PETROKIMIA
Proses pencampuran merupakan hal yang hampir selalu ada dalam suatu
industri, baik dalam industri petrokimia, minyak dan bumi dan indutri kimia
lainnya. Keberhasilan proses operasi kimia tergantung pada efektifitas
pencampuran dan pengadukan dari fluida yang akan diproses. Pengadukan yang
dilakukan akan menyebabkan suatu material atau bahan akan bergerak secara
spesifik, sedangkan pencampuran adalah proses pendistribusian yang acak dan
melalui satu jenis fluida atau yang lainnya dari dua atau lebih fase zat.
Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai industri
yang berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan
produk samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara,
serta biomassa yang mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, n-parrafin,
gas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat
diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produkproduk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya. Kondisi
ketersediaan bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal
mengakibatkan mulai munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti,
diantaranya gas etana, batubara, gas dari coal bed methane, dan limbah refinery
(coke).
Produk petrokimia merupakan produk lanjut dari hasil pengolahan
minyak dan gas bumi guna memperoleh nilai tambah yang lebih besar. Produk
petrokimia yang dihasilkan dari hasil pengolahan minyak bumi berupa naptha,
dan kondensat adalah produk aromatik (benzene, toluene dan xylene) dan produk
olefin (ethylene, propylene dan butadiene) yang merupakan bahan baku untuk
industri sandang, karet, sintetis, plastik.
Produk petrokimia yang dihasilkan dari pengolahan gas bumi adalah
methanol, urea, ammonia yang merupakan bahan baku untuk industri perekat,
pupuk. Industri petrokimia Pertamina yang berbahan baku minyak dan gas bumi
antara lain Kilang Metanol di Pulau Bunyu Kalimantan Timur, Kilang Purified
Double cone mixer merupakan alat pencampur yang cocok untuk bahan halus dan
rapuh. Penggunaan energi dalam pencampurannya kecil. Prinsip pencampuran
didasarkan pada peningkatan pengacakan dan penyebaran dua atau lebih
komponen yang mempunyai sifat berbeda.
Untuk spesifikasi alat ini adalah kapasitas alat ini dari 2 sampai 100.000
liter dan muatannya bekerja secara otomatis. Jika kerucut berputar, maka bahan
yang ada di dalamnya akan teraduk atau tercampur. Pencampuran tipe ini
memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Oleh karena itu harus
diperhatikan jangan sampai energi yang digunakan diubah menjadi panas yang
dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur.
Pada Unit SP-36 di PT.Petrokimia Gresik, asam fosfat dan asam sulfat
dicampur dalam mixing tank menjadi mix acid. Sedangkan phosphat rocks dari
gudang dialirkan dari gudang ke ball mill melalui belt conveyor untuk
dihancurkan, setelah halus dimasukkan ke silo. Phosphat rocks yang telah halus
dimasukkan ke dalam cone mixer (R201) untuk dicampur dengan mix acid.
Setelah terjadi pencampuran, kemudian dialirkan melalui conveyor sehingga akan
mengalami penguapan secara alami dan terjadi perubahan dari slurry menjadi
plastis lalu menjadi solid. Produk tersebut untuk selanjutnya akan dikirim ke unit
granulasi untuk diubah menjadi butiran dan menuju dryer untuk menurunkan
kadar H2O dan kemudian menuju ke mesin screen untuk mengalami pemisahan
antara ukuran yang over size, under size dan ukuran standar yang diharapkan.
Ukuran yang memenuhi standar, akhirnya menuju gudang untuk
melakukan pengantongan. Sementara itu, ukuran yang belum memenuhi syarat
(over size dan under size) akan dimasukkan kembali ke granulator untuk
mengalami proses dan begitu seterusnya, sehingga siap untuk di pack di dalam
gudang. Yang umum ditemui yaitu kneader yang berbentuk sigmoid yang berputar
didalam suatu can atau vessel dengan berbagai kecepatan. Prinsip dari alat ini
(double cone mixer) adalah disamping mencampur juga mengadon fluida alat ini
juga membagi, mematahkan dan selalu membuat luas permukaan yang baru
sesering mungkin terhadap adonan.
3. Proses Fluid Mixing Dengan Premix Tank Pada Pengolahan Air
Pada industri PT.PUSRI unit pengolahan air (Water Treatment Plant)
merupakan salah satu unit utilitas yang berfungsi untuk mengolah air Sungai Musi
menjadi air bersih. Air digunakan sebagai air umpan boiler dan air pendingin.
Unit pengolahan air (water treatment plant) terdiri dari beberapa sistem yaitu,
penjernihan (Clarification), penyaringan (Filtration), pembilasan (Wash water
recovery system), penghilangan lumpur (Sludge treatment), dan penghilangan
mikroorganisme (Potable water). Dalam proses pengolahan ini terdapat berbagai
jenis alat seperti Premix Tank dan Rake Agitator yang merupakan peralatan yang
secara operasi menggunakan prinsip Fluid mixing dalam pengoperasiannya
Tahap pertama, air dari Sungai Musi sebelum dikirim ke sistem utilitas,
dipisahkan dari kotoran yang berupa zat padat terapung dengan cara memasang
penyaring di sekitar Suction Pump. Kualitas dari air sungai yang akan diolah
dapat diketahui dengan analisa harian berdasarkan parameter pH, turbidity, dan
SiO2. Selanjutnya sebelum air sungai memasuki Premix Tank, terlebih dahulu
diinjeksikan beberapa bahan kimia, antara lain, Larutan Alum (Al2(SO4)3.xH2O)
yang berfungsi untuk membentuk floc melalui proses koagulasi dan flokulasi.
Kemudian diinjeksikan larutan Caustic Soda (NaOH) yang berfungsi
untuk mengatur pH air sungai karena diperlukan kondisi pH 5,86,2 pada sistem
pembentukan floc. Lalu dimasukkan Coagulant yang berfungsi untuk membantu
proses koagulasi. Dan terakhir ditambahkan larutan Chlorine (Cl2) yangberfungsi
untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme yang terdapat dalam air.
Untuk mempermudah penginjeksian, masing-masing bahan dilarutkan
terlebih dahulu di tangki pelarut dengan konsentrasi tertentu. Sedangkan Chlorine
dipanaskan dengan Heater menjadi fase gas. Premix Tank adalah tangki baja
dengan diameter 6,7 m, tinggi 4,57 m, dan kapasitas 98 m 3. Premix Tank dapat
menampung air sungai yang telah diinjeksikan dengan bahan-bahan kimia di atas
dengan debit 600 m3/jam.
Premix Tank dilengkapi dengan pengaduk berkecepatan lambat agar
tidak terjadi pengendapan dan pencampuran antara air sungai dengan bahan-bahan
kimia tersebut dapat berlangsung sempurna. Jika pengaduk rusak maka sebagai
penggantinya digunakan udara yang dialirkan melalui 4 buah pipa yang dipasang
pada sisi yang berbeda dari Premix Tank.
sementara. Di dalam clear well, air bersih tersebut ditambahkan caustic postdose
untuk mengatur pH pada rentang 6,5 7,5.
Gambar 5. Agitator pada clarifier
(Sumber: Femidia, 2011)
konversi reaktan pervolume reaktor yang tinggi karena akan dibutuhkan reaktor
dengan volume yang sangat besar.
Continuous Stirred Tank Reactor adalah reaktor yang dirancang untuk
mempelajari proses-proses penting dalam ilmu kimia. Reaktor jenis ini merupakan
salah satu dari 3 tipe reaktor yangbisa bersifat interchangeable pada unit service
reaktor. Reaksi dimonitor oleh probe konduktivitas dari larutan yang berubah
dengan konversi dari reaktan menjadi produk. Reaksi yang terjadi adalah reaksi
safonifikasi etil asetat dengan menggunakan senyawa NaOH sebagai pelarut yang
kemudian dioperasikan pada kondisi tekanan dan temperatur tertentu
derajat homogenitas bahan yang bercampur itu sangat berbeda-beda. Tujuan dari
pengadukan antara lain adalah untuk membuat suspensi partikel zat padat, untuk
mencampur untuk menyebar secara homogen.
Kadang-kadang pengaduk (agitator) digunakan untuk beberapa tujuan
sekaligus, misalnya dalam hidrogenasi, gas hidrogen didispersikan melalui zat cair
dimana disitu terdapat partikel-partikel katalis padat dalam keadaan suspensi,
sementara kalor reaksi akan diangkat keluar melalui kumparan atau mantel.
Agitator (pengaduk) biasanya juga digunakan untuk beberapa tujuan sekaligus,
Misalnya dalam hidrogenasi katalitik pada zat cair. Dalam bejana hidrogenasi,
gas-gas hidrogen didispersikan melalui zat cair dimana terdapat pertikel-partikel
katalis padat dalam keadaan suspensi, sementara itu kalor reaksi akan diangkut
keluar melalui kumparan atau mantel.
Pada prosesnya Continuous Stirred Tank Reactor berlangsung secara
kontinyu, pengadukan adalah yang terpenting dalam reaktor ini karena dengan
pengadukan menjadikan reaksinya menjadi homogen. Pada sebuah Continuous
Stirred Tank Reactor, satu atau lebih reaktan masuk ke dalam suatu bejana
berpengaduk dan bersamaan dengan itu sejumlah yang sama (produk) dikeluarkan
dari reaktor. Pengaduk dirancang sedemikian mungkin sehingga campuran
teraduk dengan sempurna dan diharapkan reaksi akan berlangsung secara optimal.
Waktu tinggal dapat diketahui dengan cara membagi volume reaktor
dengan kecepatan volumetrik cairan yang akan dimasukkan ke dalam reaktor.
Dengan menggunakan perhitungan kinetika reaksi, konversi suatu reaktor dapat
diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak.
2009.
Proses
Industri
pada
Petrokimia.
(Online)
18 September
2015)
Yulistia, E., dkk. 2015. Menghitung Kebutuhan Filter Water Minimum untuk
Memproduksi Urea/hari PUSRI IB. Palembang: Teknik Kimia
Universitas Sriwijaya (Laporan Kerja Praktek).