KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas ijin dan kemurahan-NYA, Laporan
Status Lingkungan Hidup Daerah (LSLHD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 ini dapat
diselesaikan sesuai dengan pedoman umum penyusunan Laporan Status Lingkungan
Hidup Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Tahun 2009.
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 ini
disusun dalam rangka memenuhi amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 65 ayat 2 yaitu setiap orang
berhakmendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan
akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Serta
untuk mendokumentasikan perubahan dan kecenderungan kondisi lingkungan dalam
setiap tahunnya, sehingga terjamin akses informasi lingkungan yang terkini dan akurat.
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 berisi
analisis keterkaitan atau hubungan sebab akibat dimana kegiatan manusia memberikan
tekanan kepada lingkungan (pressure) dan menyebabkan perubahan pada sumber daya
alam dan lingkungan baik secara kualitas maupun kuantitas (state), yang selanjutnya
umpan balik terhadap tekanan melalui kegiatan manusia (response).
Karena itu saya sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak
atas segala sumbangan pemikiran sehingga terselesainya Laporan Status Lingkungan
Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2010.
Akhirnya, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pelaksanaan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup di Jawa Timur, dan tak lupa kami mohon saran dan
masukan yang konstruktif untuk penyempurnaan Laporan Status Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Jawa Timur yang akan datang.
Surabaya,
Maret 2010
KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP
PROVINSI JAWA TIMUR
INDRA WIRAGANA, SH
Pembina Utama Madya
NIP. 510 090 148
SEKAPUR SIRIH
Kualitas dan kuantitas DAS Brantas secara signifikan menurun dari tahun ke
tahun, hal ini terjadi karena tidak menyatunya kegiatan perlindungan fungsi lingkungan
hidup dengan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam, sehingga sering melahirkan
konflik kepentingan antara ekonomi sumber daya alam dan lingkungan. Hutan yang
seharusnya dijaga jenis dan luasannya ditebang dan dialih fungsikan, akibatnya jumlah
mata air DAS Brantas menurun drastis sebesar 50%. Belum lagi limbah domestik,
peternakan, pertanian dan industri yang dibebankan pada DAS Brantas menyebabkan
kualitas DASBrantas bergeser dari peruntukannya.
Kondisi lingkungan hidup di Jawa Timur terangkum dalam Laporan Status
Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2010yang
merupakanwujud aplikasi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam hal keterbukaan informasi. Laporan SLHD ini
dapat digunakan dalam menilai dan menentukan prioritas masalah, dan membuat
rekomendasi bagi
penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan
berkelanjutanPemerintah Provinsi Jawa Timur.
Keberhasilan pembangunan berkelanjutan tidak terlepas dari peran serta
masyarakat, karena saya menyadari berbagai regulasi pengelolaan lingkungan hidup
ternyata belum cukup, tanpa diiringi dengan upaya untuk meningkatkan kepedulian dan
kesadaran semua pihak.
Sekian terima kasih, Semoga ALLAH SWT selalu memberikan petunjuk dan
kekuatan kepada kita dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Dr. H. SOEKARWO
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................................
i
ii
iii
iv
BAB I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ........................................................................................
1.2. Gambaran Umum ...................................................................................
1.2.1. Geografis .................................................................................................
1.2.2. Topografi ................................................................................................
1.2.3. Struktur Geologi .....................................................................................
1.3. Isu Lingkungan Hidup ...........................................................................
I-1
I-3
I-3
I-5
I-5
I-6
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-2
I-3
Secara
fisiografis,
dikelompokkan
dalam
wilayah
tiga
zona:
Provinsi
zona
Jawa
Timur
selatan-barat
dapat
(plato),
Blitar,
Kabupaten
Malang,
Kabupaten
Pasuruan,
I-4
I-5
merupakan
daerah
yang
persebarannya
mengikuti
alur
membahayakan
bagi
kelangsungan
kehidupan
ekosistem.
I-6
masalah
ketersediaan
air
dan
pencemaran
lingkungan.
tenaga
air
(PLTA),
membesarnya
aliran
permukaan
yang
lingkungan
sehingga
pencemaran
dan
penurunan
kualitas
I-7
yaitu :
sosial
ekonomi
akibat
eksploitasi
dan
sebagainya,
telah
I-8
I-9
59,11 Ku/Ha dan tanaman padi masih terbesar yaitu 93,86% dari seluruh
hasil pertanian di Jawa Timur.
Trend perubahan penggunaan sawah sejak tahun 2005 sampai
dengan 2010, dapat digambarkan bahwa rata-rata perubahan lahan
pertanian menjadi pemukiman/bangunan sebesar 794,6 atau 40% dari
total perubahan lahan selama 5 tahun,
I-10
20 buah
berada di lahan milik Perhutani dan 32 sumber mata air di lahan rakyat.
Investigasi yang dilakukan di daerah Toyomerto - Gunung Arjuno dan
Sumberdem - Gunung Kawi menunjukkan mengecilnya mata air yang ada
dan bahkan hilangnya beberapa sumber mata air.
Sumber mata air terbesar Kali Brantas yaitu di Sumber Brantas,
Kota Batu sebanyak 50% mata air hilang dalam kurun 2 (dua) tahun
terakhir. 11 (sebelas) mata air mengering, sedangkan 46 mata air
mengalami penurunan debit dari 10 m3/ detik menjadi kurang dari 5 m3/
detik (Jumlah mata air tahun 2007: 170; tahun 2008: 111; tahun 2009:
46).
Permasalahan Wilayah Pesisir dan laut
Potensi ekosistem pesisir Provinsi Jawa Timur tersebar di 22
Kabupaten/Kota pesisir.
Mangrove merupakan
I-11
memberi pengaruh terhadap system ruang dan habitat jenis ikan karang
dan sebangsanya. Kerusakan disebabkan oleh dampak penangkapan ikan
dengan menggunakan potassium maupun bahan peledak.
Hamparan
terumbu karang antar lain di sekitar Pulau Bawean Kab. Gresik, Pulau
Mandangin Kab. Sampang, Kab.Probolinggo, Madura Kepulauan Kab.
Sumenep, Kab. Situbondo, Kab. Banywangi, Kab. Jember, Kab. Malang,
Kab. Trenggalek, dan Kab. Pacitan.
Sebagian besar terumbu karang dijumpai dalam kondisi rusak,
terutama disebabkan oleh aktivitas anthropogenic dengan digunakannya
alat tangkap ikan yang kurang tepat, antar lain penggunaan pukat dasar.
Pengaruh anthropogenic pada ekosistem
terumbu karang
bersifat
I-12
I-13
penurunan
base-flow
pada
musim
kemarau
panjang,
I-14
SO2 ambien di udara melebihi nilai standar Baku mutu, yaitu 0,1962 ppm
untuk Kabupaten Banyuwangi dan 0,2451 ppm untuk Kota Surabaya.
Untuk mengetahui faktor risiko dari parameter tersebut dilakukan
analisis dengan metode ARKL (Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan).
mengacu pada nilai resiko RQ, Daerah yang paling beresiko yakni Kota
Surabaya dengan nilai risiko (RQ) tertinggi. Waktu awal terjadinya
penyakit akibat parameter SO2 tercepat ada di Kota Surabaya yaitu 3,5
tahun, disusul Banyuwangi yang akan berdampak dalam 4,4 tahun. SO2
I-15
atau sulfur dioksida adalah gas berbau yang dapat menyebabkan iritasi
pernafasan.
dengan
Badan
Lingkungan
Hidup
Provinsi
Jawa
Timur,
I-16
Pemerintah
Penegakan Hukum. Pada tahun 2008 s/d 2010 telah dilakukan penegakan
hukum
terhadap
14
industri,
10
industri
masih
dalam
proses
I-17
BAB II
KONDISI LINGKUNGAN HIDUP
DAN KECENDERUNGANNYA
Gambar 2.1
Peta Penggunaan Lahan Provinsi Jawa Timur
Kalimantan, Propinsi
Kalimantan Selatan
- Sebelah Selatan dengan
Samudra Indonesia
- Sebelah Barat dengan
Propinsi Jawa Tengah
- Sebelah Timur dengan
Selat Bali / Propinsi Bali
Secara adminitrasi pemerintahan Provinsi Jawa Timur terdiri dari 38
Kab/Kota, 662 Kecamatan dan 8.506 Desa/Kelurahan. Kabupaten Malang
mempunyai jumlah kecamatan terbanyak yaitu 33 kecamatan sedangkan
Kabupaten yang mempunyai jumlah desa/kelurahan terbanyak adalah
Kabupaten Lamongan yaitu sebesar 474 desa/kelurahan. Sementara itu,
daerah dengan luas wilayah yang paling besar adalah Kabupaten Malang
dengan luas total wilayah sebesar 3.518,73 km2 / 351,872.62 Ha / 7.46%
II - 1
dari total luas wilayah Jawa Timur (Tabel 2.1 dan Gambar 2.1 Peta
Penggunaan lahan Provinsi Jawa Timur).
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur
No
Kabupaten
/Kota
Luas
Wilayah
(%)
Kec
N
o
Kabupaten
/Kota
Luas
Wilayah
(%)
Kec
KOTA
Surabaya
35,500.00
0.75
31
20
Ponorogo
150,291.00
3.19
21
Mojokerto
1,646.54
0.03
21
Madiun
101,086.00
2.14
15
Madiun
3,392.00
0.07
22
Trenggalek
126,140.00
2.68
14
Kediri
6,340.01
0.13
23
Tulungagung
113,167.00
2.40
19
Blitar
3,257.75
0.07
24
Nganjuk
122,433.00
2.60
20
Malang
11,005.66
0.23
25
Kediri
138,604.99
2.94
26
Pasuruan
3,657.90
0.08
26
Blitar
162,880.00
3.45
22
Probolinggo
5,211.84
0.11
27
Malang
351,872.62
7.46
33
18,986.71
0.40
Batu
KABUPATEN
10
Gresik
11
28
Pasuruan
147,357.00
3.12
24
29
Probolinggo
169,616.65
3.60
24
119,513.00
2.53
18
30
Lumajang
179,079.99
3.80
21
Sidoarjo
71,478.97
1.52
18
31
Jember
329,333.94
6.98
31
12
Mojokerto
96,936.00
2.06
18
32
Bondowoso
156,010.00
3.31
23
13
Jombang
115,950.01
2.46
21
33
Situbondo
163,849.99
3.47
17
14
Lamongan
181,280.00
3.84
27
34
Banyuwangi
345,669.00
7.33
24
15
Tuban
185,839.00
3.94
20
35
Bangkalan
124,888.00
2.65
18
16
Bojonegoro
230,706.00
4.89
27
36
Sampang
122,887.00
2.61
14
17
Pacitan
141,943.81
3.01
12
37
Pamekasan
79,126.00
1.68
13
18
Magetan
68,884.74
1.46
18
38
Sumenep
199,853.99
4.24
27
19
Ngawi
129,794.01
2.75
19
4,715,470.13
100
662
JUMLAH
Sumber data : Kanwil BPN Prop.Jatim, dan BPS Jatim tahun 2010
II - 2
Kondisi
umum
lahan
Non
atau
0,42%
dari
Gambar 2.2.
Prosentase Vegetasi dan Non Vegetasi Lahan
di Jawa Timur Tahun 2007 s/d 2009
II - 3
kemiringan tanah, mulai dari yang rata, landai, curam sampai sangat
curam. Kemiringan tanah dengan tingkat persentase yang semakin rendah
mengindikasikan
kemiringan
bahwa
tanah
tanah
dengan
tersebut
tingkat
semakin
presentase
rata
sedangkan
semakin
tinggi
kemiringan
tanah
di
0-2%,
lereng
2-15%,
Tingkat
kemiringan
di
adalah
tingkat
Gambar 2.3.
Luas Wilayah Menurut Tutupan Lahan Tahun 2007 -2010
663.173,29 Ha
II - 4
2.1.1. Lahan
Pola penggunaan lahan pada hakekatnya adalah gambaran ruang
dari hasil jenis usaha dan tingkat teknologi, jumlah manusia dan keadaan
fisik daerah, sehingga pola penggunaan lahan di suatu daerah dapat
mencerminkan kegiatan manusia yang berada di daerah tersebut.
Karenanya Penggunaan lahan bersifat dinamis, artinya penggunaan tanah
dapat berubah tergantung dari dinamika pembangunan dan kebutuhan
masyarakat
wilayah
memenuhi
sosial,
lingkungan
kepentingan
di
suatu
dalam
kebutuhan
ekonomi,
dan
lainnya.
Berdasarkan pemikiran
tersebut diatas, maka
Gambar 2.4.
II - 5
dapat
berkembang.
Luasan
keseluruhan
kurang
lebih
Persawahan
kabupaten/kota.
tersebar
Persawahan
terdapat
terluas
di
terdapat
seluruh
di
wilayah
Kabupaten
II - 6
selatan.
Lainnya
Penggunaan tanah lainnya adalah merupakan teori sisa dari
seluruh penggunaan tanah yang ada di Provinsi Jawa Timur,terdiri dari
berbagai
macam
penggunaan
tanah
terdiri
dari
sungai,
jalan,
II - 7
sebagai
mengisyaratkan
bahwa
lahan
di
suatu
wilayah
II - 8
yang
saling
berinteraksi
yang
tertentu.
juga
pengelolaannya
upaya
melibatkan
Luas
seluruhnya
pertanian
dimaksud,
yang
dihasilkan
produksi
sebesar
59,11
Ku/Ha
Gambar 2.6
dan
di
Jawa
lengkap
Timur.
produksi
II - 9
Tabel 2.2
Perubahan Sawah Menjadi Non Sawah
Provinsi Jatim 2005 s/d 2009
Berubah
menjadi
Bangunan
Industri
Prasarana
Lahan kering
Perkebunan
Tambak
Lain-lain
Jumlah
2006
348,5
797,5
50,2
148,0
54,7
100,0
59,0
1.557,9
2007
1.521,5
325,0
297,1
122,0
66,7
1.197,2
295,5
3.825,0
2008
406,5
620,6
14,1
18,0
14,7
0,5
1.074,3
2009
135,5
74,1
3,4
41,0
0,0
0,3
7,7
262,0
Rerata
5 thn(ha)
794,6
469,3
94,3
142,4
80,2
274,6
123,1
1.978,4
%
40,2
23,7
4,8
7,2
4,1
13,9
6,2
100,0
II - 10
Jenis
Tanaman
1.
Karet
2.
Kelapa
3.
Kelapa sawit
4.
Kopi
95.216
5.
Kakoa
6.
Teh
7.
8.
Tahun 2010
Produksi (Ton)
Rakyat
-
Besar
16.910
293.518
Rakyat
Besar
Rakyat
Produksi (Ton)
Besar
Rakyat
25.920
248.244
4.265
289.379
26.490
2.491
247.900
21.352
53.831
24.606
29.413
52.217
31.023
22.984
17.877
4.800
22.984
4.800
1.345
2.460
3.653
57
35.855
4.091
1.298
53
9.540
Cengkeh
Tebu
41.258
186.026
11.162
1.079.000
5.952
15.831
170.195
69.001
1.010.286
1.350
110.657
1.116
79.545
9.
Tembakau
112.007
79.822
1.291
465
10.
Kapas
2.600
921
5.489
3.816
11.
Jarak
12.
Kapuk Randu
79.972
30.017
13.
Kina
14.
Jambu mete
45.997
15.
Pala
16.
Kayu manis
JUMLAH
145.529
75.384
1.870
28.848
4.126
1.236
48.284
14.907
4.553
3.639
748
1.928
1.635
761.378
77.580
1.453.719
456
823.555
JUMLAH TOTAL
906.907
1.531.299
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur 2010
3.968
111.006
1.531.299
148.840
225
1.433.417
1.582.257
II - 11
Gambar 2.7
Jawa
Timur
Ha dan
II - 12
2.1.2. HUTAN
Berdasarkan
penetapan
SK
Menteri
Kehutanan
No
daratan Jawa Timur atau selisih 0,15% bila dibandingkan dengan hasil
penetapan SK MenHut tersebut. Dari luasan hutan tersebut dapat dibagi
berdasarkan fungsinya :
a. Kawasan Hutan Lindung
= 314.720,50 Ha,
815.850,61 Ha
233.828,50 Ha
: 10.957,90 ha
: 18.008,60 ha
: 176.696,20 ha
: 27.868,30 ha
297,50 ha
II - 13
dirilis oleh BPN Jatim tahun 2010, kondisi eksisting luasan kawasan hutan
terbesar terdapat di Kabupaten Banyuwangi yaitu 10,47%.
Selanjutnya berdasarkan pasal 18 ayat (2) Undang Undang Nomor
41 Tahun 1999 bahwa luas
Gambar 2.8
hutan
untuk
atau
pulau,
optimalisasi
guna
manfaat
pada gambar 2.8 Sehingga dengan berdasarkan pada hal tersebut luas
hutan di Jawa Timur berkurang menjadi 836.459,52 (Kondisi eksiting
Hutan-Lahan Kritis) atau tinggal 18% dari luas wilayah Jawa Timur.
Proses
konversi
pemanfaatan/penggunaan
hutan
di
kawasan
Provinsi
hutan
Jawa
oleh
Timur
terdapat
pihak
lain
II - 14
II - 15
perairan
lainnya.
Didalamnya
terdapat
berbagai
No.
1
Golongan
Hewan
menyusui
2
Burung
3
Reptil
4
Amphibi
5
Ikan
6
Keong
7
Serangga
8
Tumbuhtumbuhan
Jumlah
2008
Jumlah
Jumlah
spesies
spesies
diketahui dilindungi
16
6
2009
Jumlah
Jumlah
spesies
spesies
diketahui dilindungi
16
8
2010
Jumlah
Jumlah
spesies
spesies
diketahui
dilindungi
23
23
35
3
2
9
3
0
35
3
2
83
3
2
18
30
1
1
2
42
83
3
1
6
15
6
137
II - 16
II - 17
II - 18
2 .3 . A ir
Peningkatan jumlah penduduk membawa banyak konsekuensi,
diantaranya terhadap kecukupan penyediaan air. Berdasarkan dugaan
para ahli kelangkaan air bersih akan terjadi dalam beberapa tahun yang
akan datang. Pada tahun 2040 ketersediaan air bersih akan berkurang
sebanyak
50%
dari
jumlah
kebutuhan,
hal
ini
disebabkan
oleh
yaknii
mencapai 37.1 m3
per
orang
setara
atau
Gambar 2.9
Kapasitas Curah Hujan berdasarkan Station Pemantauan
Provinsi Jawa Timur Tahun 2010
dengan
daratan
air
perlu
dasar
1.390.360.008
m3 per
orang
atau
setara
dengan
II - 19
ATAS
NORMAL
JANUARI
41,67
FEBRUARI
42,97
MARET
57,50
APRIL
73,98
MEI
97,56
JUNI
65,62
JULI
86,61
AGUSTUS
77,05
SEPTEMBER
100
OKTOBER
70,16
NOPEMBER
62,6
DESEMBER
49,62
Sumber data : BMG Juanda, 2010
NORMAL
30,30
35,16
24,17
14,63
1,63
17,19
5,51
3,28
16,94
19,1
28,24
BAWAH
NORMAL
28,03
21,88
18,33
11,38
0,81
17,19
7,87
19,67
12,90
18,3
22,14
CURAH HUJAN
( mm )
43 1153
46 745
63 696
53 747
56 1270
0 638
0 311
0 435
37 1507
28 1018
12 873
51 806
Gambar 2.10
mengetahui
kondisi
kuantitas
kualitas
dan
sebagaiamana
sebaran
menurut
tempat
hujan
tidak
selatan
dan
II - 20
semakin rendah ke arah utara dan dari ujung barat ke arah timur
juga semakin menurun jumlah hujannya. Berdasarkan waktu, distribusi
hujanpun tidak merata, dimana lebih dari 80%
dari
seluruh
hujan
turun dalam periode Desember s/d bulan Mei dan sisanya sebesar
20% turun pada bulan Agustus hingga bulan Nopember. Berdasarkan
laporan Badan Meteorololgi dan Geofisika Jawa Timur (GMG-Juanda)
menunjukkan bahwa Intensitas hujan di Jawa Timur Tahun 2010 (Gambar
2.10) adalah curah hujan dibagi hari hujan,dari data curah hujan kita
peroleh sifat hujan yang terdiri dari Atas Normal,Normal dan Bawah
Normal. Dari hasil evaluasi bulanan di ketahui sepanjang tahun 2010 di
Jawa Timur sifat hujannya di atas normal artinya sebagian besar Kab/Kota
intensitas hujannya tinggi.
2.3.1.1. Ketersedian/Kuantitas Air di Jawa Timur
Ketersediaan air di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009 mencapai
54.524,25 milyard m3, yang terbagi atas air permukaan sebesar 44.285,32
Gambar 2.11
sebesar
daya
air
tersebut dimanfaatkan
dalam
bentuk
berbagai
kepentingan
penggunaan
yaitu
kepentingan
domes-
II - 21
Oleh
karena
itu
dimasa
mendatang
dengan
semakin
Nama Sungai
Fluktuasi
Max-Min
Ket
Maks
Min
270,63
1197,3
92,54
104,24
960,8
1398,9
98,26
1862,32
1336,41
38,78
196,19
1,34
8,78
12,03
6,84
0
277,7
258,6
231,9
1.001,1
91,2
95,5
948,8
1.392,1
98,3
1.584,6
1.077,8
Kritis
Kritis
Ambang Kritis
Ambang Kritis
Kritis
Kritis
Ambang Kritis
Kritis
Kritis
94,8
617,2
Ambang Kritis
Kritis
Bengawan Solo
K.Bengawan Solo Kauman
K. Lorok
K. Solo Padangan
K. Madiun Ngawi
K. Kening
K. Solo babat
II.
Brantas
10
K. Pundensari
295,21
200,43
11
K. Brantas
964,20
347,00
II - 22
20 buah
berada di lahan milik Perhutani dan 32 sumber mata air di lahan rakyat.
Investigasi yang dilakukan di daerah Toyomerto - Gunung Arjuno dan
Sumberdem - Gunung Kawi menunjukkan mengecilnya mata air yang ada
dan bahkan hilangnya beberapa sumber mata air.
II - 23
Sungai
dalam
Gambar 2.12
dan
Tss
2010
pada
(Januari
titk
pantau
mempunyai Kelas I, 28
titik pantau kelas II
II - 24
dan 9 titik pantau mempunyai Kelas III. Hasil Pemantauan dari titik-titik
tersebut masih belum sepenuhnya sesuai dengan Baku Mutu Kelas II dan
III, hal ini dapat diuraikan bahwa :
Parameter DO (Dissolved Oxygen )
Parameter Oksigen Terlarut (DO) di DAS Bengawan solo wilayah Jawa
Timur secara umum telah memenuhi baku mutu kelas II >= 4 mg/l,
dan Kelas III, khusus untuk parameter Kelas I yang terpenuhi hanya
hanya 41%. Selanjutnya hasil analisis kecenderungan DO pada 9 Titik
Pantau sebagaimana Gambar 2.12, menggambarkan bahwa rata-rata
titk pantau sungan dimaksud selama tahun 2010 belum memenuhi
baku mutu kelas I dan II, dan hanya beberapa segmen saja yang
memenuhi Baku Mutu Kelas I, dan pada bulan berikut kembali turun
tidak memenuhi baku mutu klas I.
Solo
Wilayah
Timur
yang
memenuhi
Jawa
belum
kualitas
II - 25
oksigen
Gambar 2.14
menun
jukkan
secara
bahwa
telah memenuhi
yang terlarut di
DAS Bengawan
Solo,
73%
memenuhi
baku
kelas
mutu
III
<=
belum
memenuhi
II - 26
Nopember
pada
2010
beberapa
ruas
sungai
di
umum
konsentrasi
PH
pengamatan
memenuhi
II - 27
Kalau dilihat dari seluruh ruas sungai DAS brantas yang dimulai dar
AFVOUR
di
Gambar 2.17
Kertosono
Nganjuk
secara umum
sejak
bulan
Januari 2009
s/d
Desember
2010
belum
memenuhi
baku
mutu
kelas 2, pada
bulan Mei s/d Juli 2009 dan Bulan Januari 2010 yang memenuhi baku
mutu kelas II >= 4 mg/l. Hal sama terjadi di Kali Lanang dan Kali Kresek
Kediri.
Selain itu Hasil pemantauan kualitas air di 6 (enam) gunung yang
menjadi sumber Kali Brantas, 2 (dua) sumber air dinyatakan tidak
tercemar dan 4 (empat) sumber lainnya masuk dalam kategori tercemar.
Pemantauan
dilakukan
dengan
menggunakan
parameter
Dissolved
Oxygen (DO)/ oksigen terlarut dan indeks serangga air. 2 (dua) sumber
air yang dinyatakan tidak tercemar adalah Gunung Kawi, Kali Lesti dan
Gunung Argowayang, Kali Jurang Jerot, sedangkan 4 (empat) sumber air
yang dinyatakan tercemar adalah Gunung Wilis, Kali Kuncir; Gunung
Anjasmoro, Kali Konto; Gunung Kelud, Kali Bladak; dan Gunung Arjuno,
Kali Krecek (SLHD Jatim, 2009).
II - 28
Parameter BOD
Kebutuhan Oksigen untuk mereduksi zat organik secara biologi/ alami
pada DAS Brantas di
Gambar 2.18
18 Titik Pengamatan
sebanyak 58% telah
memenuhi
kriteria
4%
yang
oksigen
Gambar 2.19
menun
jukkan
secara
bahwa
II - 29
memenuhi baku mutu kelas II <= 25 mg/l, sebesar 57%. Dan untuk
Kelas I, hanya 9 % yang memenuhi baku mutu <= 10 mg/l.
Hasil pemantauan pada bulan januari s/d Nopemebr 2010 terdeteksi
adanya parameter COD sebesar 216,83 mg/l di Kali Kwangen Jembatan
Perning Mojokerto, dimana seharusnya Kali Kwangen mempunyai
Baku Mutu Kelas II atau <= 25 mg/l. Secara lengkap perkembangan
hasil pemantauan di Kali Kwangen dapat dilihat pada Grafik 2.19.
Parameter Total Suspended Solids (TSS),
Kepadatan yang terlarut di DAS Brantas, 87% memenuhi baku mutu
kelas III <=
Gambar 2.20
belum
memenuhi
baku
mutu
kelas II <=
50 mg/l dan
Kelas I <= 50
mg/l.
Hasil
Pemantauan
pada 18 Titik sungai ditemukan parameter Tss terbesar di Kali
Pelayaran di Desa penambangan Kec Balongbendo Sidoarjo.
Selanjutnya bilamana dicermati beban Tss di Hulu Das Brantas
menunjukkan bahwa beban Tss saat pemantauan bulan Januari s/d
September 2010 yang memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan
pada Kelas II <= 50 mg/l hanya sebesar 27% atau 73% di kali Hulu
Das Brantas belum memenuhi baku mutu Kelas II. Bahkan, Pada
II - 30
Gambar 2.20 terlihat bahwa beban Tss saat bulan Januari dan Pebruari
melebihi 2.000 mg/l pada Kali Metro dan Kali Amprong.
2.3.1.2.2.
Air Bersih
(kecuali
di
Kab. Gresik)
dan memiliki
tingkat keke
ruhan
yang
normal
indi-
kator
air
Indikator
warna
juga
menunjukkan
bahwa
air
fisika
bersih.
bersih
di
II - 31
2. Kimia Anorganik
Berdasarkan hasil pemeriksaan Anorganik air Bersih di
Kabupaten/Kota Jawa Timur,
Gambar 2.22
tersebut
memenuhi
kriteria sebagai
air bersih. Hasil
pemeriksaan
kandungan besi
(Fe),
(F),
(Cd),
Fluorida
Kadmium
Khlorida
(Cl), Khromium (Cr), Mangan (Mn), Nitrat, Nitrit, Seng (Zn), Sianida
dan Timbal (Pb) dalam air bersih di Kabupaten/Kota di Jawa Timur
menunjukkan bahwa konsentrasi zat-zat tersebut masih sesuai
dengan nilai baku mutu yang disyaratkan (Gambar 2.22).
Sedangkan kesadahan dan konsentrasi Sulfat ditunjukkan
sebagai berikut:
Berdasarkan
memiliki
Gambar
3.23,
beberapa
Kabupaten/kota
nilai
Gambar 2.23
tingkat
Gresik
(1118
disusul
mg/l),
II - 32
sebagai
tinggi
ditunjukkan
di
Kabupaten
Bojonegoro yaitu
234,67 mg/l.
Secara perhitungan Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan,
semua parameter kimia anorganik dalam air bersih masih
menunjukan nilai RQ < 1, yang artinya secara prediksi kandungan
konsentrasi zat-zat tersebut masih aman untuk dikonsumsi dalam
jangka waktu 30 tahun kedepan oleh masyarakat dengan berat
badan 55 Kg.
3. Kimia Organik
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan terhadap air bersih
di Kabupaten/Kota di Jawa Timur, untuk parameter Kimia Organik
dalam air bersih yaitu konsentrasi Detergen dan Zat Organik
(KmnO4) dalam air bersih di Kabupaten/Kota di Jawa Timur
II - 33
tinggi
Gambar 2.25
ditemukan
di
Kabupaten
Nganjuk
yaitu
organik
nilai
mutu
II - 34
2.3.2.2.3.
Air Laut
II - 35
2.4.
Udara
Udara memiliki arti sangat penting bagi kelangsungan hidup dari
seluruh makhluk hidup yang ada di dunia ini, sehingga kualitasnya harus
dijaga.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang
pengendalian Pencemaran Udara, yang dimaksud dengan pencemaran
udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/ atau
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga
mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Adapun udara ambien didefinisikan sebagai udara bebas di
permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah
yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi
kesehatan manusia, makhluk hidup, dan unsur lingkungan hidup lainnya.
Pemantauan kualitas udara ambien perkotaan di wilayah Propinsi
Jawa Timur diperlukan untuk mengetahui dampak yang dihasilkan oleh
kegiatan (domestik, industri, transportasi) terhadap kualitas udara ambien
suatu wilayah. Kegiatan monitoring udara ambien juga diperlukan untuk
mengetahui tingkat penurunan kualitas udara, memperkirakan dampak
terhadap lingkungan akibat pencemaran udara, dan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan program pemerintah dalam rangka menjaga kualitas
udara.
Berikut disampaikan hasil pemantauan udara di Provinsi Jawa Timur
Tahun 2010 yang dilakukan oleh BBTKL (Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan) adalah sebagai berikut :
II - 36
1. Parameter SO2
Hasil pemantauan kualitas udara ambien sesaat di propinsi Jawa
Timur menunjukkan bahwa:
Berdasarkan hasil pemantauan, sebagian besar kualitas SO2
ambien sesaat di Kabupaten dan kota masih dibawah standar baku mutu
udara ambien yang
ada
(Baku
Gambar 2.26
mutu
Banyuwangi
0,1962
ppm
metode
ARKL
(Analisis
Risiko
Kesehatan
Lingkungan).
Kabupaten
Banyuwangi
dan
Kota
sangat
tidak
Tabel 2.7.
Hasil Perhitungan Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan SO2
Tahun
2010
Daerah
Nilai RQ SO2
Dt awal
Surabaya
Jombang
1,085182
27,6 tahun
aman
Kota Kediri
1,053778
28,5 tahun
menimbulkan
Banyuwangi
6,846071
4,4 Tahun
Kota Surabaya
8,552354
3,51 Tahun
dalam
(dapat
efek
waktu
non
350
hari/tahun serta jangka waktu 30 tahun oleh orang dengan berat badan
II - 37
2. Parameter NO2
Nitrogen dioksida (NO2) adalah gas yang menyebabkan gangguan
pernafasan dalam kadar tinggi, terjadi akibat pembakaran kendaraan
bermotor dan juga mesin berbagai industri. Kualitas NO2 sesaat di tiaptiap kota dan kabupaten di Propinsi Jawa Timur masih berada dibawah
standar baku mutu udara ambien yang ada (baku mutu udara ambien NO2
= 0,05 ppm). Konsentrasi tertinggi terdapat di Kabupaten banyuwangi,
yakni 0,04.
Walaupun
Gambar 2.27
secara
keseluruhan
konsentrasi
di
Kabupaten/kota masih
dibawah nilai standar
baku
mutu,
namun
secara
perhitungan
Anilisis
Resiko
Kesehatan Lingkungan
(ARKL),
Kabupaten
II - 38
Banyuwangi memiliki nilai RQ > 1 yaitu 1,2, yang sangat tidak aman
(dapat menimbulkan efek non karsinogenik) bila dihirup 0,83 m3/jam selam
24 jam dalam waktu 350 hari/tahun dalam jangka waktu 30 tahun oleh
orang dengan berat badan 55 Kg atau kurang. Dengan nilai RQ tersebut,
diprediksi masyarakat Banyuwangi akan mengalami dampak kesehatan
akibat menghirup NO2 dalam jangka waktu 27,6 Tahun.
3. Parameter O3
Gambar 2.28
Berdasarkan
grafik di atas, dapat
diketahu
bahwa
dari
pemantauan
O3,
konsentrasi
tinggi
paling
terdapat
Kabupaten
dengan
nilai
di
Pacitan,
0,0022
mg/Nm3.
4. Parameter CO
Karbon Monoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna, tidak
berbau, dan beracun yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan bakar fosil. Kualitas CO sesaat di tiap-tiap
kota/kabupaten di Propinsi Jawa Timur masih berada dibawah standar
baku mutu udara ambien yang ada (baku mutu udara ambien CO = 20
ppm). Kota Surabaya adalah kota di Jawa Timur dengan konsentrasi CO
sesaat tertinggi, yaitu 15,84 ppm.
Dari paparan di atas, setiap parameter polutan yang ada di udara
mengandung faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan pada manusia.
II - 39
Gambar 2.29
Juanda Periode
JanuariSeptember
2010.
Konsentrasi
rata-rata
SPM
90,67
Nilai baku mutu nasional untuk konsentrasi SPM adalah 230 g/m3.
Pada tanggal 23 Juni 2010 konsentrasi SPM di Stasiun Meteorologi
Juanda melebihi nilai baku mutu nasional yaitu 281,91 g/m3.
II - 40
mengonservasi,
memperkaya
sumber
daya
merehabilitasi,
pesisir
dan
memanfaatkan,
pulau-pulau
kecil
dan
serta
II - 41
No.
Tabel 2.8
Luas dan Kerapatan Hutan Mangrove Jawa timur 2010
Luas
Persentase
Kerapatan
Lokasi
Lokasi
tutupan
(pohon/ha)
(ha)
(%)
Kabupaten
Pacitan
Blitar
Tulungagung
Malang
340,00
Lumajang
222,00
Jember
Situbondo
724,21
Pasuruan
550,70
70 90
3 - 24
6.000
10.000
500 - 1000
83,3 97,18
2000 2333
60
20
Probolinggo
366,20
Banyuwangi
11
1.236,42
12
Sidoarjo
Tuban
*
4500 5000
13
Lamongan
14
Gresik
678,88
15
16
Sumenep
Bangkalan
825,86
17
Sampang
5 - 87
22,00
pantainya
Jawa
(2009),
di
pesisir
Selat
Timur
sepanjang
Madura
30,00
644,80
mengalami
(sedimentasi).
10
270,20
tersebut
sehingga
2,50
1.000,00
13,00
15,00
mengakibatkan beberapa
5000
3-24
40 - 65
2.000 3.600
jenis
tumbuhan
mangrove.
Tumbuhan
Kota
18
Probolinggo
19
Pasuruan
20
Surabaya
378, 19
JUMLAH
7.679,05
60
1.233,70
besar
740,00
merupakan
jenis
II - 42
daerah
delta
Brantas
yang
meliputi
Gambar 2.30
Gresik, Surabaya,
Sidoarjo,
Pasuruan
dan
Probolinggo,
karena transport
sedimen
yang
II - 43
daerah
ini
sebagai
daerah
persinggahan
burung
Bangau
Tongtong
(Leptoptilos
javanicus),
Belibis
kembang
II - 44
lain
Rungkut,
Selain
itu,
Gununganyar,
Sukolilo,
ekosistem
Mulyorejo.
ini
juga
luasannya
relative
(119,99
Gununganyar
(96,49
Ha).
Ha)
berdasarkan
II - 45
Dari
Berdasarkan hasil
Tabel 2.9
Luas ekosistem mangrove di wilayah Kab. Sidoarjo
Menurut Citra Landsat TM-5
tingkat kerapatan
vegetasi,
dapat
maka
diketahui
1.236,42
Jenis
Kecamatan
Buduran
Candi
Jabon
Porong
Sedati
Sidoarjo
Tanggulangin
Waru
Grand Total
Sangat
Jarang
48,95
62,37
131,37
9,72
137,58
67,72
10,37
66,65
534,74
14,09
34,65
55,81
0,40
75,94
24,59
0,32
28,14
233,93
0,91
5,33
29,31
0,09
60,42
8,61
12,52
117,18
Sangat
rapat
0,17
1,02
0,06
1,25
Grand
Total
92,48
138,74
302,70
13,81
381,59
140,54
18,12
148,44
1,236,42
II - 46
3. Pasuruan
Ekosistem Mangrove di Pasuruan meliputi kawasan Kabupaten
dan Kota.
mangrove
Ekosistem
di
Pasuruan
tersebar di 5 kecamatan
yang terletak di daerah
pesisir,
antara
lain
terlihat
Tabel
bahwa
mangrove
Kabupaten
dan
di
Kota
Tabel 2.10
Luas Ekosistem Mangrove di Wilayah Pasuruan
menurut Citra Landsat TM-5 Tahun 2009
Kecamatan
Klasifikasi Kerapatan (Ha)
S. Jarang Jarang
Sedang
Rapat
Bugukidul
32,83
22,91
10,20
1,04
Gadingrejo
6,34
1,60
0,14
Purworejo
1,85
1,38
0,79
0,12
Total Kota
41,01
25,90
11,14
1,16
Bangil
52,68
27,70
12,45
5,61
Beji
4,34
1,79
0,52
0,17
G. Wetan
7,16
3,50
5,27
0,49
Grati
7,71
5,92
7,50
0,88
Kraton
26,81
15,98
8,51
3,89
Lekok
27,66
6,15
0,60
Nguling
10,91
6,41
2,88
0,06
Pohjentrek
5,96
2,48
0,79
0,12
Rembang
8,39
3,71
0,29
0,06
Winongah
8,01
6,00
4,66
0,37
Total Kab
159,63
79,64
43,48
11,65
Grand
Total
66,97
8,09
4,14
79,20
98,44
6,83
16,43
22,00
55,19
34,40
20,26
9,35
12,45
19,05
294,40
II - 47
4. Probolinggo
Kondisi ekosistem Mangrove di Probolinggo, secara umum
berdasarkan hasil pengamatan citra satelit Landsat, tampak bahwa
ekosistem hutan mangrove di wilayah Kabupaten dan Kota Probolinggo
dapat dijumpai di sepanjang pantai utara yang berbatasan dengan Selat
Madura.
Tabel 2.11
Luas ekosistem mangrove di wilayah Probolinggo
menurut Citra Landsat TM-5
Kecamatan
Dringu
Gending
Kraksan
Pajarakan
Sumberasih
Sumberasih
Tongas
Wonomerto
Total Kab
Kademangan
Mayangan
Wonoasih
Total Kota
S. Jarang
11,30
16,72
19,50
7,34
5,25
13,58
13,18
86,87
3,70
3,96
0,11
7,77
S. Rapat
0,09
0,27
0,09
0,32
0,12
0,29
1,18
0,20
0,20
sp
Grand
Total
33,95
39,13
57,35
14,95
17,64
58,55
46,02
0,06
267,65
16,99
21,69
0,26
38,94
dan
Brugueira
sp.
Seperti halnya
di lokasi-lokasi
lainnya,
eko-
sistem
hutan
mangrove
di
kondisi yang rusak (tingkat kerapatan sangat jarang dan jarang), yaitu
kurang lebih seluas 167,5 Ha.
II - 48
Sebagian besar
5. Situbondo
Ekosistem mangrove di wilayah Kabupaten Situbondo dapat
ditemui di dua lokasi utama, yaitu di sepanjang pantai (terutama di
kawasan Basuki, Bungatan, Panarukan) serta di sepanjang aliran sungai
(seperti di daerah Panji, Kapongan dan Jangkar).
Luas total hutan mangrove yang dapat ditemui di Kab.
Situbondo adalah
Tabel 2.15
Luas ekosistem mangrove di wilayah Kab. Situbondo
Menurut Citra Landsat TM-5 Akuisisi
Klasifikasi Kerapatan (Ha)
Kecamatan
S. Jarang
Jarang
Sedang
Rapat
S. Rapat
Banyuglugur
9,98
15,33
7,69
0,82
Besuki
15,59
4,95
2,25
1,24
1,80
Bungatan
3,00
1,60
1,40
2,33
0,49
Mlandingan
0,38
0,59
0,68
1,98
0,18
Suboh
9,15
7,39
5,73
1,49
0,88
Grand Total
38,10
29,87
17,74
7,86
3,36
Akan
tetapi,
seperti halnya di
wilayah
lainnya,
sebagian
besar
berada
pada
kondisi
yang
II - 49
Gambar 2.31
12.000
L u a s (h a )
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
40
84
700
111
Kab.
Banyuw angi
Kab.
S itu b o n d o
Kab.
B a n g k a la n
Kab.
Sam pang
Kab.
Pam ekasan
Kab.
Sum enep
K a b . G r e s ik
K o ta S id o a r jo
Kab.
T u lu n g a g u n g
Kab.
T r e n g g a le k
Kab.
P r o b o lin g g o
K o ta
P r o b o lin g g o
Kab.
P as uruan
K o ta
P as uruan
Kab.
L u m a ja n g
K o ta
Surabay a
K a b . B lita r
6
Kab.
Lam ongan
820
155
Kab. T uban
K a b . M a la n g
245 11
K a b . P a c ita n
Lokasi
II - 50
II - 51
1.145,98 Ha.
Berdasarkan laporan dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa
Timur sebagaimana Gambar 2.31, menunjukkan bahwa kondisi tingkat
kerusakan padang lamung sejak tahun 2006 s/d 2010 terus mengalami
penurunan.
Kerusakan yang terjadi pada padang lamun dapat disebabkan oleh
natural stress dan anthrogenik stress.
Sedangkan anthrogenik
stress bisa disebabkan oleh (1) Perubahan fungsi pantai untuk pelabuhan
atau dermaga, (2) Eutrofikasi (Blooming mikro alga dapat menutupi lamun
dalam
Gambar 2.31
memperoleh
sinar
matahari, (3)
Aquakultur
(pembabatan
dari
hutan
mangrove
untuk
tambak) dan
(4)
Water
II - 52
2.7.
Iklim
Perubahan iklim merupakan salah satu isu global yang paling
pemanasan
global
(global
warming)
menyebabkan
kenaikan
Kutub Utara
Peristiwa ini
C terjadi di Kabupaten
II - 53
L umajang 2008
25,00
L umajang 2007
24,00
23,00
22,00
J an
F eb
Mar
A pr
Mei
J un
J ul
A gs
S ep
Okt
Nop
Des
B ula n
Gambar 2.32. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan di Kabupaten Lumajang Tahun 2007 - 2008
Sumber: BLH Provinsi Jawa Timur, 2008; BLH Provinsi Jawa Timur, 2009.
Nganjuk 2008
Nganjuk 2007
J an
F eb
Mar
A pr
Mei
J un
J ul
A gs
S ep
O kt
Nop
Des
B ula n
Gambar 2.33. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan di Kabupaten Nganjuk Tahun 2007 - 2008
Sumber: BLH Provinsi Jawa Timur, 2008; BLH Provinsi Jawa Timur, 2009.
II - 54
Magetan 2008
27,50
Magetan 2007
27,00
26,50
26,00
J an
F eb
Mar
A pr
Mei
J un
J ul
A gs
S ep
Okt
Nop
Des
B ula n
Gambar 2.34. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan di Kabupaten Magetan Tahun 2007 - 2008
Sumber: BLH Provinsi Jawa Timur, 2008; BLH Provinsi Jawa Timur, 2009.
S uhu Udara R ata-rata /B ulan K ab. B ojoneg oro T ahun 2007-2008
29,50
29,00
28,50
28,00
S uh u ( C) 27,50
B ojonegoro 2008
27,00
B ojonegoro 2007
26,50
26,00
25,50
J an
F eb
Mar
A pr
Mei
J un
J ul
Ag
Se
B u la n
Gambar 2.35. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007 - 2008
Sumber: BLH Provinsi Jawa Timur, 2008; BLH Provinsi Jawa Timur, 2009.
II - 55
Lamongan 2008
27,00
Lamongan 2007
26,50
26,00
25,50
J an
F eb
Mar
A pr
Mei
J un
J ul
Ag
Se
B ula n
Gambar 2.36. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan di Kabupaten Lamongan Tahun 2007 - 2008
Sumber: BLH Provinsi Jawa Timur, 2008; BLH Provinsi Jawa Timur, 2009.
S ampang
2008
S ampang
2007
27,00
26,00
25,00
24,00
J an
F eb
Mar
A pr
Mei
J un
J ul
A gs
S ep
Okt
Nop
Des
B ula n
Gambar 2.36. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan di Kabupaten Sampang Tahun 2007 - 2008
Sumber: BLH Provinsi Jawa Timur, 2008; BLH Provinsi Jawa Timur, 2009.
II - 56
L umajang
25,00
B ondowos o
20,00
S itubondo
15,00
Nganjuk
10,00
Magetan
S uhu ( C)
B ojonegoro
5,00
L amongan
0,00
J an
F eb
Mar
A pr
Mei
J un
J ul
A gs
S ep
O kt
Nop
Des
S ampang
B ula n
Gambar 2.37. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan 8 (Delapan) Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2008
Sumber: BLH Provinsi Jawa Timur, 2009.
II - 57
keberadaan
hutan
harus
dijaga
kelestariannya
demi
dapat
dimanfaatkan
dengan
tetap
memperhatikan
sifat,
II - 58
II - 59
Rp.
terjadi di Kabupaten Jember dengan luas areal tergenang sebesar 197 Ha,
1263 orang mengungsi dengan kerugian material Rp. 8.748.500.000,-
II - 60
gagal
panen
seluas
3.856
Ha
dengan
kerugian
Rp.
data
4.006
Ha
gagal
panen
dengan
kerugian
Rp.
7.085718.500,- .
Bencana banjir menimbulkan jumlah korban jiwa meninggal
sebanyak 2 (dua) orang yaitu di Kabupaten Blitar. Kerugian material paling
tinggi diderita oleh Kota Probolinggo sekitar Rp 20.220.000.000,- (LSLHD
Kota Probolinggo, 2010).
II - 61
BAB III
TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN
3 .1 .
Kependudukan
Hasil sensus penduduk tahun 2010 di Jawa Timur, menunjukkan
laki-laki dan
18.987.721
perempuan.
Selama
periode lima
puluh tahun
(1961-2010)
penduduk Jawa Timur hanya bertambah tujuh per sepuluh kali lipat yaitu
dari 21.823.020 orang, pada tahun 1961 menjadi 37.476.011 orang pada
tahun 2010. Jumlah penduduk di setiap Kab./Kota bervariasi, dari yang
tertinggi Kota Surabaya dengan jumlah penduduk 2.765.980 orang dan
yang terendah Kota Mojokerto sejumlah 120.132 orang.
Sejak tahun 2000 pertumbuhan penduduk di Jawa Timur sudah
dibawah 1,00 persen per tahun. Kabupaten/Kota yang memiliki tingkat
laju pertumbuhan di atas 2,00 persen hanya Kabupaten Sidoarjo tepatnya
2,21 persen, ternyata bencana lumpur Sidoarjo yang terjadi mulai tahun
2007 tidak mempengaruhi tingkat pertumbuhan di daerah tersebut,
sehingga pemerintah perlu berhati-hati dengan tingkat pertumbuhan
penduduk dikaitkan dengan luasan wilayah. Sementara Kab./Kota yang
memiliki tingkat laju pertumbuhan terendah adalah Kabupaten Ngawi
sebesar 0,05 persen, bahkan Kabupaten Lamongan tumbuh minus 0,02
persen per tahun.
III - 1
yaitu
Kota
Malang,
sebagai
Kota
tersebut
III - 2
menunjukkan
eksploitasi
lahan
Kota
di
Batu
sudah
Batu merupakan daerah resapan air untuk Daerah Aliran Sungai (DAS)
Brantas yang harus dijaga hutannya sebagai tutupan lahan. Kondisi tata
guna lahan Kota Batu saat ini mulai berubah menjadi pemukiman, tempat
wisata dan pertanian semusim, akibatnya 50 % mata air DAS Brantas di
Kota Batu telah mati dan sisanya sebanyak 57 mata air telah berkurang
kuantitasnya dan dalam kondisi
kritis.
Tahun 2010
Berdasarkan
kelompok
Laki-laki
Jawa
Timur
97
yang
perempuan
berarti
lebih
III - 3
III - 4
apakah terkait dengan tahun ajaran baru ataukah hal lain. Jenis kelamin
penduduk yang bermigrasi antara laki-laki dan perempuan jumlahnya
relatif sama di semua daerah, hal ini berarti bahwa migrasi tersebut
dilakukan oleh penduduk yang berpasangan atau suami istri.
Sebaran penduduk Jawa Timur ditinjau dari tempat tinggal meliputi
penduduk yang bertempat tinggal di daerah pegunungan atau di pantai
dan pesisir, khusus untuk penduduk di pantai dan pesisir yang terbanyak
berada di Kab. Lumajang dan Pasuruan, penduduk tersebut pada
umumnya berprofesi sebagai nelayan atau petani tambak atau petani
garam.
Angka melek huruf merupakan salah satu indikator pendidikan yang
digunakan
untuk
mengukur
keberhasilan
program-program
III - 5
III - 6
Perempuan
n
3 .2 .
Permukiman
Diketahui
secara
luas
bahwa
kaum
miskin
menanggung
III - 7
lingkungan,
misalkan
Jawa
Rumah
Timur
tahun 2010 mencapai jumlah 3.332.264 orang atau 33% dari total jumlah
rumah tangga di Jawa Timur. Sebaran rumah tangga miskin Kab./Kota
paling besar di Kota Blitar (47 %) disusul Kab. Pasuruan dan Kab. Pacitan.
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat
kesehatan
memiliki
jamban
pembuangan
diantaranya
sehat,
sampah,
bersih,
sarana
limbah,
dsb.
lingkungan akibat
tempat
sarana
air
pembuangan
air
Penurunan
kualitas
kependudukan
III - 8
dimiliki dan dipergunakan oleh masyarakat Jawa Timur berasal dari sumur
sebesar 57,80%, air ledeng 14,75 %, dan air sungai 13,8 %.
Penggunaan air ledeng sebagai sumber air minum terbesar
terdapat di Kota Surabaya yaitu 301.190 rumah tangga dan Kab. Malang
sebesar 183.420 rumah tangga. Penggunaan sungai sebagai sumber air
minum terbesar terjadi di Kabupaten Malang (190.052 rumah tangga) dan
Kab. Pasuruan (108.793 rumah
Gambar 3.10.
Rumah Tangga dan pembuangan Sampah
sebagai
air
minum
rumah
tangga).
berasal
dari
sumur,
air
limbah
dan
sampah
dilingkungan
sekitar
kita.
Pengelolaan sampah, air limbah maupun tinja yang tidak memenuhi syarat
dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan mengurangi resiko penyakit .
Pengelolaan sampah di Jawa Timur dengan sistem pengelolaan ke
TPS dan TPA menggunakan transportasi angkutan sebanyak 11,47 persen,
10,50 persen ditimbun dan 3 persen, sedang sebanyak 74,91 persen
penduduk pengelola sampah dengan cara lainnya, diantaranya dengan
cara memilah sampah, dan memanfaatkannya menjadi kompos. Data ini
belum sepenuhnya akurat karena belum tersedia data di semua Kab./Kota.
Dalam penyediaan sarana tempat buang air besar pada umumnya
masyarakat sudah memiliki jamban sendiri, jamban bersama atau jamban
III - 9
mencemari air permukaan dan air tanah. Kab./Kota yang terbanyak tidak
memiliki tanki septik adalah Kab. Blitar dan Kab. Banyuwangi sedangkan
yang paling sedikit tidak memiliki tanki septik adalah Kab Situbondo dan
Kota Blitar.
Gambar 3.11. Rumah Tangga dan sumber air minum per
Kab./Kota
III - 10
3 .3 .
Kesehatan
Untuk menggambarkan situasi derajat kesehatan di Provinsi
III - 11
anak lahir sebanyak 28.967 anak. Kejadian anak lahir paling banyak
terjadi di Kabupaten Jember (2040 bayi) disusul Kab. Trenggalek (1.904
bayi). Apabila ditinjau dari jenis kelamin maka anak lahir laki-laki
dibanding perempuan pada umumnya hampir sama di seluruh Kab./Kota
di Jawa Timur, kecuali Kab. Jember dan Kab. Trenggalek lebih banyak
anak lahir perempuan dibanding laki-laki. Sedangkan jumlah anak lahir
paling sedikit terjadi di Kota Batu dan Kota Pasuruan.
Umur harapan hidup adalah
keberhasilan pembangunan kesehatan
III - 12
yang paling sedikit terjadi di Kota Batu dan Kota Blitar. Apabila ditinjau
dari jenis kelamin maka angka kematian laki-laki dibanding perempuan di
seluruh wilayah Jawa Timur relatif sama, kecuali Kota Kediri dan Kota
Surabaya angka kematian laki-laki lebih banyak 100 orang dibanding
angka kematian perempuan.
Gambar 3.17. Jumlah penyakit utama di Jawa Timur
III - 13
diantaranya
penyakit
diare,
DHF,
malaria,
TBC,
dan
menjadi
sumber
penularan
penyakit
maka
perlu
dilakukan
III - 14
3 .4 .
Pertanian
Pertanian merupakan sektor ekonomi unggulan di Jawa Timur,
karena lahan pertanian di Jawa Timur sangat subur sehingga masa tanam
padi bisa mencapai 3 kali dalam satu tahun. Berbagai upaya pemerintah
Jawa Timur dilakukan agar produksi pertanian terus meningkat seiring
dengan harapan peningkatan perekonomian petani. Dibalik manfaat dari
pertanian, ternyata sektor pertanian berpotensi mencemari lingkungan,
yaitu dari penggunaan pupuk dan insektisida dapat mencemari air
permukaan. Disamping hal tersebut sektor pertanian juga menghasilkan
gas rumah kaca berupa CO2 dan CH4 terutama dari lahan sawah,
kegiatan peternakan, dan aplikasi penggunaan pupuk urea, gas rumah
kaca tersebut menjadi penyumbang terjadinya pemanasan global. .
Pada tahun 2010 luas lahan sawah di Jawa Timur tercatat sebesar
1.080.861 Ha dengan produksi rata-rata sebesar 59,11 ton/Ha, frekuensi
penanaman 1 kali sampai 3 kali dalam satu tahun. Kabupaten/Kota di
Jawa Timur yang memiliki lahan sawah terluas adalah Kab. Lamongan
sebesar 83.829 Ha atau 7,8% dari seluruh luas sawah di Jawa Timur dan
Kab Jember seluas 80.110 Ha atau 7,4%, frekuensi penanaman pada
umumnya 2 kali dalam satu tahun.
Gambar 3.19. Luas lahan Pertanian menurut frekuensi tanam
dalam se tahun
III - 15
tanaman
bahwa
produksi
padi
tanaman
palawija,
III - 16
dominan dari perkebunan besar adalah cengkeh 69.001 ton dan 26.490
ton, dari perkebunan rakyat adalah cengkeh 1.010.286 ton dan kelapa
247.900 ton. Sejak tahun 2010 Jawa Timur memiliki perkebunan kelapa
sawit baik dari perkebunan besar (21.352 Ha) dan perkebunan rakyat
(53.831 Ha), dengan hasil 29.413 ton dan 24.606 ton.
Gambar 3.21. Penggunaan pupuk
untuk perkebunan menurut jenis
tanaman
III - 17
hewan ternak
unggas
III - 18
diperkirakan besarnya emisi gas metan (CH4) di Jawa Timur yang berasal
dari kegiatan pertanian pada tahun 2010.
Tabel 3.1. Tabel Emisi dari Pertanian
Sumber Emisi CH4 (ton) CO2 (ton)
Lahan Sawah
Pupuk Urea
280.444
308.415
Dari
tabel
disamping
Hewan Ternak
11.876
Hewan Unggas
2.740
III - 19
JUMLAH
295.040
EMISI
unggas
III - 20
3.5.
In d u stri
Di Jawa Timur tercacat ada sekitar 1,12 ribu industri skala
III - 21
Aneka Tuna Indonesia. Beban limbah industri untuk parameter COD yang
terbesar berasal dari PT Miwon yaitu 92,16 ton/hari dan PT Ajinomoto
73,4 ton/hari, sedang untuk paramater BOD dari PT. Miwon 43,2 ton/hari
dan PT. Ajinomoto 12,6 ton/hari.
3 .6 .
Pertambangan
Data pengusahaan pertambangan mineral batuan yang pernah
dikeluarkan
oleh
Pemerintah
Provinsi
Jawa
Timur
berjumlah
21
3 .7 .
Energi
Dalam kegiatan industri, transportasi dan rumah tangga diperlukan
III - 22
dari jumlah industri dan jumlah kendaraan bermotor, serta jumlah rumah
tangga. Pada tahun 2010 jumlah kendaraan bermotor di Jawa Timur yang
menggunakan bahan bakar premium adalah 10,8 juta didominasi
kendaraan roda dua sebesar 10,2 juta, sedangkan kendaraan berbahan
bakar solar sebanyak 0,5 juta.
SPBU di Jawa Timur berjumlah 299 buah, paling banyak berada di
Kota Surabaya, penjualan rata-rata per bulan
III - 23
3 .8 .
Transportasi
Panjang
nasional,
jalan
provinsi,
kabupaten,
dan
kota
di
adalah
1.899,21
kilometer,
2.000,98
kilometer,
23.491,92
kilometer,
dan
23.491,92
kilometer.
III - 24
3 .9 .
Pariwisata
Jumlah pengunjung obyek pariwisata di Provinsi Jawa Timur
III - 25
3.10. Limbah B3
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) umumnya diguanakan pada
sekgtor
industri,
pertanian,
pertambangan
dan
rumah
tangga.
III - 26
Jenis Limbah B3
Jumlah
Satuan
Jumlah
penghasil
1.
Pelumas Bekas
1.912.247 Ton/th
56 industri
2.
Sludge IPAL
3.860.741 Ton/th
50 industri
3.
Limbah Laboratorium
3.991 Liter/th
13 industri
4.
11,3 Ton/th
21 industri
5.
Oli bekas
329.349 Liter/th
56 industri
6.
Lampu TL bekas
0,048 Ton/th
11 industri
7.
Fly Ash
11.773,6 Ton/th
53 industri
8.
810.488 Liter/th
81 industri
Kadaluwarsa
151.340 Ton/th
81 industri
III - 27
III - 28
BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
III - 1
kemampuannya
dan
dengan
menerapkan
kaidah-kaidah
konservasi tanah dan air agar lahan dapat digunakan secara lestari
telah tercapai seluas 1.213 hektar;
III - 2
2006
158
47
-
Tahun
2007
2008
535
810
450
195
695
260
7
2
7
44
45
1.500
650
3
2009
50
110
100
22
9
5
650
4
Jumlah
III - 3
1.395
755
1.213
29
18
141
2.800
7
lahan
pertanian
yang
ditetapkan
untuk
dilindungi
dan
dalam
merencanakan
dan
menetapkan,
mengembangkan,
(RTRW)
Provinsi
Jawa
Timur,
maka
diperlukan
data
Tabel 3.1
III - 4
KABUPATEN/
KOTA
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
PACITAN
PONOROGO
TRENGGALEK
TULUNG AGUNG
BLITAR
KEDIRI
MALANG
LUMAJANG
JEMBER
BANYUWANGI
BONDOWOSO
SITUBONDO
PROBOLINGGO
PASURUAN
SIDOARJO
MOJOKERTO
JOMBANG
NGANJUK
MADIUN
MAGETAN
NGAWI
BOJONEGORO
TUBAN
LAMONGAN
GRESIK
BANGKALAN
SAMPANG
PAMEKASAN
SUMENEP
KOTA KEDIRI
KOTA BLITAR
KOTA MALANG
KOTA P.LINGGO
34.
35.
36.
37.
38.
6.702
33.120
10.935
24.343
30.665
44.371
45.521
35.716
Luas (Ha)
Pasang Surut/
Lebak
32
84.571
65.452
32.682
32.023
36.789
36.788
22.539
31.951
44.085
38.486
30.147
25.446
45.407
38.278
25.938
57.561
10.346
7.960
4.713
6.808
9.187
2.001
1.141
1.395
272
1.979
-
Irigasi
Non Irigasi
Jumlah
5.409
1.680
1.176
2.758
1.073
2.802
4.001
238
12.111
34.800
12.111
27.101
31.738
47.173
49.522
35.986
67.918
489
1.616
1.903
3.330
5.150
4.867
3.784
2.366
1.144
5.069
38.348
27.774
30.710
27.438
21.502
15.872
6.094
16.786
50
-
152.489
66.213
32.682
33.639
38.692
40.118
22.539
37.101
48.952
42.270
32.513
26.590
50.476
76.626
55.691
88.271
37.784
29.462
20.585
12.902
25.973
2.051
1.141
1.395
1.963
1.963
KOTA PASURUAN
1.210
1.210
KOTA MJ.KERTO
KOTA MADIUN
KOTA SURABAYA
KOTA BATU
JAWA TIMUR
586
1.098
373
2.528
930.825
2.283
45
1.368
302.760
631
1.098
1.741
2.528
1.235.868
III - 5
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
memanfaatkan
sumberdaya
alam
dengan
yang
cara
tersedia
yang
untuk
menjamin
alokasi
III - 6
III - 7
hortikultura
organik
juga
didukung
oleh
kegiatan
III - 8
ini
bertujuan
untuk
mempertahankan
potensi
kegiatan ini
secara
swadaya.
Kegiatan
III - 9
Gambar 4.1
laporan
Dinas
Kehutanan jatim,
2010
berhasil
reboisasi
lahan
seluas 9.899 Ha
atau
6.952.179
dari
rencana
seluas
36.079
dengan
jumlah
pohon
sebanyak
III - 10
SK.
Dinas
Kehutanan
provinsi
Jawa
Timur
Nomor
360/75/117.03/2010
Disamping itu,
masyarakat
melalui
tentang
penerapan
manfaat
pengelolaan
hutan,
peningkatan
sumberdaya
hutan
III - 11
3.4.
yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur
dalam kerangka upaya pengelolaan lingkunga. Kegiatan-kegiatan tersebut
antara lain:
Tabel 3.2
Kegiatan Fisik Lainnya BLH Jatim, 2010
No.
1
2
6
7
8
9
10
Nama Kegiatan
Lokasi Kegiatan
Industri
DAS Brantas
Kab. Madiun
Kab. Jember
Kota Batu
Industri
Industri
11
13
Kab.
Tuban,
Kab.
Probolinggo,
Kab.
Jember
Kab. Pacitan, Trenggalek
dan Kota Batu.
14
Kab. Pamekasan
12
Instansi Penanggung
Jawab
III - 12
Kota
Malang,
Kota
Probolinggo,
Kab.
Lumajang,
bangkalan,
Jombang, Lamongan
Kab. Pacitan
Kab. Lamongan
Se Jawa Timur
Se Jawa Timur
15
16
17
18
19
20
21
22
3 .5 .
Pengawasan AMDAL
Kegiatan pengawasan AMDAL dalam bentuk rekomendasi AMDAL/
3 .6 .
Penegakan Hukum
Pengaduan masalah lingkungan sepanjang tahun 2010 terdapat 9
pelayanan
pengaduan
masyarakat
terhadap
kasus
III - 13
3 .7 .
No.
Nama LSM
Alamat
ECOTON
KSM Hamin
5
6
III - 14
11
KAPPALA Indonesia
Klub Indonesia Hijau (KIH) Regional 13 Madiun
12
10
13
14
15
16
17
19
20
PUSDAKOTA Surabaya
21
PATASARLINKARA
22
23
PPLH-PPGT Malang
24
25
PPLH Trawas
27
28
SIKLUS ITS
29
SPMAA Tuban
18
26
31
Yayasan Katulistiwa
32
Yayasan Mapenia
33
34
30
36
Walhi Surabaya
37
38
35
tersebut
berupa
Penghargaan
Kalpataru,
Penghargaan Sekolah ADIWIYATA, dan Penghargaan ADIPURA. Prestasiprestasi tersebut diperoleh salah satunya adalah berkat kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh BLH Provinsi/ Kota/ Kabupaten ataupun institusi
pemerintah yang lain dalam usaha peningkatan peran serta masyarakat di
bidang pelestarian lingkungan.
III - 15
1. ADIPURA
Pelaksanaan program Adipura sesuai dengan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 99 Tahun 2006
Maksud :
Mencapai good governance dan good environment
Tujuan :
Mendorong Pemerintah daerah dan masyarakat dalam mewujudkan
kota bersih dan teduh dengan menerapkan prinsip-prinsip good
governance
Sasaran :
- Kota yang bersih dan teduh ( clean and green city)
- Pemda yang mampu/efektif dan masyarakat yang partisipasif
dalam pengelolaan lingkungan perkotaan
Anugerah Adipura Tahun 2010
No.
1
KAB./KOTA
Tulungagung
JENIS PENGHARGAAN
Anugerah
Lumajang
Anugerah
Mojosari
Anugerah
Jombang
Anugerah
Madiun
Anugerah
Gresik
Anugerah
Probolinggo
Anugerah
Blitar
Anugerah
Nganjuk
Anugerah
10
Lamongan
Anugerah
11
Caruban
Anugerah
12
Tuban
Anugerah
13
Kraksaan
Anugerah
14
Wlingi
Anugerah
15
Bangkalan
Anugerah
16
Sidoarjo
Anugerah
III - 16
17
Magetan
Anugerah
18
Sumenep
Anugerah
19
Mojokerto
Anugerah
20
Pacitan
Anugerah
21
Bojonegoro
Anugerah
22
Kediri
Anugerah
23
Ponorogo
Anugerah
24
Surabaya
Anugerah
25
Malang
Anugerah
26
Trenggalek
Anugerah
27
Kepanjen
Anugerah
28
Bangil
Anugerah
29
Ngawi
Anugerah
30
Sampang
Anugerah
31
Pasuruan
Anugerah
32
Situbondo
Piagam
33
Pamekasan
Piagam
34
Batu
35
Bondowoso
36
Pare
37
Banyuwangi
38
Jember
2. Penghargaan ADIWIYATA
Adiwiyata yaitu kopetisi antar sekolah (SD, SLTP,
SLTA) dalam mewujudkan kawasan sekolah yang
berwawasan lingkungan.
Program ini bertujuan menciptakan kondisi yang
baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan
penyadaran warga sekolah (guru, murid dan pekerja lainnya)
sehingga warga sekolah dapat peduli dan berbudaya lingkungan.
Sasaran program ini adalah pemberdayaan sekolah-sekolah baik
SD, SLTP dan SLTA/SMK dalam pelaksanaan dan pengembangan
pendidikan lingkungan hidup.
III - 17
Penghargaan
Adiwiyata
Penerima
Penghargaan
1.
Presiden RI
2.
Presiden RI
3.
SMA 4 Kab.Gresik
Presiden RI
4.
Presiden RI
5.
Presiden RI
6.
Presiden RI
7.
Presiden RI
8.
Presiden RI
9.
Presiden RI
10.
Presiden RI
11.
Presiden RI
12.
Presiden RI
13.
Presiden RI
SD :
1.
Menteri Neg LH
2.
Menteri Neg LH
3.
4.
5.
6.
Menteri Neg LH
7.
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
SMP :
Menteri Neg LH
2.
SMPN 1 Merakurak
Kabupaten Tuban
Menteri Neg LH
3.
4.
SMPN 1 Sumberasih
Kabupaten Probolinggo
5.
1.
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
6.
SMK/SMA :
III - 18
1. SMAN 1 Wringinanom
Kabupaten Gresik
2. SMAN 5 Kabupaten
Jember
3. SMAN 1 Geger
Kabupaten Madiun
4. SMAN 10 Kota Malang
5. SMKN 1 Kota Probolinggo
6. SMAN Tempeh
Kabupaten Lumajang
7.
Penghargaan
Calon
Adiwiyata
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
SD :
1. SDN Petemon XIII Kota
Surabaya
2. SDK Santa Maria Kota
Surabaya
3. SDN Pandanwangi 1 Kota
Malang
4. SDN Kandangan I / 121
Kota Surabaya
5. SDN Sukabumi 6 Kota
Probolinggo
SMP :
1. SMPN 1 Diwek Kabupaten
Jombang
2. SMPN 7 Kota Madiun
3. SMPN 1 Boyolangu
Kabupaten Tulungagung
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
SMA/SMK :
1. SMAN 4 Kota Probolinggo
2. SMAN 1 Grati Kabupaten
Pasuruan
3. SMAN 1 Kabupaten
Lamongan
4. SMAN 1 Mejayan
Kabupaten Madiun
5. SMKN 1 Panji Kabupaten
Situbondo
6. SMKN 2 Boyolangu
Kabupaten Tulungagung
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
Menteri Neg LH
III - 19
Penghargaan KALPATARU
1. Kalpataru
adalah
Pohon
Kehidupan
yang
mencerminkan
lingkungan
tatanan
yang
serasi
untuk
mendorong
peran
masyarakat
dalam
Kalpataru
diberikan
kepada
anggota
atau
dari
organisasi
formal,
yang
berhasil
merintis
III - 20
Pengabdi
Petugas
Penyuluh
Lapangan,
yang
hidup,
seperti
kelompok
masyarakat
Pembina
atau
Lingkungan
Tokoh
diperuntukkan
Masyarakat
yang
bagi
berhasil
III - 21
Tahun
1980 hingga
2010,
jumlah
penerima
Nama
Kab./Kota
Kategori Penyelamat Lingkungan
Mayar (Alm)
Kab. Sumenep
Kelompok Tani Sumber Makmur Sunu
Kab. Probolinggo
Agus Gunarto, EP
Kab. Blitar
Tim Rowi
Kab. Magetan
Sarni
Kab. Magetan
Kelompok Tani Harapan Masa
Kab. Bangkalan
Arfae
Kab. Sumenep
Julita Joylita Wahyu Mumpuni
Kab. Ponorogo,
Nurhidayati
Kab. Malang
Supeno
Kab. Lumajang
Supri
Kab. Magetan
KPSA Kali Jambe/ Heri Gunawan
Kab. Malang
Titik Tarwati
Kab. Nganjuk
Kategori Perintis Lingkungan
Mukarim
Kab. Mojokerto
Wayan Sutiari Mastoer
Kab. Sampang
Kelompok Tani Murakapi (Surat)
Kab. Bondowoso
Dr. (HC) KH. Abdul Ghofur
Kab. Gresik,
Jadjit Bustami
Kab. Kediri
Kelompok Tani Argo Mulya/ Saekan
Kota Surabaya
Tahun
1981
1982
1983
1984
1985
1988
1990
1996
1998
2002
2006
2007
2008
1983
1990
1998
2000
2000
2004
III - 22
No
7
8
9
10
11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
2
Nama
Kab./Kota
H. Sudarno, ST
Kab. Pasuruan
Kelompok Tani Tribakti/Saban Martoprawiro
Kota Surabaya
Sriyatun Jupri
Kota Surabaya
KHOLIFAH,
Kab. Pasuruan
KPSAPUSPITA HIJAU Ketua:MASJIDIN
Kab. Bondowoso
Kategori Pengabdi Lingkungan
Soewono Blong (Alm)
Kab. Banyuwangi
Kelompok Tani Margo Utomo/ Harjo uratman
Kota Blitar
Waras Soebroto (Alm.)
Kab. Gresik
Desa Getas Anyar
Kab. Malang
Poni Soesilo
Kab. Magetan
Pondok Pesantren Sabiil Muttaqin / KH.
Kab. Banyuwangi
Zakariah
Hatip (Alm)
Kota Malang
Suradi
Kab. Magetan
Kelompok Tani Gunung Mere/ H. Ansori (Alm)
Kab. Bondowoso
H. Abd. Malik
Kab. Bondowoso
Pesantren Nurul Huda
Kota Surabaya
Sardi
Kab. Bondowoso
Soewono Blong (Alm)
Kab. Banyuwangi
Kelompok Tani Margo Utomo/ Harjo uratman
Kota Blitar
SUMADI Petugas Kesehatan
Kab. Nganjuk
ENDANG SULISTYOWATI
Kota Probolinggo
Kategori Pembina Lingkungan
Pondok Pesantren An Nuqoyah H. Tsabi
Kab. Kediri
Khozin
LKMD Desa Curah Sawo/ Mustakim
Kab. Lamongan
Tahun
2005
2006
2008
2010
2010
1984
1985
1985
1987
1992
1994
1997
1998
2000;
2003
2007
2008
1984
1985
2010
2010
2004
2006
3. Penghargaan PROPER
PROPER merupakan perwujudan dari demokratisasi dalam
pengendalian dampak lingkungan yang memberikan kesempatan
kepada
masyarakat
untuk
berperan
secara
aktif
dalam
berupa
peningkatan
penaatan
perusahaan
dalam
III - 23
Nama Perusahaan
Sektor
Jenis Industri
Kab./Kota
Peringkat
PROPER
2009-2010
Agro Industri
Susu
Pasuruan
HIJAU
Semen
Gresik
HIJAU
PT. Unilever
Indonesia, TbkPabrik Rungkut
Manufaktur
Consumer Goods
Kota
Surabaya
HIJAU
PEM
PLTU
Probolinggo
HIJAU
PEM
Migas
Gresik
HIJAU
PEM
PLTGU
Pasuruan
HIJAU
Sektor
Jenis Industri
Kab./Kota
Peringkat
PROPER
2009-2010
Agro Industri
Gula
Bondowoso
BIRU
Agro Industri
Gula
Jombang
BIRU
Agro Industri
Gula
Kediri
BIRU
Agro Industri
Gula
Lumajang
BIRU
Agro Industri
Gula
Madiun
BIRU
Manufaktur
PERINGKAT : Biru
No
10
11
Nama Perusahaan
PT. Perkebunan
Nusantara XI
(Persero) PG
Pradjekan
PT. Perkebunan
Nusantara X
(Persero) PG
Tjoekir
PT. Perkebunan
Nusantara X
(Persero) PG
Ngadirejo
PT. Perkebunan
Nusantara XI
(Persero) PG
Djatiroto
PT. Perkebunan
Nusantara XI
(Persero) PG
Pagottan
III - 24
12
13
14
15
16
17
18
19
PT. Perkebunan
Nusantara XI
(Persero) PG
Soedhono
PT. PG Rajawali I
Unit PG Rejo
Agung Baru
PT. PG Rajawali I
Unit PG Krebet Baru
II
PT. Perkebunan
Nusantara X
(Persero) PG
Gempolkrep
PT. Perkebunan
Nusantara X
(Persero) PG
Lestari
PT. Perkebunan
Nusantara X
(Persero) PG
Modjopanggung
PT. Perkebunan
Nusantara X
(Persero) PG
Meritjan
PT. Perkebunan
Nusantara X
(Persero) PG
Pesantren Baru
Agro Industri
Gula
Madiun
BIRU
Agro Industri
Gula
Madiun
BIRU
Agro Industri
Gula
Malang
BIRU
Agro Industri
Gula
Mojokerto
BIRU
Agro Industri
Gula
Nganjuk
BIRU
Agro Industri
Gula
Tulung
Agung
BIRU
Agro Industri
Gula
Kota Kediri
BIRU
Agro Industri
Gula
Kota Kediri
BIRU
20
Agro Industri
Plywood
Kota
Probolinggo
BIRU
21
Kawasan Jasa
Pengolah Oli
Bekas
Pasuruan
BIRU
Kawasan Jasa
Kawasan
Industri
Pasuruan
BIRU
Kawasan Jasa
Kawasan
Industri
Kota
Surabaya
BIRU
22
23
PT. Pasuruan
Industrial Estate
Rembang (PIER)
PT. Surabaya
Industrial Estate
Rungkut (SIER)
24
Manufaktur
Kertas
Banyuwangi
BIRU
25
PT. Keramik
Diamond
Manufaktur
Keramik
Gresik
BIRU
26
PT. Adiprima
Suraprinta
Manufaktur
Kertas
Gresik
BIRU
27
PT. Surabaya
Mekabox
Manufaktur
Kertas
Gresik
BIRU
28
Manufaktur
MSG
Gresik
BIRU
29
Manufaktur
Pelapisan logam
Gresik
BIRU
30
PT. Smelting
Manufaktur
Peleburan
Logam
Gresik
BIRU
31
PT. Petrokimia
Gresik
Manufaktur
Pupuk
Gresik
BIRU
III - 25
32
Manufaktur
Kertas
Kediri
BIRU
33
PT. Otsuka
Indonesia
Manufaktur
Farmasi
Malang
BIRU
34
Manufaktur
Industri Kimia
Malang
BIRU
35
Manufaktur
Kertas
Malang
BIRU
36
Manufaktur
Kertas
Mojokerto
BIRU
37
PT. Ajinomoto
Indonesia
Manufaktur
MSG
Mojokerto
BIRU
Manufaktur
Tekstil
Mojokerto
BIRU
Manufaktur
MSG
Pasuruan
BIRU
38
39
PT. Mermaid
Textile Industry
Indonesia
(Mertex)
PT. Cheil Jedang
Indonesia Pasuruan
40
Manufaktur
Sorbitol
Pasuruan
BIRU
41
PT. Behaestex
Manufaktur
Tekstil
Pasuruan
BIRU
42
Manufaktur
Tekstil
Pasuruan
BIRU
43
Manufaktur
Kertas
Probolinggo
BIRU
44
Manufaktur
MSG
Probolinggo
BIRU
45
Manufaktur
Kaca
Sidoarjo
BIRU
46
Manufaktur
Lampu
Kota
Surabaya
BIRU
47
Manufaktur
Peleburan
Logam
Sidoarjo
BIRU
48
Manufaktur
Peleburan
Logam
Sidoarjo
BIRU
49
Manufaktur
Batteray
Surabaya
BIRU
50
PT. Platinum
Ceramic Industries
Manufaktur
Keramik
51
PT. New
Simomulyo
Manufaktur
Pelapisan logam
52
Manufaktur
Pelapisan logam
53
Manufaktur
Tekstil
Kota
Surabaya
Kota
Surabaya
Kota
Surabaya
Kota
Surabaya
BIRU
BIRU
BIRU
BIRU
III - 26
54
PEM
PLTGU
Pasuruan
BIRU
55
PEM
EP Migas
Sumenep
BIRU
56
PEM
EP Migas
Sidoarjo
BIRU
57
PEM
EP Migas
Sidoarjo
BIRU
58
PT. Pertamina
(Persero) S&D
Region III - Instalasi
Tg. Perak
PEM
Distribusi Migas
Surabaya
BIRU
59
PEM
PLTU
Probolinggo
BIRU
60
PEM
PLTGU
Gresik
BIRU
61
PEM
PLTU
Probolinggo
BIRU
62
PEM
EP Migas
Gresik
BIRU
63
JOB Pertamina
Petrochina East Java
PEM
EP Migas
Bojonegoro
BIRU
64
PEM
EP Migas
Sumenep
BIRU
PERINGKAT : Merah
No
65
66
67
68
69
70
Nama Perusahaan
PT. Perkebunan
Nusantara XI
(Persero) PG
Semboro
PT. Perkebunan
Nusantara X
(Persero) PG
Djombang Baru
PT. Perkebunan
Nusantara XI
(Persero) PG
Rejosarie
PT. Kebon Agung PG
Kebon Agung
PT. PG Rajawali I
Unit PG Krebet Baru
I
PT. Amarta
Carragenan
Indonesia
Sektor
Jenis Industri
Kab./Kota
Peringkat
PROPER
2009-2010
Agro Industri
Gula
Jember
MERAH
Agro Industri
Gula
Jombang
MERAH
Agro Industri
Gula
Magetan
MERAH
Agro Industri
Gula
Malang
MERAH
Agro Industri
Gula
Malang
MERAH
Agro Industri
Agar-Agar
Pasuruan
MERAH
III - 27
71
Agro Industri
Agar-Agar
Pasuruan
MERAH
72
PT. Perkebunan
Nusantara XI
(Persero) PG
Kedawoeng
Agro Industri
Gula
Pasuruan
MERAH
73
Agro Industri
Pengolahan Ikan
Pasuruan
MERAH
74
Agro Industri
Susu
Pasuruan
MERAH
75
Agro Industri
Gula
Sidoarjo
MERAH
76
PT. Perkebunan
Nusantara XI
(Persero) PG
Assembagoes
Agro Industri
Gula
Situbondo
MERAH
77
Kawasan Jasa
Kawasan
Industri
Mojokerto
MERAH
78
Manufaktur
Detergent
Gresik
MERAH
Manufaktur
Kertas
Gresik
MERAH
Manufaktur
MSG
Pasuruan
MERAH
79
80
81
Manufaktur
Kertas
Kediri
MERAH
82
Manufaktur
Amunisi
Malang
MERAH
83
Manufaktur
Tekstil
Malang
MERAH
84
Manufaktur
Kertas
Mojokerto
MERAH
85
Manufaktur
Kertas
Kota
Surabaya
MERAH
86
Manufaktur
Sorbitol
Pasuruan
MERAH
87
Manufaktur
Kertas
88
Manufaktur
Kertas
89
Manufaktur
Pelapisan logam
90
Manufaktur
Tulung
Agung
Kota
Surabaya
Kota
Surabaya
Kota
Surabaya
MERAH
MERAH
MERAH
MERAH
III - 28
PERINGKAT : Hitam
Sektor
Jenis Industri
Kab./Kota
Peringkat
PROPER
2009-2010
Agro Industri
Pengolahan Ikan
Banyuwangi
HITAM
92
Agro Industri
Pengolahan Ikan
Banyuwangi
HITAM
93
PT. Blambangan
Raya
Agro Industri
Pengolahan Ikan
Banyuwangi
HITAM
94
Agro Industri
Pengolahan Ikan
Banyuwangi
HITAM
95
Agro Industri
Pengolahan Ikan
Banyuwangi
HITAM
96
Agro Industri
Pengolahan Ikan
Banyuwangi
HITAM
97
PT. Sarifeed
Indojaya
Agro Industri
Pengolahan Ikan
Banyuwangi
HITAM
98
PT. Sumber
Yalasamudera
Agro Industri
Pengolahan Ikan
Banyuwangi
HITAM
99
PT. Centram
Agro Industri
Agar-Agar
Pasuruan
HITAM
100
Agro Industri
Pengolahan Ikan
Pasuruan
HITAM
101
Manufaktur
Cat
Gresik
HITAM
102
Manufaktur
Cat
Sidoarjo
HITAM
103
Manufaktur
Detergent
Surabaya
HITAM
104
Manufaktur
Baja
Surabaya
HITAM
105
PEM
EP Migas
Tuban
HITAM
No
Nama
Perusahaan
Sektor
Jenis
Industri
Kab./Kota
Peringkat
PROPER
2009-2010
Agro Industri
Agar-Agar
Pasuruan
tutup
No
Nama Perusahaan
91
106
III - 29
Program Prioritas
a. Program
Pengendalian
Pencemaran
dan
Perusakan
Lingkungan Hidup
Program ini bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam
upaya mencegah perusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup,
baik di darat, perairan tawar, dan laut, maupun udara, sehingga
masyarakat memperoleh kualitas lingkungan hidup yang bersih dan
sehat.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup
dititik beratkan, antara lain pada:
1.
4.
hidup,
termasuk
tata
ruang,
kajian
dampak
6.
7.
Peningkatan
Kelembagaan
Laboratorium
Lingkungan,
serta
III - 30
Pengembangan
Teknologi
yang
Berwawasan
Lingkungan,
Masyarakat
sejak
Dini
dan
Publikasi
Pengelolaan
2.
3.
4.
III - 31
2.
serta
pengembangan
sistem
manajemen
pengelolaannya
Program Penunjang
a. Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas pengelolaan sumber
daya alam dan fungsi lingkungan hidup melalui tata kelola yang baik
(good
environmental
governance)
berdasarkan
prinsip
2.
3.
4.
5.
Pendidikan
Kemasyarakatan
Produktif
melalui
Peningkatan
III - 32
2.
Penyebaran
dan
Peningkatan
Akses
Informasi
kepada
Beberapa kegiatan
lingkungan
juga
3 .8 .
Kelembagaan
Produk hukum bidang pengelolaan lingkungan yang digunakan
III - 33
pemerintah Propinsi Jawa Timur tahun 2004 - 2010 dapat dilihat pada
Gambar berikut.
III - 34
Jumlah personil BLH Provinsi Jawa Timur adalah 114 orang yang
terdiri dari 69 personil laki-laki dan 45 perempuan. Strata pendidikan
paling tinggi adalah pada tingkatan master (S2) berjumlah 21 orang (13
laki-laki; 9 perempuan), berikutnya adalah sarjana (S1) dengan jumlah 41
orang (24 laki-laki; 17 perempuan), diploma (D3/ D4) berjumlah 3 orang
(2 laki-laki; 1 perempuan), dan SLTA 22 orang (17 laki-laki; 5 perempuan).
Jumlah total jabatan PPNS dalam lingkungan institusi pengelola
lingkungan di Provinsi Jawa Timur adalah 31 jabatan, sedangkan untuk
PPLHD berjumlah 7 orang, sedang PPNS 6 orang.
III - 35