Anda di halaman 1dari 7

STUDI PERBANDINGAN DISTRIBUSI GAYA GESER PADA

STRUKTUR DINDING GESER AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN


BERBAGAI METODE ANALISIS
Franklin Kesatria Zai
NIM: 15007133
(Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil)
Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK
Perencanaan struktur bangunan tahan gempa sangat penting di Indonesia mengingat sebagian
besar wilayahnya terletak dalam wilayah gempa dengan intensitas moderat hingga tinggi.
Pada saat kebutuhan secara fungsional mengijinkan, penahanan terhadap gaya lateral
ditanggung oleh dinding struktur yang ada. Penggunaan dinding geserpada struktur bangunan
sangat menguntungkan, karena dinding gesersangat efesien dalam menahan gaya lateral.
Dalam Perancangan desain struktur bangunan termasuk bangunan dinding gesertidak terlepas
dari penggunaan perangkat lunak yaitu program komputer struktur. Perangkat lunak yang
ada, pada umumnya melakukan berbagai pendekatan dalam pemodelan struktur, sehingga
hasil yang dikeluarkan belum tentu 100 % benar dan dapat langsung diterapkan. Pemakai
harus terlebih dahulu mengerti dan mengetahui dasar-dasar yang dibutuhkan untuk kemudian
melakukan pengambilan keputusan benar atau tidaknya hasil tersebut.
Pemodelan yang dilakukan dengan struktur dinding geser yang berdiri sendiri dan yang
dihubungkan dengan portal. Analisis yang dilakukan adalah membandingkan parameter
distribusi geser (deformasi, nilai D) dan pembagian gaya geser pada dinding geser dan kolom
khusus untuk struktur dinding geser yang dihubungkan dengan portal. Masing-masing
pemodelan melibatkan dua jenis pembebanan yaitu pembebanan konstan dan pembebanan
berubah (pembebanan dengan metode statik ekivalen) serta beberapa metode analisis.
Metode yang digunakan dalam analisis adalah perhitungan secara manual dan programming.
Perhitungan secara manual menggunakan teori tradisional dan metode Kiyoshi Muto dengan
program bantu Microsoft Excel. Khusus untuk dinding geser yang dihubungkan dengan
portal, dilakukan iterasi berulang hingga didapatkan nilai yang konvergen. Perhitungan
programming adalah dengan memakai perangkat lunak seperti ETABS dan bahasa
FORTRAN yang memakai metode analisis matriks kekakuan langsung.
Melalui metode-metode analisis tersebut, akan dibandingkan parameter distribusi geser,
diantaranya adalah nilai D struktur, deformasi, nilai D kolom dan pembagian gaya geser pada
dinding geser dan portal (untuk struktur dinding geser yang dihubungkan dengan portal).
Kata kunci: distribusi geser, dinding geser yang berdiri sendiri, interaksi dinding geser dengan portal, ETABS
versi 9.7.4

PENDAHULUAN

atasnya agar tidak runtuh ketika adanya


gerakan lateral akibat beban gempa bumi.

Perencanaan struktur bangunan tahan


gempa sangat penting di Indonesia
mengingat sebagian besar wilayahnya
terletak dalam wilayah gempa dengan
intensitas moderat hingga tinggi. Pada saat
kebutuhan secara fungsional mengijinkan,
penahanan
terhadap
gaya
lateral
ditanggung oleh dinding struktur yang ada.
Penggunaan dinding geserpada struktur
bangunan sangat menguntungkan, karena
dinding gesersangat efesien dalam
menahan gaya lateral. Dalam Perancangan
desain struktur bangunan termasuk
bangunan dinding gesertidak terlepas dari
penggunaan perangkat lunak yaitu
program komputer struktur. Perangkat
lunak yang ada, pada umumnya
melakukan berbagai pendekatan dalam
pemodelan struktur, sehingga hasil yang
dikeluarkan belum tentu 100 % benar dan
dapat langsung diterapkan. Pemakai harus
terlebih dahulu mengerti dan mengetahui
dasar-dasar yang dibutuhkan untuk
kemudian
melakukan
pengambilan
keputusan benar atau tidaknya hasil
tersebut.

Dinding geser pada gedung umumnya


dihubungkan dengan portal-portal, dan
pengaruh sambungan antara dinding geser
dan portal sangat besar dan kelakuannya
jauh berbeda dari dinding geser yang
berdiri
sendiri.
Namun,
Sifat-sifat
lendutannya dapat langsung diturunkan
dari lendutan dinding geser yang berdiri
sendiri, dan metode perhitungan untuk
dinding geser yang berdiri sendiri
merupakan dasar perhitungan untuk
dinding geser dengan pengaruh perbatasan.
Lendutan dinding geser bertingkat banyak
bisa dibedakan atas :

Deformasi lentur kecil pada lantai-lantai


bawah, namun pada lantai-lantai atas,
pengaruh deformasi lentur pada lantailantai bawahnya menjadi besar. Karena
alasan ini, secara nyata kekakuan
berkurang pada lantai-lantai atas. Hal ini
harus dicatat sebagai karakteristik dinding
geser.
Penentuan koefisien distribusi gaya geser
dengan memakai besaran-besaran dasar
dan
perhitungan
yang
didasarkan
kekakuan elemen. Sebelum meninjau lebih
jauh, berikut adalah prinsip karakteristik
dinding geser yang dipakai untuk tujuan
perancangan :

STUDI LITERATUR
Sebuah dinding geser merupakan dinding
struktur yang dirancang untuk menahan
geser, gaya lateral yang diakibatkan oleh
gempa bumi. Dinding geser yang efektif
adalah yang baik, kaku, dan kuat. Dalam
struktur bangunan yang bertingkat, dinding
geser sangat penting, karena selain
mencegah kegagalan struktur, juga
mendukung beberapa lantai gedung di

1. Dinding geser sebaiknya menerus


sampai ke atas.
2. Untuk memperoleh dinding geser
yang kuat, balok keliling dan balok
pondasi sebaiknya diperkuat.

deformasi lentur
deformasi geser
deformasi akibat rotasi pondasi

3. Bila dinding atas dan bawah tidak


menerus (atau berseling), gaya
gempa yang ditahan oleh dinding
harus disalurkan melalui lantai.

akan didistribusikan pada kolom


tiap lantai.
Hubungan momen balok dan kolom
pada tiap join sesuai hokum
,
keseimbangan momen.
di mana
adalah momen akhir.
Pada join kolom eksterior, maka
, sedangkan pada
join kolom interior

TEORI PEMBAHASAN
Metode yang digunakan dalam analisis
adalah perhitungan secara manual dan
programming. Perhitungan secara manual
menggunakan teori tradisional dan metode
Kiyoshi Muto dengan program bantu
Microsoft Excel.

Untuk menyatakan nilai deformasi


akibat rotasi
Resisting momen,
, pada balok
yang bersebelahan ketika terdapat
rotasi sudut, , pada dinding yaitu

Langkah-langkah
perhitungan
untuk
dinding geser yang berdiri sendiri ialah
sebagai berikut:

a. Mengidealisir distribusi beban luar


diseluruh tinggi dinding
b. Menghitung deformasi geser dan lentur
akibat beban luar dalam bentuk
perpindahan relatif setiap tingkat.
c. Mengitung perpindahan total dari
penjumlahan perpindahan relative
setiap tingkat.
d. Menghitung koefisien distribusi gaya
geser dari pembagian gaya geser akibat
beban luar ideal setiap tingkat dengan
jumlah perpindahan total di setiap
tingkat.

di

mana

untuk
momen lentur pada sisi dinding
hubungan
balok,
sedangkan
untuk
momen lentur pada sisi berlawanan
hubungan balok.
Nilai D di dapat dari perbandingan
besarnya gaya geser total di tiap
lantai dengan besarnya perpindahan
horizontal yang terjadi pada lantai
tersebut.
Pada akhirnya, tujuan dari iterasi adalah
untuk mendapatkan nilai yang konvergen
dengan
perbedaan
dengan
nilai
sebelumnya di bawah 1 persen.

Khusus untuk dinding geser yang


dihubungkan dengan portal, dilakukan
iterasi berulang hingga didapatkan nilai
yang konvergen

Perhitungan programming adalah dengan


memakai perangkat lunak seperti ETABS
dan bahasa FORTRAN. Dalam bahasa
FORTRAN dilakukan perhitungan dengan
analisis matriks biasa dengan metode
kekakuan langsung.

Dasar-dasar
Yang
dipakai
dalam
perhitungan
dinding
geser
yang
dihubungkan dengan portal adalah:
Mencari geser total pada lantai ( )
di mana
adalah geser kolom,

maka:
, geser total
3

Langkah-langkah perhitungan metoda


kekakuan langsung secara umum :

struktur dinding geser yang dihubungkan


dengan portal. Masing-masing pemodelan
melibatkan dua jenis pembebanan yaitu
pembebanan konstan dan pembebanan
berubah (pembebanan dengan metode
statik ekivalen). Pada pembebanan
berubah digunakan asumsi data:

1. Pembentukan derajat kebebasan


pada struktur
2. Identifikasi model elemen
3. Identifikasi model struktur
Bahasa FORTRAN memodelkan struktur
sebagai portalekivalen dengan konsep
dasar seperti berikut:

1. Dinding geser dimodelkan sebagai


kolom
2. Untuk mempertimbangkan lebar
dinding geser, dibuat balok kaku
dengan panjang sebesar setengah
lebar dinding
3. Untuk
mempertimbangkan
deformasi geser antara ujung atas
kolom suatu lantai dengan ujung
bawah kolom di lantai atasnya
dibuat suatu balok kecil (L = 1 cm)
yang berfungsi sebagai pegas
dalam arah horizontal.
4. Momen inersia balok kecil diambil
suatu nilai yang besar, sedangkan
luas balok kecil (A) diambil
sedemikian sehingga L/AE balok =
KH/GAw dimana K = kappa, Aw
luas penampang shear wall, H
tinggi lantai.

Selanjutnya, setelah di dapat model


masing-masing pembebanan, baik, konstan
maupun dengan metode statik ekivalen,
kemudian, pembebanan ini diaplikasikan
ke dalam perhitungan distribusi gaya geser
yang telah dijabarkan sebelumnya pada
bab Teori Pembahasan, yang akan
menghasilkan beberapa parameter yang
akan
dianalisis,
seperti
deformasi
horisontal struktur, pembagian gaya geser
pada dinding geser dan pada kolom untuk
struktur dengan interaksi dinding geserportal, momen balok ujung kanan, serta
nilai D sebagai koefisien distribusi gaya
geser.

PEMODELAN DAN PERHITUNGAN


Pemodelan yang dilakukan ada dua jenis,
yaitu struktur dinding geser yang berdiri
sendiri dan yang dihubungkan dengan
portal. Analisis yang dilakukan adalah
membandingkan parameter distribusi geser
(deformasi, nilai D) dan pembagian gaya
geser pada dinding geser dan kolom serta
momen balok ujung kanan khusus untuk

Hasil keluaran momen serta defleksi pada


perhitungan manual, analisis matriks
dengan program frame, maupun pada
pemodelan ETABS dengan menggunakan
satuan ton dan cm.

letak bangunan di daerah kota


Bandung
Wilayah Gempa 4 (SNI 17262002) terlihat dalam Gambar (IV.3)
di atas
Jenis tanah Lunak
Faktor respon gempa adalah 0,85
(Gambar
Faktor keutamaan gedung untuk
hunian/kantor, I=1
Sistem rangka dengan pemikul
momen menengah (SRPMM)

Pemodelan pada program ETABS,


langkah-langkah yang digunakan dalam
memodelkan struktur adalah sebagai
berikut:

yang memakai analisis matriks kekakuan


langsung, sebagai berikut:

1. Mendefinisikan dimensi struktur


keseluruhan dengan menggunakan
garis bantu atau grid untuk arah x
dan y global, serta jumlah lantai
untuk arah z.
2. Mendefinisikan material yang
digunakan, yakni beton.
3. Mendefinisikan properti untuk
struktur,
dalam
pemodelan
ETABS,
balok
dan
kolom
dimodelkan dengan frame section,
sedangkan untuk dinding geser
dimodelkan dengan wall/slab/deck
section. Semua modifier tidak di
ubah, di isi dengan angka 1. Untuk
kolom, klik reinforcement, lalu
design tipenya menjadi column.
Untuk balok, klik reinforcement,
lalu design tipenya menjadi beam.
Pemodelan
dinding
geser
menggunakan tipe shell.
4. Setelah semua properti struktur
didefinisikan,
maka
struktur
digambar
sesuai
dengan
pemodelan, kemudian dilakukan
assign beban lateral pada tiap
lantai.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Analisis
yang
dilakukan
adalah
membandingkan parameter distribusi geser
(deformasi, nilai D) dan pembagian gaya
geser pada dinding geser dan kolom serta
momen balok ujung kanan khusus untuk
struktur dinding geser yang dihubungkan
dengan portal.
Untuk kemudahan analisis akan dibuat
perbandingan parameter dalam bentuk
grafik, sehingga dapat dilihat bagaimana
kompatibilitas dari masing-masing metode
analisis yang telah dilakukan sebelumnya,
baik metode secara manual maupun secara
programming.

Selain pada ETABS, program yang


dipakai
untuk
perhitungan
adalah
menggunakan program frame dengan
memakai bahasa FORTRAN. Program
frame hanya dilakukan pada model
struktur interaksi dinding geser-portal.
Berikut ini dijelaskan proses input
perhitungan distribusi gaya geser oleh
program frame pada bahasa FORTRAN,

Dalam analisis struktur interaksi dinding


geser portal, momen balok ujung kanan
ini erat kaitannya dengan rasio iterasi, dan
rasio iterasi menentukan faktor koreksi
yang akan dipakai pada iterasi selanjutnya.
Oleh karena itu dilakukan selisih
kesalahan (plot error) rasio pada iterasi
5

yang berada di bawah 10 % untuk melihat


keakuratan perhitungan dan sejauh mana
iterasi yang akan dilakukan. Dalam dunia
nyata teknik sipil, nilai plot error kurang
dari atau sama dengan 5 % sudah cukup
dijadikan suatu nilai yang akan dipakai
dalam perencanaan.

3. Hasil program frame lebih fleksible


dengan deformasi yang lebih besar
dibandingkan hasil excel dan muto.
Itu terjadi karena pada analisis
manual perpendekan batang tidak
dianggap ada sedangkan pada
analisis frame perpendekan dinding
geser, kolom, dan balok dianggap
ada.
4. Hasil analisis metode program
frame dapat mendekati nilai pada
metode iterasi perhitungan manual
(Excel
dan
Muto),
apabila
kekakuannya diubah. Kekakuan ini
berhubungan
dengan
momen
inersia elemen dan momen inersia
berhubungan
dengan
luas
penampang elemen. Pendekatan
hasil di dapat dengan memperbesar
luas penampang elemen sebanyak
1000 kali kecuali pada balok kaku
diperbesar hanya 10 kali.
5. Pada struktur dinding geser yang
berdiri
sendiri,
pengaruh
refinement area tidak signifikan
terhadap deformasi struktur, karena
nilai akhir refinement hampir sama
dengan nilai awal. Jadi perhitungan
deformasi struktur awal oleh
ETABS sudah hampir menyerupai
nilai yang sebenarnya atau nilai
eksak. Sedangkan pada struktur
dinding geser yang dihubungkan
dengan portal, pengaruh refinement
area terlihat signifikan terhadap
deformasi struktur, terutama pada
tingkat-tingkat atas. Hal ini
disebabkan nilai akhir refinement
agak berbeda dengan nilai awal.
Jadi perhitungan deformasi struktur
awal
oleh
ETABS
tidak

Analisis terakhir yang dilaukan adalah


melakukan penghalusan area (refinement
area) pada struktur khususnya dengan
memakai program bantu ETABS. Tujuan
dilakukan untuk memperoleh hasil yang
lebih halus dan lebih teliti. Upaya ini
dilakukan dengan membagi-bagi elemen
struktur menjadi elemen-elemen yang
lebih kecil. Hal ini dilakukan sampai hasil
yang di dapat tidak lagi mengalami
perubahan yang signifikan. Refinement
dalam
ETABS
dilakukan
dengan
melakukan mesh pada area shear wall pada
tiap lantai.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang di dapat adalah sebagai
berikut:
1. Pada analisis strukltur dinding
geser yang berdiri sendiri, metode
iterasi excel lebih kompatibel
dengan hasil program ETABS
daripada metode iterasi muto
2. Pada analisis strukltur dinding
geser yang berdiri sendiri, metode
program frame yang memakai
bahasa
FORTRAN
lebih
kompatibel dengan hasil program
ETABS, sedangkan metode iterasi
excel lebih kompatibel dengan
metode iterasi muto.

menyerupai nilai yang sebenarnya


atau nilai eksak.

Badan Standardisasi Nasional (2002):


Standar Nasional Indonesia 1726-

Saran yang dapat diberikan adalah sebagai


berikut;

2002 tentang Standar Perencanaan


Ketahanan Gempa untuk Struktur

1. Penggunaan teori perhitungan secara


tradisional/manual yang digunakan
seperti teori dari Muto dan metode
iterasi excel akan lebih baik jika sesuai
(kompatibel) dengan penggunaan
perangkat lunak/ program bantu seperti
ETABS versi 9.7.4 maupun program
frame
yang
memakai
bahasa
FORTRAND.
Hasil analisis yang
tidak signifikan terutama pada analisis
metode dari muto disarankan harus
mengalami perbaikan teori untuk hasil
yang lebih baik di masa mendatang.
2. Teori pengaruh portal pada struktur inti
dinding geser perlu dipertimbangkan
khususnya pada perhitungan secara
manual agar di dapatkan hasil eksak
yang mendekati program bantu.
3. Khusus pada program bantu ETABS
versi 9.7.4 pada kasus interaksi dinding
geser-portal, perlu dipertimbangkan
ketelitian perhitungan dengan cara
refinement area, karena nilai akhir
refinement masih agak berbeda dengan
nilai awal refinement struktur. Pada
akhirnya nilai yang mendekati nilai
eksak yang akan dipakai dalam desain
bangunan.

Bangunan Gedung.
Departemen Pekerjaan Umum (1983):
Peraturan Pembebanan Indonesia
untuk Gedung, Jakarta, Yayasan
Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Surahman, A. (2002): Diktat Kuliah
Analisa Struktur, Bandung, Penerbit ITB.
Surono,

A.

(2010):

Catatan

Kuliah

Mekanika Bahan, Bandung, Penerbit ITB


Darmawan, S. (2008): Catatan Kuliah
Statika, Bandung, Penerbit ITB
Sinaga, S.T. dan Sunardi (1998): Analisis
Struktur

Dinding

Geser

dengan

Metoda Elemen Hingga segiempat


Berderajat Kebebasan Dua Belas,
Bandung, Penerbit ITB.
Mulyati. (2011): Bahan Ajar Analisa
Struktur II, Padang, Penerbit ITP.
Ashari. BAB III Metode Ubahan
Sudut.http://lecturer.poliupg.ac.id/ash

PUSTAKA

ari/Bahan%20Ajar%20MEREK%20I
Muto, K. 1974 : Aseismic Design of

II/BAB%20IIIUbahan%20Sudut.doc

Buildings, Tokyo, Maruzen Company Ltd.

(diakses tanggal 31 Juli 2013)

Anda mungkin juga menyukai