Anda di halaman 1dari 25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R PP )

Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Alokasi Waktu

:
:
:
:

SMK Negeri 2 Karanganyar


Teknik Pemesinan Bubut
XII / 5
12 pertemuan (@ 7 X 45 menit)

A.

Kompetensi Inti (KI)

KI 3

Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan


metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

KI 4

Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.

B.

Kompetensi Dasar (KD)


3.1. Menerapkan teknik pemesinan bubut kompleks.
4.1. Menggunakan teknik pemesinan bubut kompleks untuk berbagai jenis pekerjaan.

C.

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1.1 Menjelaskan teknik pembubutan kompleks ulir trapesium tunggal/majemuk.
3.1.1. Menjelaskan teknik pembubutan kompleks ulir cacing.
3.1.2. Menjelaskan teknik pembubutan kompleks poros eksentrik.
3.1.3. Menjelaskan teknik pembubutan dengan alat bantu.
4.1.1 Membuat ulir trapesium tunggal/majemuk dengan mesin bubut.
4.1.2 Membuat ulir cacing dengan mesin bubut.
4.1.3 Membuat poros eksentrik dengan mesin bubut.
4.1.4 Menggunakan alat bantu dalam proses pembubutan.

D.

Tujuan Pembelajaran
1.

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan
teknik pembubutan kompleks ulir trapesium tunggal/majemuk secara mandiri.

2.

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan
teknik pembubutan kompleks ulir cacing secara mandiri.

3.

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan
teknik pembubutan kompleks poros eksentrik secara mandiri.

4.

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan
teknik pembubutan dengan alat bantu secara mandiri.

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 1 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

5.

Disediakan peralatan mesin bubut dan alat bantunya, peserta didik akan dapat
membuat ulir trapesium tunggal/majemuk pada mesin bubut berdasarkan gambar kerja
dengan cermat.

6.

Disediakan peralatan mesin bubut dan alat bantunya, peserta didik akan dapat
membuat ulir cacing pada mesin bubut berdasarkan gambar kerja dengan cermat.

7.

Disediakan peralatan mesin bubut dan alat bantunya, peserta didik akan dapat
membuat poros eksentrik pada mesin bubut berdasarkan gambar kerja dengan cermat.

8.

Disediakan peralatan mesin bubut dan alat bantunya, peserta didik akan dapat
melakukan pembubutan dengan alat bantu pada mesin bubut berdasarkan contoh
dengan cermat.

E.

Materi Pembelajaran
Teknik pembubutan kompleks:

Ulir trapesium tunggal/majemuk


Membubut Ulir Trapesium

Ulir trapesium mempunyai penampang berbentuk trapesium dengan sudut puncak ulir 29 untuk
ulir dengan satuan inchi dan 30 untuk ulir dengan satuan metris.

A. Macam-macam ulir trapesium


Ditinjau dari satuannya :
1. Ulir trapesium dengan satuan inchi
2. Ulir trapesium dengan satuan metris (mm)
Ditinjau dari arah ulirannya :
1. Ulir trapesium arah kanan, diberi tanda Rh (Right-hand)
2. Ulir trapesium arah kiri, diberi tanda Lh (Left-hand)
Ditinjau dari jumlah ulirannya :
1. Ulir trapesium tunggal
2. Ulir trapesium majemuk

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 2 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

Tr 32 x 12 (P6) Lh
Ulir kiri (Lh = left hand)
Ulir 6 jalan
Kisar ulir 12 mm
Diameter luar ulir 32 mm
Profil ulir trapesium
B. Bentuk dan ukuran ulir trapesium
Ulir trapesium dengan satuan inchi :

Tinggi profil ulir (h)


[Type a quote from the document or
the summary of an interesting point.

inchi

You can position the text box


anywhere in the document. Use the
Text Box Tools tab to change the
formatting of the pull quote text box.]

Tebal puncak ulir (b)

inchi

Celah kaki ulir (a)

- 0,0052

inchi

u = jumlah gang tiap inchi


Contoh :
1. Ulir trapesium mempunyai kisar 2 ulir tiap inchi. Tentukan ukuran-ukuran profil
ulirnya!
Penyelesaian

1) Tinggi profil ulir (h)

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 3 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

= 0,26 inchi

2) Tebal puncak ulir (b)

= 0,18535 inchi

3) Celah kaki ulir (a)

- 0,0052 =

- 0,0052 = 0,18015 inchi

Ulir trapesium dengan satuan metris (mm) :

Diameter rata-rata ulir (d)


Tebal puncak ulir biasanya mempunyai ukuran lebih besar dari pada lebar celah kaki ulir ( b > a ).
Hal ini disebabkan batang ulir yang terpasang pada mur harus ada ruang main (clearance) z ,
sehingga diameter rata-rata ulir yang terpasang pada mur menjadi

z = ruang main ( clearance )..........................(mm)


d = diameter dalam ulir.................................(mm)
d = diameter ulir rata-rata terpasang............(mm)
d = diameter luar ulir....................................(mm)
Ukuran lebar puncak ulir (b) :
] tg 15
Karena a = p, maka b = p (h-z)tg 15
Besar tg 15 = 0,2679
Sehingga diperoleh :
b = p 0,2679 ( h-z )
RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)
Hal. 4 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

b = lebar puncak ulir..................................(mm)


h = tinggi ulir.............................................(mm)
z = clearance..............................................(mm)
p = kisar ulir...............................................(mm)

Tinggi profil ulir (h)

(mm)

Lebar celah kaki ulir (a)

(mm)

Lebar celah ulir bagian luar (a)

(mm)

Contoh :
Ulir trapesium Tr 36 x 6. Jika clearance Z = 0,2 mm, tentukan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Diameter luar ulir (d)


Diameter dalam ulir (d)
Kisar ulir (p)
Tebal puncak ulir (b)
Tinggi ulir (h)
Diameter rata-rata ulir (d)
Lebar celah kaki ulir (a)
Lebar celah bagian luar ulir (a)

Penyelesaian
1) Diameter luar ulir d = 36 mm
RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)
Hal. 5 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

2) Kisar ulir p = 6 mm
3) Tinggi ulir

4) Diameter dalam ulir d = d 2.h = 36 2.3,5 = 29 mm


5) Diameter rata-rata ulir (terpasang)

= 32,7 mm

6) Lebar puncak ulir b = p 0,2679 ( h-z ) = . 6 0,2679 . 0,2 = 2,1159 mm


7) Lebar celah kaki ulir a
8) Lebar celah bagian luar ulir a

= 2,116 0,5358 . 0,2

= 2,009 mm

= 6 2,009 = 3,884 mm

C. Pahat ulir trapesium

Bentuk dan ukuran pahat untuk membuat ulir trapesium harus berdasarkan pada bentuk profil ulir
trapsium yang akan dibuat. Ukuran-ukuran ulir yang diperlukan untuk membentuk mata pahat
ulir adalah :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Diameter luar ulir (d)


Diameter dalam ulir (d)
Kisar ulir (p)
Tebal puncak ulir (b)
Tinggi ulir (h)
Diameter rata-rata ulir (d)
Lebar celah kaki ulir (a)
Lebar celah bagian luar ulir (a)

= sudut bentangan ulir luar

= sudut bentangan ulir rata-rata

P(kisar)

= sudut bentangan ulir dalam


a' = lebar ujung mata pahat
a' = lebar rata-rata pahat
a'

= lebar pahat (dalam)

Ukuran mata pahat dihitung dengan persamaan :

a = a . cos

P(kisar)

a = a.
Contoh :
RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)
Hal. 6 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

Tentukan ukuran mata pahat ulir trapesium Tr 36 x 6!


Penyelesaian :
Dari contoh sebelumnya didapat :
d

= 36 mm

d = 32,7 mm
d = 29 mm
a = 2,009 mm
a = 3,884 mm
a = 3 mm
Menentukan sudut bentangan

Ukuran mata pahat :


mm

a = a . cos = 3 . cos 3,342 = 2,995 mm


a. Pengertian, Ulir majemuk adalah ulir yang mempunyai dua garis profil ulir atau lebih
yang dibuat dengan bentuk sebangun.

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 7 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

Lead = kisar
Pitch = gang

Kisar = jarak yang ditempuh ulir jika


diputar satu putaran

b. Penggunaan ulir majemuk : Alat press, Rem kereta api, Pintu air pada bendungan, Ragum dan
semacamnya
c. Macam-macam ulir majemuk

Ditinjau dari arah gerakan ulir :

1) Ulir majemuk putaran kanan (RH) (right - hand)


2) Ulir majemuk putaran kiri (LH) ( Left - hand)

Ditinjau dari profil ulir :

1) Ulir majemuk dengan profil segi-tiga


2) Ulir majemuk dengan profil segi-empat
3) Ulir majemuk dengan profil trapesium

Ditinjau dari jumlah gais profil ulir :

1) Ulir majemuk dua jalan


2) Ulir majemuk tiga jalan
3) Ulir majemuk lebih dari tiga jalan
d. Simbol atau tanda ulir majemuk

Tr 20 x 8 (P4)
Tr 32 x 12 (P6) Lh
Ulir kiri (Lh = left hand)
Ulir 6 jalan
Kisar ulir 12 mm
Diameter luar ulir 32 mm
Profil ulir trapesium
RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)
Hal. 8 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

Selain dengan cara di atas, pemberian tanda ulir dengan menunjukkan jumlah gang tiap inchi.
Penunjukan ini digunakan pada ulir yang mempunyai satuan inchi.
Untuk ulir majemuk yang mempunyai ulir n jalan dengan jumlah u gang tiap inchi, panjang
kisarnya dihitung dengan persamaan :

p = kisar ulir (inchi)


u = jumlah gang tiap inchi
n = jumlah profil ulir
Contoh :
Ulir majemuk dua jalan mempunyai 20 gang tiap inchi. Untuk persiapan membubut ulirnya,
tentukan jarak kisar ulirnya.
Jawab :
n

e. Ukuran-ukuran ulir majemuk

1. Ukran kedalaman/tinggi ulir majemuk


Ukran kedalaman profil ulir majemuk sama dengan kedalaman profil ulir tunggal, yaitu dihitung
denga persamaan :

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 9 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

inchi

h = kedalaman ulir (inchi)


u = jumlah gang tiap inchi

2. Ukuran diameter rata-rata ulir majemuk (d)


Jika diameter luar ulir adalah d dan kedalaman ulir h maka diameter rata-rata ulir (d ), dapat
dihitung dengan persamaan :
d = d - h
3. Ukuran diameter dalam ulir majemuk (d)
d = d - 2h
Contoh :
Sebuah ulir majemuk mempunyai ukuran diameter luar d = 1 inchi, dengan ulir dua jalan dan kisar
20 gang tiap inchi.
Tentukan :
Tinggi/kedalaman ulir (h)
Ukuran kisar ulir (p)
Diameter rata-rata ulir (d)
Diameter dalam ulir (d)
Penyelesaian :
RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)
Hal. 10 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

a. Kedalaman ulir (h)


h

= 0,032475 inchi

b. Kisar ulir (p)


p

= 0,05 inchi

c. Diameter rata-rata ulir (d)


d = d h = 1 0,032475 = 0,967525 inchi
d. Diameter dalam ulir (d)
d = d 2 h = 1 2 . 0,032475 = 0,93505 inchi
f. Cara membubut ulir majemuk
Untuk membubut ulir majemuk, pembubutannya dilakukan satu jalan-satu jalan ( satu per satu ).
Sedangkan untuk pembubutan ulir berikutnya dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Dengan memutar eretan atas


Handel eretan atas diputar dan dicatat hingga pahat berpindah dari gang satu ke gang lainnya
sepanjang kisar ulirnya (p), misalnya terdapat 4 putaran dan 10 strip. Untuk membubut ulir dua
jalan, pembubutan ulir berikutnya, dikembalikan setengahnya yaitu 2 putaran dan 5 strip
dengan arah berlawanan.

2. Dengan cara mengukur benda kerja


Ukuran jarak kisar ulir yang pertama pada benda kerja (p), yaitu jarak A B.
Jika kita akan membubut ulir dengan n jalan garis ulir, maka untuk membubut ulir
berikutnya kita beri tanda pada benda kerja sejarak :

p'
Misalnya kisar ulir p = 21 mm dan n = 3 jalan, maka p'

Untuk ulir kedua, pahat dipindahkan ke titik C sejarak AC = 7 mm dan untuk ulir ketiga C
D = 7 mm
3. Dengan cara memutar benda kerja

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 11 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

Pada saat mengatur puatran benda kerja, eretan harus dalam keadaan bebas tidak terkunci, pahat
tidak dalam keadaan memotong, posisi pahat ada pada permukaan benda kerja, dan pemutaran
benda kerja (N) diatur sebagai berikut :

derajat

N = pemutaran benda kerja (derajat)


n = jumlah uliran (jalan)
Setelah benda kerja diputar N putaran, handel eretan dimasukkan atau dikuncikan kembali dan
pembubutan ulir berikutnya dapat dilakukan. Gunakan lonceng ulir untuk mengetahui posisi
pahat pada kedudukan yang tepat pada saat membubut ulir tersebut

Perhitungan Roda Gigi Untuk Membubut Ulir


Perhitungan dan pengaturan kedudukan roda-roda gigi ini berdasarkan pebandingan banyak gang
tiap inchi atau kisar benda kerja dengan banyak gang tiap inchi atau kisar poros transportir.
Perbandinga tersebut adalah :

Banyak gang benda kerja

Banyak putaran benda kerja


=

Banyak gang poros transportir

Banyak putaran poros transportir


Banyak gigi pada poros transportir
=
Banyak gigi pada poros benda kerja

Contoh 1
RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)
Hal. 12 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

Ulir yang kita buat mempunyai 16 gang tiap inchi. Ulir poros transportir mempunyai 4 gang
tiap inchi maka roda gigi yang diperlukan dan pemasangannya adalah sebagai berikut :
Banyak gang benda kerja

16
=

Banyak gang poros transportir

4
=

Banyak gang benda kerja

Banyak gigi pada poros transportir


=

Banyak gang poros transportir

=
Banyak gigi pada poros benda kerja

Karena roda gigi 1 dan roda gigi 4 tidak ada dalam persediaan, maka perbandingan ini harus kita
kalikan dengan bilangan yang sama misalnya bilangan 20, sehingga perbandingan tersebut menjadi :

Roda gigi pada poros benda kerja


25

Roda gigi pada poros transportir


Roda gigi
antara

100

Contoh 1

Ulir yang kita buat mempunyai 36 gang tiap inchi. Ulir poros transportir mempunyai 4 gang tiap
inchi maka roda gigi yang diperlukan dan pemasangannya adalah sebagai berikut :

Banyak gang benda kerja

36
=

Banyak gang poros transportir

9
=

1
20 dan 25 adalah roda gigi pemutar

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 13 dari 25

90 dan 50 adalah roda gigi yang diputar

SMK Negeri 2 Karanganyar

Roda gigi pada poros benda kerja


20
Roda gigi pada poros transportir

90
50

25

Ulir cacing
Untuk poros yang bersilangan dan angka transmisi i >5, dipergunakan pasangan roda gigi
cacing. Pasangan roda gigi cacing terdiri dari cacing dan roda gigi cacing. Kedua roda gigi tersebut
sebenarnya adalah roda gigi ulir, hanya cacingnya tidak kelihatan lagi sebagai roda gigi tetapi tampak
sebagai batang berulir. Profil dari ulirnya berbentuk trapesium. Seperti juga pada batang berulir maka
ulir (sebenarnya gigi) dari cacing dapat berupa ulir tunggal maupun ulir ganda
Untuk cacing dengan ulir tunggal, maka jarak gigi pada penampang lintang dari roda gigi cacing
pasangannya adalah sama dengan spud dari cacing. Jika cacing berputar sekali (360 ), roda gigi cacing
pasangannya berputar sejauh satu jarak gigi saja. Dalam hal ini cacing dapat dianggap sebagai roda gigi
dengan jumlah gigi satu.
Jika g = jumlah uliran dari ulir cacing
Z = jumlah gigi roda gigi cacing

maka
Untuk g = 1, ( pada umumnya ulir yang digunakan adalah cacing dengan ulir tunggal maka i = Z
Harga maksimum dari jumlah ulir (g) adalah 4
Gigi dari roda gigi cacing berupa gigi evolvente dengan sudut pegang 20 . Besar sudut giginya
tergantung dari spud dan diameter cacing. Cacing pada umumnya dibuat dari baja yang dikeraskan
sedang roda gigi cacingnya dari bronz. Untuk roda gigi yang besar, hanya gigi-giginya saja yang dibuat
dari bronz, sedang rodanya dari besi atau baja cor.
Transmisi daya dengan pasangan roda gigi cacing bejalan dengan sangat halus tanpa suara.
Kerugiannya adalah besarnya daya yang hilang akibat gesekan. Untuk mengurangi daya yang hilang
akibat gesekan tersebut, rumah gigi harus dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan pelumasan
yang baik.Debu dijaga agar tidak melekat pada permukaan-permukaan gigi. Bantalan poros dari cacing
dan poros roda gigi cacing juga harus dapat memikul beban aksial (beban sejajar sumbu)

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 14 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

Pada pasangan roda gigi cacing terdapat penampang normal dan penampang lintang, modul normal
(mn) dan modul lintang (mo)
Jika sudut ulir = maka :
Mn = mo. cos
Sehingga :
Diameter lingkaran bagi dari roda gigi cacing (D) adalah :
D = Z. Mo D = diameter lingkaran bagi (diameter tusuk) rodagigi cacing
Diameter lingkaran bagi dari cacing (d) , dapat dihitung sebagai berikut :

=
mo =

Dari

d = diameter lingkaran bagi (diameter tusuk) ulir cacing

Sehingga d =

Pada perencanaan-perencanaan diameter lingkaran bagi cacing d dapat dihitung dengan rumas
empiris :
d = mn (2,8 + 4 g)
Contoh :
Rencanakan pasangan roda gigi cacing jika jumlah gigi dari roda gigi cacing tersebut adalah Z = 40
gigi, ulir cacingnya adalah ulir tunggal, modul m = 12, sudut ulir = 8
Penyelesaian :
Diameter lingkaran bagi ulir cacing (d)
d =
d =

Diameter lingkaran luar cacing (d)


d = d + 2 m = 86,22 + 2.12 = 110,22 mm
Diameter lingkaran kaki ulir cacing (d) :
d = d - 2. 1,25 m = 86,22 - 2.1,25.12 = 56,22 mm
Panjang ulir cacing (L) :
Diambil L = 16 m = 16 x 12 = 192 mm
Diameter lingkaran bagi roda gigi cacing (D) :
RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)
Hal. 15 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

D =

mm

Diameter lingkaran luar roda gigi cacing (D)


D = D + 2 m = 484,70 + 2.12 = 508,70 mm
Diameter lingkaran kaki roda gigi cacing (D')
d = d - 2. 1,25 m = 86,22 - 2.1,25.12 = 56,22 mm
D' = D - 2. 1,25 m = 508,70 + 2. 1,25. 12 = mm

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 16 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

Membubut Eksentrik
a. Pengertian membubut eksentrik
Membubut eksentrik yaitu membubut benda kerja yang mempunyai dua garis sumbu yang
sejajar dengan jarak e (eksentrik). Benda kerja eksentrik banyak kita jumpai pada
poros-poros tramsmisi yang mengubah gerakan putar menjadi gerakan bolak-balik,
misalnya pada mesin gergaji, mesin skrap,handel pengunci pada kepala lepas mesin
bubut, atau poros-poros engkol pada motor bakar dan semacamnya.
b. Cara membubut eksentrik
Pembubutan eksentrik dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, diantaranya adalah :
1) Dengan membuat lubang senter yang eksentrik
2) Dengan menggunakan poros pembantu
3) Dengan menggunakan cekam rahang empat
4) Dengan menggunakan ganjal
1) Membubut eksentrik dengan cara membuat lubang senter yang eksentrik
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan adalah :
Bubutlah benda kerja sepanjang L dengan diameter D
1. Gambarlah sumbu eksentrik dengan menggunakan blok V dan Height gage
2. Buatlah titik pusat lingkaran A
3. Buat lingkaran denga jari-jari e (eksentrik) dengan titik pusat A
4. Letakkan blok V di atas meja rata
5. Letakkan benda kerja di atas blok V
6. Letakkan blok gores di atas meja rata
7. Atur penggores dengan ujung menyentuh titik senter A
8. Geser blok gores untuk membuat garis datar yang memotong lingkaran di titik
B yang merupakan titik eksentrik pertama.
9. Untuk membuat titik eksentrik kedua, putar blok gores ke arah kiri (tanpa
memutar benda kerja), Lakukan hal-hal yang sama hingga mendapatkan titik
senter eksentrik yang kedua.
10. Setelah lukisan titik senter selesai, buatlah lubang senter dengan menggunkan bor
senter.
11. Jepit benda kerja di antara dua senter pada lubang senter yang eksentrik
12. Gunakan alat pembawa
13. Bubutlah diameter d yang pertama dengan panjang b
14. Untuk membubut yang kedua, benda kerja dibalik dan lakukan hal yang sama
RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)
Hal. 17 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

seperti pada pembubutan eksentrik yang pertama


Jika jarak eksentrik terlalu pendek, sehingga lubang senter yang satu dengan lainnya
hampir berdekatan, dapat diatasi dengan membuang lubang senter yang pertama.
Sedangkan untuk poros eksentrik yang mempunyai jarak eksentrik e terlalu panjang,
seperti pada poros engkol, maka diantara kedua pipi engkol harus diganjal agar tidak
terjadi pelengkungan akibat penekanan kedua ujung senter.
2) Membubut Eksentrik Dengan Menggunakan Poros Pembantu
Untuk membubut eksentrik pada poros-poros yang berongga/berlubang, dapat dilakukan
dengan menggunakan poros pembantu yang disiapkan terlebih dahulu.
3) Membubut Eksentrik Dengan Cekam Rahang Empat
Kedudukan eksentrik diatur oleh tekanan rahang yang ada pada cekam, sehingga sumbu
tergeser sesuai dengan sumbu eksentrik yang diinginkan.
Jika benda kerja yang dibubut mempunyai ukuran yang terlalu besar dan tidak teratur atau
segi empat, maka salah satu rahang pada cekam dilepas dan dibalik posisinya kemudian
kita kencangkan kembali.
Pada waktu mengencangkan rahang, posisi pusat benda kerja yang akan dibubut terus
dikontrol menggunakan blok gores yang ditempatkan di atas eretan dan ujung penggores
distel setinggi senter. Untuk mengecek dan menyetel titik senter dapat dilakukan dengan
memutarkan benda kerja kemudian menggoreskan ujung penggores pada benda kerja
hingga mendapatkan perpotongan garis yang melalui titik senter.
Jika perpotongan garis lukisan belum melalui titik pusat, maka lakukan kembali
penyetelan dengan cara mengendorkan salah satu rahang dan dorong dengan rahang
lainnya sampai mendapat posisi benda yang tepat.

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 18 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

4) Membubut Eksentrik Dengan Ganjal


Bila garis hati dari dua atau lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka benda
kerja ini disebut eksentris. Jarak antara garis-garis itu disebut eksentrisitas (e).

Pengencangan luar dimana tingginya h dihitung sebagai berikut :

Pengencangan luar

r
Pengencangan dalam

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 19 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

F.

Pendekatan, Model dan Metode


1. Pendekatan: Saintifik Learning.
2. Model: Descovery Learning.
3. Metode: diskusi, tanya jawab, penugasan.

G.

Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan 1, 2, 3 (4 x 45 menit):
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan
keyakinan masing-masing.

Guru mengecek kehadiran siswa.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan


sehari-hari .

Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b. Kegiatan inti ( 160 menit) :

Guru menayangkan gambar ulir trapesium tunggal/majemuk, peserta didik


mengamati gambar/training obyek .

1) Identifikasi masalah :
Peserta didik berdiskusi tentang ulir trapesium tunggal/majemuk

Peserta

didik

mengidentifikasi

masalah

masalah

ulir

trapesium

tunggal/majemuk
2) Pengumpulan data :
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok tentang ulir trapesium tunggal/majemuk

Peserta didik membaca materi Ulir trapesium tunggal/majemuk

Peserta

didik

menyimak

informasi

dari

guru

tentang

ulir

trapesium

tunggal/majemuk
3) Pembuktian :
Guru memberikan penugasan tentang ulir trapesium tunggal/majemuk

Peserta

didik

berdiskusi

dalam

kelompoknya

tentang

tunggal/majemuk
RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)
Hal. 20 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

ulir

trapesium

Peserta didik membuat benda kerja ulir trapesium tunggal/majemuk

4) Menarik kesimpulan :
Peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain
memberikan tanggapan

Guru mengamati kegiatan siswa sambil memberikn tanggapan

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

Dengan bimbingan guru peserta didik membuat rangkuman materi pelajaran.

Guru memberikan tugas tentang ulir trapesium tunggal/majemuk.

Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Menutup pelajaran dengan salam.

2. Pertemuan 4, 5, 6 (4 x 45 menit):
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan
keyakinan masing-masing.

Guru mengecek kehadiran siswa.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan


sehari-hari .

Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b. Kegiatan inti ( 160 menit) :

Guru menayangkan gambar

poros eksentrik, peserta didik mengamati

gambar/training obyek .
1) Identifikasi masalah :
Peserta didik berdiskusi tentang poros eksentrik

Peserta didik mengidentifikasi masalah masalah poros eksentrik

2) Pengumpulan data :
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok tentang poros eksentrik

Peserta didik membaca materi poros eksentrik

Peserta didik menyimak informasi dari guru tentang poros eksentrik

3) Pembuktian :
Guru memberikan penugasan tentang ulir trapesium tunggal/majemuk

Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya tentang poros eksentrik

Peserta didik membuat benda kerja poros eksentrik

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 21 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

4) Menarik kesimpulan :
Peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain
memberikan tanggapan

Guru mengamati kegiatan siswa sambil memberikan tanggapan

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

Dengan bimbingan guru peserta didik membuat rangkuman materi pelajaran.

Guru memberikan tugas tentang poros eksentrik.

Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Menutup pelajaran dengan salam.

3. Pertemuan 7, 8, 9(4 x 45 menit):


a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan
keyakinan masing-masing.

Guru mengecek kehadiran siswa.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan


sehari-hari .

Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b. Kegiatan inti ( 160 menit) :

Guru menayangkan gambar Ulir cacing, peserta didik mengamati gambar/training


obyek .

1)

Identifikasi masalah :
Peserta didik berdiskusi tentang Ulir cacing
Peserta didik mengidentifikasi masalah masalah Ulir cacing

2) Pengumpulan data :
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok tentang Ulir cacing

Peserta didik membaca materi Ulir cacing

Peserta didik menyimak informasi dari guru tentang Ulir cacing

3) Pembuktian :
Guru memberikan penugasan tentang Ulir cacing

Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya tentang Ulir cacing

Peserta didik membuat benda Ulir cacing

4) Menarik kesimpulan :
RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)
Hal. 22 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

Peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain


memberikan tanggapan

Guru mengamati kegiatan siswa sambil memberi tanggapan

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

Dengan bimbingan guru peserta didik membuat rangkuman materi pelajaran.

Guru memberikan tugas tentang ulir cacing.

Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Menutup pelajaran dengan salam.

4. Pertemuan 10, 11, 12 (4 x 45 menit):


a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan
keyakinan masing-masing.

Guru mengecek kehadiran siswa.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan


sehari-hari .

Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b. Kegiatan inti ( 160 menit) :

Guru menayangkan gambar pembubutan dengan alat bantu, peserta didik


mengamati gambar/training obyek .

1)

Identifikasi masalah :
Peserta didik berdiskusi tentang pembubutan dengan alat bantu
Peserta didik mengidentifikasi masalah masalah pembubutan dengan alat bantu

2) Pengumpulan data :
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok tentang pembubutan dengan alat bantu

Peserta didik membaca materi pembubutan dengan alat bantu

Peserta didik menyimak informasi dari guru tentang pembubutan dengan alat
bantu

3) Pembuktian :
Guru memberikan penugasan tentang pembubutan dengan alat bantu

Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya tentang pembubutan dengan alat


bantu

Peserta didik membuat benda kerja pembubutan dengan alat bantu

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 23 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

4) Menarik kesimpulan :
Peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain
memberikan tanggapan

Guru mengamati kegiatan siswa sambil memberikn tanggapan

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

H.

Dengan bimbingan guru peserta didik membuat rangkuman materi pelajaran.

Guru memberikan tugas tentang pembubutan dengan alat bantu.

Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Menutup pelajaran dengan salam.

Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian dan Instrumen Penilaian
a. Teknik Penilaian :
tertulis

lesan

praktik

b. Instrumen Penilaian (terlampir)


2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Untuk peserta didik yang belum menuntaskan KKM maka siswa tersebut akan diberi
remidial.
b. Untuk peserta didik yang sudah tuntas dalam KKM maka peserta didik tersebut
diberi kesempatan untuk pengayaan agar dapat meningkatkan nilai.

I.

Media, Alat/ Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media

: Papan tulis, powerpoint, LCD, Laptop

2. Alat/Bahan

: , lembar observasi

3. Sumber belajar:
a. Widarto, (2008).Teknik Pemesinan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
b. Wirawan Sumbodo dkk, (2008). Teknik Produksi Mesin Industri. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Karanganyar, 18 Juli 2016


Verifikator,
RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)
Hal. 24 dari 25

Guru Mata Pelajaran


SMK Negeri 2 Karanganyar

Seno Riyanto, S.Pd.

Cahyono, S.Pd., M.Eng.

NIP 19601114 198503 1 014

NIP 19691231 199903 1 016


Mengetahui,
Kepala Sekolah SMK N2 Karanganyar,

Drs. Wahyu Widodo, MT


NIP. 19601019 199412 1 001

RPP Teknik Pemesinan Bubut (XII/5)


Hal. 25 dari 25

SMK Negeri 2 Karanganyar

Anda mungkin juga menyukai