Anda di halaman 1dari 11

HIPERURICEMIA

Hiperurisemia telah dikenal sejak abad ke-5 SM. Penyakit ini lebih
banyak menyerang pria daripada perempuan, karena pria memiliki kadar asam
urat yang lebih tinggi daripada perempuan selain itu karena perempuan
mempunyai hormon esterogen yang ikut membuang asam urat melalui urin.
Faktor tersebut semakin menambah kekhawatiran masyarakat terutama yang
tinggal di daerah perkotaan karena pola makan mereka yang serba mewah
tetapi salah (Utami,2004)
A. Definisi Hiperurisemia
1. Definisi
Hiperurisemia adalah konsentrasi monosodium urat dalam plasma
yang melebihi
(Asdie,2000).

batas

kelarutan

yaitu

lebih

dari

mg/dl

Hiperurisemia berkaitan dengan resiko mengalami

penyakit gout (Asdie,2000)


2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hiperurisemia dibagi menjadi 2 yaitu :
Hiperurisemia primer, yang penyebabnya belum diketahui dan
hiperurisemia sekunder, yang diketahui penyebabnya seperti kelainan
glikogen dan ginjal (Utami,2004). Sedang menurut buku lain karangan
Krisnatuti, penyebab hiperurisemia

adalah gangguan

metabolisme

sejak lahir. Gangguan ini menyebabkan kadar asam urat dalam


serum tinggi. Selain itu, kadar asam urat juga tegantung pada
beberapa faktor antara lain konsumsi makanan yang tinggi purin, berat
badan, jumlah alkohol yang diminum,obat diuretik atau analgetik, faal
ginjal dan volume urin perhari (Krisnatuti,2008). Sedangkan menurut
Junaidi, hiperurisemia

terjadi

karena

pembentukan

asam

urat

berlebihan,

pengeluaran asam urat melalui

ginjal

kurang

dan

perombakan dalam usus yang berkurang (Junaidi,2006)


B. Pembentukan Purin
Asam Urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, baik
purin yang berasal dari bahan pangan maupun dari hasil pemecahan purin
asam nukleat tubuh. Dalam serum, monosodium urat terutama berada
dalam bentuk natrium urat, sedangkan dalam saluran urin, monosodium
urat

dalam

bentuk

asam

urat.

Zat

gizi yang digunakan dalam

pembentukan purin di dalam tubuh yaitu glutamin, glisin,aspartat, dan CO2.


Hati adalah tempat yang terpenting dalam sintesa purin (Krisnatuti,2008)
Secara ilmiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada
semua makanan dari sel hidup, yakni makanan, tanaman dan juga pada
hewan. Jadi, asam urat merupakan hasil metabolisme didalam tubuh, yang
kadarnya tidak boleh berlebih ( Suryo wibowo. 2009 ).
C. Keluhan dan Diagnosis
Tanda-tanda hiperurisemia adalah terjadinya serangan mendadak
pada sendi, terutama sendi ibu jari kaki. Serangan pertama sangat sakit dan
sering dimulai pada pertengahan malam. Sendi menjadi cepat bengkak,
panas, dan kemerah-merahan. Meskipun serangan pertama terjadi pada jari
ibu kaki, tetapi sendi-sendi yang lain seperti lutut, tumit, pergelangan
tangan dan kaki juga merasa sakit ( Krisnatuti,2008)
Orang yang merasakan gejala dan serangan pertama, sebaiknya
segera di diagnosis

melalui pemeriksaan

laboratorium,

cairan sendi, atau melakukan uji radiologis (Utami,2004)

pemeriksaan

D. Penderita Hiperurisemia

Penyakit hiperurisemia lebih sering menyerang laki-laki diatas umur


40 tahun, karena kadar asam urat pada pria cenderung meningkat dengan
bertambahnya usia. Pada usia ini, pria mengalami penurunan kemampuan
yaitu tak seenergik pria yang berusia 20 tahun

karena

mempunyai

masalah dengan otot atau persendian .Jika penyakit ini menyerang


wanita, maka pada umunya wanita yang menderita adalah wanita yang
sudah menopause.
Pada wanita yang belum menopause, memiliki kadar hormon
estrogen yang cukup tinggi. Hormon ini membantu mengeluarkan asam
urat darah melalui kencing. Laki-laki tidak memiliki hormone estrogen
yang tinggi, sehingga asam urat sulit dikeluarkan melalui kencing dan
resikonya adalah kadar asam urat bisa menjadi tinggi (hiperurisemia).
Pada anak-anak jarang menderita hiperurisemia, jika anak-anak
terserang

hiperurisemia,

kemungkinan

ada

penyakit

lain

yang

menyebabkan kadar asam urat tinggi, seperti gangguan hormon, penyakit


ginjal, kanker darah ataupun faktor keturunan. (Utami,2004).
E. Komplikasi Akibat Tingginya Kadar Asam Urat (hiperurisemia)
1) Kencing batu
Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan mengendap di ginjal
dan saluran perkencingan, berupa kristal dan batu.
2) Merusak ginjal
Kadar asam urat yang tinggi akan mengendap di ginjal sehingga
merusak ginjal.

3) Penyakit jantung
Dalam kasus penyakit jantung koroner, asam urat menyerang endotel
lapisan bagian paling dalam pembuluh darah besar. Jika endotel
mengalami disfungsi atau rusak, akan menyebabkan penyakit jantung
koroner.
4) Stroke
Asam urat bisa menumpuk di pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah tidak lancar dan meningkatkan resiko penyakit stroke.
5) Merusak saraf
Jika tumpukan monosodium urat terletak dekat dengan saraf maka bisa
mengganggu fungsi saraf.
6) Peradangan tulang
Jika asam urat menumpuk di persendian, lama-lama akan membentuk
tofus yang menyebabkan artrhitis gout akut, sakit rematik atau
peradangan sendi bahkan bisa sampai terjadi kepincangan.
F. Pencegahan Hiperurisemia
1. Hindari Kegemukan
Meskipun tidak selalu, tetapi orang yang kegemukan umumnya
mengonsumsi protein dalam jumlah yang berlebihan. Kita tahu
bahwa

protein

mengandung purin

yang

banyak

sehingga

menyebabkan kadar asam urat dalam darah meninggi.


2. Kurangi Asupan Makanan Tinggi Purin
Mengurangi makanan tinggi purin perlu karena purin merupakan
senyawa yang akan dirombak menjadi asam urat dalam tubuh.

3. Banyak Minum / tinggi cairan


Konsumsi cairan yang banyak terutama dari minuman dapat membantu
pengeluaran asam urat melalui urine.
4. Hindari Latihan Fisik berlebihan
Kurang olahraga akan menyebabkan protein yang dikonsumsi dalam
makanan lebih cenderung menghasilkan asam urat, tetapi aktifitas fisik
yang berlebih juga tidak bagus karena bisa memacu terjadinya serangan
akut penyakit hiperurisemia pada sendi tersebut.
5. Hindari Berat Badan Kurang
Berat badan yang kurang salah satunya disebabkan karena asupan kalori
yang kurang. Kekurangan kalori akan meningkatkan asam urat darah
dengan adanya keton bodies yang dapat mengurangi pengeluaran asam
urat melalui urin.
6. Kurangi Konsumsi Makanan berlemak
Makanan yang mengandung lemak, akan menyebabkan lemak
tertimbun di dalam tubuh. Pembakaran lemak menjadi kalori akan
meningkatkan

keton

darah

(ketosis)

yang

akan

menghambat

pembuangan asam urat melalui urin.


7. Kurangi konsumsi alkohol
Karena alkohol merupakan salah satu sumber purin yang juga dapat
menghambat pembuangan purin melalui ginjal, sehingga disarankan
tidak sering mengonsumsi alkohol.
8. Hindari sepatu hak tinggi dan sempit
Pemakaian sepatu hak tinggi akan menyebabkan aliran darah sekitar
sendi kurang lancar. Aliran darah yang kurang lancar disekitar sendi akan
memicu rasa nyeri sendi.

G. Pengobatan Hiperurisemia
1. Istirahat
Jika terjadi serangan akut, maka sendi harus diistirahatkan.
2. Olah raga teratur (senam)
Olahraga yang tepat (peregangan dan penguatan) akan membantu
mempertahankan kesehatan tulang rawan meningkatkan daya gerak
sendi dan kekuatan otot disekitarnya sehingga otot menyerap bantuan
dengan lebih banyak.
3. Obat anti inflamasi
Obat anti inflamasi / peradangan dan obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar asam urat didalam darah misalnya allopurinol,
bekerja menghambat pembentukan asam urat di dalam tubuh.
4. Berat badan ideal
Bagi mereka yang kegemukan, dianjurkan untuk menurunkan berat
badannya kenormal atau bahkan 10-15% dibawah normal.
5. Diet rendah purin
Diet rendah purin bertujuan agar seseorang tidak terlalu banyak
mengonsumsi makanan yang tinggi mengandung purin.
6. Hindari alcohol
Seseorang yang menderita hiperurisemia, harus menghindari
alkohol. Karena alkohol dapat meningkatkan asam laktat plasma,
asam laktat plasma yang dihasilkan ini akan menghambat pengeluaran
asam urat.

H. Diet Rendah Purin


1. Tujuan
1) Mengurangi pembentukan asam urat
2) Pengobatan jangka panjang untuk mencegah terjadinya komplikasi
3) Menurunkan
gemuk

berat

badan

bila

penderita

terlalu

dan mempertahankannya dalam batas normal

2. Prinsip diet
1) Pembatasan purin
Diet yang normal biasanya mengandung 600-1000 mg
purin per hari. Oleh karena itu, diet bagi penderita hiperurisemia
harus dikurangi kandungan purinnya hingga kira-kira hanya
mengkonsumsi sekitar 100-150 mg purin per hari.
2) Kalori sesuai dengan kebutuhan
Jumlah kalori sesuai kebutuhan dan dijaga agar jangan
sampai mengakibatkan kurang gizi atau berat badan dibawah
normal. Kekurangan kalori akan meningkatkan asam urat serum
dengan adanya keton bodies yang dapat mengurangi pengeluaran
asam urat melalui urin. Pada penderita hiperurisemia yang
gemuk, konsumsi kalori perlu dikurangi 10-15% dari total
konsumsi yang normal setiap harinya.
3) Tinggi karbohidrat
Karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori.
Karbohidrat kompleks, seperti nasi, singkong, roti, ubi, sangat
baik dikonsumsi oleh penderita hiperurisemia karena dapat
meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi

karbohidrat kompleks disarankan tidak kurang dari 100 gr/hari.


Sebaliknya penderita hiperurisemia harus mengurangi konsumsi
karbohidrat sederhana jenis fruktosa, seperti gula, permen
karena mengkonsumsi fruktosa jenis ini dapat meningkatkan
kadar asam urat dalam serum.
4) Rendah protein
Penderita hiperurisemia diberikan diet rendah protein, karena
protein dapat meningkatkan produksi asam urat, terutama protein
yang berasal dari bahan makanan hewani.
Menurut Krause, penderita hiperurisemia dapat diberikan protein
sebesar 50-70 gr/hari atau 0,8-1,0 gr/BB /hari.
5) Rendah lemak
Lemak dapat menghambat pengeluaran asam urat melalui
urin. Oleh sebab itu, penderita hiperurisemia sebaiknya diberikan
diet rendah lemak. Penderita harus membatasi makanan yang
digoreng

atau

bersantan

serta

menghindari

penggunaan

margarine.
6) Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi, terutama dari minuman,
dapat membantu pengeluaran asam urat melalui urin. Usahakan
dapat minum air putih 2-2,5 liter per hari.
7) Tanpa alkohol
Bahwa kadar asam urat

serum bagi orang yang

mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibanding orang yang tidak


mengkonsumsi alcohol karena alcohol dapat meningkatkan asam
laktat plasma, dan asam laktat yang dihasilkan ini akan
menghambat pengeluaran asam urat (krisnatuti, 2008)

3. Syarat diet
1) Energy sesuai dengan kebutuhan

tubuh. Bila berat badan

berlebih atau gemuk, maka asupan energy sehari dikurangi secara


bertahap sebanyak 500-1000 kkal dari kebutuhan energy normal.
2) Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 kg/BB atau 10-15% dari kebutuhan
energy total.
3) Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai
kandungan purin >150 mg/100 gr
4) Lemak rendah, yaitu 10-20% dari kebutuhan energy total.
Lemak dapat menghambat pengeluaran asam urat/ purin melalui
urine.
5) Vitamin dan mineral cukup.
6) Asupan cairan dianjurkan 2-2,5 Liter/hari.
I. Asupan Sumber Purin
Bahan pangan

yang tinggi

kandungan

purinnya

dapat

meningkatkan kadar asam urat dalam urin antara 0,5-0,75 gr/ml purin yang
dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang
digoreng, santan, margarin, mentega, dan buah yang mengandung lemak
tinggi seperti durian dan alpukat dapat mengganggu pengeluaran asam urat.
Konsumsi alkohol dapat meningkatkan kadar asam urat serum karena
menurunkan pengeluaran asam urat dari ginjal (krisnatuti,2008)
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi atau kadar asam urat
darah lebih dari 10 mg/dl, penderita harus diberikan diit bebas purin. Diit
bagi penderita hiperurisemia harus dikurangi kandungan purinnya hingga
kira-kira hanya mengkonsumsi sekitar 100-150 mg purin per hari.
Penderita hiperurisemia diberikan diit rendah protein karena protein dapat
meningkatkan produksi asam urat. Penderita hiperurisemia dapat diberikan

protein sebesar 50-70 g/hari atau 0,8-1,0 g/kg berat badan/hari


(Krisnatuti,2008)
Pengelompokan bahan makanan

menurut

kadar purin:
Kelompok I : kandungan purin tinggi (100-1000 mg/ 100 gr bahan
makanan), sebaiknya dihindari yaitu otak, hati, jantung, jeroan, kerang.
Kelompok II : Kandungan purin sedang (9-100mg/ 100 gr bahan makanan),
dibatasi maksimal 50-75 gr (1-1,5 potong) yaitu daging, ikan, kacang
kering dan hasil olahannya, melinjo, kangkung.
Kelompok III : Kandungan purin rendah, dapat diabaikan, dapat dimakan
setiap hari yaitu nasi, ubi, singkong, susu, keju, telur, mi.
(Almatsie
r, 2005)
J. Penilaian Status Gizi
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks massa tubuh merupakan indikator status gizi untuk memantau
berat badan normal orang dewasa bukan untuk menetukan over weight dan
obesitas anak anak dan remaja. Nilai indeks masa tubuh dihitung dengan
menggunakan rumus :

Berat Badan
(kg) Indeks Massa Tubuh (IMT) =
Tinggi Badan (m)2

10

Tabel 1
Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia
Kategori
Kurus

Kekurangan berat badan tingkat berat

< 17.0

Kekurangan berat badan tingkat

17,0 - 18,5

ringan
> 18,5-25,0

Normal
Gemuk

Kelebihan barat badan tingkat ringan

> 25,0 - 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat

> 27

Sumber : DepKes RI 19

11

Anda mungkin juga menyukai