Anda di halaman 1dari 14

HUKUM DAN DOKTER

SISTEM HUKUM
Sistem Commonwealth (Anglo Saxon) : berasal
dari Inggris memakai pembentukan Common low
(hukum kebiasaan) melalui keputusan.
Sistem Eropa Continental (Eropah) : hanya
berlaku hukum yang sudah tertulis
HUKUM MEDIK
Hukum medik adalah dua disiplin tertua yang
bergabung, Hukum dan Medik.
Ilmu Kedokteran Kehakiman (Kedokteran
Forensik) merupakan keterampilan ilmu
kedokteran untuk kepentingan hukum dan
peradilan, sedangkan
Hukum Kedokteran/Hukum Kesehatan yang

dibicarakan adalah ketentuan hukum yang


mengatur pelayanan di bidang kesehatan
SISTEMATIK YIN YANG DALAM HUKUM
MEDIK INDONESIA (MEDICAL LAW)
Prinsip Rangka Pokok Hukum Medik
dengan terkaitnya disiplin Medik dalam Hukum

Medik di negara kita, maka timbul kesukaran


dalam pelaksanaannya.
Salah satu pemecahan masalahnya adalah dalam
bentuk KERJA SAMA (bukan peleburan, bukan
dijadikan emulsi)
YIN (hitam) adalah Hukum, YANG (putih)
adalah Medik
Dua unsur dalam satu kesatuan yang saling
membutuhkan dan membentuk suatu bulatan,
namun punya batasan yang jelas
DISIPLIN MEDIK
Disiplin medik : ppengontrolan, pengawasan
untuk menciptakan suatu sikap tindak yang
menuju ke suatu arah ketertiban.
Disamping disiplin medik, dikenal pula bidang
Etik Kedokteran dan Hukum Medik yang
kedudukannya saling tumpang tindih
(overlapping)

Disipli
Etik
n

Huku
m
ETIKA, DISIPLIN DAN HUKUM
Etik secara umum dibagi dalam 2 kelompok: 1.
etik yang berkaitan dengan sopan santun, 2. etik
yang berkaitan dengan sikap tindak dalam
menjalankan profesinya disebut Kode Etik Profesi
Hukum dan etik sama sama mengatur sikap

tindak orang-orang di masyarakat, perbedaannya


hukum tidak mencampuri hal-hal kecil dan sepele
(De minimis non curat lex)
Disiplin jurusan ilmu pengetahuan, tata tertib,

bidang kedokteran
Pelanggaran disiplin ilmu : medical negligence dan

serious professional misconduct


IPTEK MEDIK DAN BIO-ETIKA
Ilmu teknologi yang semakin berkembang
memunculkan masalah lain yang harus diatasi.
Pelaksanaannya lebih lanjut memakai landasan
Etika Moral agar kepastiannya tidak
tersamarkan atau luntur.
Masalah bioetik diumpamakan sebagai hal yang
dirundingkan tentang masalah moral dan
kehidupan oleh berbagai profesi.
PERBUATAN MELANGGAR HUKUM
Perbuatan melanggar hukum (Onrechtmatige daad, Anglon Saxon:
Tort) adalah suatu kewajiban yang ditentukan oleh Undang-Undang
dan diatur di Negara kita dalam KUHP perdata pada pasal 1365-1367.
Perumusan Hemeldt & Macket merumuskan tort sebagai:

A tort is a legal or civil wrong commited by one person against the


person or property of another
Creighton merumuskan : A tort is a legal wrong, commited against a
person or property independent of contract, which renders the person
who commits it liable for damagers in a civil action.

Tanggungjawab terhadap perbuatan tort jika dilihat dari sifat


perbuatannya dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:
a. Tort yang dilakukan dengan sengaja (intentional tort)
b. Tort yang berdasarkan Kelalaian (negligence)
c. Strict liability, yaitu tanggung jawab Tort tanpa mempersoalkan ada
tidaknya kesalahan atau kelalaian (Tort liability without fault)
THOU SHALL WRITE LEGIBLY
Student BMJ mengadakan penelitian tentang
tulisan dokter yang seperti cakar ayam dan tidak
terbaca dan menyebabkan drug errors
ADVERSE EVENT (KTD)
Kejadian Tak Diduga (KTD) bisa disebabkan
karena:
1. Human error
2. Gabungan human errors dan mechanical
errors
3. Sentinel events
KECELAKAAN MEDIK (MEDICAL
MISADVENTURE)
Menurut Jonkers suatu kesalahan (schuld)
mengandung 4 unsur, yaitu:
1. bahwa tindakan itu bertentangan dengan
hukum (wederrrechtelijkheid)
2. Bahwa akibatnya sebenarnya dapat
dibayangkan sebelumnya (voorzienbaarheid)
3. Akibat itu sebenarnya dapat dicegah atau
dihindarkan (vermijdbaarheid)
4. Sehingga timbulnya akibat itu dapat
dipersalahkan kepada si pelaku
(verwitjbaarheid)
PEDOMAN KLINIK (CLINICAL
GUIDELINES)
Pedoman klinik dimaksudkan untuk memberi
pegangan dalam melaksanakan ketepatan
(appopriateness), kefektivan (effectiveness) dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
Efek negatifnya resep klinik pengobatan terpaku

secara kakau dalam penggunaan serta penilaiannya.


Pedoman klinik akan mengurangi kesalahan namun
tidak menghilangkan kebebasan pendapat klinik
pribadi. Pedoman yang disusun baik selain
memberikan suatu kerangka juga mengizinkan
penyimpangan dari pedoman dalam kasus tertentu,
asalkan dapat memberikan penjelasan yang masuk
akal dan dapat diterima.
MASALAH PENGUNGKAPAN
MEDICAL ERROR
Medical error didalam artikel Liang, B.A.
mendefinisikan sebagai suatu tindakan yang
terencana atau penggunaan suatu rencana yang
keliru untuk mencapai suatu tujuan, tetapi tidak
termasuk tindakan yang dilakukan dengan sengaja
atau tindakan sembarangan sehingga mencelakakan
pasien telah dianggap sebagai penyebab utama
sampai terjadinya kecelakaan pasien (patient injury)
di dunia.
Pengungkapan suatu medical error pertama-tama

yaitu memperbaiki kualitas dan sistimnya dan


pengungkapan suatu apology harus hati-hati karena
suatu apology bagi masyarakat adalah pembukaan
untuk penuntutan hukum.
RES IPSA LOQUITOR (THE THING
SPEAKS FOR ITSELF)
Res Ipsa Loquitor tidak membuktikan sesuatu, ia tidak
lain hanya suatu kemungkinan yang sangat terbatas
untuk memindahkan beban pembuktian dari penggugat
kepada tergugat.
Res Ipsa Loquitor pada suatu kasus harus memenuhi 4
syarat:
1. The nature of the accident must be such that it does not
usually occur in the absance of careless behaviour
2. The defendant have exclusive control over the
instrumentally or agency which caused the incident
3. The plaintiff did not contribute to the accident
4. Evidence and knowledge of what really transpires has
to be more readily accessible to the defendant than to
the plaintiff

Anda mungkin juga menyukai