Anda di halaman 1dari 56

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP

KINERJA KEUANGAN KOPERASI KARYAWAN ( KOPKAR ) RUWA JURAI PTPN VII


(PERSERO) UNIT USAHA BATURAJA

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
ELDY OCTA VIANUS
07 151 060

FAKULTAS ILMU EKONOMI


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA DARMA
PALEMBANG
2011

PERYATAAN

Dengan ini saya menyatakan :


1. Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik
baik di Universitas Bina Darma maupun perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri dengan arahan
pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah dituliskan atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan
dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat
penyimpangan atau tidak benaran dalam peryataan ini, maka saya bersedia menrima
sanksi sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi lain.

Palembang, Maret 2011


Yang Membuat peryataan

ELDY OCTA VIANUS


( 07 151 060 )

ABSTRAK

ELDY OCTA VIANUS, 2011. Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabilitas
Terhadap Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan ( Kopkar ) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit
Usaha Baturaja. Skripsi, Program Studi Manajemen Strata Satu ( S1 ), Fakultas Ekonomi
Universitas Bina Darma Palembang Skripsi ini membahas tentang . Analisis Rasio Likuiditas,
Solvabilitas Dan Profitabilitas Terhadap Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan ( Kopkar ) Ruwa
Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan
profitabilitas yang dilakukan koperasi karyawan ( kopkar ) ruwa jurai PTPN VII (persero) unit
usaha baturaja terhadap kinerja keuangan koperasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data skunder yaitu dengan cara mengamati dan meminta data yang
berkaitan dengan permasalahan yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Teknik analisis
yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dan kualitatif yaitu dengan cara mengevaluasi
dan menilai semua data dan fakta yang diperoleh dari objek yang dipilih, serta mengutip dari
teori dan ketentuan yang berlaku umum kemudian dari hasil evaluasi ini penulis mencoba
manarik kesimpulan dan juga memberi saran untuk membangun. Berdasarkan pembahasan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas yang
dilakukan koperasi karyawan ( Kopkar ) ruwa jurai PTPN VII (Persero) unit usaha Baturaja,
sudah baik terlihat dari dari laporan keuangan pada akhir periode yang telah dicatat dalam buku
keuangan koperasi karyawan ( Kopkar ) ruwa jurai PTPN VII (Persero) unit usaha Baturaja.

Kata Kunci : Laporan Keuangan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio profitabilitas
Kinerja Keuangan

ABSTRACT
ELDY OCTA VIANUS, 2011. Ratio Analysis Liquidity, Solvency and Profitability Financial
Performance Against Employees Cooperative (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Baturaja
Business Unit. Thesis, Bachelor of Management Studies Program One (S1), Faculty of
Economics Universitas Bina Darma Palembang Ratio Analysis Liquidity, Solvency and
Profitability Financial Performance Against Employees Cooperative (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN
VII (Persero) Baturaja Business Unit, while the goal to be achieved in this study is to determine
how the analysis of liquidity ratios, solvency and profitability by cooperative employees
( Kopkar) Ruwa jurai PTPN VII (Persero) Baturaja business unit financial performance of
cooperatives. Data used in this study are primary and secondary data that is by observing and
request data relating to problems associated with the object being studied. The analysis technique
used is quantitative and qualitative analysis technique that is by evaluating and assessing all the
data and facts obtained from the selected object, as well as quotes from the theory and the
general regulations of the results of this evaluation then the author tries to attract the conclusions
and also gives suggestions for building. Based on our discussions can be concluded that the
analysis of liquidity ratios, solvency, and profitability by cooperative employees (Kopkar) Ruwa
jurai PTPN VII (Persero) Baturaja business units, have both seen from the financial statements at
the end of the period that has been recorded in the books of financial cooperatives employees
(Kopkar) Ruwa jurai PTPN VII (Persero) Baturaja business units.
Keywords: Financial Statements Ratio of Liquidity, Solvency ratio, and Rasio profitabilitas
Financial Performance

Halaman Motto

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolongmu
sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar (Qs: Al Baqarah: 163)
Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang kesulitan, maka Allah
akan memudahkan kepadanya didunia dan diakhirat (HR, Ibnu Mayjah dan Hurairah)
Satu-satunya perbedaan antara orang sukses dan orang yang tidak sukses adalah kesediaan dan
kemauan untuk bekerja sangat, sangat keras.(Helen Gurley Brown)
Belajarlah dari kegagalan, karena kegagalan adalah kunci dari kesuksesan.
Kejujuran dan Ketaqwaan adalah sikap yang paling mulia dalam hidup.
Tak ada pekerjaan yang sia-sia tanpa usaha dan doa.

Ku Persembahkan Untuk :
v Kedua Orangtuaku Tercinta
v Kakak dan anak-anaknya yang ku sayang
v Calon Istriku ( Melly Suryani )

v Teman Teman Kosan dan Club YVC-BG


v Sahabat Sahabatku ( Chepy, Angga dan lain2)
v Alamamaterku
KATA PENGANTAR

Dengan segenap kerendahan hati serta mengucapkan puji syukur kehadiran ALLAH SWT yang
telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
dengan Judul Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabilitas Terhadap Kinerja
Keuangan Koperasi Karyawan ( Kopkar ) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja.
Tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana,
mengingat keterbatasan kemampuan dan pengalaman maka penulis mengharapkan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan Skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan serta
pemikiran dalam pembuatan laporan ini, terutama kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya dan junjunganku Nabi besar
Muhammad SAW.
2. Bapak Prof. Ir. H. Bochari Rachman, M. Sc, selaku Rektor Universitas Bina Darma
Palembang.
3. Bapak Dr. Lin Yan Syah, SE., M. Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
4. Bapak Heriyanto, SE, M. Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Bina Darma Palembang.
5. Bapak Heriyanto, SE, M. Si, selaku pembimbing I dalam penyusunan dan penulisan
skripsi ini.
6. Ibu Dra. Gagan Ganjar Resmi, M. Si, selaku pembimbing II dalam penyusunan dan
penulisan skripsi ini.
7. Kepada staf dan seluruh karyawan Koperasi Karyawan ( Kopkar ) Ruwa Jurai PTPN VII
(Persero) Unit Usaha Baturaja yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian serta memberikan penjelasan yang penulis butuhkan untuk
penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh staf dan dosen yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
9. Kepada kedua orang tuaku tercinta yang telah membesarkan dan menyayangiku.
10. Kepada kakak dan anak-anaknya dan seluruh keluargaku yang telah membantu dan
memberi dukungan.

11. Kepada calon istriku ( Melly Suryani ) yang kusayangi yang telah memberikan semangat
dan dukungan selama ini.
12. Teman teman kosanku dan club YVC-BG ( Yamaha V-ixion Club Palembang ) yang
memberikan doa selama ini.
13. Sahabat sahabatku angkatan 2007 khusunya fakultas Ekonomi Manajemen terima kasih
atas arahan dan bantuan selama penyusunan laporan skripsi.
14. Terima kasih buat seluruh staf Perpustakaan dan staf lain-lainya yang ada di Universitas
Bina Darma Palembang yang membantu dalam penyelesaian penyusunan laporan skripsi
ini.
Akhir kata, penulis berharap agar Skripsi ini akan Bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi
mahasiswa Bina Darma Palembang.
Palembang, Maret 2011

( ELDY OCTA VIANUS )

DAFTAR ISI

Halaman Judul
..

Halaman Pengesahaan .
ii
Halaman Motto
. iii
Kata Pengantar
. iv
Daftar Isi
vii
Daftar Tabel
x
Daftar Gambar
.. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .. 1
1.2 Pembatasan Masalah . 3
1.3 Tujuan Penelitian . 3
1.4 Manfaat Penelitian .. 3
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .. 4
1.6 Sistematika Penulisan 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Rasio Keuangan 6
2.1.1Pengertian Rasio Keuangan .. 6
2.1.2

Macam-Macam Rasio Keuangan .. 7

2.1.3

Tujuan Dan Kegunaan Analisis Rasio Keuangan . 9

2.1.4

Keungulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan 10

2.2 Rasio Likuiditas 12


2.3 Rasio Solvabilitas 15
2.4 Rasio Profitabilitas . 19
2.5 Pengertian Kinerja . 22
2.5.2

Manfaat Penilaian Kinerja 23

2.5.3

Syarat-Syarat Indikator Kinerja . 24

2.5.4

Kinerja Keuangan . 24

2.5.5

Tujuan Kinerja Keuangan . 25

2.6 Penelitian Terdahulu .. 25


2.7 Kerangka Pemikiran .. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Lokasi Penelitian 28
3. 2 Operasional Variabel 28
3. 3 Metode Penelitian .. 29
3. 3. 1 Metode Pengumpulan Data 29
3. 3. 2 Teknik Analisis Data . 30
3. 3. 2. 1 Rasio Likuiditas .. 30
3. 3. 2. 2 Rasio Solvabilitas .. 31
3. 3. 2. 3 Rasio Profitabilitas 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 33
4.1.1

Sejarah Singkat ( KOPKAR ) PTPN VII Baturaja 33

4.1.2

Stuktur Organisasi ( KOPKAR ) PTPN VII Baturaja . 34

4.1.3

Pembagian Tugas Dan Tangung Jawab . 36

4.2 Pembahasan Analisis Laporan Keuangan .. 37


4.2.1

Analisis Rasio Likuiditas .. 38

4.2.2

Analisis Rasio Solvabilitas 41

4.2.3

Analisis Rasio Profitabilitas.. 44

4.3 Ringkasan Hasil Pembahasan . 49


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 63
5.2 Saran .. 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

2.1 Standar Likuiditas ..


15
2.2 Standar Solvabilitas ..
19
2. 3 Standar Profitabilitas ..
22
2.4 Penelitian Terdahulu .
25
3.1 Operasional Variabel .
28
4.1 Current Ratio
. 39
4.2 Quick Ratio
40
4.3 Debt To Asset Ratio ..
42
4.4 Debt To Equity Ratio
44
4.5 Return On Aset ( ROA ) . 45
4.6 Return On Equity
47
4.7 Ringkasan Hasil Pembahasan .. 49

DAFTAR GAMBAR

4.1 Struktur Organisasi KOPKAR PTPN VII BATURAJA 35

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan salah satu bentuk usaha yang sesuai dengan ketentuan undang-undang
No.25 tahun 1992 dan harus diberikan kesempatan yang seluas-luasnya, serta ditingkatkan
pembinaan untuk mengembangkan diri. Menurut Undang-Undang No.25 tahun 1992 Koperasi
Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip kopersi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Sebagai objek penelitian, ini dilakukan pada Koperasi Karyawan (KOPKAR) Ruwa Jurai PTPN
VII ( PERSERO) Unit Usaha Baturaja. Dimana koperasi ini bertujuan memberikan landasan
yang mantap serta pedoman kerja yang lebih jelas bagi pengurusnya di dalam melaksanakan
tugasnya, serta memberikan arah bagi pengurus untuk pelaksanaan kegiatan selama masa
baktinya, sekaligus untuk menentukan sasaran koperasi. Maka dari itu Koperasi Karyawan
(KOPKAR) Ruwa Jurai PTPN VII ( PERSERO) Unit Usaha Baturaja ini mengembangkan
usaha-usahanya dengan permodalan yang dilakukan penarikan dari simpanan wajib dan
simpanan pokok anggota karyawan koperasi PTPN VII dimana kedepanya dapat dipicu dengan
mengharapkan sumber-sumber yang memungkinkan sesuai dengan ketentuannya.
Media yang dipakai untuk kinerja keuangan koperasi adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan
profitabilitas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan koperasi
dalam memenuhi kewajiban ( utang ) jangka pendek, sedangkan rasio solvabilitas merupakan
kemampuan koperasi untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang dan rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan koperasi
dalam mencari keuntungan atau laba. Dengan demikian dapat digunakan untuk membantu para
pemakai didalam kinerja koperasi sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.
Permasalahan yang dihadapi peneliti adalah banyaknya orang yang meminjam uang atau
berhutang pada koperasi yang berdampak kurangnya laba yang di peroleh oleh koperasi dan
turunya nilai kas setiap setahun sekali. Dengan menganalisa kinerja keuangan akan dapat
diketahui bagaimana kebijaksanaan yang telah ditempuh oleh koperasi dalam usahanya untuk
mengoperasikan dana yang ada, sehingga dapat diketahui tingkat efisiensi dari dana yang
dioperasikan, maka salah satu cara yang harus dilakukan adalah bagaimana dapat
mengalokasikan dananya seefisien mungkin.

Berdasarkan fenomena tersebut, saya tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan
rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan kinerja keuangan. Sebagai judul skripsi penelitian
ini adalah : ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS
TERHADAP KINERJA KEUANGAN KOPERASI KARYAWAN (KOPKAR) RUWA
JURAI PTPN VII (PERSERO) UNIT USAHA BATURAJA .
1.2. Pembatasan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahan yang akan
diteliti oleh penulis adalah : Bagaimana Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas Pada
kinerja keuangan Koperasi Karyawan ( Kopkar ) Ruwa Jurai PTPN VII ( Persero ) Unit Usaha
Baturaja?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas pada kinerja keuangan koperasi karyawan ( kopkar ) ruwa jurai
PTPN VII ( Persero ) Unit Usaha Baturaja.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi Koperasi
Dapat memberikan gambaran bagi koperasi karyawan (kopkar) ruwa jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebagai pertimbangan dalam menetukan keuangan dimasa yang akan
datang, khusunya dalam laporan keuangan koperasi.
1. Bagi Peneliti atau Penulis
Dapat digunakan sebagai salah satu latihan penerapan teori yang diperoleh di bangku kuliah
dalam menghadapi masalah-masalah yang ada dalam koperasi karyawan (kopkar) ruwa jurai
PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja dan menambah pengetahuan penulis pada bidang
peneliti dalam bidang hal pengolahaan mengenai rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio
profitabilitas.
1. Bagi Akademi
Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan dalam menganalisis laporan
keuangan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan para civitas akademik khususnya dalam hal
yang berkaitan dengan rasio keuangan.
1. Bagi Pembaca

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pengolahan mengenai rasio likuiditas, rasio
solvabilitas dan rasio profitabilitas.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Agar pembahasan penelitian ini dapat terarah serta tidak menyimpang dari judul dan perumusan
masalah yang telah ditentukan, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada rasio
likuiditas, rasio solvabilitas serta rasio profitabilitas pada Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa
Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja dengan meneliti laporan keuangan tahun 20052009.
1.6. Sistematika Penulisan
Pembahasan suatu permasalahan akan lebih teratur dan terarah apabila direncanakan dan disusun
sedemikian rupa, agar lebih mudah dipahami maka sistematika penulisan penelitian ini akan
dibagi dalam bab yang dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan apa yang menjadi latar belakang atas dipilihnya judul
penelitian, ruang linkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah
dan manfaat penelitian, pembatasan masalah serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan mengemukakan tentang analisis rasio keuangan, likuiditas,
solvabilitas, profitabilas, kinerja keuangan, standar tolak ukur perhitungan rasio keuangan,
penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai lokasi penelitian, operasional penelitian, sumber
dan metode pengumpulan data, teknik analisis dan analisis data.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menjabarkan data mengenai gambaran umum koperasi, struktur koperasi
serta menguraikan hasil analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilatas pada kinerja
keuangan berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan yang ditarik bersasarkan analisis-analisis
yang telah dilakukan serta memberikan saran-saran yang mungkin berguna bagi peneliti
selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Analisis Rasio Keuangan
2. 1. 1 Pengertian Rasio keuangan
Menurut Kasmir ( 2008 : 104 ) Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angkaangka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satumlaporan
keungan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu peroide maupun beberapa periode.
Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2010 : 297 ) Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari
hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan siknifikan (berarti), misalnya antara utang dan modal, antara kas dan
total aset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya.
Sedangkan menurut James C Van Home ( Kasmir, 2008 : 104 ), Rasio Keuangan ialah indeks
yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya. Rasio Keuangan digunakan untuk mengavaluasi kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan, dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang
bersangkutan.
Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan merupakan suatu
hubungan / perimbangan antar jumlah tertentu untuk mengetahui perkembangan kondisi
keuangan perusahaan dengan memperlihatkan hubungan yang saling mempengaruhi.
2.1.2

Macam-macam Rasio Keuangan

Menurut munawir ( 2002 : 68 ) pada dasarnya banyak sekali angka rasio itu karena rasio dibuat
menurut kebutuhan penganalisa. Namun demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa.
1. Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
a. Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b. Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c. Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)


2. Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan antara lain :
(1) rasio-rasio likuiditas
(2) rasio-rasio solvabilitas
(3) rasio-rasio profitabilitas
(4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas.
Menurut Robert Anggoro ( 1997 : 18 ) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis
berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)


Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo.
b. Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam memanfaatkan harta yang
dimilikinya.
c. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan.
d. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Rasio ini disebut juga leverage ratio.
e. Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis perusahaan.
Menurut Riyanto ( 1998 : 42 ) Angka rasio dapat dikelompokkan menjadi dua golongan.
Golongan pertama berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur dari angka rasio,
sedangkan golongan kedua didasarkan pada tujuan penganalisaan.
1. Berdasarkan sumber data keuangan yaitu :

1.1 Rasio-rasio neraca


Yaitu semua rasio yang semua datanya diambil dan bersumber dari neraca.

1.2 Rasio-rasio laba / rugi


Yaitu semua rasio yang datanya bersumber dari laporan rugi / laba.
1.3 Rasio antar keuangan
Yaitu semua rasio yang datanya bersumber dari neraca dan laporan rugi / laba, misalnya tingkat
perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang.
2. Rasio berdasarkan tujuan penganalisaan ada tiga macam yaitu :
2.1 Rasio likuiditas
Yaitu rasio bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
lancarnya.
2.2 Rasio solvabilitas
Yaitu rasio bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban
finansial pada saat likuidasi.
2.3 Rasio rentabilitas / profitabilitas
Yaitu rasio bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
2.1.3

Tujuan dan Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer dalam memahami apa yang perlu
dilakukan perusahaan sehubungan dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya
terbatas. Dengan menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu informasi
tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan. Dari informasi tersebut,
manajer dapat membuta keputusan-keputusan penting dimasa yyang akan datang.
Bagi pihak ekstern, analisis rasio keuangan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan keuangan suatu perusahaan. Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah
akan membeli, menahan atau menjual saham perusahaan tersebut. Apabila dari hasil analisis
perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan kurang baik, maka investor akan
lebih berhati-hati.

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya kelemahan-kelemahan dari tahuntahun sebelumnya. Manfaat lain adalah dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam
aspek keuangan tertentu berada diatas rata-rata, pada rata-rata atau dibawah rata-rata. Apabila
diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan perusahaan akan mencari faktorfaktor yang menyebabkannya untuk kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat
meningkatkan rasio keuangan.
2.1.4 Keungulan analisis Rasio Dan Keterbatasan analisis Rasio
a. Keungulan Analisis Rasio
Analisis rasio memiliki suatu kelebihan atau keungulan dibandingkan teknik analisis, adapun
keungulan analisis rasio adalah :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan.
2. Merupakan penganti yang lebih sederhana dan merupakan informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan
model prediksi ( Z score ).
5. Menstandarisir size perusahaan
6. Melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau times series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan
datang.
8. Lebih mudah memperbandingkan perushaan dengan perusahaan lain.
b. Keterbatasa Analisis Rasio
Disamping keunggulan yang dimiliki oleh suatu analisis rasio, teknik analisis rasio juga
memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaanya agar kita tidak salah
dalam penggunaanya. Adapun keterbatasa yang dimiliki oleh suatu analisis rasio adalah :
1. Kesulitan dalam memiliki rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan
pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan
teknik seperti :
1. Misi yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah perolehan ( cost )
bukan harga pasar.
2. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan
berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan kesulitan dalam
menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak singkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang
dipakai tidak sama, oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa
menimbulkan kesalahan.
2. 2 Rasio Likuiditas ( Current Ratio )
Menurut Fred Weston ( Kasmir, 2008 : 129 ) Curerent ratio merupakan rasio yang
mengambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban ( utang ) jangka pendek.
Menurut Riyanto ( 1998 : 19 ) Curerent ratio kemampuan perusahaan untuk menyediakan alatalat yang likuid, sehingga dapat memenuhi kewajiban finansial pada saat jatuh tempo, kewajiban
itu sendiri bisa berkaitan dengan pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan.
Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2010 : 301 ) Curerent ratio menggambarkan
kamampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Jadi, Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
finansial dengan alat-alat yang sangat likuid untuk jangka waktu dekat sesuai jatuh tempo yang
telah ditetapkan baik dengan pihak intern dan ekstern perusahaan.
Perusahaan dikatakan likuid bila perusahaan mampu membayar hutang-hutangnya pada saat
jatuh tempo. Dengan demikian dapat diketahui apakah perusahaan mempunyai kemampuan
untuk membiayai produksinya selama beroperasi dengan baik dan lancar dengan hambatan se
minimal mungkin.
Sehingga suatu perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendek, kesulitan untuk
melunasi hutang-hutangnya maka perusahaan akan sulit untuk memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan diri dalam menghasilkan laba selama beroperasi. Oleh karena itu likuiditas
perusahaan merupakan masalah yang sangat penting untuk diperhatikan baik oleh pihak
manajemen terhadap perkembangan operasional perusahaan.
1. a.

Rasio lancar ( Current Ratio )

Menurut Kasmir ( 2008 : 134 ) Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segara jatuh tempo pada
saat ditagih secara keseluruhaan.
Menurut Sugiono dan Untung ( 2008 : 61 ) ratio ini digunakan untuk mengetahui sejau mana
aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi hutang ( kewajiban ) lancar yang akan jatuh
tempo / segera di bayar.

Menurut Riyanto ( 2001 : 332 ) Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang
yang harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar. Current ratio dapat dihitung dengan
membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar.
Current ratio ini menunjukan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau kemampuan
koperasi untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu koperasi dengan current ratio
yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarkan hutang koperasi yang sudah jatuh
tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya
jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang
sehingga tingkat perputaran persedian rendah atau adanya saldo piutang yang besar yang
mungkin sulit untuk ditagih.
Rumus untuk mencari current ratio dapat digunakan sebagai berikut :
Current Ratio =
Kasmir ( 2008 : 135 )
Jika koperasi memiliki jumlah aktiva lancar 1, 8 X utang lancar, atau setiap Rp. 1,- utang lancar
dijamin oleh Rp. 1, 8 harta lancar atau 1, 8 : 1 antara aktiva lancar dengan utang lancar.
1. b.

Rasio Cepat ( Quick Ratio )

Menurut Kasmir ( 2008 : 136 ) menyatakan quict ratio yaitu merupakan rasio yang menunjukan
kamampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar ( utang
jangka pendek ) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sedian ( investory ).
Menurut Sugiono dan Untung ( 2008 : 62 ) menyatakan quict ratio adalah pos persedian tidak
dihitung dalam ratio ini karena persedian merupakan pos yang paling likuid dalam aktiva lancar
mengingat panjangnya tahap yang dilalui untuk menjadi kas.
Riyanto ( 2001: 104 ) menyatakan quick ratio adalah kemampuan untuk membayar hutang yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi. Rasio ini lebih tajam dari current ratio,
karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar. Jika Current ratio
tinggi tapi Quick ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan.
Rumus untuk mencari quick ratio dapat digunakan sebagai berikut :
Quick Ratio =
Atau :

Quick Ratio =
Kasmir ( 2008 : 137 )
Jika koperasi memiliki quick ratio 0, 8 X, artinya Rp. 1,- hutang lancar koperasi dijamin
pembayarannya oleh Rp. 0, 8 kas, bank dan piutang yang ada tanpa harus menunggu hasil
penjualan persediaan yang dimiliki koperasi.
Tabel 2. 1
Standar Likuiditas Pada Koperasi

Jenis Rasio
Ratio Likuiditas
1. a.
Current
Ratio

1. b.
Quick
Ratio

Standar

Predikat
Sangat Baik

175% 200%

Baik

150% 174% atau 225% 249 %

Cukup Baik

125% 149% atau 250% 274%

Kurang Baik

< 125% atau > 275 %


100 %

Sangat Baik

75% 99% atau 125% 149%

Baik

50% 74% atau 150% 174%

Cukup Baik

< 50% atau > 75%

Kurang Baik

Sumber : Departemen Perindustrian dan Koperasi, 2009

2. 3 Rasio Solvabilitas ( Leverage Ratio )


Menurut Kasmir ( 2008 : 151 ) Leverage Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sajauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban
utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan
bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kamampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibanya, baik jangka pendek maupun jangka penjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi).

Menurut Arief Sugiono ( 2009 : 70 ) Leverage Ratio bertujuan untuk menganalisis pembelajaan
yang dilakukan berupa komposisi utang dan modal serta kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga dan beban tetap lainya.
Menurut Mamduh dan Abdul Halim ( 2009 : 81 ) Leverage Ratio adalah mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak
solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total assetnya. Rasio
ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan memfokuskan pada sisi kanan
neraca.
Jadi Solvabilitas adalah kemampuan suatu koperasi untuk membayar semua hutang-hutangnya.
Suatu koperasi yang solvabel berarti koperasi tersebut mempunyai aktiva/kekayaan yang cukup
untuk membayar semua hutang-hutangnya tetapi tidak dengan sendirinya berarti koperasi
tersebut likuid. Sebaliknya koperasi yang insolvabel tidak dengan sendirinya bahwa koperasi
tersebut juga likuid.
1. a.

Debt to asset ratio ( debt ratio )

Menurut Kasmir ( 2008 : 156 ) debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengolahaan aktiva.
Menurut Arief Sugiono ( 2009 : 70 ) debt ratio yaitu membandingkan total utang dengan total
aktiva. Para kreditur menginginkan debt ratio yang rendah karena semakin tinggi rasio ini
semakin besar resiko para kreditur.
Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2010 : 304 ) debt ratio menunjukan sejauhmana utang dapat
ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman (solvabel). Bisa juga dibaca berapa porsi
utang dibanding dengan aktiva. Supaya aman porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil.
Dari hasil pengukuran, apabila rasio tinggi artinya pendanaan dengan utang semakin banyak,
maka semakin sulit bagi koperasi untuk memperoleh tambahan pinjaman karena di khawatirkan
koperasi tidak mampu menutupi utang -utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula
apabila rasionya rendah, semakin kecil koperasi dibiayai dengan utang.
Rumus untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut :
Debt to Asset Ratio =
Kasmir ( 2008 : 156 )
Jika koperasi mempunyai debt ratio 0, 71 atau 71 %, artinya setiap Rp. 1, 00 aktiva dibiayai olah
utang sebesar Rp. 0, 71.
1. b.

Debt to Equity Ratio

Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2010 : 303 ) Debt to Equity Ratio mengambarkan sejauh mana
modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin
baik.
Menurut Arief Sugiono ( 2009 : 71 ) Debt to Equity Ratio menunjukan perbandingan utang dan
modal. Ratio ini merupakan salh satu rasio yang penting karena berkaitan dengan masalh trading
on equity, yang dapat memberikan pengaruh modal sendiri dari perusahaan tersebut.
Menurut Kasmir ( 2008 : 157 ) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang,
termasuk utang lacar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah yang
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Bagi bank ( kreditor ), semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan
semakin besar resiko yang di tangung atas kegagalan yang munkin terjadi di koperasi, Namun,
bagi koperasi justru semakin basar rasio akan semakin mambaik. Sebaliknya dengan rasio yang
rendah, semakin tinggi pendanaan yang disajikan pemilik dan semakin besar batas pengamanan
bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini memberikan
petunjuk umum tentang kelayakan dan resiko keuangan.
Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan sebagai berikut :
Debt to Equity Ratio =
Kasmir ( 2008 : 158 )
Jika koperasi mempunyai debt to equity ratio 2, 24 X, artinya para kreditur menempatkan dana
sebesar Rp.2, 24 setiap Rp. 1, 00 modal sendiri.

Tabel 2. 2
Standar Solvabilitas Pada Koperasi

Jenis Rasio
Rasio Solvabilitas
1. a.
debt ratio

Standar

Predikat
Sangat Sehat

25 %

Cukup Sehat

1. b.
debt to
equity ratio

17 % 24 %

Kurang Sehat

9 % 16 %

Tidah Sehat

0% 9%
> 100 %

Sangat Sehat

70 % 99 %

Cukup Sehat

40 % 69 %

Kurang Sehat

0 % 39 %

Tidah Sehat

Sumber : Departemen Perindustrian dan Koperasi, 2009

2. 4 Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir ( 2008 : 196 ) Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi.
Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2010 : 304 ) Rasio Profitabilitas mengambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio ini
mengambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio.
Menurut Arief Sugiono ( 2009 : 78 ) Rasio Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas
manajemen yang tercermin pada imbalan atau hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau
dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhaan dan efisiensi dalam
pengolahaan kewajiban dan modal.
Jadi profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang diperoleh dari
modal/dana yang berasal dari pinjaman dan dari modal sendiri yang telah digunakan dalam
kegiatan operasional. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah
suatu ukuran kemampuan perusahaan yang dilakukan dengan membandingkan antara laba yang
diperoleh dengan aktiva usaha atau modal usaha perusahaan yang digunakan untuk
menghasilkan laba.
1. a.

Return On Aset ( ROA )

Menurut Mahduh dan Abdul Halim ( 2009 : 159 ) Return On Aset yaitu mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan mengunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai
perusahaan setelah disesuikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut.
Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2010 : 305 ) Return On Aset yaitu rasio yang menunjukan
berapa besar laba bersih yang di peroleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
Menurut Arief Sugiono ( 2009 : 80 ) Return On Aset yaitu rasio yang mengukur tingkat
pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang ada, atau rasio ini mengambarkan efisiensi pada
dana yang digunakan dalam perusahaan.
Jadi Return On Aset digunakan untuk mengambarkan perputaran aktiva diukur dari volume
penjualan semakin besar rasio ini semakin baik hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat
berputar dan merahi laba.
Rumus untuk return on aset mencari dapat digunakan sebagai berikut :
Return On Aset =
Arief Sugiono ( 2009 : 80 )
Jika koperasi mempunyai rasio 4, 88 %, hal itu berarti bahwa koperasi mampu mengolah setiap
aset Rp. 1, 00 untuk menghasilkan keuntungan Rp. 0, 05 atau 4, 88 %.
1. b.

Return On Equity ( ROE )

Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2010 : 305 ) Return On Equity yaitu rasio yang menunjukan
berapa persen diperoleh laba bersih yang bila diukur dari modal pemilik, semakin besar semakin
bagus.
Menurut Arief Sugiono ( 2009 : 80 ) Return On Equty yaitu rasio yang mengukur tingkat
pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada.
Menurut Kasmir ( 2008 : 204 ) Return On Equty yaitu rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi pengunaan modal sendiri, Semakin
tinggi rasio ini semakin baik.
Jadi Return On Equty untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan laba
bersih koperasi atau return on equity usaha yang merupakan perbandingan antara laba yang
tersedia bagi pemilik modal sendiri di suatu pihak. Laba yang digunakan yaitu laba usaha setelah
dikurangi pajak sedangkan modalnya dari modal sendiri
Return On Equty =
Arief Sugiono ( 2009 : 80 )

Jika koperasi mempunyai rasio 16, 67%, hal itu berarti bahwa koperasi mampu mengelolah
modal sendiri sebesar Rp. 1, 00 untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0, 17 atau 16, 67 %.
Tabel 2.3
Standar Profitabilitas Pada Koperasi

Jenis Rasio
Rasio Profitabilitas
1. a.
return on aset

1. b.

return on equity

Standar

Predikat
Sangat Efisien

>10%

Efisien

6% 9%

Cukup efisien

0% 5%

Kurang Efisien

<0%
>21%

Sangat Efisien

10% 20%

Efisien

1% 9%

Cukup efisien

<1%

Kurang Efisien

Sumber : Departemen Perindustrian dan Koperasi, 2009


2.5

Pengertian Kinerja

Menurut Mulyadi ( 1999 : 419 ) Kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional
suatu organisasi, dan karyawannya berdasarkan prasarat, standar dan kreteria yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Menurut Machfoedz ( 2000 : 347 ) Kinerja adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang
yang bekerja secara sendiri atau bersama-sama yang dinilai berdasarkan suatu pedoman tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Sugiyono dan Winarni ( 2005 : 111 ) Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atau tujuan
perusahaan, tingkat percapain misi perusahaan, tingkat pencapaian pelaksanaan tugas secara
aktual dan pencapain misi perusahaan.
Jadi kinerja adalah penentuan keberasilan seseorang atau beberapa orang berdasarkan kreteria
atau pedoman tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.

2.5.1 Manfaat Penilaian Kinerja


Menurut Bastian ( 2001 : 329 ), Manfaat penilaian kinerja adalah :
1. Memastikan pemahaman para pelaksanaan dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian
prestasi.
2. Memastikan tercapainya skema prestasi yang disepakati.
3. Memonitor dan mengevaluasi kinerja dengan perbandingan skema kerja dan pelaksanaan.
4. Memberiakan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi pelaksanaan yang
telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran prestasi yang telah disepakati.
5. Menjadikan alat kominikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki
prestasi organisasi.
6. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
9. Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan.
10. Mengungkap permasalahan yang objektif.
Menurut Mulyadi ( 2002 : 208 ), Manfaat penilaian kinerja yaitu :
1. Mengelolah operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotifasian personal
secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personal.
3. Menyediakan seleksi dan evaluasi program pelatihan personal.
4. Menyedikan umpan balik bagi personal
5. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.
2.5.2 Syarat Syarat Indikator Kinerja
Menurut Bastian ( 2006 : 267 ) yang menjadi syarat-syarat indikator kinerja adalah sebagai
berikut :
1. Spesifik, jelas dan tidak ada kemungkinan kesalahan interprestasi.

2. Dapat diukur secara objektif baik yabg bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yaitu dua
atau lebih yang mengukur indikator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.
3. Relevan indikator kinerja harus menangani aspek objektif yang relevan.
4. Dapat dicapai dan harus berguna untuk menunjukan keberasilan masukan, proses
keluaran, hasil, manfaat serta kegiatan.
5. Harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahaan / penyesuaian pelaksanaan dan
hasil pelaksanaan kegiatan.
6. Efektif, data / informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja bersangkutan dapat
dikumpulkan, diolah dan dianalisis dengan biaya yang tersedia.
2.5.3 Kinerja Keuangan
Menurut Husnan dan Pudji Astuti ( 2000 : 67 ) Kinerja Keuangan adalah hasil dari keputusan
individual yang dibuat secara terus, menerus oleh manajemen khusunya dalam hal ini adalah
manajemen keuangan.
Menurut Bastian ( 2006 : 248 ) Kinerja Keuangan adalah laporan yang menyajikan pendapatan
dan biaya selama periode tertentu.
Menurut Jumingan ( 2009 : 239 ) Kinerja Keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan
pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran
dana.
Jadi kinerja keuangan adalah gambaran keuangan suatu perusahaan dimana kita bisa melihat
apakah perusahaan yang dijalankan tersebut mempunyai kinerja yang bagus atau tidak terdapat
keuangan suatu perusahaan.
2.5.1

Tujuan Kinerja Keuangan

Menurut Jumingan ( 2009 : 239 ) Tujuan kinerja keuangan adalah :


1. Untuk mrngetahui keberasilan pengelolahaan keuangan perusahaan terutama kondisi
likuiditas, solvabilitas dan kecukupan modal yang di capai dalam tahun berjalan maupun
tahun sebelumnya.
2. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan semua asset yang
dimiliki dalam menghasilkan keuntungan secara efisien.

Tabel 2. 4
1. 2.

6 Penelitian Terdahulu

Nama

Judul

Metode yang
digunakan
Metode yang
digunakan
kualitatif dan
kuantitatif

Andriani

Analisis Laporan Keuangan


Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Pada Koperasi
Pegawai Transmigrasi
(KOPETRANS) Palembang

Agus
Amirudin

Analisis Ratio Likuiditas Untuk Metode yang


Menilai Tingkat Kinerja
digunakan
Keuangan Pada PT. Kereta Api kualitatif dan
Devisi Regional III Sumsel
kuantitatif.

Yenni Agustin Efisiensi Modal Kerja,


Metode yang
Likuiditas Dan Solvabilitas
digunakan
Terhadap Profitabilitas Pada PT. deskriptif
Astra Internasional, Tbk
kuantitatif.

Kesimpulan
Hasilnya disimpulkan dari
segi likuiditas koperasi harus
dapat meningkatkan lagi
rasio likuiditasnya, dari segi
profitabilitasnya koperasi
sudah efisien dan setidaknya
harus menambah
keutunganya agar bisa
mensejahterakan angotanya.
Hasilnya disimpulkan dari
segi likuiditas perusahaan
harus dapat meningkatkan
lagi rasio likuiditasnya
karena hasilnya belum baik.
Hasilnya disimpulkan dari
segi likuiditas perusahaan
harus dapat meningkatkan
lagi rasio likuiditasnya, dari
segi solvabilitasnya
perusahaan harus hati-hati
dala menambah pinjaman
jangka panjang karena
turunya tingkat profitabilitas

2.7 Kerangka Pemikiran


Rasio keuangan sebagai alat ukur yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu
perusahaan.
Pada umumnya laporan keuangan akan digunakan untuk menilai kinerja keuangan melalui rasio
keuangan. Rasio keuangan yang dapat digunakan antara lain yaitu rasio likuiditas, rasio
solvabilitas dan rasio profitabilitas, yang merupakan perhitungan keuangan untuk menilai kinerja
keuangan.
Menurut Fred Weston ( Kasmir, 2008 : 129 ) Rasio likuiditas merupakan rasio yang
mengambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
Menurut Arief Sugiono ( 2009 : 70 ) Ratio solvabilitas bertujuan untuk menganalisis
pembelajaan yang dilakukan berupa komposisi utang dan modal serta kemampuan perusahaan
untuk membayar bunga dan beban tetap lainya

Menurut Arief Sugiono ( 2009 : 78 ) Rasio Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas
manajemen yang tercermin pada imbalan atau hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau
dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhaan dan efisiensi dalam
pengolahaan kewajiban dan modal.
Menurut Jumingan ( 2009 : 239 ) Kinerja Keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan
pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran
dana.
Dengan demikian kerangka pemikiran dapat di rumuskan dalam bentuk paradigma penelitian di
bawah ini :

Rasio Likuiditas
Rasio Solvabilitas
Rasio Profitabilitas
Kinerja keuangan

Gambar 1 : Paradigma Penelitian

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Koperasi Karyawan ( Kopkar ) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja yang beralamat di Desa Lekisrejo Batumarta III, Kecamatan Lubuk Raja,
Kabupaten Ogan Komering Ulu ( OKU ).
3. 2 Operasional Variabel
Tabel 3.1
Variabel
Likuiditas

Pengertian
Menurut Fred Weston (Kasmir, 2008:129) Curerent ratio merupakan rasio
yang mengambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
( utang ) jangka pendek.
Solvabilitas Menurut Mamduh dan Abdul Halim (2009:81) Leverage Ratio adalah
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban kewajiban jangka
panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total
hutangnya lebih besar dibandingkan total assetnya. Rasio ini mengukur
likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan memfokuskan pada sisi
kanan neraca.
Profitabilitas Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:304) Rasio Profitabilitas
mengambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio ini mengambarkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio.
Kinerja
Menurut Jumingan ( 2009 : 239 ) Kinerja Keuangan merupakan gambaran
Keuangan kondisi keuangan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dana.
3. 3 Metode Penelitian
3. 3. 1 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. 1.

Data Primer

Yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung melalui objek penelitian. Data diperoleh
dengan cara :
1. Wawancara
Menurut Gulo ( 2007 : 119 ) wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan
responden.
1. Observasi / Pengamatan

Yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap laporan-laporan keuangan


koperasi yang berupa neraca , laporan laba rugi ( SHU ) maupun laporan-laporan lainnya, serta
mencatat semua data yang berhubungan dengan penelitian.
1. 2.

Data Sekunder

Menurut Arikunto ( 2006 : 156 ), data senkunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dalam
bentuk yang sudah jadi yang terdapat dalam perusahaan. Data sekunder ini berupa sejarah
singkat koperasi, struktur organisasi koperasi, dan laporan keuangan pada Koperasi Karyawan
(Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) UNIT Usaha Baturaja periode 2005 -2009 dalam
bentuk neraca dan laba rugi ( SHU ).
Disamping data tersebut diatas peneliti juga mengunakan metode studi kepustakaan yaitu dengan
mengumpulkan data mengenai teori-teori yang diambil dari buku-buku, beberapa media cetak
dangan jalan membaca dan menyimpulkan semua literatur yang berhubungan dengan penelitian.
1. 3.

3. 2 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan berisi tentang pendekatan model yang digunakan dalam
menganalisis data yaitu :
-

Analisis Kuantitatif

Penelitian ini menggunakan analisis rasio yaitu berupa analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan
profitabilitas, yang kemudian data-data keuangan tersebut diolah menggunakan rasio-rasio
tersebut.
3.3.2.1 Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir ( 2008 : 134 ) rasio likuiditas terdiri dari beberapa rasio sebagai berikut :
1. a.

Current Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek atau utang yang segara jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhaan.
Current Ratio =
1. b.

Quick Ratio

Merupakan rasio yang menunjukan kamampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar
kewajiban atau utang lancar ( utang jangka pendek ) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sedian ( investory ).
Quick Ratio =

Atau :
Quick Ratio =

3.3.2.2 Rasio Solvabilitas


Menurut Kasmir ( 2008 : 155 ) adapun jenis jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara
lain :
1. c.

Debt to asset ratio ( debt ratio )

Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan
total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau
seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengolahaan aktiva.
Debt to Asset Ratio =
1. d.

Debt to Equity Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan
cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lacar dengan seluruh ekuitas. Rasio
ini berguna untuk mengetahui jumlah yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan untuk jaminan utang.
Debt to Equity Ratio =
3.3.2.3 Rasio Profitabilitas
Menurut Arief Sugiono ( 2009 : 78 ) adapun jenis jenis rasio profitabilitas antara lain :
1. c.

Return On Aset

Rasio yang mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang ada, atau rasio ini
mengambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam perusahaan.
Return On Aset =
1. d.

Return On Equity ( ROE )

Rasio yang mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada.
Return On Equty =

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Penelitian
4. 1. 1 Sejarah Singkat Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit
Usaha Baturaja
Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja dibentuk atas
dasar ketentuan dari pemerintah, dimana seluruh instansi pemerintahan yang tersebar diseluruh
indonesia diwajibkan mendirikan koperasi. Berdirinya koperasi ini atas dasar intruksi pejabat
pemerintahan dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi kota Baturaja.
Berdasarkan instruktur tersebut diatas maka pada tanggal 14 Febuari 1997, karyawan PT.
Perkebunan Nusantara VII yang berlokasi di Jalan Trans Batumarta Baturaja, telah mendirikan
sebuah koperasi dengan nama Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja yang beralamat di Desa Lekisrejo Batumarta III, Kecamatan Lubuk Raja,
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dan telah berbadan hukum dengan akte pendirian nomor
47-56/07-01/PB/IX/1997 pada tanggal 18 September 1997.
Pada tanggal 18 September 2006, akte pendirian tersebut diperbarui dengan akte perubahan dasar
koperasi nomor 160/510/5/PM/IX/2006 dengan nama Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai
PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja. Tanggal 31 Desember 2009 anggota Koperasi
Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja berjumlah 155 orang,
anggota tersebut terdiri dari karyawan PTPN VII Unit Usaha Baturaja, setelah menerbitkan akte
pendirian tersebut Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Baturaja mendirikan beberapa unit usaha bisnis dan harus mempu mensolusikan kebutuhan
anggotanya sebagai salah satu soko guru pembangunan, pilar maupun pengerak perekonomian di
Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja sesuai
dengan UU. No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, maka kegiatan Koperasi Karyawan
(Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja tetap pada kebijakan manajemen
dalam hal ini adalah Dirut PTPN VII.
Bentuk kesejahteran yang telah diberikan kepada anggota tersebut antara lain:
1. Pembagian jasa produksi.
2. Pemberian bingiksan yang lagi merayakan hari besar agama.
3. Memberikan bonus pada karyawan/anggota yang sudah pensiun.

4. 1. 2 Stuktur Organisasi Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja
Struktur organisasi merupakan wadah kerja sama dalam mencapai tujuan yang berhubungan
dengan penentuan tugas dan tanggung jawab pengelompokkan suatu penentuan hubungan kerja
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Agar organisasi suatu Kopkar Ruwa Jurai
Baturaja dapat berjalan dengan baik, perlu penyusunan dalam suatu struktur sehingga antara
bagian yang satu dengan yang lain dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan pekerjaan
masing- masing. Struktur organisasi ini biasanya dinyatakan dalam bentuk bagan organisasi.
Bagan organisasi dapat dilihat besar kecilnya suatu perusahaan ada tidaknya pemisahaan fungsi
dan tanggung jawab serta dapat juga di ketahui baiknya internal control yang diterapkan
perusahaan.
Struktur organisasi koperasi berbeda dengan struktur organisasi badan usaha lainnya seperti
perseroan terbatas (PT), CV, Firma ,dan lain sebaginya, karena pada struktur koperasi rapat
anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam pelaksanaan sehari-hari dijalankan oleh pengurus
yang di koordinir ketua koperasi.
Struktur organisasi koperasi karyawan (Kopkar) ruwa jurai PTPN VII (Persero) unit usaha
Baturaja yang selengkapnya dapat dilihat sebagi berikut :
Gambar 4. 1
Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja
Struktur Organisasi

Petugas Karyawan III


Petugas Karyawan II
Petugas Karyawan I
Sekertaris
Bendahara
Ketua

Sumber : Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Baturaja

4. 1. 3 Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab


Dari struktur organisasi tersebut masing-masing bagian mempunyai tugas dan tangung jawab
yang berbeda yaitu sebagai berikut :
a. Ketua
Fungsi dan tugas dari ketua adalah sebagi berikut :

Memimpin, mengkoordinasi, mengawasi pelaksanaan tugas anggota pengurus lainnya.


Memimpin Rapat Anggota / Rapat Tahunan dan atas nama pengurus memberikan laporan
pertanggung jawaban kepada Rapat Anggota / Rapat Anggota Tahunan.

Memimpin rapat pengurus dengan badan pemeriksaan.

Memberikan keputusan terakhir dalam pengurus koperasi dengan memperhatikan usul /


saran dari para pemegang fungsi di bawahnya seperti sekretaris dan bendahara.

Mengesahkan semua surat yang meliputi kegiatan kegiatan organisasi luar maupun
didalam dan dilakukan bersama sama dengan fungsi lainnya.

1. Sekretaris
Fungsi dan tugas dari sekretaris adalah sebagi berikut :

Menyelenggarakan dan memelihara buku buku organisasi.


Menyelenggarakan dan memelihara semua arsip arsip,

1. Buku keputusan keputusan rapat.


2. Buku keputusan rapat pengurus.
3. Surat surat keluar / masuk.

Memelihara tata kerja, merencanakan peraturan peraturan khusus serta ketentuan lain.

Menyusun laporan-laporan organisasi untuk kepentingan rapat anggota.

Bersama ketua mengesahkan surat surat keputusan rapat.

Bertanggung jawab di bidang administrasi organisasi pada ketua

c.Bendahara
Fungsi dan tugas dari bendahara adalah sebagi berikut :

Merencanakan anggaran dan pendapatan koperasi.


Mencari dana dengan jalan memupuk simpan pinjam anggota.

Menyelenggarakan pembukuan atau akuntansi segala transaksi keuangan.

Bersama ketua memelihara dan mengamankan seluruh asset Koperasi Karyawan


(Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja.

4. 2 Pembahasan Analisis laporan Keuangan


Menganalisis laporan keuangan artinya mencari informasi yang ada didalam laporan keuangan
koperasi, Sehingga akan terlihat perubahan-perubahan dalam laporan keuangan dengan periode
sebelumnya. Analisis ini dilakukan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan selama 5
periode akuntansi yaitu 2005. 2006, 2007, 2008, dan 2009.
Penulis mengganalisis menggunakan analisis rasio keuangan yaitu Rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas.
4. 2. 1 Analisis Rasio Likuiditas
Menurut Fred Weston ( Kasmir, 2008 : 129 ) Curerent ratio merupakan rasio yang
mengambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
1. c.

Rasio lancar ( Current Ratio )

Menurut Kasmir ( 2008 : 134 ) Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segara jatuh tempo pada
saat ditagih secara keseluruhaan.
Current Ratio =
Tahun 2005

100% = 1.807,5%

Tahun 2006

100% = 428,6%

Tahun 2007

100% = 859,8%

Tahun 2008

100% = 450,9%

Tahun 2009

100% = 223,5%

Tabel 4.1
Current Ratio
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009

Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Current Ratio
1.807,5%
428,6%
859,8%
450,9%
223,5%

Sumber : Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Baturaja

Dari tabel tersebut diatas memberikan gambaran secara jelas tentang kondisi current ratio pada
Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja
menunjukkan bahwa pada tahun 2005 tingkat current rationya adalah sebesar 1.807,5%, tahun
2006 sebesar 428,6% dengan tingkat penurunan 1378,9% dibandingkan tahun 2005. Tingkat
current ratio tahun 2007 sebesar 859,8% dengan peningkatan sebesar 431,2% dibandingkan
tahun 2006, sedangkan untuk current ratio Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII
(Persero) Unit Usaha Baturaja tahun 2008 sebesar 450,9% sehingga penurunan sebesar 408,9%
dibandingkan tahun 2007 serta terjadi penurunan yang lagi persentasenya pada tahun 2009
dibandingkan tahun 2008, yaitu sebesar 223,5% current ratio yang dihasilkan dengan penurunan
227,4%.
1. d.

Rasio Cepat ( Quick Ratio )

Menurut Kasmir ( 2008 : 136 ) menyatakan quict ratio yaitu merupakan rasio yang menunjukan
kamampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar ( utang
jangka pendek ) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sedian ( investory ).
Quick Ratio =
Tahun 2005
=

x 100%
=

1.588,3%

100%

Tahun 2006
=

100%

408,9%

Tahun 2009
=

789,7%

Tahun 2008
=

100%

373,8%

Tahun 2007
=

159,7%

Tabel 4. 2
Quick Ratio
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009

Kas
16.222.000
16.444.000
13.551.000
388.000
3.693.000

Bank
1.966.587
2.222.041
8.857.350
8.389.174
5.378.788

Piutang Utang Lancar Quick ratio


120.160.318
1.588,3%
170.539.472
373,8%
159.375.313
789,7%
225.866.887
408,9%
290.082.879
159,7%

Sumber : Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Baturaja

Dari tabel tersebut diatas memberikan gambaran secara jelas tentang kondisi quict ratio pada
Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja
menunjukkan bahwa pada tahun 2005 tingkat quict rationya adalah sebesar 1.588,3%, tahun
2006 sebesar 373,8% dengan tingkat penurunan 1214,5% dibandingkan tahun 2005. Tingkat
quict ratio tahun 2007 sebesar 789,7% dengan peningkatan sebesar 415,9% dibandingkan tahun
2006, sedangkan untuk quict ratio Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja tahun 2008 sebesar 408,9% sehingga penurunan sebesar 380,8%
dibandingkan tahun 2007 serta terjadi penurunan yang lagi persentasenya pada tahun 2009
dibandingkan tahun 2008, yaitu sebesar 159,7% quict ratio yang dihasilkan dengan penurunan
249,2%.

4. 2. 2 Analisis Rasio Solvabilitas


Menurut Kasmir ( 2008 : 151 ) Leverage Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sajauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban
utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan
bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kamampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibanya, baik jangka pendek maupun jangka penjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi).
1. e.

Debt to asset ratio ( debt ratio )

Menurut Kasmir ( 2008 : 156 ) debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengolahaan aktiva.
Debt to Asset Ratio =
Tahun 2005

5.12%

Tahun 2006

21.02%

Tahun 2007

10.59%

Tahun 2008

20.22%

Tahun 2009

42.91%
Tabel 4. 3
Debt To Asset Ratio

Tahun
2005
2006
2007
2008
2009

Total Hutang

Total Aktiva
170.205.036
240.861.073
217.407.550
283.826.294
436.429.596

Debt To Asset Ratio


5.12%
21.02%
10.59%
20.22%
42.91%

Sumber : Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Baturaja

Dari tabel tersebut diatas memberikan gambaran secara jelas tentang kondisi debt ratio pada
Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja
menunjukkan bahwa pada tahun 2005 tingkat debt rationya adalah sebesar 5.12%, tahun 2006
sebesar 21.02% dengan tingkat peningkatan 15,9% dibandingkan tahun 2005. Tingkat debt ratio
tahun 2007 sebesar 10.59% dengan penurunan sebesar 10,43% dibandingkan tahun 2006,
sedangkan untuk debt ratio Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit
Usaha Baturaja tahun 2008 sebesar 20.22%, sehingga mengalami peningkatan sebesar 9,63%
dibandingkan tahun 2007 serta terjadi peningkatan yang besar sekali persentasenya pada tahun
2009 dibandingkan tahun 2008, yaitu sebesar 42.91% debt ratio yang dihasilkan dengan
peningkatan 22,69%.
1. f.

Debt to Equity Ratio

Menurut Kasmir ( 2008 : 157 ) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang,
termasuk utang lacar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah yang
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Debt to Equity Ratio =
Tahun 2005

5.39%

Tahun 2006

26.61%

Tahun 2007

11.84%

Tahun 2008

25.35%

Tahun 2009

75.17%

Tabel 4. 4
Debt to Equity Ratio

Tahun
2005
2006
2007

Total Hutang

Total Modal
161.494.806
190.241.877
194.387.450

Debt to Equity Ratio


5.39%
26.61%
11.84%

2008
2009

226.435.038
249.145.310

25.35%
75.17%

Sumber : Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Baturaja

Dari tabel tersebut diatas memberikan gambaran secara jelas tentang kondisi debt to equity ratio
pada Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja
menunjukkan bahwa pada tahun 2005 tingkat debt to equity rationya adalah sebesar 5.39%,
tahun 2006 sebesar 26.61% dengan tingkat peningkatan 21,22% dibandingkan tahun 2005.
Tingkat debt to equity ratio tahun 2007 sebesar 11.84% dengan penurunan sebesar 14,77%
dibandingkan tahun 2006, sedangkan untuk debt to equity ratio Koperasi Karyawan (Kopkar)
Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja tahun 2008 sebesar 25.35% sehingga
peningkatan sebesar 13,51% dibandingkan tahun 2007 serta terjadi peningkatan yang besar
sekali persentasenya pada tahun 2009 dibandingkan tahun 2008, yaitu sebesar 75.17% debt to
equity ratio yang dihasilkan dengan peningkatan 49,82%.
4. 2. 3 Rasio Profitabilitas
Menurut Arief Sugiono ( 2009 : 78 ) Rasio Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas
manajemen yang tercermin pada imbalan atau hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau
dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhaan dan efisiensi dalam
pengolahaan kewajiban dan modal.
1. e.

Return On Aset ( ROA )

Menurut Arief Sugiono ( 2009 : 80 ) Return On Aset yaitu rasio yang mengukur tingkat
pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang ada, atau rasio ini mengambarkan efisiensi pada
dana yang digunakan dalam perusahaan.
Return On Aset =
Tahun 2005

12.6%

Tahun 2006

9.31%

Tahun 2007

7.65%

Tahun 2008

9.92%

Tahun 2009

9.1%
Tabel 4. 5

Return On Aset ( ROA )

Tahun
2005
2006
2007
2008
2009

SHU Sesudah Pajak


21.460.639
22.425.403
16.638.957
28.162.968
39.267.384

Total Aktiva
170.205.036
240.861.073
217.407.550
283.826.294
436.429.596

ROA
12.60%
9.31%
7.65%
9.92%
9.10%

Sumber : Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Baturaja
Dari tabel tersebut diatas memberikan gambaran secara jelas tentang kondisi return on aset
( ROA ) pada Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja
menunjukkan bahwa pada tahun 2005 tingkat return on aset ( ROA )nya adalah sebesar 12.6%,
tahun 2006 sebesar 9.31% dengan tingkat penurunan 3,29% dibandingkan tahun 2005. Tingkat
return on aset ( ROA ) tahun 2007 sebesar 7.65% dengan penurunan sebesar 1.66% dibandingkan
tahun 2006, sedangkan untuk return on aset ( ROA ) Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai
PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja tahun 2008 sebesar 9.92% sehingga peningkatan
sebesar 2,27% dibandingkan tahun 2007 serta terjadi penurunan yang kecil sekali persentasenya
pada tahun 2009 dibandingkan tahun 2008, yaitu sebesar 9.10% return on aset ( ROA ) yang
dihasilkan dengan penurunan 0,82%.
Penilaian standar efisiensi industri yang digunakan adalah sebagi berikut :
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009

ROA
12.6%
9.31%
7.65%
9.92%
9.1%

Standar
>10%
6% 9%
6% 9%
6% 9%
6% 9%

Kriteria
Sangat Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien

Sumber : Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Baturaja
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa rasio laba bersih setelah pajak dengan total aktiva
Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja yang dicapai
dari tahun 2005 sampai 2009 adalah 12.6%, 9.31%, 7.65%, 9.92% dan 9.1%. Bila angka-angka
tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio laba bersih setelah pajak dengan
total aktiva pada tahun 2005 termasuk dalam kriteria sangat efisien dan pada tahun 2006 sampai
tahun 2009 termasuk dalam kriteria efisien.

b. Return On Equity ( ROE )


Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2010 : 305 ) Return On Equity yaitu rasio yang menunjukan
berapa persen diperoleh laba bersih yang bila diukur dari modal pemilik, semakin besar semakin
bagus.
Return On Equty =
Tahun 2005

13.3%

Tahun 2006

11.8%

Tahun 2007

8.56%

Tahun 2008

12.4%

Tahun 2009

15.8%
Tabel 4. 6
Return On Equity ( ROE )

Tahun
2005
2006
2007
2008
2009

SHU Sesudah Pajak


21.460.639
22.425.403
16.638.957
28.162.968
39.267.384

Total Ekuitas
161.494.806
190.241.877
194.387.450
226.435.038
249.145.310

ROE
13.30%
11.80%
8.56%
12.40%
15.80%

Sumber : Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Baturaja
Dari tabel tersebut diatas memberikan gambaran secara jelas tentang kondisi return on equity
( ROE ) pada Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja
menunjukkan bahwa pada tahun 2005 tingkat return on equity ( ROE )nya adalah sebesar
13.30%, tahun 2006 sebesar 11.80% dengan tingkat penurunan 1,5% dibandingkan tahun 2005.
Tingkat return on equity ( ROE ) tahun 2007 sebesar 8.56% dengan penurunan sebesar 3,24%
dibandingkan tahun 2006, sedangkan untuk return on equity ( ROE ) Koperasi Karyawan
(Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja tahun 2008 sebesar 12.40%
sehingga mengalami peningkatan sebesar 3,84% dibandingkan tahun 2007 serta terjadi
peningkatan lagi persentasenya pada tahun 2009 dibandingkan tahun 2008, yaitu sebesar 15.80%
return on equity ( ROE ) yang dihasilkan dengan peningkatan 3,4%.
Penilaian standar efisiensi industri yang digunakan adalah sebagi berikut :

Tahun
2005
2006
2007
2008
2009

ROE
13.3%
11.8%
8.56%
12.4%
15.8%

Standar
10% 20%
10% 20%
1% 9%
10% 20%
10% 20%

Kriteria
Efisien
Efisien
Cukup efisien
Efisien
Efisien

Sumber : Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Baturaja
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa profitabilitas modal sendiri Koperasi Karyawan
(Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja yang dicapai dari tahun 2005
sampai 2009 adalah 13.3%, 11.8%, 8.56%, 12.4% dan 15.8%. Bila angka-angka tersebut
dibandingkan dengan standar pengukuran maka profitabilitas modal sendiri pada tahun 2005,
2006 dalam kriteria efisien sedangkan pada tahun 2007 dalam kriteria cukup efisien dan pada
tahun 2008, 2009 kembali lagi dalam kriteria efisien.
4. 3 Ringkasan Hasil Pembahasan
Tabel 4. 7
Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja Hasil
Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas Tahun 2005, 2006, 2007, 2008, dan
2009
Rasio
Rasio Likuiditas
Current Ratio
Quick Ratio
Rasio Solvabilitas
Debt to asset ratio
Debt to Equity Ratio
Rasio Profitabilitas
ROA
ROE

2008

2009

RataRata

859,8%
789,7%

450,9%
408,9%

223,5%
159,7%

754,06%
664,08%

21.02%
26.61%

10.59%
11.84%

20.22%
25.35%

42.91%
75.17%

19,97%
28,87%

9.31%
11.8%

7.65%
8.56%

9.92%
12.4%

9.1%
15.8%

9,72%
12,37%

2005

2006

1.807,5%
1.588,3%

428,6%
373,8%

5.12%
5.39%
12.6%
13.3%

Tahun
2007

Sumber : Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Baturaja
Keterangannya sebagai berikut :

1. a.

Rasio Likuiditas

Menurut Riyanto ( 1998 : 19 ) Curerent ratio kemampuan perusahaan untuk menyediakan alatalat yang likuid, sehingga dapat memenuhi kewajiban finansial pada saat jatuh tempo, kewajiban
itu sendiri bisa berkaitan dengan pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan.
1. Current Ratio
Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa tingkat Current Ratio selama lima tahun terakhir
oleh Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja secara
berturut-turut dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 adalah sebesar 1.807,5%, 428,6%,
859,8%, 450,9%, dan 223,5%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat Current Ratio
pada Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja selama
lima tahun terakhir tersebut mengalami penurunan.
Pada tahun 2005 jumlah aktiva lancar Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII
(Persero) Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 157.438.455 dan jumlah hutang lancarnya sebesar Rp.
8.710.230 sehingga memperoleh tingkat Current Ratio sebesar 1.807,5%. Hal ini berarti bahwa
setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 180.750.
Pada tahun 2006 jumlah aktiva lancar Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII
(Persero) Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 216.678.893 dan jumlah hutang lancarnya sebesar Rp.
50.619.196 sehingga memperoleh tingkat Current Ratio sebesar 428,6%. Hal ini berarti bahwa
setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 4.286.
Pada tahun 2007 jumlah aktiva lancar Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII
(Persero) Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 197.929.773 dan jumlah hutang lancarnya sebesar Rp.
23.020.100 sehingga memperoleh tingkat Current Ratio sebesar 859,8 %. Hal ini berarti bahwa
setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 8.598.
Pada tahun 2008 jumlah aktiva lancar Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII
(Persero) Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 258.790.352 dan jumlah hutang lancarnya sebesar Rp.
57.391.256 sehingga memperoleh tingkat Current Ratio sebesar 450,9 %. Hal ini berarti bahwa
setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 4.509.
Pada tahun 2009 jumlah aktiva lancar Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII
(Persero) Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 418.516.022 dan jumlah hutang lancarnya sebesar Rp.
187.284.286 sehingga memperoleh tingkat Current Ratio sebesar 223,5 %. Hal ini berarti bahwa
setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 2.235.
Dengan demikian tampak bahwa tingkat Current Ratio Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai
PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja selama lima tahun terakhir yaitu tahun 20052009
dalam kondisi sangat Likuid berdasarkan standar yang ditetapkan. Hal ini berarti Koperasi
Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja mempunyai dana yang
lebih dari cukup untuk menjamin hutang lancarnya dan hutang-hutangnya yang lain yang harus

segera dilunasi, karena kebijakan dari manajemen koperasi lebih mengutamakan penggalian /
pemupukan modal dari dalam koperasi itu sendiri / anggota.

1. Quick Ratio
Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa tingkat Quick Ratio selama lima tahun terakhir
oleh Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja secara
berturut-turut dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 adalah sebesar 1.807,5%, 428,6%,
859,8%, 450,9%, dan 223,5%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat Quick Ratio
pada Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja selama
lima tahun terakhir tersebut mengalami penurunan.
Pada tahun 2005 jumlah kas, bank, dan piutang Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN
VII (Persero) Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 138.348.905 dan jumlah hutang lancarnya sebesar
Rp. 8.710.230 sehingga memperoleh tingkat Quick Ratio sebesar 1.588,3%. Hal ini berarti
bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan kas, bank, dan piutang sebesar
Rp. 158.880.
Pada tahun 2006 jumlah kas, bank, dan piutang Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN
VII (Persero) Unit Usaha Baturaja sebesar Rp.189.205.513 dan jumlah hutang lancarnya sebesar
Rp. 50.619.196 sehingga memperoleh tingkat Quick Ratio sebesar 373,8%. Hal ini berarti bahwa
setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan kas, bank, dan piutang sebesar Rp.
3.738.
Pada tahun 2007 jumlah kas, bank, dan piutang Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN
VII (Persero) Unit Usaha Baturaja sebesar Rp.181.783.663 dan jumlah hutang lancarnya sebesar
Rp. 23.020.100 sehingga memperoleh tingkat Quick Ratio sebesar 789,7%. Hal ini berarti bahwa
setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan kas, bank, dan piutang sebesar Rp.
7.897.
Pada tahun 2008 jumlah kas, bank, dan piutang Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN
VII (Persero) Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 234.664.061 dan jumlah hutang lancarnya sebesar
Rp. 57.391.256 sehingga memperoleh tingkat Quick Ratio sebesar 408,9%. Hal ini berarti bahwa
setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan kas, bank, dan piutang sebesar Rp.
4.089.
Pada tahun 2009 jumlah kas, bank, dan piutang Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN
VII (Persero) Unit Usaha Baturaja sebesar Rp.299.154.667 dan jumlah hutang lancarnya sebesar
Rp. 187.284.286 sehingga memperoleh tingkat Quick Ratio sebesar 159,7%. Hal ini berarti
bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan sebesar Rp. 1.597.

Dengan demikian tampak bahwa tingkat kas, bank, dan piutang Quick Ratio Koperasi Karyawan
(Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja selama lima tahun terakhir yaitu
tahun 20052009 dalam kondisi sangat Likuid berdasarkan standar yang ditetapkan. Hal ini
berarti Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja
mempunyai dana yang lebih dari cukup untuk menjamin hutang lancarnya dan hutang-hutangnya
yang lain yang harus segera dilunasi, karena kebijakan dari manajemen koperasi lebih
mengutamakan penggalian / pemupukan modal dari dalam koperasi itu sendiri / anggota.
1. b.

Rasio Solvabilitas

Menurut Mamduh dan Abdul Halim ( 2009 : 81 ) Leverage Ratio adalah mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak
solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total assetnya. Rasio
ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan memfokuskan pada sisi kanan
neraca.
1. Debt to asset ratio
Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa tingkat Debt to asset ratio selama lima tahun
terakhir oleh Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja
secara berturut turut dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 adalah sebesar 525,07 %, 380,38
%, 450,99 %, 440,33 % dan 372,77 %. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat Debt to
asset ratio pada Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha
Baturaja selama lima tahun terakhir tersebut berfluktuasi.
Pada tahun 2005 jumlah aktiva Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 170.205.036 dan jumlah hutang sebesar Rp. 8.710.230 sehingga
memperoleh tingkat Debt to asset ratio sebesar 5.12%. Hal ini berarti bahwa setiap kewajiban
sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp. 512.
Pada tahun 2006 jumlah aktiva Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 240.861.073 dan jumlah hutang sebesar Rp. 50.619.196
sehingga memperoleh tingkat Debt to asset ratio sebesar 21.02%. Hal ini berarti bahwa setiap
kewajiban sebesar Rp. 100,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp. 2.102.
Pada tahun 2007 jumlah aktiva Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 217.407.550 dan jumlah hutang sebesar Rp. 23.020.100
sehingga memperoleh tingkat Debt to asset ratio sebesar 10.59%. Hal ini berarti bahwa setiap
kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp. 1.059.
Pada tahun 2008 jumlah aktiva Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 283.826.294 dan jumlah hutang sebesar Rp. 57.391.256
sehingga memperoleh tingkat Debt to asset ratio sebesar 20.22%. Hal ini berarti bahwa setiap
kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp. 2.022.

Pada tahun 2009 jumlah aktiva Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 436.429.596 dan jumlah hutang sebesar Rp. 187.284.286
sehingga memperoleh tingkat Debt to asset ratio sebesar 42.91%. Hal ini berarti bahwa setiap
kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp. 4.291.
Dengan demikian tampak bahwa tingkat Debt to asset ratio Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa
Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja selama lima tahun terakhir yaitu tahun 20052009
dalam kondisi sangat solvabel berdasarkan standar yang ditetapkan, walaupun dari tahun ke
tahun berfluktuasi rasio yang dihasilkan. Hal ini berarti Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa
Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja mempunyai dana yang lebih dari cukup untuk
menjamin hutang lancarnya dan hutang-hutangnya yang lain yang harus segera dilunasi, karena
kebijakan dari manajemen koperasi lebih mengutamakan penggalian/pemupukan modal dari
dalam koperasi itu sendiri / anggota.
1. Debt to Equity Ratio
Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa tingkat Debt to Equity ratio selama lima tahun
terakhir oleh Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja
secara berturut turut dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 adalah sebesar 5.39%, 26.61%,
11.84%, 25.35% dan 75.17%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat Debt to Equity
ratio pada Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja
selama lima tahun terakhir tersebut berfluktuasi.
Pada tahun 2005 jumlah modal Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 161.494.806 dan jumlah hutang sebesar Rp. 8.710.230 sehingga
memperoleh tingkat Debt to Equity ratio sebesar 5.39%. Hal ini berarti bahwa setiap kewajiban
sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan modal sebesar Rp. 539.
Pada tahun 2006 jumlah modal Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 190.241.877 dan jumlah hutang sebesar Rp. 50.619.196
sehingga memperoleh tingkat Debt to Equity ratio sebesar 26.61%. Hal ini berarti bahwa setiap
kewajiban sebesar Rp. 100,00 dijamin dengan modal sebesar Rp. 2.661.
Pada tahun 2007 jumlah modal Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 194.387.450 dan jumlah hutang sebesar Rp. 23.020.100
sehingga memperoleh tingkat Debt to Equity ratio sebesar 11.84%. Hal ini berarti bahwa setiap
kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan modal sebesar Rp. 1.184.
Pada tahun 2008 jumlah modal Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 226.435.038 dan jumlah hutang sebesar Rp. 57.391.256
sehingga memperoleh tingkat Debt to Equity ratio sebesar 25.35%. Hal ini berarti bahwa setiap
kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan modal sebesar Rp. 2.535.
Pada tahun 2009 jumlah modal Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 249.145.310 dan jumlah hutang sebesar Rp. 187.284.286

sehingga memperoleh tingkat Debt to Equity ratio sebesar 75.17%. Hal ini berarti bahwa setiap
kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan modal sebesar Rp. 7.517.
Dengan demikian tampak bahwa tingkat Debt to Equity ratio Koperasi Karyawan (Kopkar)
Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja selama lima tahun terakhir yaitu tahun
20052009 dalam kondisi sangat solvabel berdasarkan standar yang ditetapkan, walaupun dari
tahun ke tahun berfluktuasi rasio yang dihasilkan. Hal ini berarti Koperasi Karyawan (Kopkar)
Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja mempunyai modal atau dana yang lebih
dari cukup untuk menjamin hutang lancarnya dan hutang-hutangnya yang lain yang harus segera
dilunasi.

1. c.

Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir ( 2008 : 196 ) Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi.
1. Return On Aset ( ROA )
Dari hasil data diperoleh hasil bahwa tingkat Return On Aset selama lima tahun terakhir oleh
Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja secara
berturut turut dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 adalah sebesar 12.60%, 9.31%, 7.65%,
9.92%, dan 9.10%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat Return On Aset pada
Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja selama lima
tahun terakhir tersebut mengalami fluktuasi naik turun, karena kenaikan total aktiva Koperasi
Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja tidak diimbangi
dengan kenaikan laba usaha yang signifikan.
Pada tahun 2005 jumlah SHU Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 21.460.639 dan jumlah aktiva sebesar Rp. 170.205.036
sehingga memperoleh tingkat Return On Aset sebesar 12.60%. Hal ini berarti bahwa setiap aktiva
sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,126.
Pada tahun 2006 jumlah SHU Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 22.425.403 dan jumlah aktiva sebesar Rp. 240.861.073
sehingga memperoleh tingkat Return On Aset sebesar 9.31%. Hal ini berarti bahwa setiap aktiva
sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,093.
Pada tahun 2007 jumlah SHU Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 16.638.957 dan jumlah aktiva sebesar Rp. 217.407.550

sehingga memperoleh tingkat Return On Aset sebesar 7.65%. Hal ini berarti bahwa setiap aktiva
sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,077.
Pada tahun 2008 jumlah SHU Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 28.162.968 dan jumlah aktiva sebesar Rp. 283.826.294
sehingga memperoleh tingkat Return On Aset sebesar 9.92%. Hal ini berarti bahwa setiap aktiva
sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,099.
Pada tahun 2009 jumlah SHU Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 39.267.384 dan jumlah aktiva sebesar Rp. 436.429.596
sehingga memperoleh tingkat Return On Aset sebesar 9.10% . Hal ini berarti bahwa setiap aktiva
sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,091.
Dengan demikian tampak bahwa tingkat Return On Aset Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa
Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja selama lima tahun terakhir yaitu tahun 20052009
dalam kondisi sangat efisien berdasarkan standar yang ditetapkan, walaupun dari tahun ke tahun
berfluktuasi naik turun rasio yang dihasilkan karena kenaikan total aktiva Koperasi Karyawan
(Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja tidak diimbangi dengan kenaikan
laba usaha yang signifikan. Hal ini berarti Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII
(Persero) Unit Usaha Baturaja mempunyai dana yang lebih dari cukup untuk menjamin seluruh
hutang baik hutang dari anggota maupunn non anggota sejumlah total aktivanya yang harus
dilunasi selama jangka waktu yang telah ditetapkan. Namun pada kenyataannya Koperasi
Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja hanya menggunakan
hutang anggota saja, sehingga Return On Aset yang tidak efisien tidak berpengaruh besar
terhadap efisiensi operasional koperasi.
1. Return On Equity ( ROE )
Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa tingkat Return On Equity selama lima tahun
terakhir oleh Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja
secara berturut-turut dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 adalah sebesar 13.3%, 11.8%,
8.56%, 12.4%, dan 15.8%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat Return On Equity
pada Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja selama
lima tahun terakhir tersebut fluktuasi naik turun, karena kenaikan modal sendiri Koperasi
Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja tidak diimbangi
dengan kenaikan laba usaha yang signifikan.
Pada tahun 2005 jumlah SHU Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 21.460.639 dan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 161.494.806
sehingga memperoleh Return On Equity sebesar 13.30%. Hal ini berarti bahwa setiap modal
sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp.0,133.
Pada tahun 2006 jumlah SHU Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 22.425.403 dan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 190.241.877
sehingga memperoleh tingkat Return On Equity sebesar 11.80%. Hal ini berarti bahwa setiap
modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,118.

Pada tahun 2007 jumlah SHU Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 16.638.957 dan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 194.387.450
sehingga memperoleh tingkat Return On Equity sebesar 8.56% . Hal ini berarti bahwa setiap
modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,086.
Pada tahun 2008 jumlah SHU Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 28.162.968 dan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 226.435.038
sehingga memperoleh tingkat Return On Equity sebesar 12.40%. Hal ini berarti bahwa setiap
modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,124.
Pada tahun 2009 jumlah SHU Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Baturaja sebesar Rp. 39.267.384 dan jumlah modal sendiri sebesar Rp. 249.145.310
sehingga memperoleh tingkat Return On Equity sebesar 15.80%. Hal ini berarti bahwa setiap
modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,158.
Dengan demikian tampak bahwa tingkat Return On Equity Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa
Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja selama lima tahun terakhir yaitu tahun 20052009
dalam kondisi efisien hanya tahun 2007 saja yang cukup efisien berdasarkan standar yang
ditetapkan, walaupun dari tahun ke tahun fluktuasi rasio yang dihasilkan karena kenaikan modal
sendiri Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja tidak
diimbangi dengan kenaikan laba usaha yang signifikan. Hal ini berarti Koperasi Karyawan
(Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja mempunyai dana yang lebih dari
cukup untuk menjamin seluruh hutang yang harus segera dilunasi selama jangka waktu yang
telah ditetapkan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian laporan keuangan dan kinerja keuangan pada Koperasi Karyawan
(Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja dengan meneliti laporan
keuangan tahun 2005-2009 dapat disimpulkan sebagai berikut :
5. 1. 1 Berdasarkan analisis Rasio Likuiditas Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN
VII (Persero) Unit Usaha Baturaja menunjukan bahwa rata-rata Current Ratio dari tahun 20052009 adalah 754,60% yang artinya sangat baik, bila dibandingkan dengan standar rasio yaitu
175% 200% . Dan untuk Quick Ratio Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII
(Persero) Unit Usaha Baturaja menunjukan bahwa rata-rata Quick Ratio dari tahun 2005-2009
adalah 664,08% yang artinya sangat baik ,bila dibandingkan dengan standar rasio yaitu 100 %,
tetapi koperasi tersebut belum bisa mengoperasikan kasnya untuk yang lain kerena kasnya
dipendam untuk berjaga-jaga.
5. 1. 2 Berdasarkan analisis Rasio Solvabilitas Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN
VII (Persero) Unit Usaha Baturaja menunjukan bahwa rata-rata Debt To Asset Ratio dari tahun
2005-2009 adalah 19,97% yang artinya cukup sehat, bila dibandingkan dengan standar rasio
yaitu 17% 24%. Dan untuk Debt To Equity Ratio Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai
PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja menunjukan bahwa rata-rata Debt To Equity Ratio dari
tahun 2005-2009 adalah 28,87% yang artinya tidak sehat, bila dibandingkan dengan standar rasio
yaitu 0 % 39 %.
5. 1. 3 Berdasarkan analisis Rasio Profitabilitas Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN
VII (Persero) Unit Usaha Baturaja menunjukan bahwa rata-rata Return On Asset ( ROA ) dari
tahun 2005-2009 adalah 9,72% yang artinya sangat efisien, bila dibandingkan dengan standar
rasio yaitu >10%. Dan untuk Return On Equity ( ROE ) Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa
Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja menunjukan bahwa rata-rata Return On Equity
( ROE ) dari tahun 2005-2009 adalah 12,37% yang artinya efisien dibandingkan dengan standar
rasio yaitu10% 20%

5. 2 Saran
Dari kesimpulan yang penulis kemukakan diatas maka penulis memberi saran kepada Koperasi
Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja, Sehingga dapat
bermanfaat bagi koperasi untuk memperbaiki kinerja keuangan pada masa yang akan datang.
Adapun saran yang dapat diberikan penulis kepada Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai
PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja adalah sebagi berikut :
5. 2. 1 Untuk Rasio Likuiditas seperti Current Ratio dan Quick Ratio perlu di pertahankan total
aktivanya dan mengurangi total hutangnya. Selain itu Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai
PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja juga perlu menjaga tingkat likuiditas supaya tidak
terlalu tinggi karena dapat menyebabkan dana menganggur yang sebenarnya dapat digunakan
untuk berinvestasi dalam usaha-usaha lain yang menguntungkan Koperasi Karyawan (Kopkar)
Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja.
5. 2. 2 Untuk Rasio Solvabilitas seperti Debt To Asset Ratio perlu di pertahankan dan untuk Debt
To Equity Ratio perlu menguranggi utang supaya Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai
PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja tidak terlalu banyak membayar beban bunga dan bisa
menambah modal sendiri sehingga Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai PTPN VII
(Persero) Unit Usaha Baturaja dapat meningkatkan rasio profitabilitasnya.
5. 2. 3 Untuk Rasio Profitabilitas seperti Return On Asset dan Return On Equity perlu
dipertahankan dan ditingkatkan lagi labanya agar semua anggota Koperasi Karyawan (Kopkar)
Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) Unit Usaha Baturaja bisa sejahtera.
5. 2. 4 Diharapkan bagi peneliti lanjutan hendaknya mempertimbangkan atau menambah rasio
atau variabel lain agar data yang didapat lebih banyak sehingga penelitian lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Yenni. 2010. Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas
Pada PT. Astra Internasional, Tbk. Universitas Bina Darma
Amirudin, Agus KGS. 2010. Analisis Ratio Likuiditas Untuk Menilai Tingkat Kinerja Keuangan
Pada PT. Kereta Api Devisi Regional III Sumsel. Universitas Bina Darma
Andriani. 2010. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Koperasi
Pegawai Transmigrasi (KOPETRANS) Palembang. Universitas Bina Darma

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Jakarta


Gulo. W. 2007. Metodologi Penelitian, PT Grasindo : Jakarta
Hanafi, M Mamduh dan Halim, Abdul. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat, UPP
STIM YKPN : Yogyakarta
Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Kesatu, Cetakan
kesembilan, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Hendrojogi. 2007. Koepasi Asas-Asas, Teori dan Praktik. Edisi Revisi 2004, PT. Raja Grafindo
Persada : Jakarta
Indra, Bastian. 2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar, Erlangga : Jakarta
Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan, Bumi Aksara : Jakarta
Kasmir. 2008. Analisa Laporan Keuangan, Bumi Aksara : Jakarta
Munawir, S. 2007. Analisa laporan keuangan, Liberty : Yogyakarta
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar- dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE : Yogyakarta
Suad, Husnan dan Enny Pudji Astuti. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga,
Cetakan Pertama, UPP AMP YKPN : Yogyakarta
Sugiono, Arief. 2009. Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan, PT Grasindo : Jakarta
Sutrisno. 2007. Manajemen Keuangan, Cetakan Kelima, Ekonesia : Yogyakarta
This entry was posted in MANAJEMEN KEUANGAN, PENELITIAN, PENELITIAN
EKONOMI and tagged MANAJEMEN KEUANGAN, PENELITIAN EKONOMI. Bookmark
the permalink.

Anda mungkin juga menyukai