Anda di halaman 1dari 9

BAB II

LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN
Diabetes melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai
berbagai

kelainan

metabolik

akibat

gangguan

hormonal,

yang

menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf, dan


pembulu darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
dengan mikroskop eletron, (Mansjoer Arif 2001).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth. 2002).
B. TIPE DIABETES
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom
lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM) (Brunner dan Suddarth. 2002).
C. ETIOLOGI
1. Diabetes tipe I
Dirumuskan bahwa kerusakan sel beta terjadi diakibatkan karena
infeksi , biasanya virus dan atau respon autoimun secara genetik pada
orang yang terkena. Awitan dimulai pada saat usia kurang dari 30
tahun.
a. Faktor genetik
b. Faktor-faktor imunologi
c. Faktor lingkungan : virus/toksin
d. Penurunan sel beta : Proses radang, keganasan pankreas,
pembedahan.
e. Kehamilan
f. Infeksi lain yang tidak berhubungan langsung.
g.
2. Diabetes Tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan


gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65
th)
b.

Obesitas

c.

Riwayat keluarga

d.

Gaya hidup, (Brunner dan Suddarth. 2002).


D. MANIFESTASI KLINIS
Adanya gejala khas berupa polafagi, poliuria, polidipsi, lemas dan
berat badan turun. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah
kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi pada pria, serta prurutus
vulva pada wanita, (Mansjoer Arif 2001).
E. PATHWAY

F. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
a. Diet

Diet

dan

pengendalian

beratbadan

merupakan

dasar

dari

penatalaksanaan DM dengan tujuan : Memberikan semua unsur makanan


essensial, Mencapai dan mempertahankan BB yang sesuai, Memenuhi
kebutuhan energi, Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya,
Menurunkan kadar kemak darah jika meningkat.
b. Latihan
Efek latihan dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi
resiko penyakit kardiovaskuler.
c. Pemantauan
Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri,
penderita DM dapat mengukur terapinya untuk mengendalikan kadar
glukosa darah secara optimal.

Cara ini memungkinkan deteksi dan

pencegahan hipoglikemi serta hiperglikemia lainnya.


d. Terapi (jika diperlukan)
Pada DM tipe I, tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi
insulin.

Dengan demikian insulin eksogeneus harus diberikan dalam

jumlah tak terbatas. Pada DM tipe II, insulin myngkin diperlukan terapi
jangka panjang untuk mengendalikna kadar glukosa darah jika diet dan
obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya.
e. Pendidikan
Pendidikan mengenai penyuntikan insulin perlu diberikan kepada
klien dan keluarganya, (Brunner dan Suddarth. 2002).

BAB III

STUDI KASUS
A. MANAJEMEN LUKA DIABETES
1. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
Nama
: Ny. Su
Usia
: 53 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Melayu

Pekerjaan
Alamat
Pendidikan terakhir
Alasan ke klinik

: rumah tangga
: gg kenari 1, no 28
::Luka diabetes pada dorsal disertai infeksi tinggi.

Dx Medis

: Diabetic Foot Ulcer

Sejarah terkena luka : pasien mengetahui bahwa dirinya sudah terkena


diabetes +/- 5 tahun, sebelumnya pasien pernah mengalami luka dan
kehilangan kelingking kiri kakinya, pasien juga pernah mengalami luka di
tangan yang kemudian sembuh. pasien kembali terkena luka di jempol
kaki bagian kanan.
b. keluhan utama
pasien mengalami luka diabetes pada daerah dorsal dan tibia bagian kanan.
c. Riwayat kesehatan
1) riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengetahui bahwa mengalami penyakit diabetes sudah 5 tahun.
pasien mengalami luka diabetes pada kaki bagian jempol kaki kurang
lebih 3 bulan, luka terjadi karena bengkak dan melepuh. Karena kondisi
pasien yang lemah disertai demam tinggi serta mual pasien dilarikan ke
rumah sakit dan mendapatkan perawatan selama 4 hari, karena keluarga
pasien merasa tidak mendapatkan perawatan luka yang memadai,
keluarga pasien membawa pasien ke klinik pada tanggal 19 September
2016. Pada saat tiba di klinik keadaan umum pasien lemah dan terdapat
luka di jempol dan bula di dorsal, demam (+) T: 39,1 c, Gds; 117
mg/dl, Td; 120/70 mmhg, WBC : 26,2 x 103/ mm 3 .
2) riwayat kesehatan yang lalu
Sebelumnya pasien sudah pernah terkena luka dan di rawat inap di
klinik.
d. riwayat kesehatan keluarga
Ibu pasien juga menderita diabetes.
e. Riwayat psikososial
Pasien tampak cemas akan kesembuhan lukanya.
2. Pengkajian luka (24 september 2016)
Diagnosis Penyakit
: DM type II
Tipe Luka
: Diabetic foot ulcer
Kadar Gula Darah
: 178 mg / dl

klasifikasi luka
TTV

Hasil Lab

: Grade 5
:
TD : 130 / 80mmg Hg
RR : 18 x / menit
Nadi : 80x / menit
Temp : 36,5 C
: Tgl 19 september 2016
WBC : 26,2 x 103/ mm 3
PLT : 509 x 10 3 / mm 3
Tgl 22 september 2016

Terapi

WBC : 32,3 x 103/ mm 3


PLT : 562 x 10 3 / mm 3
:Oral : Sistenol 3x1, firitrin 2x1, eclid 3x1.
Injeksi : Ceftriaxone 2 x 1gr, ranitidin 2x1 amp,
metronidazole 2x 500 mg, drip ondansentron 3x1

Pengkajian Luka
:
Wound History :
Luka di bagian dorsal kaki kiri, uk. Panjang 38 cm x Lebar 14 cm (tanggal 24

september 2016.
Nilai ABPI : 0,9 Right ankle : 120, Brachial index : 130
Monofilament test :

a. Pengkajian tanggal 24 September 2016

Tendon

Nekrotik 10
%
Erythema
Pocket
Granulasi
15 %
Masarasi

Gambar 1.1: setelah di cuci menggunakan Na Cl

Slough
75%

a) gambaran luka

Luas luka 532cm 2


Tissue : Wound bed luka terdiri atas slaugh 75 %, nekrotik 10 %, granulasi
15 %
Inflamasi dan infeksi : kulit sekeliling luka tampak berwarna kemerahan.
Moisture : tampak maserasi di sekeliling luka kurang lebih 3 4 cm dari
tepi luka
Edge : tampak red ring di sebagian kecil luka, belum tampak epitelisasi.
b) Perawatan luka
Menggunakan dressing madu dengan perlakuan moist.
tujuan penggunaan madu karena kandungannya sebagai anti mikroba,
dapat melisiskan slough yang sulit di angkat, serta merangsang granulasi.
c) Pencucian luka
Tahapan.
1) cuci tangan sebelum tindakan
2) gunakan handscoon bersih
3) buka balutan luka
4) irigasi dengan larutan ozone agar dressing mudah di lepas
5) cuci menggunakan sabun anti bakteri ( sabun khusus luka )
6) bilas kembali menggunakan air ozone
7) gantikan handscoon steril dan gunakan alat steril
8) debridement/ mekanik debridement
9) irigasi menggunakan Nacl sambil di gosok lembut
10) ganti handscoon steril lagi dan keringkan luka
penggunaan dressing / primary dressing
dressing yang digunakan adalah madu, dikarenakan masih terdapatnya
slough, di harapkan dressing ini dapat membunuh bakteri, merangsang
granulasi serta membuat slought lebih mudah utuk di angkat
secondary dressing

penggunaan pad, serta di lakukan balutan dengan perban gulung


d) The assessment tool for diabetik wound: MUNGS
24 September 2016

No
M

Score

Maceration
None
Thin at the adge and/ or maceration 2 cm from the wound adge
>2 cm cm from the wound adge
Undermining / tunnelling/ sinus
0
None
1
3 cm
2
< 3cm
Necrotic tissue type ( black, white, yellow, grey, brown, green
0
None
1
Soft slough and with 1 colour
2
Necrotis: with spongy, soft and colored skin
3
Necrotis: hard, spongy or moist tissue and skin 1colour
4
Necrotis: dry, hard, black, and / or brownish
Gralation tissue
0
Skin intact
1
Full granulation
2
Granulation of 50% to < 100%
3
Granulation <50%
4
No granulation
Other wound-releted signs or symptoms
0
None
Wound edge
Around the skin wound
0
1
2

ITEMS

Skor

2
0

1
2
3

One or two
Tree tp five
More then
five
Wound infektion or
inflamation
Pain
Pus
Odour
Rising temperature/
warm

Red ring
Hyperkeratonic
Unattached
Undefined
Crust
Pale
Damage
Epibole
Rolled/lining

Total
b. Pengkajian luka tanggal 26 September 2016

Hyperpigmentation
Induration
Hypopingmentation
Erytema araund the wound
Oedema
Purple
Lesion
Granulation
Fragile granulation
Bright red
Hypergranulation
Senescent
Pale
Blackish
Trauma
Tissue complatible with a
biofilm
Ischemia

12

Anda mungkin juga menyukai