Anda di halaman 1dari 7

2.

Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Gigi Tiruan Jembatan


Pada pembuatan gigi tiruan jembatan terdapat beberapa keuntungan yaitu:

1. Karena dilekatkan pda gigi asli sehingga tidak mudah lepas atau tertelan
2. Dirasakan seperti gigi asli oleh penderita
3. Memiliki efek splinting untuk mempertahankan posisi gigi
4. Tidak ada kawat sehingga permukaan email tidak aus
5. Melindungi gigi terhadap tekanan
6. Mendistribusikan tekanan fungsi keseluruh gigi sehingga menguntungkan jaringan gigi.
Beberapa kerugiannya yaitu:
1. Membutuhkan pengasahan permukaan gigi pada mahkota gigi yang masih utuh untuk dijadikan
gigi penyangga
2. Ditempatkan permanen sehingga sulit untuk mengontrol plak gigi (dapat dicegah dengan
emnggunakan dental floss)
3.

Dapat menyebabkan peradangan mukosa dibawah pontik

2.5

Indikasi dan Kontra indikasi umum

Menurut Prayitno (1991) terdapat beberapa indikasi dan kontraindikasi dalam


gigi tiruan jembatan yaitu :
1.

perawatan

Usia penderita : 20 s/d 50 tahun


Kontra indikasi untuk usia dibawah 20 tahun karena:

Foramen apikal yang masih terbuka dan bisa fraktur

Saluran akar masih lebar sehingga preparasi terbatas

Proses pertumbuhan masih aktif dapat dilihat pertumbuhan gigi dengan rontgen

Dapat menghambat pertumbuhan tulang


Kontraindikasi untuk usia diatas 50 tahun karena:

Sudah terjadi resesi gingiva dan terlihat servikal gigi

Terjadi perubahan jaringan pendukung & resobsi tulang alveolar secara fisiologis

Kelainan jaringan yang bersifat patologis

2.

Sikap Penderita & kondisi psikologis

Yang terpenting dalam menentuan dibuat tidaknya suatu jembatan pada seorang penderita adalah
sikapnya terhadap pearwatan gigi serta motivasinya.
Watak pasien terbagi dalam tahap-tahap psikologis saat anamnesa yaitu:
- Klas 1 : filosofi (pasien kooperatif)
- Klas 2 : Pasien banyak bicara dan ingin tahu (exciting)
- Klas 3 : Histerical

- Klas 4 : Indeferen (acuh tak acuh, pada pasien ini harus banyak komunikasi)
3.

Kondisi keuangan, pendidikan & pekerjaan]

Keuangan dapat juga menjadi pertimbangan. Pada umumnya gigi tiruan lepasan lebih murah
dibanding jembatan, tingkat pendidikan, wawasan dan intelektualitas berpengaruh dalam
merencanakan suatu perawatan.
4.

Penyakit sistemik

Pada penderita dengan epilepsi sebaiknya direncanakan pembuatan jembatan daripada gigi tiruan
lepasan, sebab kemungkinan dapat terjadi fraktur pada gigi tiruan lepasan tersebut, dan kemungkinan
dapat tertelan, bila penyakit sedang kambuh. Penyakit sistemik lainnya seperti penyakit jantung.
5.

Kondisi Periondisium

Harus dipastikan melalui hasil foto rontgen tidak ada kelainan

Indikasi khusus:
1. Gigi penyangga:
-

Vital & non vital dengan perawatan saluran akar

Jaringan periodontal sehat

Bone support baik

Bentuk akar yang panjang

Posisi dan inklinasi yang baik dalam lengkung rahang

Bentuk dan besar anatomis gigi normal

Mahkota gigi punya jaringan email dan dentin yang sehat

2. Gigi antagonis:
-

Oklusi normal

3. Gigi tetangga :
-

Tidak mengalami rotasi, migrasi, miring

Prosedur pembuatan mahkota atau jembatan sementara dapat dilakukan dengan metode direct atau
langsung di mulut pasien dan dengan metodeindirect atau tidak langsung.
Metode Direct
Mahkota atau jembatan sementara dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
a.

Self curing akrilik putih.

Cara kerja:
-

Cetak gigi yang akan dipreparasi dengan bahan alginate.

Setelah itu, preparasi gigi penyangga atau gigi yang akan dipasangkan GTC.

Lalu olesi gigi yang telah dipreparasi dengan vaselin.

Isi cetakan alginate dengan self curing akrilik di bagian gigi yang dipreparasi.

Cetakan dikembalikan ke mulut pasien pada posisi semula.

Kelebihan akrilik diambil dengan bur hingga mahkota sementara sesuai dengan bentuk gigi
sebelum dipreparasi.
Lalu lekatkan atau pasang mahkota atau jembatan sementara tersebut ke gigi yang telah
dipreparasi dengan semen atau fletcher.

b.

Mahkota sementara siap pakai (buatan pabrik).

Mahkota buatan pabrik memiliki bentuk dan ukuran bermacam-macam. Biasanya untuk bagian
anterior terbuat dari akrilik dan untuk bagian posterior terbuat dari logam.
Cara kerja:
-

Cari bentuk dan ukuran yang sesuai.

Preparasi gigi.

Olesi gigi yang akan dipasangkan mahkota dengan vaselin.

Mahkota sementara diisi dengan self curing akrilik lalu dorong perlahan-lahan pada posisinya.

Ambi kelebihan akrilik.

Bagian palatal/oklusal diambil agar tidak mengganggu oklusi/artikulasi.

Poles bagian yang kasar.

Metode indirect
-

Sediakan model gigi pasien yang belum dipreparasi (model diagnostik) model A.

Sediakan model gigi pasien yang sudah dipreparasi oleskan vaselin pada gigi
penyangga model B.
-

Susun gigi pada daerah pontik pada model A anarsir gigi tiruan, pola malam.

Cetak model A dengan sendok cetak setengah rahang dengan bahan alginet.

Buka cetakan hasil cetakan harus mencakup semua gigi penyangga.

Aduk akrilik swapolimerisasi panas yang berwarna putih.

Tempatkan adonan akrilik ke sendok cetak hasil cetakan alginet.

Cetak kembali ke model B (model gigi yang sudah dipreparasi) tunggu sampai polimerisasi
hampir sempurna.
-

Lepaskan sendok cetak dari model B, rapikan sisa akrilik mahkota pada model B.

Setelah polimerisasi sempurna, lepaskan mahkota sementara dari model B.

Rapikan mahkota sementara dengan menggunakan bur frasser.

Polish mahkota sementara.

Mahkota sementara siap dipasang ke pasien sementasi dengan semen sementara.

EPIDEMIOLOGI distribusi status kesehatan serta faktor faktor yang mempengaruhinya


(determinan) pada populasi tertentu Tujuan 1. Menentukan jumlah dan distribusi penyakit pada suatu
populasi 2. Mengungkapkan penyebab penyakit 3. Menggunankan pengetahuan tersebut guna
mengontrol penyakit
3. PREVALENSI jumlah orang yang terkena oleh suatu penyakit dalam waktu tertentu INSIDENS I
kecepatan terjadinya penyakit baru di dalam masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Jumlah orang
yang menderita penyakit jumlah kasus baru Jumlah orang pada populasi jumlah orang yang berersiko
4. PREVALENSI 150 pasien obesitas di screening untuk melihat apakah terdapat INSIDENS penyakit
periodontal, dari hasil : 30 I pasien terdeteksi penyakit 120 pasien obesitas yang tidak periodontal.
menderita penyakit periodontal di lihat dalam jangka waktu 2 tahun. Pada periode waktu ini ternyata
45 orang terkena penyakit periodontal.
5. Meningkatkan Imigrasi kasus sakit Emigrasi orang sehat Durasi makin panjang karena
pengobatan/ penyembuhan Peningkatan insidensi Menurunkan Imigrasi orang sehat
Emigrasi kasus sakit Perbaikan angka penyembuhan (penurunan durasi) Peningkatan angka
kematian Penurunan insidensi
6. Meningkatkan Peningkatan risiko (jumlah orang terpapar bertambah) Kegagalan program
pencegahan penyakit Menurunkan Perubahan dalam riwayat alamiah penyakit (misalnya
perubahan patogenesitas) Keberhasilan program pencegahan penyakit Jumlah orang terpapar
berkurang)
7. 1. Epidemi : terjadinya suatu jenis penyakit yang menular dan dapat menyebar ke tempat lain. 2.
Endemi : suatu penyakit yang terus menerus terdapat dalam suatu kawasan geografi tertentu. 3.
Pandemik : suatu epidemi yang terjadi secara meluas dan meliputi beberapa negara sekaligus di
seluruh dunia.
8. DESAIN PENELITIAN EPIDEMIOLOGIS
9. DESAIN PENELITIAN EPIDEMIOLOGIS cross sectional case control cohort Ada atau tidak
adanya penyakit dan karakteristik dihitung pada suatu waktu terentu. Guna penelitian : 1.Mengetahui
prevalensi penyakit 2.Memperbandingkan karakteristik orang yang terkena penyakit dengan orang
yang tidak terkena penyakit 3.Membangun hipotesa mengenai etiologi penyakit
10. KELEMAHAN Ekspose Disease Hanya dapat mengidentifikasi prevalensi penyakit, tanpa
mengamati lebih lanjut populasi yang beresiko mudah dilakukan dan murah
11. cohort Studi penelitian ini didasarkan pada pengamatan sekelompok penduduk tertentu dalam satu
jangka waktu tertentu. semua subjek harus bebas dari penyakit yang hendak diamati. kelompok
terpapar dan kelompok tidak terpapar "apa yang akan terjadi?" Kelemahan : 1. membutuhkan waktu
penelitian yang lama dan 2. Bila penyakit yang diamati langka sedangkan kebutuhan sampel >
12. case control studi analitik menentukan penyakit (outcome) 2 mengidentifikasi penyebab (faktor
risiko) 1
13. case control register medis wawancara Kelebihan Kelemahan waktu penelitian relative singkat,
murah dan cocok untuk meneliti penyakit langka dan memiliki periode laten yang panjang.
retrospective
14. CONTOH KASUS Suatu penelitian ingin mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya penyakit periodontal pada laki laki dewasa. Faktor yang diduga sebagai faktor risiko
terjadinya penyakit periodontal adalah merokok. Jelaskan bagaimana penelitian tersebut akan
dilakukan dengan desain penelitian yang berbeda; 1. Cross sectional 2. Cohort 3. Case Control

15. E exposure E+ : merokok E- : tidak merokok D disease D+ : Penyakit periodontal D- : Tidak ada
penyakit periodontal
16. KS DE IN Pengukuran suatu prevalensi penyakit Alat ukur yang objektif terhadap gambaran
spesifik suatu penyakit dari sekelompok orang atau individu yang diperbandingkan dengan
sekelompok orang atau individu yang lain. T U J U A N Mengukur derajat inflamasi gingiva
Mengukur derajat desktruksi periodontal Mengukur jumlah penumpukan plak Mengukur jumlah
penumpukan kalkulus Menilai kebutuhan akan perawatan
17. A. Mengukur derajat inflamasi gingiva Indeks Gingiva ( Gingival Index ) Loe dan Silness
menilai derajat keparahan inflamasi Pengukuran pada gingiva di 4 sisi gigi geligi yg diperiksa:
Papila distovestibular Tepi gingiva vestibular Papila mesiovestibular Tepi gingiva oral
18. Skor Indeks Gingiva 0 1 2 3 0 : Gingiva normal 1 : Inflamasi ringan, sedikit perubahan pada
warna dan sedikit udem. Tidak ada bleeding on probing. 2 : Inflamasi sedang, kemerahan, udem, dan
mengkilat. Adanya BOP. 3 : Inflamasi berat, kemerahan, udem, ulserasi dan pendarahan spontan.
19. GI = jumlah nilai keseluruhan / 4 Jumlah gigi yg diperiksa Skor indeks gingiva 0,1 1,0 1,1 2,0
2,1 3,0 Kondisi gingiva Inflamasi ringan Inflamasi sedang Inflamasi berat
20. Modified Gingival Index 0 : Tidak ada inflamasi 1 : Inflamasi ringan, sedikit perubahan warna,
sedikit perubahan pada tekstur tapi tidak melibatkan gingiva margin dan papilla gingiva. 2 : Inflamasi
ringan, sedikit perubahan warna, sedikit perubahan pada tekstur dan melibatkan keseluruhan gingiva
margin dan papilla gingiva. 3 : Inflamasi sedang, mengkilat kemerahan, udem dan/atau hipertrofi pada
gingiva margin dan papilla gingiva. 4 : Inflamasi berat, kemerahan, udem, dan/atau pada gingiva
margin dan papilla gingiva, perdarahan spontan, atau ulserasi
21. MGI = jumlah nilai keseluruhan / 4 Jumlah gigi yg diperiksa Skor indeks gingiva 0,1 1,0 1,1
2,0 2,1 3,0 Kondisi gingiva Inflamasi ringan Inflamasi sedang Inflamasi berat
22. Bleeding On Probing by Lenox and Kopczy Bleeding + Bleeding - Kalkulasi BOP = Jumlah
perdarahan x 100 Jumlah sisi yang diperiksa Contoh : 71/124 x 100% = 57 % Keempat permukaan
gigi dinilai dengan probing >100 sisi individual
23. Papillary Bleeding Index by Muhlemann PBI
24. Skor Deskripsi perdarahan setelah probing 0 Tidak ada perdarahan 1 Perdarahan berupa titik 2
Perdarahan berupa garis 3 Daerah interdental terisi darah berupa segi tiga (triangle) 4 Perdarahan
yang mengenang
25. B. Mengukur derajat destruksi periodontal a. Indeks Periodontal (Periodontal Index) by Russel
untuk mengukur keparahan inflamasi gingiva maupun destruksi periodontal. Skor dihitung dengan
menjumlahkan skor dari setiap gigi yang diperiksa lalu dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa.
Kelemahan indeks periodontal : Hasil pengukurannya bisa lebih rendah dari keadaan sebenarnya
berhubung peralatan yang digunakan hanyalah kaca mulut tanpa menggunakan prob. Apalagi bila
tidak memungkinkan pemeriksaan radiografi.
26. Kriteria Indeks Periodontal : 0 : Gingiva normal 1 : Terlihat daerah inflamasi pada daerah
gingiva bebas 2 4 6 8 tetapi perluasannya tidak sampai mengelilingi gigi. : Inflamasi telah meluas
mengenai gigi. : Gunakan rontgen foto bila ada resorbsi krista tulang alveolar : Telah terjadi
pembentukan saku. : Destruksi disertai kehilangan fungsi pengunyahan. Gigi goyah dan terkadang
terjadi drifting. Nilai PI indeks per orang = jumlah nilai individual Jumlah gigi yang diperiksa
27. Kondisi klinis Normal Gingivitis ringan Mulai ada penyakit periodontal Sudah ada penyakit
periodontal Penyakit periodontal terminal Nilai rentangan skor PI Tingkat penyakit 0 0,2 0,3 0,9
0,7 1,9 Reversible 1,6 5,0 Irreversible 3,8 8,0

28. 4. Periodontal Disease Index (PDI) Ramfjord Gigi yang diperiksa = 16,21,24,36,41,44 atau gigi
lain yg dianggap perlu. Kriteria gingiva : 0 : Tidak ada inflamasi. 1 : Inflamasi ringan pada gingiva
belum seluruhnya terkena. 2 : Inflamasi sedang sekitar gigi telah terkena. 3 : Gingivitis parah ; merah,
udem, cenderung ada pendarahan, ulcerasi. Index PI ini kemudian dimodifikasi oleh SHICK & ASH.
Yaitu terdiri dari 4 komponen. Komponen gingivitis, sulkus gingiva, plak dan kalkulus.
29. Kriteria plak 0 : Tidak ada plak 1 : Adanya plak pada daerah interproksimal yang menutupi 1/3
dari separuh gingival permukaan gigi. 2 : Adanya plak menutupi lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3
separuh gingival permukaan gigi. 3 : Adanya plak menutupi 2/3 atau lebih separuh gingival
permukaan gigi. Kriteria kalkulus 0 : Tidak ada kalkulus. 1 : Adanya kalkulus supra gingival yang
meluas sedikit (-1 mm) apikal dari tepi gingiva bebas. 2 : Adanya kalkulus supra gingiva dan
subgingiva dalam jumlah sedang. 3 : Adanya kalkulus supra gingiva dan subgingiva dalam jumlah
banyak.
30. Dari Ramfjord, untuk menentukan kedalaman sulkus dengan probe periodontal. A { }B CEJ
Margin gingiva = B Margin gingiva dasar sulkus / pocket = A Kedalaman sulkus = A-B loss of
attachment
31. Kriterianya : 4 : Pada 2 sisi sulkus gingivanya sudah berada lebih dari 3 mm apikal dari batas
CEJ. 5 : Pada 2 sulkus gingiva berada 3 6 mm apikal dari batas CEJ. 6 : Sulkus gingiva pada salah
satu sisi telah berada lebih dari 6 mm apikal dari batas CEJ. Penempatan probe pada posisi standar B
MLD
32. c. Indeks untuk mengukur Akumulasi Plak 1. Indeks Higiene Oral (Oral Hygiene Index) Green
& Vermillion Tujuan : Studi epidemiologi peny. Periodontal & kalkulus Untuk menilai hsl guna dari
penyikatan gigi Evaluasi praktek kes. gigi masyarakat Untuk melihat jangka pendek / pjg dr program
kes. masyarakat Oral Hygiene Index terdiri atas 2 komponen : Debris Index (DI) dan Calculus Index
(CI). Gigi geligi yang diperiksa hanya keenam gigi indeks saja (gigi geligi 16, 11, 26, 31, 36 & 46)
33. DI-S 0 1 2 3 0 : tdk ada debris 1 : debris menutupi <1/3 gigi 2 : debris menutupi >1/3 gigi < 2/3
gigi 3 : debris menutupi > 2/3 gigi CI-S 0 1 2 3 0 : tdk ada kalkulus 1: supragingiva kalkulus
menutupi <1/3 gigi 2 : supragingiva kalkulus >2/3 gigi atau ada flek subgingiva kalkulus 3 :
supragingiva kalkulus >2/3 gigi atau ada subgingiva di sekeliling gigi
34. Nilai DI-S = Nilai CI-S = Jumlah total nilai setiap gigi Jumlah permukaan yang diperiksa. Nilai
OHI-S = DI-S + CI-S. Derajat kebersihan mulut Baik/good = 0,0 1,2. Sedang/fair = 1,3 3,0.
Buruk/poor = 3,1 6,0.
35. 4. Indeks Plak (Plaque Index) Dari Silness & Loe Alat : kaca mulut, explorer/sonde, blower.
Pengukurannya di dasarkan pada ketebalan penumpukkannya. Kriteria skor : 0 : Tidak ada plak 1 :
Ada lapisa tipis plak menumpuk ke tepi gingiva bebas dan permukaan gigi yang berdekatan. 2 :
Penumpukkan plak yang sedang didalam saku & dapat terlihat oleh mata telanjang. 3 : Permukaan
gigi tertutup oleh plak yang tebal. Indeks plak : Total nilai plak 0 1 2 3 Jumlah permukaan yang
diperiksa
36. 6. Rekor kontrol plak (Plaque Control Record) oleh Oleary dkk. Untuk memantau pelaksanaan
kontrol plak oleh pasien yang di rawat. Cara ; diwarnai dengan disclosing solution, dilihat ada atau
tidaknya deposit yang terwarnai. Jumlah permukaan gigi dengan plak Jumlah seluruh permukaan gigi
X 100 %
37. Community periodontal Index of Treatment Needs (CPITN), indeks periodontal komunitas untuk
kebutuhan perawatan dikembangkan Ainamo dkk Indikator : 1. ada atau tidaknya pendarahan gusi.
2. kalkulus supra atau subgingiva. 3. saku periodontal : dangkal (4-5mm), dalam (6mm). Alat :
probe khusus dengan ujung bulat berdiameter 0,5 mm Pemeriksaan pada pasien usia 20 tahun atau
lebih. Yang diperiksa 10 gigi indeks. (17, 16, 11, 26, 27, 31, 36, 37, 46, 47) yang di ambil gigi

terparah setiap sektan Pada pasien usia kurang dari 20 tahun yang diperiksa 6 gigi indeks. (16, 11,
26, 31, 36, 46)
38. Status Periodontal Kebutuhan Perawatan 0 periodonsium sehat Tidak membutuhkan 1 terlihat
pendarahan setelah probing Memerlukan perbaikan OH 2 sewaktu probing terasa adanya Perbaikan
OH + skeling kalkulus. 3 saku dengan kedalaman 4 atau Perbaikan OH + skeling 5 mm 4 saku dengan
kedalaman 6 mm Perbaikan OH + skeling + perawatan komprehensif
39. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Usia Seks Ras Pendidikan Penghasilan Tempat tinggal Letak geografis
40. 1. 2. 3. 4. Higiene oral Nutrisi Kebiasaan Buruk Asuhan dental profesional

Anda mungkin juga menyukai