungkin terjadi

BAB II
PEMBAHASAN
AUTOANAMNESA (20 MEI 2016)
DM: Dokter Muda P: Pasien
6
DM : Assalamualaikum Ibu, perkenalkan diri saya dokter muda Ina, kalau boleh tau, siapa
nama ta?
P : K dok.
DM : Bu, bagaimana kabarta hari ini?
P : cemaska dok
DM : Ibu dimana rumahta?
P : Di Mamuju dok.
DM : Umurta berapa dan sudahmaki menikah?
P : 31 dok, sudah menikah, 2 anakku di rumah.
DM : Apa pekerjaanta Bu?
P : Nda ada dok
DM : Apa keluhanta bu? Apa yang kita rasakan sehingga datangki ke sini?
P : Cemaska dok
DM : Kira-kira apa alasanta cemas bu?
P : Takutka usahanya suamiku bangkrut dok.
DM : Takut bagaimanaki bu? Kira-kira bisaki ceritakan bagaimana rasa takutta?
P : Takutka dok, kalau tiba-tiba saya pikirki usahanya suamiku bangkrut, keringat
dinginka kurasa langsung tegang leherku
DM : Berdebar-debar juga jantungta bu?
P : Iye dok kalau datangki cemasku. Kadangka juga merasa putus asa tapi tidak kutau
kenapa. Takutka juga kalau kupikirki kalau keluargaku meninggal. Kayak mauka mati
saja
DM : Itu takutta bu kapan biasa timbul?
P : Ada jam-jam tertentunya dok, kalau kupikirki lagi munculki lagi rasa cemasku,
takutka apa mati, takutka suamiku pergi, apalagi kalau bangkrut usahanya
DM : Bagaimana kegiatanta di rumah? Sangat mengganggukah kalau cemaski?
P : Kalau kambuh lagi itu perasaan cemasku tidak ada bisa kukerja dok. Tidak semangatka
kerja dok, tidak ada mau saya lakukan. Minderka apa sama teman-temanku.
DM : Ada suara-suara sering kita dengar atau bisikan-bisikan?
P : Ndak adaji dok
DM : Atau ada kita lihat bayangan-bayangan?
P : Tidak adaji dok

7
DM : Sebelumnya pernahki cemas kayak begini?
P : Ndakji dok, baru pertama kali
DM : Kira-kira Ibu ada masalahta dengan suamita atau keluargata sehingga seringki cemas
begini?
P : Karena tetanggaku dok yang punya usaha yang sama beberapa bulan lalu bangkrutki
DM : Bagaimana nafsu makanta bagusji?
P : Kurang nafsu makanka dok
DM : Kalau tidurta bu?
P : Bagusji dok
DM : Bu, saya tanya ki di, masih ingat nama saya?
P : Dokter Ina
DM : seratus dikurang tujuh?
P : Sembilan puluh tiga dok
DM : Dikurang tujuh lagi?
P : Delapan puluh enam dok
DM : Sekarang kita lagi di mana? Hari apa sekarang?
P : Di Rumah Sakit Dadi Dok, hari Senin.
DM : Kalau misalnya lihatki dompet di jalan, apa kita bikin?
P : Saya bawaki ke masjid dok, supaya nanti kalau ada yang cariki, bisa naambil kembali
dompetnya orang
DM : Oh iya Ibu, terima kasih banyak atas waktuta

PEMBAHASAN

Anxietas merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan
gejala somatic yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari susunan saraf autonomic
(SSA). Anxietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan
satu fungsi empati pasien.

8
Diagnosis berdasarkan PPDGJ III Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2) sebagai
berikut:
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun
tidak terus-menerus, di samping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
Bila ditemukan anxietas berat diserta depresi yang lebih ringan, maka harus
dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas
fobik.
Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan
masing-masing diagnosis maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan dan
diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal
hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus
diutamakan.
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka
harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

Pada pasien itu, menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan kecemasan yang di
tandai dengan rasa cemas, susah tidur, jantung berdebar-debar dan berkeringat jika gejala
sedang berlansung. Gejala tersebut sudah berlangsung selama kurang lebih2 bulan yang lalu
dan durasinya terjadi pada situasi tertentu saja. sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami
gangguan cemas. Pasien juga memiliki rasa putus asa dan rasa ingin mati saja jika usaha
suaminya bangkrut disertai rasa tidak semangat untuk beraktifitas, rasa minder (rasa
kepercayaan diri yang kurang) dan pandangan yang pesimis terhadap masa depan
(memikirkan jika usaha suaminya bangkrut tanpa alasan jelas) yang menunjukkan bahwa
adanya gejala depresi sehingga dapat disimpulkan bahwa diagnosa pada pasien tersebut
adalah Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F.41.2).

1 Definisi
Gangguan campuran anxietas dan depresi merupakan penyakit tersendiri dan dinamakan
secara bersamaan didapati gejala-gejala depresi dan anxietas (cemas) pada penderita. Perlu
diperhatikan bahwa baik gejala-gejala depresi maupun gejala-gejala anxietas yang ada tidak
memenuhi kriteria diagnosis untuk episode depresi dan gangguan anxietas.
2 Etiologi
Penyebab gangguan ini kurang jelas. Gejala muncul biasanya disebabkan interaksi aspek-
aspek biopsikososial termasuk genetik dengan beberapa situasi, stress atau trauma yang
9
merupakan stressor munculnya gejala ini. Di sistem saraf pusat beberapa mediator utama
gejala ini adalah norepinefrin dan serotonin. Sebenarnya anxietas diperantarai oleh suatu
sistem kompleks yang melibatkan sistem limbik, thalamus, korteks frontal secara anatomis
dan norepinefrin dan serotonin dan GABA pada sistem neurokimia, yang mana hingga saat ini
belum diketahui secara jelas bagaimana kerja bagian-bagian tersebut menimbulkan anxietas.
Begitu pula pada depresi walaupun penyebabnya tidak dapat dipastikan namun biasanya
neurotransmitter (noradrenalin, serotonin, dopamine) pada sinaps neuron di susunan saraf
pusat khususnya sistem limbik.

3 Gambaran Klinis
Anxietas dan gangguannya dapat menampilkan diri dalam berbagai tanda dan gejala fisik
dan psikologik seperti gemetar, renjatan, rasa goyah, nyeri punggung dan kepala, ketegangan
otot, napas pendek dan mudah lelah, sering kaget, hiperaktifitas otonom seperti wajah merah
dan pucat, takikardi, palpitasi, hyperhidrosis, tangan rasa dingin, diare, mulut kering, rasa
takut, sulit konsentrasi, insomnia dan sebagainya. Trias anxietas yaitu adanya afek cemas,
hiperaktifitas otonom dan adanya free floating anxiety (rasa cemas secara terus menerus tanpa
adanya penyebab yang jelas).
Gejala utama dari depresi adalah afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan dan
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja) serta menurunnya aktifitas. Beberapa gejala lainnya dari depresi
adalah konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang,
gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dna
pesimistis, gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu dan
nafsu makan berkurang.
Untuk gangguan campuran anxietas dan depresi, kedua gejala baik gejala anxietas
maupun depresi tetap ada namun kedua-duanya tidak menunjukkan gejala yang cukup berat
atau lebih menonjol antara satu dengan yang lainnya.

4 Diagnosa Banding
a gangguan anxietas menyeluruh
b gangguan mood, gangguan distimik dan gangguan depresif yang lebih ringan
c gangguan kepribadian diantaranya obsesif kompulsif
d gangguan somatoform

5 Prognosis

Beberapa data menyatakan peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset gangguan ini.
Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negatif secara jelas meningkatkan

10
kemungkinan akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan pula dengan berat-ringannya
gangguan tersebut. Selama perjalanan penyakit, dominasi gejala anxietas dan depresi dapat
bergantian. Prognosis tidak diketahui.

6 Terapi
Pengobatan paling efektif untuk pasien dengan gangguan campuran anxietas dan depresi
adalah kemungkinan pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapi, farmakoterapi dan
pendekatan suportif.
Psikoterapi: pendekatan psikoterapi utama untuk gangguan ini adalah kognitif perilaku,
suportif dan berorientasi tilikan (insight). Klinisi mungkin mampu sendirian atau dengan
bantuan pasien atau keluarganya untuk mengubah lingkungan dan dengan demikian
menurunkan tekanan yang penuh ketegangan.
Farmakoterapi: dua golongan obat utama yang dipakai dalam pengobatan gangguan
anxietas adalah Benzodiazepine dan Nonbenzodiazepine dengan Benzodiazepine sebagai
pilihan utama. Sedangkan untuk antidepresi dipakai golongan Trisiklik, MAOI reversible,
SSRI dan Atypical anti depresi. Dimana SSRI sebagai pilihan utama. SSRI dipilih mengingat
efek samping yang ditimbulkan relatif lebih ringan. Contoh obat ini adalah Fluoxetine,
Sertraline, Paroxetine, Citalopram, Fluvoxamine.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry. Behavioral Science/Clinical


Psychiatry. 2007;10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.

2. Maslim, Rusdi, dr. Sp. KJ. Diagnosis Gangguan Jiwa. Buku Saku Rujukan Ringkas
dari PPDGJ III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya; 2007.

3. Obat Anti Depresi in Muslim Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik; Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta. 2007: Hal 23-30.

11

Anda mungkin juga menyukai