Anda di halaman 1dari 28

BAB 3

GLAUKOMA SUDUT TERBUKA


3.1

Definisi
Glaukoma adalah suatu neropati optik kronik didapat, yang ditandai oleh

pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapang pandang, biasanya


disertai peningkatan tekanan intraokuler. Pada sebagian besar kasus, glaukoma
tidak disertai dengan penyakit mata lainnya. (Eva, 2015)
3.2 Faktor Risiko
Faktor risiko risiko terjadinya glaukoma. (AOA, 2011)
1. Usia: Prevalensi glaukoma terjadi 4-10 kali lebih tinggi pada usia tua
2. Suku: orang Afrika-Amerika, perkembangan penyakit ini terjadi lebih
dahulu, tidak berspon terlalu baik terhadap terapi, lebih membutuhkan terapi
surgikal, dan mempunyai prevalensi kebutaan lebih tinggi dibandingkan ras
kaukasia
3. Riwayat keluarga: studi menyatakan 13-25% pasien dengan glaukoma
mempunyai riwayat keluarga menderita glaukoma. Pada keluarga dengan
glaukoma primer sudut terbuka, prevalensinya 3-6 kali dibandingkan dengan
populasi pada umumnya dan insiden terjadinya penyakit ini pada keluarga
tingkat pertam adalah 3-5 kali dibandingkan dengan populasi pada
umumnya
3.3 Epidemiologi
Di seluruh dunia, glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan yang
tinggi. Sekitar 2% dari penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita glaukoma.
Glaukoma juga didapatkan pada usia 20 tahun, meskipun jarang. Pria lebih
banyak diserang daripada wanita. Diduga glaukoma ini diturunkan secara
dominan atau resesif pada kira-kira 50% penderita, secara genetik penderitanya

23

24

adaalah homozigot. Terdapat pada 99% penderita glaukoma primer sudut terbuka
dengan hambatan pengeluaran cairan mata (akous humor) pada jalinan trabekulum
dan kanal Schlemm. Diabetes mellitus, hipertensi, kulit berwarna, dan myopia
merupakan faktor resiko yang bisa meningkatkan seseorang untuk mengalami
glaukoma.
Glaukoma sudut terbuka primer adalah bentuk glaukoma yang paling
sering pada ras kulit hitam dan putih. Di AS, 1,29-2% orang berusia lebih dari 40
tahun, meningkat hingga 4,7% pada orang berusia lebih dari 75 tahun,
diperkirakan mengidap glaukoma sudut terbuka primer. Glaukoma merupakan
penyebab kebutaan yang kedua setelah katarak, dan prevalensi kebutaan yang
disebabkan oleh glaukoma di Indonesia 0,4%. Di Amerika Serikat glaukoma
merupakan penyebab kebutaan yang paling sering. Penyakit ini empat kali lebih
umum dan enam kali lebih sering menimbulkan kebutaan pada orang berkulit
hitam. Pada glaukoma sudut terbuka primer, terdapat kecenderungan familial yang
kuat dan kerabat dekat penderita dianjurkan menjalani pemeriksaan skrining
secara teratur.
3.4Patofisiologi
Penyebab pasti dari glaukoma masih belum diketahui namun banyak
faktor risiko telah diidentifikasi, antara lain: peningkatan TIO, riwayat keluarga,
ras, usia yang lebih tua dari 40 tahun, dan miopia.
Peningkatan TIO adalah yang paling dipelajari dari faktor-faktor risiko
glaukoma karena merupakan faktor risiko utama klinis yang dapat diobati.
Beberapa teori membahas tentang bagaimana TIO dapat menjadi salah satu faktor
yang memulai kerusakan glaukoma pada pasien. Dua teori utama adalah sebagai

25

berikut: (1) timbulnya disfungsi vaskular yang menyebabkan iskemia pada saraf
optik, dan (2) disfungsi mekanik optic disc karena kompresi akson.
Selain gangguan vaskular dan gangguan aliran axoplasmik, hipotesis
kontemporer yang kemungkinan menjadi mekanisme patogen yang mendasari
glaukoma primer sudut terbuka meliputi kerusakan eksitotoksik dari
bertambahnya kadar glutamat retina, kekurangan faktor pertumbuhan saraf,
toksisitas peroksi-nitrit dari peningkatan aktivitas sintesa nitrat oksida, kerusakan
saraf imun , dan stres oksidatif. Kombinasi faktor-faktor lain tersebut
menyebabkan perkembangan kerusakan saraf glaukoma secara signifikan.
Glaukoma sudut terbuka dikaitkan dengan peningkatan TIO yang
disebabkan oleh menurunnyaoutflowhumor aquous melalui trabecular meshwork.
Terjadinya peningkatan TIOdisebabkan karena:
Obstruksi trabecular meshwork oleh akumulasi materi ekstrasel
Hilangnya sel endotel trabecular
Penurunan kepadatan pori trabekular dan ukuran dalam endotelium
dinding bagian dalam saluran Schlemm
Hilangnya giant vakuole di endothelium dinding bagian dalam saluran
Schlemm
Hilangnya aktivitas fagositosis yang normal
Gangguan mekanisme umpan balik neurologis
proses lain yang dapat menghambat outflow meliputi perubahan
metabolisme kortikosteroid, abnormalitas kontrol adrenergik, proses imunologi
yang abnormal, dan kerusakan oksidatif trabekular meshwork.

26

3.5 Defek Lapang Pandang pada Glaukoma


Gambaran kelainan lapangan pandang pada glaucoma simplex ada
bermacam-macam.Pada stadium awal glaucoma gambarannya sebagai depresi
umum, dan apabila proses berjalan terus gambaran bisa berubah menjadi defek
arkuata dan pada stadium akhir berupa defek altitudinal.Kelainan lapangan
pandang sesuai dengan perjalanan penyakit juga berubah menjadi lebih padat
(denser) dan bertambah luas dimana pada awalnya hanya mengenai separuh
lapangan berubah menjadi seluruh lapangan. Para peneliti membagi kelainan
lapangan pandang pada glaucoma menjadi dua jenis, yaitu kelainan berkas serabut
saraf.
Gambaran depresi umum yang disebabkan oleh glaukoma, dengan
perimetri kinetik akan tampak sebagai penyempitan secara menyeluruh pada
isopterperifer dan sentral.Depresi adalah suatu bentuk defek lapangan pandang
yang merupakan penurunan sensitivitas retina menyeluruh atau lokal sehingga
terjadi penyempitan isopter, terutama pada bagian nasal.Penderita dengan C/D
ratio dan TIO lebih tinggi dan akan mengalami penyempitan isopter lebih banyak
dan bintik buta lebih lebar.Apabila pemeriksa menemukan gambaran seperti ini
bisa menduga bahwa kerusakan saraf oleh glaucoma seperti ini bisa menduga
bahwa kerusakan saraf oleh glaukoma sudah terjadi terutama apabila terjadi
unilateral atau TIO tinggi dan cupping luas. Diduga kenaikan TIO menyebabkan
kerusakan yang diffus, tetapi kurang mempengaruhi perkembangan kelainan yang
lokal.
Kelainan lapangan pandang yang bersifat lokal dapat dibagi menjadi
beberapa macam antara lain kelainan daerah Bjerrum dan daerah perifer

27

yangdisebabkan oleh kerusakan serabut saraf akan terlihat sebagai


skotoma.Skotoma adalah suatu daerah dengan defek lapangan pandang yang
normal. Gambaran skotoma pada glaucoma simplex pada awal kelainan 26%
adalah skotoma parasentral, 20% nasal step sentral maupun perifer, 51% skotoma
parasentral dan nasal step pada periode sangat awal kelainan lapangan pandang
dan 3% defek bentuk sektor. Beberapa bentuk skotoma pada glaukoma simplek
antara lain.
1. Skotoma daerah Bjerrum, yang menurut letaknya dapat dibedakan menjadi :
a. Nasal step atas dan bawah yang dibagi oleh meridian horizontal yang
menggambarkan berakhirya serabut saraf pada rafe horizontal, disebabkan
karena turunnya sensitivitas pada tempat masuknya serabut saraf.
b. Defek arkuata atas dan bawah merupakan perluasan dari skotoma Bjerrum
yang kemudian menjadi satu sebagai lengkungan di sebelah atas atau
bawah titik fiksasi.
c. Skotoma arkuata daerah Bjerrum berupa skotoma-skotoma parasentral
pada daerah 100 - 200 dari ttik fiksasi akibat kerusakan serabut saraf arkuata
atas dan bawah. Skotoma yang terkecil terdapat pada sekitar bintik buta.
d. Skotoma parasentral adalah skotoma yang mengenai daerah yang
berbatasan dengan titik fiksasi tetapi tidak mengenai titik fiksasi.
e. Skotoma sekosentral merupakan skotoma yang mengenai bintik buta dan
titik fiksasi.
f. Perluasan bintik buata karena terdapat skotoma-skotoma di sekitar bintik
buta.

28

g. Barring of blind spot yaitu bintik buta keluar dari isopter disertai depresi
isopter sentral.

2.

Skotoma daerah perifer meliputi :


a. Depresi/penumpulan nasal, merupakan tanda awal penurunan lapangan
pandang pada glaucoma, bila terjadi bersamaan dengan kerusakan serabut
saraf merupakan tanda patognomonis untuk glaucoma.
b. Nasal step atas dan bawah biasanya gambarannya berbentuk baji. Nasal
step terjadi paling awal oleh karena penurunan sensitivitas semua serabut
saraf. Adanya gambaran nasal step berguna untuk menegakkan diagnosa
glaucoma apabila gambaran yang lain meragukan.
c. Defek sektor pada bagian temporal biasanya terjadi pada stadium akhir
perjalanan penyakit, tetapi gambaran hanya ada pada beberapa kasus.
Perubahan lapangan pandang yang progresif pada glaucoma simplex ada

dua cara yaitu : (1) Perubahan lapangan pandang yang tiba-tiba disebabkan oleh
kerusakan serabut saraf yang baru.2,6,11 Perubahan yang terjadi berupa skotoma
yang absolut atau relatif sesuai perubahan kerusakan serabut saraf yang terjadi,
misalnya skotoma parasentral yang terpisah menjadi skotoma arkuata. (2)
Kerusakan terjadi pada daerah yang berbatasan dengan kumpulan serabut saraf
maka skotoma menjadi bertambah luas, dan lapangan pandang bagian perifer
hilang, gambaran skotoma parasentral. Perubahan lapangan pandang yang
progresif ini disebabkan oleh kenaikan TIO.

29

30

3.6

Manifestasi klinik
Sifat tenang dari dari glaukoma primer sudut terbuka membuat pasien

datang dengan manifestasi klinik yang kurang signifikan. Namun biasanya


terdapat gejala-gejala dibawah ini (AOA, 2011)
3.7

Bilateral walau seringkali asimetris


Herediter
Tekanan intraokuler meninggi
Sudut bilik mata depan terbuka
Bola mata yangb tenang
Lapang pandang yang mengecil
Penggaungan dan atrofi saraf optik
Perjalanan penyakit yang menahun dan progresif
Diagnosis
Karena sifatnya yang tenang, maka tidak ada gejala yang spesifik dari

glaukoma sudut terbuka. Banyak pasien yang baru datang berobat ketika sudah
memiliki defek lapang pandang. Penderita mungkin dapat mengalami sakit kepala
yang hilang timbul dan memiliki keluhan melihat pelangi disekitar lampu, selain
itu riwayat keluarga juga perlu ditanyakan.(Eva, 2015)

Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Bilik Mata Depan

Iluminasi oblik dari COA

31

COA diiluminasi dengan sinar dari lampu tangensial menuju bidang iris.
Pada mata dengan kedalaman COA yang normal, iris tampak seragam saat
diiluminasi. Pada mata dengan COA yang dangkal dan sudut yang tertutup baik
sebagian ataupun seluruhnya, iris menonjol ke anterior dan tidak seragam saat
diiluminasi.

Gambar Pemeriksaan Kedalaman COA


Slit Lamp
Kedalaman sentral dan perifer dari COA harus dievaluasi dengan ketebalan

dari kornea. COA yang memiliki kedalam kurang dari 3 kali ketebalan kornea
pada bagian sentral disertai kedalam bagian perifer kurang dari ketebalan kornea
memberikan kesan sudut yang sempit. Gonioskopi penting dilakukan untuk
evaluasi selanjutnya. Untuk evaluasi kedalaman dari COA dengan pemeriksaan
slit lamp biomiocroscop, pengaturan cahaya yang sempit dipilih. Cahaya harus
mengenai mata pada sudut penglihatan yang sempit dari garis cahaya pemeriksa.
Alat untuk imaging dari segmen anterior telah tersedia (Visante OCT, Zeiss)
menyediakan gambaran tomografi dari COA.

32

Gambar Evaluasi Kedalaman COA dengan Slit Lamp


b.
Pengukuran Tekanan Intraokular
Palpasi Perbandingan palpasi dari kedua bola mata merupakan pemeriksaan awal
yang dapat mendeteksi peningkatan tekanan intraokular. Jika pemeriksa dapat
memasukkan bola mata dimana pada saat palpasi berfluktuasi, tekanan kurang
dari 20 mmHg. Bola mata yang tidak berpegas tetapi keras seperti batu
merupakan tanda tekanannya sekitar 60-70 mmHg (glaukoma akut sudut
tertutup).

Gambar Pengukuran Tekanan Intraokular dengan Palpasi

33

Tonometri Schiotz
Pemeriksaan ini mengukur derajat dari kornea yang dapat diindentasi
pada posisi pasien supine. Semakin rendah tekanan intraokular, semakin
dalam pin tonometri yang masuk dan semakin besar jarak dari jarum bergerak.
Tonometri indentasi sering memberikan hasil yang tidak tepat. Sebagai
contohnya kekakuan dari sklera berkurang pada mata miop dimana akan
menyebabkan pin dari tonometer masuk lebih dalam. Oleh karena itu
tonometri indentasi telah digantikan oleh tonometri applanasi.

Gambar

Pemeriksaan Tonometri Schiotz

Tonometri Applanasi

34

Metode ini merupakan metode yang paling sering dilakukan untuk


mengukur tekanan intraokular. Pemeriksaan ini memungkinkan pemeriksa untuk
melakukan pemeriksaan pada posisi pasien duduk dalam beberapa detik (metode
Goldmanns). Atau posisi supine ( metode Draegers). Tonometer dengan ujung
yang datar memiliki diameter 3.06 mm untuk applanasi pada kornea diatas area
yang sesuai (7,35 mm) . Metode ini dapat mengeliminasi kekakuan dari sklera
yang merupakan sumber dari kesalahan.
Gambar Pemeriksaan Tonometri Applanasi Goldmann

Tonometri pneumatik non kontak


Tonometer elektronik menembakkan udara 3ms secara langsung ke kornea.

Tonometer merekam defleksi dari kornea dan mengkalkulasi tekanan intraokular.


Keuntungan : tidak memerlukan penggunaan anestesi topikal, pengukuran
tanpa kontak mengurangi risiko infeksi (dapat dilakukan pengukuran pada
keadaan konjungtivitis).

35

Kerugian : kalibrasi sulit, pengukuran yang tepat hanya dapat dilakukan


diantara tekanan yang rendah dan sedang, tidak bisa digunakan bila terdapat skar
pada kornea, pemeriksaan tidak nyaman untuk pasien, aliran udara besar,
peralatan lebih mahal dibandingkan tonometer applanasi.

Gambar Pemeriksaan Tonometri Non-Contact


Kurva Pengukaran tekanan 24 jam
Pengukuran dilakukan untuk menganalisis fluktuasi dari tekanan
sepanjang 24 jam pada pasien dengan suspek glaukoma. Pengukuran single
dapat tidak representativ. Hanya kurva 24 jam yang menyediakan informasi
yang tepat mengenai tingkat tekanan. Tekanan intaokular berfluktuasi pada
gambaran ritmis. Anga tertinggi seringnya timbul pada malam hari atau awal
pagi hari. Pada pasien normal, fluktuasi dari tekanan intraokularjarang
melebihi 4-6 mmHg. Tekanan diukur pada pukul 06.00 pagi hari dan pukul
06.00 sore hari, 09.00 malam hari dan tengah malam. Kurva tekanan 24 jam
dari pasien rawat jalan tanpa pengukuran waktu malam hari dan awal pagi
hari hasilnya kurang tepat.

36

Gambar Kurva Tekanan 24 Jam

Tonometric self-examination
Perkembangan terbaru memungkinkan pasien untuk mengukur tekanan

intraokular sendiri di rumah. Tonometer pasien memungkinkan untuk memperoleh


kurva tekanan 24 jam dari beberapa kali pemeriksaan pada kondisi yang normal
setiap hari. Pengggunaan alat memerlukan kemampuan khusus. Pasien dengan
gangguan pada pemakaian tetes mata merupakan petimbangan yang tepat untuk
tidak mencoba menggunakan tonometer pasien. Pasien muda dan memiliki
motivasi yang baik merupakan kandidat yang baik untuk tonometric selfexamination.

Gambar Tonometer self-examination

Partner Tonometry

37

Tonometer portable peneumatic non contact telah tersedia dan sesuai


untuk tonometri di rumah. Hal yang perlu dilakukan adalah menyejajarkan
tonometer dengan partner dan pengukurannya sendiri tidak tergantung pada
pemeriksa. Hasilnya dapat dipercaya. Kekurangan dari alat ini alah harganya
yang mahal.

Gambar Partner Tonometry


c.

Oftalmoskop
Dengan oftalmoskop dapat dilihat saraf optik di dalam mata dan akan
dapat ditentukan apakah tekanan bola mata telah mengganggu saraf optik. Saraf
optik dapat dilihat secara langsung. Warna serta bentuk dari mangok saraf optik
pun dapat menggambarkan ada atau tidak ada kerusakan akibat glaukoma yang
sedang diderita.
Kelainan pada pemeriksaan oftalmoskopi dapat dilihat :
1.

Kelainan papil saraf optik


a.saraf optik pucat atau atrofi
b.saraf optik tergaung
2. C/D Ratio normal 0.2 0.3 , ekskavasi > 0.5
3. Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atrofi akan berwarna hijau
4. Tanda lainnya seperti perdarahan peripapilar.
Gambar Diskus Optikus Normal

38

Gambar Lesi Glaukomatosa pada Nervus Opticus


d. Tes Lapang Pandang
Deteksi glaukoma sedini mungkin memerlukan dokumentasi gangguan
lapang pandang pada stadium sedini mungkin. Seperti telah diketahui bahwa
gangguan lapang pandang pada glaukoma bermanifestasi pada awalnya di
daerah lapang pandang superior paracental nasal atau jarangnya pada lapang
pandang inferior, dimana skotoma relatif nantinya akan berkembang menjadi
skotoma absolut. Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama
mengenai 30 lapang pandang bagian tengah. Kelainan pandang pada
glaukoma yaitu terjadinya pelebaran blind spot dan perubahan skotoma
menjadi byerrum, kemudian jadi arcuata dan berakhir dengan pembentukan
ring, serta terdapatnya seidel sign.

Konfrontasi test
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang kasar untuk lapang pandang.

Pasien diminta untuk menutup mata tanpa menekannya, pemeriksa duduk tepat

39

didepan penderita dan sama tinggi dengan penderita. Pemeriksa menutup mata
yang tepat berada didepan mata penderita yang ditutup. Perlahan gerakkan jari
dari perifer kearah tengah dari delapan arah.

Gambar Tunnel

Computerized

vision
static

perimetry
(pengukuran sensitivitas untuk membedakan cahaya) pemeriksaan utama
dibandingkan metode kinetik dalam mendeteksi gangguan lapang pandang
stadium awal.

Gambar Diagram Perimetri dan Computerized Perimetry

e.

Gonioskopi
Gonioskopi merupakan pemeriksaan pilihan untuk mengidentifikasi

bentuk respektif dari glaukoma. Tes ini sebagai cara diagnostik untuk melihat
langsung keadaan patologik sudut bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang
terdapat pada sudut bilik mata seperti benda asing. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan meletakkan lensa sudut (goniolens) di dataran depan kornea setelah

40

diberikan lokal anastesi. Lensa ini dapat digunakan untuk melihat sekeliling sudut
bilik mata dengan memutarnya 360 derajat. (Kansky, 2011)

Gambar Pemeriksaan Gonioskopi

41

Gambar Gonioskopi

Gambar Struktur sudut bilik mata (kiri); Skala Gonioskopi (kanan)

42

Skala 0, tidak terlihat struktur sudut dan terdapat kontak kornea dengan

iris. Interpretasi : sudut tertutup


Skala 1, tidak terlihat bagian trabekulum sebelah belakang dan garis

schwalbe terlihat. Interpretasi : sudut sangat sempit


Skala 2, sebagian kanalis schlemm terlihat. Interpretasi: sudut sempit

sedang. Mempunyai kemampuan untuk jadi tertutup.


Skala 3, sebagian kanalis schlemm masih terlihat termasuk skleral spur.

Interpretasi: sudut terbuka sedang, tidak akan terjadi sudut tertutup.


Skala 4, badan siliar terlihat. Interpretasi : sudut terbuka.
f.
Tes provokasi
dilakukan pada keadaan yang meragukan.

Tes minum air


Penderita disuruh berpuasa, tanpa pengobatan selama 24 jam.
Kemudian disuruh minum 1 L air dalam 5 menit. Lalu tekanan intraokular
diukur setiap 15 menit selama 1,5 jam. Kenaikan tensi 8 mmHg atau lebih,
dianggap mengidap glaukoma.

Pressure Congestive test


Pasang tensimeter pada ketinggian 50-60 mmHg, selama 1 menit.
Kemudian ukur tensi intraokularnya. Kenaikan 9 mmHg, atau lebih
mencurigakan, sedang bila lebih dari 11 mmHg pasti patologis.

Kombinasi tes air minum dengan pressure congestive test


Setengah jam setelah tes minum air dilakukan pressure congestive test.
Kenaikan 11 mmHg mencurigakan, sedangkan kenaikan 39 mmHg atau lebih
pasti patologis.

Tes steroid

43

Diteteskan larutan deksametason 3-4 dd g 1, selama 2 minggu. Kenaikan


tensi intraokular 8 mmHg menunjukkan glaukoma.
Diagnosis glaukoma sudut terbuka primer ditegakkan apabila ditemukan
kelainan-kelainan glaukomatosa pada diskus optikus dan lapang pandang yang
disertai dengan peningkatan tekanan intraokuler, sudut bilik mata depan terbuka
dan tampak normal, dan tidak terdapat sebab lain yang menyebabkan peningkatan
tekanan intraokuler. Sedikitnya sepertiga pasien glaukoma sudut terbuka primer
memiliki tekanan intraokuler yang normal sewaktu pertama kali diperiksa. Jadi,
untuk menegakkan diagnosis mengkin diperlukan pemeriksaan tonometri
berulang.(Eva, 2015)
2.7 Tatalaksana
Target terapi pada glaukoma sudut terbuka berbeda pada setiap individu
karena sensitivitas masing-masing pasien terhadap tekanan bola mata berbedabeda, maka menurunkan tekanan bola mata hingga batas normal saja tidaklah
cukup. Untuk itu, biasanya pasien penderita glaukoma sudut terbuka ditargetkan
untuk menurunkan tekanan bola matanya sekitar 30-50% dari tekanan bola mata
sebelum pengobatan Faktor-faktor seperti kerusakan nervus dan defek lapang
pandang juga menjadi pertimbangan dalam menentukan target terapi. (AOA,
2011)
Terapi glaukoma sudut terbuka biasanya dilakukan secara konservatif
dengan obat-obatan. Obat yang biasa dipakai antara lain adalah:
a. Supresi pembentukan aquous humour
Golongan penghambat beta timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaxolol 0,25%
dan 0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5%, metipranolol 0,3%, serta carteolol 1%

44

dua kali sehari dan gel timolol maleat 0,1%, 0,25%, dan 0,5% sekali setiap pagi
adalah preparat-preparat yang tersedia saat ini. Berfungsi untuk menekan produksi
cairan akuos. Kontra indikasi dari pemberian obat golongan ini adalah adanya
penyakit obstruktif saluran napas kronik terutama asma dan defek hantaran
jantung.
Apraclonidin 0,5% (3 kali 1 tetes sehari) dan Apraclonidine 1% (digunakan
sebelum dan sesudah terapi laser) berfungsi untuk menekan produksi cairan
akuos tanpa mempengaruhi sistem pengeluarannya. Banyak digunakan untuk
mencegah kenaikan tekanan intraokular setelah terapi laser pada segmen mata
anterior.
Golongan alpha-adrenergicagonist brimonidin 0,2% 2 kali 1 tetes sehari.
Obat golongan ini memiliki efek menekan produksi cairan akuos dan
meningkatkan pengeluaran cairan akuos.
Golongan carbonicanhydraseinhibitor dorzolamide hydrochloride 2% dan
brinzolamide 1% (2-3 dd 1 tetes sehari).Golongan carbonicanhydraseinhibitor,
seperti asetazolamide 250 mg 4 kali 1 tablet paling banyak digunakan. Berfungsi
untuk menghambat produksi cairan akuos. Pemberian obat ini dapat menimbulkan
efek samping hipokalemia, oleh karena itu pemberiannya harus selalu disertai
dengan pemberian kalium. Pemakaian jangka lama obat ini juga dapat
mengganggu fungsi ginjal, oleh karena itu kontrol yang teratur sangat dibutuhkan.
(AOA, 2011)
b. Fasilitasi aliran keluar aqueous humor
Analog prostaglandin larutan bomatoprost 0,003%, latanoprost 0,005%, dan
travoprost 0,004%, masing-masing sekali setiap malam, dan larutan unoprostone

45

0,15% dua kali sehari meningkatkan aliran keluar aqueous melalui uveosklera.
Analog prostaglandin merupakan obat-obat lini pertama atau tambahan yang
efektif.
Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar aqueous humor
dengan bekerja pada anyaman trabekular melalui kontraksi otot siliaris.
Pilocarpine jarang digunakan sejak ditemukannya analog prostaglandin, tetapi
dapat bermanfaat pada sejumlah pasien. Obat ini diberikan dalam bentuk larutan
0,5-6% yang diteteskan hingga empat kali sehari atau bentuk gel 4% yang
diberikan sebelum tidur. Carbachol 0,75-3% adalah obat kolinergik alternatif.
Obat-obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai penglihatan suram,
terutama pada pasien katarak, dan spasme akomodatif yang mungkin mengganggu
pada pasien usia muda. Ablasio retina adalah kejadian yang jarang namun serius.
Epinefrin 0,25-2% - diteteskan sekali atau dua kali sehari, meningkatkan
aliran keluar aqueous humour dan sedikit banyak disertai penurunan pembentukan
aqueous humor.
Dipivefrin suatu prodrug epinefrin yang dimetabolisme secara intraokular
menjadi bentuk aktifnya.

Operasi
Tindakan pembedahan pada glaukoma dilakukan bila tekanan mata sudah
terkontrol baik, mata tidak dalam keadaan meradang dan persiapan pembedahan
sudah cukup.Teknik operatif dan laser pada glaukoma sudut terbuka antara lain :
1. Trabekuloplasti laser
2. Trabekulektomi

46

3. Siklodestruktif
Trabekulektomi adalah prosedur yang paling sering digunakan untuk
memintas saluran-saluran drainase normal sehingga terbentuk akses langsung
aqueous humour dari bilik mata depan ke jaringan subkonjungtiva dan
orbita.Dilakukan dengan melakukan diseksi flap ketebalan setengah sklera dengan
engsel di limbus.Satu segmen jaringan trabekula diangkat, flap sklera ditutup
kembali dan konjungtiva dijahit rapat untuk mencegah kebocoran cairan
aqueus.Komplikasi yang utama adalah fibrosis jaringan episklera yang
menyebabkan penutupan jalur drainase baru tersebut.Hal ini mudah terjadi pada
pasien berusia muda, pasien glaukoma akibat uveitis, dan pasien yang pernah
menjalani bedah drainase glaukoma atau tindakan bedah lain yang melibatkan
jaringan episklera.Terapi tambahan pra- dan pasca operasi dengan antimetabolit
seperti 5-fluorouracil dan mitomycin C memperkecil resiko kegagalan bleb serta
untuk mencegah fibrosis pada pasien yang rentan terhadap pembentukan
parut.Terapi ini dapat menimbulkan komplikasi yang berkaitan dengan bleb antara
lain rasa tidak nyaman terus menerus pada mata, infeksi bleb, atau makulopati
akibat hipotoni okular persisten.Terapi ini juga mempercepat pembentukan
katarak secara nyata.Indikasi dilakukan tindakan ini adalah pada keadaan
glaukoma akut yang berat atau setelah kegagalan iridektomi perifer.

47

Penanaman selang silikon untuk membentuk saluran keluar permanen bagi


aqueous humour dilakukan untuk mata yang tidak berespon terhadap
trabekulektomi.Dikerjakan pada kasus glaukoma sekunder-glaukoma neovaskular
dan glaukoma pasca bedah tandur kornea.
Trabekulopasti laser (biasanya argon) merupakan tindakan untuk
menimbulkan bakaran melalui suatu lensa-gonio ke anyaman trabekular sehingga
memudahkan aliran keluar aqueous humour; ini terjadi karena efek yang
dihasilkan pada anyaman trabekular dankanal Schlemm atau adanya proses-proses
selular yang meningkatkan fungsi anyaman trabekular.Teknik ini dapat diterapkan
pada beragam bentuk glaukoma sudut terbuka dan hasilnya bervariasi tergantung
penyebab yang mendasari.Penurunan tekanan biasanya memungkinkan
pengurangan terapi medis dan penundaan tindakan bedah
glaukoma.Trabekuloplasti laser dapat digunakan dalam terapi awal glaukoma
sudut terbuka primer.Pada sebagian besar kasus tekanan intraokular perlahanlahan akan kembali ke tingkat praterapi dalam 2-5 tahun.Hasil tindakan bedah
drainase glaukoma berikutnya dapat dipengaruhi tanpa disengaja.
Terapi siklodestruktif adalah tindakan destruksi pada korpus siliar dengan
laser atau pembedahan untuk mengatur tekanan intraokular.Krioterapi, diatermi,

48

laser YAG:neodymium atau laser dioda dapat digunakan untuk menghancurkan


korpus siliar ini.Terapi diberikan dari luar melalui sklera, sekarang ini telah
tersedia sistem aplikasi laser endoskopi.
3.8 Differential Diagnosis
DD glaukoma sudut terbuka adalah glaukoma bertekanan rendah, glaukoma sudut
tertutup kronik, glaukoma sekunder dengan sudut terbuka, dan glaukoma akibat
steroid.
Glaukoma

Glaukom

Glaukoma Sudut

Glaukoma Sudut

Hipertensi

Terbuka

Tertutup Kronis

-Muncul gejala sering

Penyempitan

Steroid
Riwayat

-Riwayat

Normal
Pe lapa

pada penyakit yang

lapang pandang

penggunaan

glaukoma

pandang

sudah lanjut

yang ekstensif

steroid

dalam

progres

-Gangguan lapang

pada kedua mata

topikal

keluarga

dalam

-Riwayat

jangka

miopi, DM,

waktu lama

peny

akibat
Anamnesis

pandang

Tekanan
Okular

kardiovaskular
dalam
Pemeriksaa

-Pe TIO

-PeTIO

-Pe TIO

keluarga
-Pe TIO

-Gonioskopi sudut

-Gonioskopi

-Sudut

- kerusakan

Cuppin

BMD terbuka dan

sudut BMD

BMD

nervus optic /

us opt

tampak normal

sempit

terbuka

gangguan

-Defek

Defek lapang

-Sinekia Anterior

lapang

lapang

49

panda

pandang

Perifer

pandang (-)

-Kelainan

-Kelainan diskus

-Kornea relatif -TIO

glaukomatosa pada

optik dan lapang

tebal

diskus optikus.

pandang

norma
ah

-Sudut

terbuk

-Perda

diskus
Terapi

-Obat tetes mata

Iridotomi perifer

-Hentikan

-Pemantauan

-Bedah

antiglaukoma

penggunaan

teratur TIO,

drainase

-Trabekulektomi

steroid

diskus optik,

glaucom

lapang

-Ca

Menurunka

pandang

Channe

n TIO

3.9 Komplikasi
Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat berkembang secara perlahan
hingga akhirnya menimbulkan kebutaan total yang disebut dengan glaukoma
absolut.
Prognosis sangat bergantung pada diagnosis dan pengobatan dini. Apabila proses
penyakit terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat tertangani
dengan baik secara medis. Pembedahan tidak seluruhnya menjamin kesembuhan
mata. Apabila obat tetes antiglaukoma dapat mengontrol tekanan intraokuler mata

50

yang belum mengalami kerusakan glaukomatosa luas, prognosisnya akan baik


(walaupun penurunan lapang pandang dapat terus berlanjut pada tekanan
intraokular yang telah normal). Trabekulotomi merupakan pilihan yang baik bagi
pasien yang mengalami perburukan meskipun telah menjalani terapi medis.
3.10 Pencegahan
-

Sebagai deteksi dini, penderita dianjurkan untuk memeriksakan mata (papil

saraf optik, dan lapang pandang) 6 bulan sekali


Bila terdapat riwayat keluarga glaukoma, buta, miopia tinggi, anemia,
hipotensi, mata satu atau menderita diabetes mellitus, maka kontrol dilakukan
lebih sering.
Anjuran dan keterangan pada penderita glaukoma primer sudut terbuka:

Penyakit ini tidak nyata dipengaruhi emosi


Olah raga merendahkan tekanan bola mata sedikit
Minum tidak boleh sekaligus banyak, karena dapat menaikkan tekanan
Tekanan darah naik cepat akan menaikkan tekanan bola mata
Tekanan darah tinggi lama, bila diturunkan cepat akan mengakibatkan
bertambah terancamnya saraf mata oleh tekanan mata.

Anda mungkin juga menyukai