Anda di halaman 1dari 6

A.

pengertian
Komunikasi nonverbal adalah proses penyampaian pesan tidak menggunakan katakata (bahasa) melainkan dengan isyarat yang dapat dipahami. Menurut Liliweri (1994:89)
komunikasi nonverbal pun oleh sebagian pakar disebut denganistilah komunikasi tanpa kata
(karena tidak berkata-kata).
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, sikap dan sebagainya
yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata. Proses
encoding (penyedian) dan dilakukan dengan menggunakan isyarat yang memungkinkan
dipahami oleh orang lain melalui proses decoding. Unsur-unsur seperti ruangpengetahuan
(frame of reference) dan pengalaman (filed of experience) memegang peranan penting untuk
terciptanya proses komunikasi yang efektif.
Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi
diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak
peristiwa dan prilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam
pengertian ini peristiwa dan prilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat nonverbal.
Mark L. Knapp (mulyana, 2001:313).
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh intonasi suara, sikap dan
sebagainya yang mungkinkan sesorang untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata.
(haryani 2001;20).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi nonverbal
adalah komunikasi tanpa kata-kata, terdiri dari sebagai isyarat, ekspresi wajah, gerak tubuh,
sikap, intonasi suara, penggunaan ruang (jarak), kecepatan dan volume suara, keheningan,
bersifat tidak berarturan dan spontan.
B. Proses-proses Nonverbal
Proses-proses verbal merupakan alat utama untuk penukaran pikiran dan
gagasan, namun proses-proses ini sering dapat digantikan oleh proses-proses
nonverbal. Walaupun tidak terdapat kesepakatan tentang bidang proses nonverbal ini,
kebanyakan ahli setuju bahwa hal-hal berikut mesti dimasukan: isyarat, ekspresi,
wajah, pandangan mata, postur dan gerakan tubuh, sentuhan, pakaian, artefak, diam,
ruang, waktu, dan suara. Dalam proses-proses nonverbal yang relevan dengan

komunikasi antarbudaya, terdapat tiga aspek: prilaku nonverbal yang berfungsi


sebagai bentuk bahsa diam, konsep waktu, dan penggunaan dan pengaturan waktu.
- Prilaku nonverbal Ekspresi wajah dan gerakan tubuh seringkali mewakili
komunikasi nonverbal. Tersipu, tersenyum, tertwa lebar, wajah yang merona
(malu), atau wajah yang memerah (marah), memalingkan muka, menggelengkan
kepala, menganggukan kepala, gerakan tangan melambai, mengucapkan ibu jari
(jempol), dan seterusnya adalah beberapa jenis atau bentuk komunikasi
nonverbal. Bahkan diam itu sendiri dapat bermakna komunikasi nonverbal.
Pepatah mengatakan diam itu emas. Contoh di jerman kaum wanita seperti juga
kaum lelakinya biasa berjabatan tangan dalam pergaulan sosial; di amerika serikat
kaum wanita jarang berjabat tangan. Di Muangatai, orang-orang tidak
(berpegangan tangan dengan lawan jenis) ditempat umum, dan memegang kepala
seseorang merupakan suatu pelanggaran sosial. Anda dapat membayangkan
masalah-masalah yang akan timbul bila orang tidak memahami kelainan-kelainan
ini. Suatu contoh lain adalah kontak mata.di amrika serikat orang dianjurkan
untuk mengadakan kontak mata ketika berkomunikasi. Di jepang kontak mata
sering kali tidak penting. Dan beberapa suku indian amerik mengajari anak-anak
mereka bahwa kontak mata dengan orang yang lebih tua merupakan tanda ketidak
sopanan. Sebagai suatu kmponen budaya, ekspresi nonverbal mempunyai banyak
persamaan dengan bahasa. Keduannya merupkan sistem penyedian yang dipelajari
dan diwariskan sebagai bagian pengalaman budaya. Sebagaimana telah kita
pelajari bahwa kata stop dapat bearti berhenti, kita pun telah mempelajari lengan
yang dingkat lurus di udara dengan telapak tangan menghadap kemuka sering
bearti hal yang sama. Karena kebanyakan komunikasi nonverbal berladaskan
budaya, apa yang dilambangkan sering kali merupakan hal yang telah budaya
sebarkan kepada anggota-angotanya.
Secara lebih spesipik, bebrapa contoh prilaku nonverbal sebagaimana dibawah ini:
1. Menggeretakkan gigi untuk menunjukan kemarahan.
2. Mengerutkan dahi untuk menunjukan seseorang sedang berpikir.
3. Gambar pria atau wanita yang dipasang dipintu toilet untuk menunjukan kamar sesuai
dengan jenis kelaminnya.
4. Berpangku tangan untuk menunjukan seseorang sedang melamun
5. Tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa senang,
simpati, dan persahabtan.

6. Membuang muka untuk mewujudkan sikap tidak senang atau antipati terhadap orng
lain
7. Air muka yang memerah untuk menunjukan kemarahan.
8. Menggelengkan kepala untuk menunjukan sikap menolak atau keheranan.
9. Mengangukan kepala untuk menunjukan tanda setuju atau OK.
10. Menutup mulut dengan telapak tangan untuk menunjukan suatu kebohongan.
11. Meletakan telunjuk dibibir untuk meminta orang lain berbicara (diam).
12. Telapak yang terbuka untuk menunjukan kejujuran.
13. Tangan mengepal untuk menunjukan rasa percaya diri.
14. Gerak kaki yang tak beraturan yang menunujukan rasa grogi (gugup).
15. Tersipu-sipu untik menunjukan rasa malu.
16. Kedip mata sebelah kiri untuk menunjukan rasa suka.
- Konsep waktu suatu budaya merupakan filsafatnya tentang masa lalu, masa sekarang,
masa depan, daan pentingnya atau kurang pentingnya waktu. kebanyakan budaya
barat memandang waktu sebagai langsung dengan berhubungan ruang dan tempat kita
terikat oleh waktu dan sadar akan adanya masa lalu, masa sekarang, dan masa yang
akan datang. Sebaliknya, suku indian hopi tidak begitu memperhatikan waktu.
Mereka percaya bahwa setiap hal apakah itu manusia tumbuhan, atau binatang
memiliki sistem waktunya sendiri-sendiri. Waktu merupakan komponen budaya yang
penting. Terdapat banyak perbedaan mengenai konsep ini antara budaya yang satu
dengan budaya yang lainnya dan perbedaan-perbedaan tersebut mempengaruhi
komunikasi.
- Pengunaan ruang cara orang menggunakan ruang sebangai bagian dalam komunikasi
antar pesona tersebut prosemika. Prosemika tidak hanya meliputi jarak antara orangorang yang terlibat dalam percakapan, tetapi juga orientasi fisik mereka. Orientasi
fisik juga mempengaruhi oleh budaya, dan turut menentukan hubungan sosial orangorang amerika utara lebih senang duduk berhadapan muka. Mereka jarang duduk
bersebelahan. Sebaliknya orang-orang cina sering lebih senang duduk bersebelahan
dan merasa tidak nyaman bila mereka duduk berhadapan muka. Kita juga cenderunng
menentukan hierarki sosial dengan mengatur ruang. Duduk dibeelakang meja sambil
berbicara dengann seseorang yang sedang berdiri biasanya merupakan tanda
hubungan atasan-bawahan, dan dan orang yang duduk itulah atasannya. Prilaku yang
serupa juga dapat digunakan untuk ketidak setujuan, kekurangajaran, atau
penghinaan, bila orang melanggar norma-norma budaya.kesalah pahaman mudah
terjadi dalam pertiwa-peristiwa antar budaya ketika 2 orang, masing-masing
berprilaku sesuai dengan budayanya masing-masing, tak memenuhi harapan pihak
lain.

C. Fungsi pesan nonverbal


Beberapa fungsi pesan nonverbal dikemukakan oleh Mark L. Knapp (dalam rakhmat,
1994:287), yaitu:
1. Repetisi
Mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya, setelah
saya menyatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala berkali-kali.
2. Subtitusi
Mengagntikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun anda
berkata-kata. Anda dapat menunjukan persetujuan dengan cara menganguk-anggukan
kepala.
3. Kontradiktif
Menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal.
Misalnya, anda memuji prestasi kawan anda dengan cara mencibirkan bibir anda.
4. Komplemen
Melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda
menunjukan tingkkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
5. Aksentuasi
Menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahi. Misalnya, anda mengungkapkan
betapa jengkelnya dengan cara memukul atau melempar kursi.
D. Klasifikasi pesan nonverbal
Meskipun belum ada kesepakatan dari para pakar mengenai klsifikasi pesan
nonverbal, tetapi salah seorang pakar menyebutnya enam klasifikasi pesan nonverbal.
1. Kinesik atau gerak tubuh
Pesan kinesik terbagi dalam 3 bagian, yaitu: (a) pesan fasial yang menggunakan air
muka untuk menyampaikan makna tertentu. Misalnya, kebahagian, rasa terkejut,
ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengancaman, minat, ketakjuban, dan
tekad.
(b) pesan gestural yang merujuk kepada gerakan sebagian anggota badan seperti mata
dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Pesan gestural bisa digunakan
untuk menguungkapkan:
1. mendorong atau menbatasi
2. menyesuuaikan atau mempertentangkan
3. responsif atau tak responsif
4. perasaan positif dan negatif
5. memperhatikan atau tidak memperhatikan
6. melancarkan atau tidak melancarkan
7. menyetujui atau menolak

(c) pesan postural berkenaan dengan kseluruhan anggota badan. Postur ABRI jika
sedang berdiri tegak berbeda dengan seorang murid dihapan gurunya, atau santri
dihadpan kiyainya.
2. Pesan prosemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan waktu. Umumnya dengan
cara mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
3. Pesan artifaktual, diungkapkan melalui penampilan. Misalnya, cara berpakaian,
dengan berkosmetik.
4. Pesan paraleguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara
mengucapkan pesan verbal.
5. Pesan sentuhan dan bau-bauan termasuk pesan nonverbal nonvisual nonvocal. Alat
penerima sentuhan kulit mampu menerima dan membedakan berbagai emosi yang
disampaikan
E. Komunikasi nonverbal dalam konteks komunikasi antarbudaya
Komunikasi nonverbal atau pesan nonverbal adalah salah satu cara dalam
menyampaikan pesan, termasuk dengan orang yang berbeda budaya. Dalam banyak
hal perbedaan budaya bisa juga membedakan komunikasi nonverbalyang dilakukan,
misalnya:
1. Orang amerika menatap tajam lawan bicaranya apabila sedang berbicara.
2. Orang arab mencium dan bahkan meraba-raba apabila sedang bersalaman.
3. Orang jawa menyalami orang yang dihormatinya dengan cara sungkem.
4. Orang jawa duduk bersila tegak apabila sedang menyambut kedatangan tamu
mulia.
Pemahaman yang mendalam mengenai berbagai psan nonverbal dibutuhkan
bagi komunikator antarbudaya. Dengan cara demikian, kesalahan tafsir, atau
kesalahan merespons orang yang berbeda budaya akan menjadi kecil.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyana Deddy & Rakhmat Jalaluddin. 2010. Komunikasi Antar Budaya: Panduan
Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Rosdakarya. Bandung

KAMU TAMBAH LAGI REFERENSINYA!!!!!!!!!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai