Disusun Oleh:
Pembimbing :
Ns. Efa Trisna,S.Kep.,M.Kes
POLITEKNIK KESEHATANTANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEPERAWATAN
TAHUN 2020
IDENTITAS MAHASISWA
A. Identitas Mahasiswa
Nama : Cindy rizka julita
Tingkat/Semester/Kelas : Tingkat 2 / Semester 4 / Reguler 3
Tempat Pratik : Puskesmas Segalamider
B. Identitas Klien
Nama : Ny.B (inisial) Tanggal masuk RS : 1 April 2020
Umur : 35 tahun Pukul: 10.00WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
C. Keluhan Utama
Ny.B mengatakan malas mematuhi diet yang diberikan oleh dokter saat ini ny.b mengeluh
sering haus dan lapar terus sehingga ny.b sering makan dan minum air teh yang banyak
gulanya.
Data Diagnosis
DO:
-Glukosa darah tidak terkontrol Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa
-Glukosa darah : 170 mg/dL darah berhubungan dengan diabetes
mellitus
DS:
-Klien mengatakan malas mematuhi diet
DM
DO:
-Punggung kaki klien kanan dan kirinya Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
bengkak gaya hidup kurang gerak
DS:
-Klien mengatakan jika berjalan kaki
terasa berat dan kesemutan
DO:
-Klien tampak minum terus menerus Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan asupan cairan berlebihan
DS:
-Klien mengatakan sering haus
Promosi Kesehatan Diabetes melitus tipe 2 Pada Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Resiko
ketidakseimbangan kadar glukosa darah (Diagnosa Keperawatan)
A. Analisa Situasi :
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit
yang ada kecenderungan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Faktor pemicu DM adalah adanya peningkatan perubahan gaya hidup
yang serba cepat dan penuh tekanan (Alfiani, 2017, p. 391). Secara
global, jumlah penderita diabetes mengalami peningkatan signifikan
dari tahun ke tahun. Diabetes Atlas edisi ke-8 yang diterbitkan oleh
Federasi Diabetes Internasional 2017 menyatakan bahwa 425 juta dari
total populasi seluruh dunia, atau sekitar 8,8 persen orang dewasa
berumur 20-79 tahun merupakan penderita diabetes.
Data tersebut juga mengungkapkan bahwa menempati peringkat ke-6
sebagai jumlah penderita diabetes dewasa tertinggi di dunia dengan
total lebih dari 10,3 juta orang. Angka ini diprediksi akan terus
mengalami peningkatan dan mencapai 16, 7 juta pada tahun 2045.
B.`Rencana Promosi Kesehatan:
1. Diagnosis kebutuhan promkes :
1. Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah berhubungan dengan diabetes mellitus
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang gerak
3. Kelebihan voleme cairan berhubungan dengan asupan cairan berlebihan
2.Tujuan :
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dan keluarga klien dapat
memahami tentang Diabetes mellitus tipe 2 dan resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah .
C. Rancangan Kegiatan :
1. Topik : Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah pada Diabetes mellitus tipe 2
2. Metode : ceramah, diskusi, dan Tanya jawab
3. Tempat :RS Abdul moeloek
4. Waktu : 09.00-09.30
5. Pengorganisasian :
Pembimbing : Ns. Efa Trisna,S.Kep.,M.Kes
Ketua pelaksana : Erwin
Penyaji : Cindy rizka julita
Moderator : Meilany susanti
Demonstrator : Ami umaka
Sekretaris/Notulen : Seflinda
Perlengkapan dan Konsumsi: Inka sonya fitri
D. Kriteria Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
a. Media edukasi berfungsi dengan baik.(lembar balik dan leaflet)
b. Ruangan tempat penyuluhan kondusif.
c. Keluarga pasien berada ditempat sesuai waktu yang ditentukan.
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluh menguasai kegiatan penyuluhan dan melaksanakannya dengan baik.
b. Keluarga pasien mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
c. Keluarga antusias dan proaktif mengikuti penjelasan materi penyuluhan.
d. Tidak ada anggota keluarga yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai kegiatan
berakhir.
e. Sasaran proaktif mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Media sudah dipersiapkan 2 hari sebelum penyuluhan yang diberikan
b. Kontrak pertemuan sudah dilakukan pada saat kunjungan ke kamar pasien sebelumnya
c. SAP sudah disiapkan 2 hari sebelum promosi kesehatan dilakukan
E. Materi :
A. Pengertian Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit hiperglikemia akibat insensivitas sel terhadap
insulin. Kadar insulin mungkin akan sedikit menurun atau berada dalam rentang yang
normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pada pankreas , maka Diabetes
mellitus tipe 2 dianggap sebagai non insulin dependent diabetes mellitus. Tipe ini muncul
pada orang yang berusia diatas 30 tahu. (Corwin,2001).
(mg/dl)
1. Sering kecing
2. Mudah lapar dan haus
3. Berat badan menurun
4. Cepat lelah dan mengantuk
5. Luka sulit sembuh
6. Penglihatan kabur dan sering berganti kacamata
7. Gatal –gatal sekitar kemaluan
8. Melahirkan bayi 4 kg
9. Impoten
10. Kesemutan
1. Komplikasi akut
a. Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawah nilai normal (< 50
mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM tipe 1 yang dapat
dialami 1-2 kali per minggu, kadar gula darah yang terlalu rendah menyebabkan
sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak berfungsi bahkan dapat
mengalami kerusakan.
b. Hiperglikemi, adalah apabila kadar gula darah meningkat secara tiba-tiba, dapat
berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain
ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto
asidosis.
2. Komplikasi Kronis
a. Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yang umum berkembang
pada penderita DM adalah trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak),
mengalami penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongetif, dan stroke.
b. Komplikasi mikrovaskuler, seperti neuropati (kerusakan syaraf) dikaki yang
meningkatkan kejadian ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan untuk dilakukan
amputasi kaki. Retinopati diabetikum yang merupakan salah satu penyebab utama
kebutaan, terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil diretina. Nefropati yang
merupakan penyebab gagal utama pada ginjal.
Hiperglikemia adalah gejala khas DM Tipe II. Beberapa hal yang dapat
menyebabkan gangguan kadar glukosa darah adalah resistensi insulin pada jaringan
lemak, otot, dan hati, kenaikan produksi glukosa oleh hati, dan kekurangan sekresi
insulin oleh pankreas. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (hipoglikemia) biasanya
muncul pada klien diabetes melitus yang bertahun-tahun. Keadaan ini terjadi karena
mengkonsumsi makanan sedikit atau aktivitas fisik yang berat (& B. Smeltzer, 2002).
Selain kerusakan pancreas dan resistensi insulin beberapa factor yang dapat memicu
terjadinya ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah adalah pola makan, aktivitas, dan
pengobatan klien DM tipe II (Soegondo, 2010).
E. Penatalaksanaan
Apabila kadar glukosa tinggi maka harus diturunkan menjadi dalam batas normal.
Begitu pula sebaliknya apabila kadar glukosa darah turun harus ditingkatkan agar
menjadi normal.
a. Penatalaksanaan hiperglikemia
Penatalaksanaan hiperglikemia dimulai dengan diet, latihan, jasmani, penyuluhan
dan terapi insulin atau obat oral. Diet dilakukan untuk mencegah terjadinya
peningkatan glukosa pada tubuh. Manfaat latihan jasmani adalah untuk mengurangi
resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin. Penyuluhan dilakukan agar
masyarakat atau klien DM Tipe II bisa lebih memahami mengenai penyakitnya
sehingga mampu mencegah komplikasi. Obat anti hiperglikemia oral dapat diberikan
sebagai terapi tunggal atau kombinasi. Pada keadaan emergency dengan
dekompensasi metabolik berat, misalnya : ketoasidosis, stres berat,berat badan yang
menurun dengan cepat, atau adanya keton uria, harus segera dirujuk ke pelayanan
kesehatan sekunder atau tersier (Perkeni, 2015).
b. Penatalaksanaan hipoglikemia
Pasien yang mengalami hipoglikemia harus cepat mendapat penanganan.
Lakukan pengecekan kadar glukosa terlebih dahulu untuk memastikan klien benar
mengalami hipoglikemia. Apabila kadar glukosa darah klien rendah dan jika klien
masih sadar dapat dilakukan sendiri oleh klien yaitu minum larutan gula 10-30 gram.
Untuk pasien tidak sadar dilakukan pemberian injeksi bolus dekstrosa 15-25 gram.
Bila hipoglikemia terjadi pada klien yang mendapat terapi insulin maka selain
menggunakan dekstrosa dapat juga menggunakaan injeksi glucagon 1 mg
intramuscular. Penggunaan glucagon diberikan apabila dekstrosa intravena sulit
dilakukan. Pada klien koma hipoglikemia yang terjadi pada klien yang mendapat
bolus dekstrosa harus diteruskan dengan infus dekstros 10% selama kurang lebih 3
hari. Jika tidak ada kemungkinan klien akan koma lagi. Lakukan monitor glukosa
darah 3-6 jam sekali dan pertahankan kadarnya 90-180% mg (Wiyono, 2004)
https://id.scribd.com/doc/264876256/BAB-1-hipovolemia-doc
( …………………………………….) ( ……………………………………)
NIP. …………………………………. NIP ……………………………….
Promosi Kesehatan Diabetes melitus tipe 2 Pada Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Resiko
ketidakseimbangan kadar glukosa darah (Diagnosa Keperawatan)
A. Persiapan
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
(Menguraikan tentang persiapan-persiapan, susunan acara kegiatan dan pengorganisasian
yang dipersiapkan melakukan promosi kesehatan berkelompok)
B. Hasil
1. Struktur :
................................................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
......................................................................................................................
2. Proses:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3. Hasil .......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
C. KENDALA
.......................................................................................................................................................
.............................................................................................................
..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
(Menguraikan tentang kendala-kendala yang dirasakan kelompok melakukan promosi kesehatan
berkelompok)
D. SARAN
( Menguraikan tentang saran-saran demi penyempurnaan kegiatan promosi kesehatan serupa/
rumusan kebutuhan promosi kesehatan lanjutan di waktu yang akan datang)
B. Analisa Situasi
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit yang ada
kecenderungan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Faktor pemicu
DM adalah adanya peningkatan perubahan gaya hidup yang serba cepat
dan penuh tekanan (Alfiani, 2017, p. 391). Secara global, jumlah
penderita diabetes mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke
tahun. Diabetes Atlas edisi ke-8 yang diterbitkan oleh Federasi Diabetes
Internasional 2017 menyatakan bahwa 425 juta dari total populasi
seluruh dunia, atau sekitar 8,8 persen orang dewasa berumur 20-79
tahun merupakan penderita diabetes.
Data tersebut juga mengungkapkan bahwa menempati peringkat ke-6
sebagai jumlah penderita diabetes dewasa tertinggi di dunia dengan total
lebih dari 10,3 juta orang. Angka ini diprediksi akan terus mengalami
peningkatan dan mencapai 16, 7 juta pada tahun 2045.
C. Diagnosa Keperawatan
Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah berhubungan dengan diabetes melitus
D. Tujuan
3. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dan keluarga klien
dapat memahami tentang Diabetes mellitus tipe 2 dan resiko ketidakseimbangan kadar
glukosa darah .
4. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah,
diharapkan klien dan keluarga dapat :
j. Menjelaskan tentang pengertian Diabetes mellitus tipe 2
k. Menjelaskan tentang penyebab Diabetes mellitus tipe 2
l. Menjelaskan tentang tanda dan gejala Diabetes Melitus tipe 2
m. Menjelaskan tentang komplikasi Diabetes Melitus tipe 2
n. Menjelaskan tentang pengertian resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah
o. Menjelaskan tentang penyebab resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah
p. Menjelaskan tentang tanda dan gejala ketidakseimbangan kadar glukosa darah
q. Menjelaskan tentang patofisiologi resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah
r. Menjelaskan tentang penatalaksanaan resiko ketidakseimbangan kadar glukosa
darah
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
G. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet
H. Kegiatan Pembelajaran
2. Evaluasi Proses
f. Penyuluh menguasai kegiatan penyuluhan dan melaksanakannya dengan baik.
g. Keluarga pasien mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
h. Keluarga antusias dan proaktif mengikuti penjelasan materi penyuluhan.
i. Tidak ada anggota keluarga yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai
kegiatan berakhir.
j. Sasaran proaktif mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
d. Media sudah dipersiapkan 2 hari sebelum penyuluhan yang diberikan
e. Kontrak pertemuan sudah dilakukan pada saat kunjungan ke kamar pasien
sebelumnya
f. SAP sudah disiapkan 2 hari sebelum promosi kesehatan dilakukan
6. Penyebab resiko
ketidakseimbangan kadar
glukosa darah
7. Tanda dan gejala resiko
ketidakseimbangan kadar
glukosa darah
8. Patofisiologi resiko
ketidakseimbangan kadar
glukosa darah
9. Penatalaksanaan resiko kadar
glukosa darah
Lampiran 1: Materi Penyuluhan
RESIKO KETIDAKSEIMBANGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA DIABETES
MELITUS
C. Pengertian Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit hiperglikemia akibat insensivitas sel terhadap
insulin. Kadar insulin mungkin akan sedikit menurun atau berada dalam rentang yang
normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pada pankreas , maka Diabetes
mellitus tipe 2 dianggap sebagai non insulin dependent diabetes mellitus. Tipe ini muncul
pada orang yang berusia diatas 30 tahu. (Corwin,2001).
(mg/dl)
1. Sering kecing
2. Mudah lapar dan haus
3. Berat badan menurun
4. Cepat lelah dan mengantuk
5. Luka sulit sembuh
6. Penglihatan kabur dan sering berganti kacamata
7. Gatal –gatal sekitar kemaluan
8. Melahirkan bayi 4 kg
9. Impoten
10. Kesemutan
3. Komplikasi akut
c. Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawah nilai normal (< 50
mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM tipe 1 yang dapat
dialami 1-2 kali per minggu, kadar gula darah yang terlalu rendah menyebabkan
sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak berfungsi bahkan dapat
mengalami kerusakan.
d. Hiperglikemi, adalah apabila kadar gula darah meningkat secara tiba-tiba, dapat
berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain
ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto
asidosis.
4. Komplikasi Kronis
c. Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yang umum berkembang
pada penderita DM adalah trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak),
mengalami penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongetif, dan stroke.
d. Komplikasi mikrovaskuler, seperti neuropati (kerusakan syaraf) dikaki yang
meningkatkan kejadian ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan untuk dilakukan
amputasi kaki. Retinopati diabetikum yang merupakan salah satu penyebab utama
kebutaan, terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil diretina. Nefropati yang
merupakan penyebab gagal utama pada ginjal.
J. Penatalaksanaan
Apabila kadar glukosa tinggi maka harus diturunkan menjadi dalam batas normal.
Begitu pula sebaliknya apabila kadar glukosa darah turun harus ditingkatkan agar
menjadi normal.
c. Penatalaksanaan hiperglikemia
Penatalaksanaan hiperglikemia dimulai dengan diet, latihan, jasmani, penyuluhan
dan terapi insulin atau obat oral. Diet dilakukan untuk mencegah terjadinya
peningkatan glukosa pada tubuh. Manfaat latihan jasmani adalah untuk mengurangi
resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin. Penyuluhan dilakukan agar
masyarakat atau klien DM Tipe II bisa lebih memahami mengenai penyakitnya
sehingga mampu mencegah komplikasi. Obat anti hiperglikemia oral dapat diberikan
sebagai terapi tunggal atau kombinasi. Pada keadaan emergency dengan
dekompensasi metabolik berat, misalnya : ketoasidosis, stres berat,berat badan yang
menurun dengan cepat, atau adanya keton uria, harus segera dirujuk ke pelayanan
kesehatan sekunder atau tersier (Perkeni, 2015).
d. Penatalaksanaan hipoglikemia
Pasien yang mengalami hipoglikemia harus cepat mendapat penanganan.
Lakukan pengecekan kadar glukosa terlebih dahulu untuk memastikan klien benar
mengalami hipoglikemia. Apabila kadar glukosa darah klien rendah dan jika klien
masih sadar dapat dilakukan sendiri oleh klien yaitu minum larutan gula 10-30 gram.
Untuk pasien tidak sadar dilakukan pemberian injeksi bolus dekstrosa 15-25 gram.
Bila hipoglikemia terjadi pada klien yang mendapat terapi insulin maka selain
menggunakan dekstrosa dapat juga menggunakaan injeksi glucagon 1 mg
intramuscular. Penggunaan glucagon diberikan apabila dekstrosa intravena sulit
dilakukan. Pada klien koma hipoglikemia yang terjadi pada klien yang mendapat
bolus dekstrosa harus diteruskan dengan infus dekstros 10% selama kurang lebih 3
hari. Jika tidak ada kemungkinan klien akan koma lagi. Lakukan monitor glukosa
darah 3-6 jam sekali dan pertahankan kadarnya 90-180% mg (Wiyono, 2004).
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/doc/108457262/Asuhan-Keperawatan-Diabetes-Mellitus-Tipe-II
https://id.scribd.com/doc/264876256/BAB-1-hipovolemia-doc
TOTAL NILAI
(…………………………………………………)
Nip. …………………………………………
TOTAL NILAI
Bobot
Nilai
NxB
Persiapan
30
ST/12 x 30
1
SAP
Setting tempat (ruangan dan sarana penunjang lengkap sesuai tujuan dan asatran)
II
Pelaksanaan
70
ST/40 x 70
Keterampilan membuka promosi (menarik perhatian, menumbuhkan motivasi, mengajukan pertanyaan, membuat
kaitan)
Keterampilan bertanya(mengungkapkan dengan jelas dansingkat, menyebarkan, memberi waktu berfikir, memberi
tuntunan)
Keterampilan mengadakan variasi (variasi gaya mempromosikan, media promosi, bahasa, pola interaksi)
4
Keterampilan menjelaskan (penjelasan lengkap dan dimengerti, menggunakan contoh ilustrasi,pemberian tekanan,
balikan)
Keterampilan memberi penguatan (penguatan verbal dengan kata-kata,non verbalgerak, mimik, sentuhan, respon
positip,jelas sasaran)
7
10
Penggunaan bahasa Indonesia lisan (ucapan jelas, istilah mudah dimengerti/sederhana,tata bahasa benar,
komentatif)
TOTAL NILAI
Bandar Lampung,................................
Pembimbing/Penilai
============================================================
DAFTAR PENILAIAN PROMKES KELOMPOK
Kelompok :6
Tingkat/Kelas :2/ regular 3
Topik : nyeri pada luka bakar
No Aspek yang Dinilai Bobot Mahasiswa
I Evaluasi Persiapan 30% 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Persiapan sarana dan prasarana 15
pendukung (setting
tempat/ruangan, alat, bahan)
2 Persiapan materi (LP, SAP, 15
Media )
II Evaluasi Pelaksanaan 70%
1 Keterampilan melakukan tugas 10
sesuai peran
2 Keaktifan selama berlangsung 10
kegiatan
3 Menciptakan suasana kondusif 5
4 Kemampuan memfokuskan 10
perhatian dan partisipasi
sasaran/klien
5 Menunjukkan proses belajar 5
dalam kelompok
6 Keterampilan menerapkan strategi 10
dan teknik yang sesuai dengan
tujuan
7 Motivasi dan kerjasama dalam 10
kelompok
8 Mendukung pencapaian tujuan 10
TOTAL NILAI
TOTAL NILAI
Kelompok :6
Tingkat/Semester/Kelas : 2/4/regular 3
Tempat Praktik : RS Abdul Moeloek
No Aspek yang Dinilai Nilai (N) Bobot NxB Ket
( 1 – 10) (B)
1 Persiapan (N1=40%)
Makalah 4
Distribusi Makalah 2
Kesiapan alat, tempat, media 4
2 Pelaksanaan (N2=60%)
Kemampuan mempresentasikan 2
Distribusidan kemampuan menjawab 2
Kecepatan respon menjawab 2
Ketepatan waktu 2
Sikap dalam diskusi 2
TOTAL NILAI
===========================================================
DAFTAR PENILAIAN SIKAP
Kelompok :6
Nama Mahasiswa : Cindy rizka julita
Tingkat//Semester/Kelas : 2/4/regular 3
Tempat Praktik : RS Abdul Moeloek
(...................................................................)
NIP. ........................................................
===================================================================
REKAPITULASI NILAI PRAKTIK KLINIK
Kelompok :6
Tingkat//Semester/Kelas : 2/4/regular 3
Tempat Praktik : RS Abdul Moeloek
1 Erwin 1814401143
2 Cindy rizka julita 1814401144
3 Meilany susanti 1814401145
4 Seflinda 1814401146
5 Ami umaka 1814401147
6 Dini salsahbila 1814401148
7 Inka sonya fitri 1814401149
Paraf pembimbing