Gladwin, M.;Bagby, M. 2004. Clinical Aspect of Dental Materials, Theory, Practice, and Cases; 2nd
edition. Maryland : Lippincott Williams & Wilkins)
Indikasi
1. Dipakai untuk kela I,II dan IV
2. Untuk restorasi daerah menengah luas
3. Untuk daerah yag tidak memerlukan estetika yang bagus
4. Restorasi kontrol karies
5. Dipakai untuk gigi penyangga untuk removable partial denture
6. Foundations
7. Untuk restorasi yang meluas ke permukaan akar
8. Untuk restorasi gigi yang tidak bisa diisolasi dengan baik
Kontraindikasi
Keuntungan
Kerugian
Preparasi kelas 1
Kavitas pada Klas I meliputi bagian pit dan fissure permukaan oklusal gigi. Tambalan amalgam Klas I
yang besar bisa merestorasi permukaan okluasan email atau dentin yang hilang atau rusak
pada proses karies. Tambalan amalgam akan sangat efektif , dan email di dekatnya bisa
dipertahankan jika prinsip prinsip tertentuk diikuti dalam desain kavitas. Kedalaman kavitas dijaga
keseragamannya dalam setiap gigi. Kedalamannya biasanya terdapat di bawah tautan dentin-email
(enamel-dentin-junction) Preparasi Kavitas dibuat dengan menggunakan round bur diamond
sampai kedalaman kira kira 2 mm. Lalu kavitas diperluas ke luar ke semua alur (outline form) yang
terjadi kerusakan. Outline Form dibuat dengan cara dibulatkan pada ujungnya, sbukan dibuat
seperti ada sudut yang tajam. Kedalaman pembuatan kavitas dapat dengan mudah ditentukan
bagi beberapa klinisi yang berpengalaman, namun bagi klinisi yang baru praktik, cara
mengukur penembusan secara visual dapat dilakukan dengan cara menggunakan alat
pengukur, yaitu menandai tangkai bur dengan menggunakan tinta pena 2 atau 3 mm dari
ujungnya. Axial wall dibuat sejajar sumbu gigi, pulpa wallnya juga datar serta halus.
Untuk pembuatan desain kavitas pada gigi premolar, karena ukurannya yang kecil sering
terkena pemotongan yang berlebihan dan terlalu besar akibat penggunaan bur yang tidak hati hati.
Selanjutnya pulpa wall diratakan dengan bur konus terbalik. Axial wall pada lingual dari molar
atas dan bagian fasial molar bawah juga diratakan, Dalam melakukan pengeburan dilakukan
dengan hati hati untuk tidak mengambil bagian bawah dinding secara berlebihan selama
preparasi. Namun apabila karies telah meluas di bawah batas optimal dari kedalaman dasar,
pengangkatan karies dentin ditunda sampai kavitas disiapkan. Karies dentin dibuang dengan
eskavator atau bur bulat.
Preparasi kelas II
efinisi restorasi Klas II adalah bila jaringan karies telah mengenai permukaan mesial atau
distal (proksimal) gigi posterior. Walaupun lesi Klas II terjadi pada permukaan proksimal, umumnya
dianggap sebagai kavitas campuran, yaitu suatu kavitas yang mengenai dua permukaan,
salah satunya adalah permukaan oklusal. Begitu sering terjadi sehingga dalam praktik kavitas Klas
II dibagi menjadi mesial-oklusal (MO), disto-oklusal (DO), atau mesial-oklusal- distal (MOD).
Karena gigi-gigi biasanya saling berkontak, akses ke kavitas tertutup dan harus dibuat dengan
memotong substansi gigi dari lingual, fasial, atau oklusal. Cara yang biasa tentunya adalah membuat
akses dari oklusal; meskipun begitu, bila lesi dekat garis servikal, kadang-kadang preparasi dari fasial
atau lingual menjadi pilihan. Amalgam adalah suatu bahan yang rapuh, sehingga dibutuhkan
dinding kavitas yang tegak lurus terhadap permukaan email. Bila amalgam dimampatkan ke dinding
ini, interfase antara email dan amalgam akan berakhir sebagai butt join. Karakteristik amalgam
yang buruk ini sering disebut kekuatan tepi. Kekuatan dan keutuhan bagian tepi adalah dua
kriteria penting untuk memutuskan apakah tonjolan yang lemah akan dipertahankan atau
dikorbankan. Jika dikorbankan, seluruh tonjol dipotong, dibuang kira-kira sepertiga dari panjang
total mahkota sehingga cukup banyak ruang untuk logam agar bisa menahan fraktur selama
pengunyahan. Empat tipe perlekatan dapat dipakai untuk retensi restorasi: (1) undercut pada
daerah oklusal atau gingival, (2) interlock aksial (alur fasial dan lingual), (3) parit dan (4) dowel
atau pin. Suatu parit adalah lubang yang dibuat, tempat ke dalamnya amalgam akan
dimampatkan. Setelah mengeras amalgam menjadi kuat dengan retensi yang besar. Panjangnya
bervariasi dari 2-4 mm dan lebarnya kira- kira 1 mm. Parit tidak ditempatkan terlalu jauh ke arah
pulpa, tetapi juga tidak terlalu dekat ke permukaan agar bagian tepi gigi tidak patah. Lubang parit
harus cukup besar untuk tempat pemampat yang kecil dan dalamnya 1-2 mm.
1. Preparasi melibatkan alur oklusal dan ceruk. Pekerjaan ini dilakukan dengan bur bulat No. dan
disempurnakan dengan bur 330. Beberapa ceruk dan alur imun terhadap karies.
2. Memotong bagian fasio-lingual yang dilakukan untuk mendapat akses ke lesi proksimal. Kemudian
membuat takikan dengan bur bulat No. menembus lingir tepi untuk membuka pertautan dento-
email.
3. Setelah orifis dari parit terbalik dibuat, preparasi dentin dengan bur bulat, dan potong sebuah
alur sempit fasio-lingual di bawah lapisan proksimal dari email.
4. Lapisan email ditembus denga alur vertikal. Tindakan ini harus dilakukan hati-hati agar
tidak mengenai permukaan gigi .
5. Lapisan email yang menjadi lemah karena pembuatan alur bisa dipatahkan.
7. Dinding aksial diperdalam jika diperlukan, untuk membentuk kembali alur aksial, dan untuk
melakukan penyempurnaan tepi sepanjang oklusal
Amalgam kelas II yang diperluas
1. Preparasi dari alur berparit di bawah email, tidak boleh terlalu ditekankan. Dengan hati-
hati pertimbangkan apakah sudut-sudut tajam dan tegas, apakah parit cukup
diperluas kea rah fasial dan lingual, apakah dasar gingiva dari alur rata dan halus, dan juga
apakah semua dentin telah dihilangkan dari bawah email.
2. Bila operator telah memeriksa parit dan email yang sudah dipatahkan, bagian tepi dibuat
dengan instrument genggam.
3. Untuk menambah kesempurnaan pahat dan hatchet email digunakan pengasah tepi
gingiva untuk menghaluskan dasar gingival dan menghilangkan fragmen email yang tertinggal.
4. Pembersihan bagian dalam dari kavitas. Karies dentin sekarang diperiksa dan dibuang.
Pembersihan bagian dalam dari kavitas adalah penting dan rutin, yang meliputo pemeriksaan
daerah-daerah yang terlewatkan seperti basis semen yang diperdalam sehingga menyebabkan
amalgam tinggi dalam oklusi atau memperbaiki dinding oklusal atau sudut garis.
5. Penyempurnaan alur retensi dengan bur fisur runcing cross-cut No.700 dan bur bulat No.
6. Mengubah alur retentive yang bulat menjadi segi empat dengan pengasah tepi gingival. Jelas
bahwa alur retentive segi empat menambah sifat retentive dari restorasi.
7. Perencanaan tepi. Ini merupakan langkah akhir sebelum pemasangan pita matriks dan
pemampatan amalgam. Permukaan yang tidak teratur sepanjang dasar gingival dapat
dihaluskan dengan instrument genggam dan kurva tebalik dari oklusal dapat dipreparasi dengan
pahat bengkok yang tajam.
8. Kemudian dilakukan pembuangan debris, penghilangan fragmen semen dan membersihkan sisa
darah yang telah mongering. Larutan hidrogen peroksida 3% bisa digunakan untuk membantu
menghilangkan debris.
(students art & science of operative dentistry THEODORE M. ROBERSON, DDS fourth edition
2002)