Anda di halaman 1dari 4

Keunggulan Menggunakan Amalgam

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki amalgam sebagai bahan restorasi gigi adalah :


1. memiliki surabilitas yang baik, Menurut survey yang telah dilakukan,durabilitas dari 50% amalgam dalam
rongga mulut adalah sekitar 11,5 tahun. Durabilitas dari restorasi amalgam tidak dipengaruhi oleh luas
daerah yang dilakukan. Direstorasi (bharti et all, 20120). Survey lainnya menggambarkan bahwa
Berdasarkan penelitian secara klinis, jangka hidup untuk tumpatan sederhana amalgam pada kelas I adalah
15-18 tahun. Kelas II amalgam sekitar 12 sampai 15 tahun. Hal yang penting untuk diingat adalah pasien
memiliki pertimbangan tersendiri untuk bahan tumpatanyang memiliki durabilitas yang panjang. Jenis
makanan yang dikonsumsi oleh pasien, serta tingkat kebersihan mulut pasien sangat memiliki peran yang
penting dan dapat mempengaruhi durabilitas dari bahan restorasi yang digunakan (galdwin and bagby, 2004).
2. Tekniknya tidak menimbulkan sensitif
3. Dapat diaplikasi pada berbagai kasus
4. Formulasi terbaru memiliki resistensi yang panjang terhadap korosi
5. Mudah dimanipulasi
6. Waktu pengerjaan lebih pendek dibanding material lain
7. Sering dapat reparasi
8. Murah
9. Manipulasi mudah
10. Pengerjaan pada pasien hanya memerlukan satu kali waktu pertemuan
11. Kekuatan kompresi baik
Karena kekerasan dan resistensi pemakaian, amalgam adalah bahan tumpatan yang tahan lama
dengan harga yang relatif murah. Saat pencampuran, amalgam memiliki kemampuan untuk memperkuat tepi
pemakaian saat penggunaanya. Pada saat tepinya terkorosi, gigi/restorasi yang dihadapannya akan mengisi
dengan bahan korosinya sehingga kebocoran mikronya akan berkurang. Sering kali tepi dari tumpatan
amalgam mungkin terlihat pecah tapi sebenarnya kavitas terisi dengan baik dibawah permukaannya.
Penelitian secara klinis menunjukkan integritas marginal dari amalgam faktor prediksiyang buruk dari karies
reccurent.Amalgam merupakan bahan restorasi permanen yang tekniknya tidak paling sensitif pada praktik
dokter gigi. Pada saat proses pencampuran, hanya amalgam yang mungkin dapat dikerjakan dengan baik
meskipun ditempat yang lembab maupun lingkungan yang terkontaminasi. Jangka hidup bahan restorasi
amalgam, seperti pada bahan tumpatan permanen lainnya secara tidak langsung juga berkaitan dengan
besarnya daerah yang di restorasi. Seiring dengan bertambahnya daerah yang direstorasi, tekanan pada bahan
restorasi juga meningkat, dan jangka hidupnya berkurang. Berdasarkan penelitian secara klinis, jangka hidup
untuk tumpatan sederhana amalgam pada kelas I adalah 15-18 tahun. Kelas II amalgam sekitar 12 sampai
15 tahun. Hal yang penting untuk diingat adalah pasien memiliki pertimbangan tersendiri untuk bahan
tumpatan dengan jangka hidup yang lama. Makanan serta kebersihan mulut pasien sangat penting dan dapat
berontribusi dalam lamanya jangka hidup bahan restorasi yang mereka gunakan

(Solanki, Gaurav.2012. Amalgam Restorasi An Overview. International Journal of Biomedical


Research. Vol. 2012. Pages 08-14.

Gladwin, M.;Bagby, M. 2004. Clinical Aspect of Dental Materials, Theory, Practice, and Cases; 2nd
edition. Maryland : Lippincott Williams & Wilkins)

Indikasi
1. Dipakai untuk kela I,II dan IV
2. Untuk restorasi daerah menengah luas
3. Untuk daerah yag tidak memerlukan estetika yang bagus
4. Restorasi kontrol karies
5. Dipakai untuk gigi penyangga untuk removable partial denture
6. Foundations
7. Untuk restorasi yang meluas ke permukaan akar
8. Untuk restorasi gigi yang tidak bisa diisolasi dengan baik

Kontraindikasi

1. Untuk gigi yang memerlukan estetik yang baik


2. Restorasi dengan area kecil-menengah pada kelas I dan II yang dapat diisolasi dengan baik
3. Restorasi kecil kelas VI

Keuntungan

1. Pengerjaanya yang simple


2. Contouring amalgam lebih mudah dibandingkan komposit

Kerugian

1. Dibutuhkan preparasi yang lebih kompleks dibandingkan komposit


2. Tampilan yang kurang estetik

Preparasi kelas 1

Kavitas pada Klas I meliputi bagian pit dan fissure permukaan oklusal gigi. Tambalan amalgam Klas I
yang besar bisa merestorasi permukaan okluasan email atau dentin yang hilang atau rusak
pada proses karies. Tambalan amalgam akan sangat efektif , dan email di dekatnya bisa
dipertahankan jika prinsip prinsip tertentuk diikuti dalam desain kavitas. Kedalaman kavitas dijaga
keseragamannya dalam setiap gigi. Kedalamannya biasanya terdapat di bawah tautan dentin-email
(enamel-dentin-junction) Preparasi Kavitas dibuat dengan menggunakan round bur diamond
sampai kedalaman kira kira 2 mm. Lalu kavitas diperluas ke luar ke semua alur (outline form) yang
terjadi kerusakan. Outline Form dibuat dengan cara dibulatkan pada ujungnya, sbukan dibuat
seperti ada sudut yang tajam. Kedalaman pembuatan kavitas dapat dengan mudah ditentukan
bagi beberapa klinisi yang berpengalaman, namun bagi klinisi yang baru praktik, cara
mengukur penembusan secara visual dapat dilakukan dengan cara menggunakan alat
pengukur, yaitu menandai tangkai bur dengan menggunakan tinta pena 2 atau 3 mm dari
ujungnya. Axial wall dibuat sejajar sumbu gigi, pulpa wallnya juga datar serta halus.

Untuk pembuatan desain kavitas pada gigi premolar, karena ukurannya yang kecil sering
terkena pemotongan yang berlebihan dan terlalu besar akibat penggunaan bur yang tidak hati hati.

Selanjutnya pulpa wall diratakan dengan bur konus terbalik. Axial wall pada lingual dari molar
atas dan bagian fasial molar bawah juga diratakan, Dalam melakukan pengeburan dilakukan
dengan hati hati untuk tidak mengambil bagian bawah dinding secara berlebihan selama
preparasi. Namun apabila karies telah meluas di bawah batas optimal dari kedalaman dasar,
pengangkatan karies dentin ditunda sampai kavitas disiapkan. Karies dentin dibuang dengan
eskavator atau bur bulat.

Preparasi kelas II

efinisi restorasi Klas II adalah bila jaringan karies telah mengenai permukaan mesial atau
distal (proksimal) gigi posterior. Walaupun lesi Klas II terjadi pada permukaan proksimal, umumnya
dianggap sebagai kavitas campuran, yaitu suatu kavitas yang mengenai dua permukaan,
salah satunya adalah permukaan oklusal. Begitu sering terjadi sehingga dalam praktik kavitas Klas
II dibagi menjadi mesial-oklusal (MO), disto-oklusal (DO), atau mesial-oklusal- distal (MOD).
Karena gigi-gigi biasanya saling berkontak, akses ke kavitas tertutup dan harus dibuat dengan
memotong substansi gigi dari lingual, fasial, atau oklusal. Cara yang biasa tentunya adalah membuat
akses dari oklusal; meskipun begitu, bila lesi dekat garis servikal, kadang-kadang preparasi dari fasial
atau lingual menjadi pilihan. Amalgam adalah suatu bahan yang rapuh, sehingga dibutuhkan
dinding kavitas yang tegak lurus terhadap permukaan email. Bila amalgam dimampatkan ke dinding
ini, interfase antara email dan amalgam akan berakhir sebagai butt join. Karakteristik amalgam
yang buruk ini sering disebut kekuatan tepi. Kekuatan dan keutuhan bagian tepi adalah dua
kriteria penting untuk memutuskan apakah tonjolan yang lemah akan dipertahankan atau
dikorbankan. Jika dikorbankan, seluruh tonjol dipotong, dibuang kira-kira sepertiga dari panjang
total mahkota sehingga cukup banyak ruang untuk logam agar bisa menahan fraktur selama
pengunyahan. Empat tipe perlekatan dapat dipakai untuk retensi restorasi: (1) undercut pada
daerah oklusal atau gingival, (2) interlock aksial (alur fasial dan lingual), (3) parit dan (4) dowel
atau pin. Suatu parit adalah lubang yang dibuat, tempat ke dalamnya amalgam akan
dimampatkan. Setelah mengeras amalgam menjadi kuat dengan retensi yang besar. Panjangnya
bervariasi dari 2-4 mm dan lebarnya kira- kira 1 mm. Parit tidak ditempatkan terlalu jauh ke arah
pulpa, tetapi juga tidak terlalu dekat ke permukaan agar bagian tepi gigi tidak patah. Lubang parit
harus cukup besar untuk tempat pemampat yang kecil dan dalamnya 1-2 mm.

Kelas II sendiri dibagi 2 jenis

Klas II amalgam insipien

1. Preparasi melibatkan alur oklusal dan ceruk. Pekerjaan ini dilakukan dengan bur bulat No. dan
disempurnakan dengan bur 330. Beberapa ceruk dan alur imun terhadap karies.

2. Memotong bagian fasio-lingual yang dilakukan untuk mendapat akses ke lesi proksimal. Kemudian
membuat takikan dengan bur bulat No. menembus lingir tepi untuk membuka pertautan dento-
email.

3. Setelah orifis dari parit terbalik dibuat, preparasi dentin dengan bur bulat, dan potong sebuah
alur sempit fasio-lingual di bawah lapisan proksimal dari email.

4. Lapisan email ditembus denga alur vertikal. Tindakan ini harus dilakukan hati-hati agar
tidak mengenai permukaan gigi .

5. Lapisan email yang menjadi lemah karena pembuatan alur bisa dipatahkan.

6. Penyempurnaan tepi dilakukan dengan pahat dan hatchet

7. Dinding aksial diperdalam jika diperlukan, untuk membentuk kembali alur aksial, dan untuk
melakukan penyempurnaan tepi sepanjang oklusal
Amalgam kelas II yang diperluas

1. Preparasi dari alur berparit di bawah email, tidak boleh terlalu ditekankan. Dengan hati-
hati pertimbangkan apakah sudut-sudut tajam dan tegas, apakah parit cukup
diperluas kea rah fasial dan lingual, apakah dasar gingiva dari alur rata dan halus, dan juga
apakah semua dentin telah dihilangkan dari bawah email.

2. Bila operator telah memeriksa parit dan email yang sudah dipatahkan, bagian tepi dibuat
dengan instrument genggam.

3. Untuk menambah kesempurnaan pahat dan hatchet email digunakan pengasah tepi
gingiva untuk menghaluskan dasar gingival dan menghilangkan fragmen email yang tertinggal.

4. Pembersihan bagian dalam dari kavitas. Karies dentin sekarang diperiksa dan dibuang.
Pembersihan bagian dalam dari kavitas adalah penting dan rutin, yang meliputo pemeriksaan
daerah-daerah yang terlewatkan seperti basis semen yang diperdalam sehingga menyebabkan
amalgam tinggi dalam oklusi atau memperbaiki dinding oklusal atau sudut garis.

5. Penyempurnaan alur retensi dengan bur fisur runcing cross-cut No.700 dan bur bulat No.

6. Mengubah alur retentive yang bulat menjadi segi empat dengan pengasah tepi gingival. Jelas
bahwa alur retentive segi empat menambah sifat retentive dari restorasi.

7. Perencanaan tepi. Ini merupakan langkah akhir sebelum pemasangan pita matriks dan
pemampatan amalgam. Permukaan yang tidak teratur sepanjang dasar gingival dapat
dihaluskan dengan instrument genggam dan kurva tebalik dari oklusal dapat dipreparasi dengan
pahat bengkok yang tajam.

8. Kemudian dilakukan pembuangan debris, penghilangan fragmen semen dan membersihkan sisa
darah yang telah mongering. Larutan hidrogen peroksida 3% bisa digunakan untuk membantu
menghilangkan debris.

(students art & science of operative dentistry THEODORE M. ROBERSON, DDS fourth edition
2002)

Anda mungkin juga menyukai