Anda di halaman 1dari 32

[Type text]

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 2
A.

LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................2

B.

RUMUSAN MASALAH............................................................................. 2

C.

TUJUAN PEMBAHASAN..........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.

Khalifah Abu Bakar (11-13 H/632-634 M)..............................................3


1.

Latar Belakang Kehidupan.................................................................3

2.

Pengangkatan sebagai Khalifah.........................................................3

3.

Kemajuan yang di capai.....................................................................4

B.

Kholifah Umar Ibn Khattab....................................................................9


1.

Sebelum Memeluk Islam....................................................................9

2.

Ketika Islam Menyapa Umar............................................................10

3.

Pengabdian Umar Sebelum Menjadi Khalifah..................................13

4.

Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Ekspansi Islam....................13

5.

Sistem Pemerintahan.......................................................................14

6.

Penilaian Terhadap Khalifah Umar...................................................15

7.

Manajemen Pemerintahan Umar bin Khattab..................................15

8.

Wafat Khalifah Umar........................................................................15

C. Khalifah Utsman ibn Affan..................................................................16


1.

Penaklukan Pada Masa Utsman R.A.................................................17

2.

Kritik Kebijakan Khalifah Usman......................................................18

3.

Manajemen Pemerintahaan Utsman bin Affan.................................19

D. Kholifah Ali bin Abi Thalib R.A.............................................................21


1.

Pengabdiannya Terhadap Islam Sebelum Menjadi Khalifah............22

2.

Perang Unta..................................................................................... 23

3.

Perang Siffin.................................................................................... 23

4.

Sebab-Sebab Kegagalan Khalifah Ali...............................................24

5.

Ali bin Abi Thalib Wafat....................................................................25

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 26


A.

Kesimpulan......................................................................................... 26

B.

Saran.................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 28

1 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada umumnya setiap penulisan ulang mengenai Sejarah Peradaban Islam pada masamasa Khulafaur Rasyidin ataupun sejarah-sejarah lain adalah terbuka dan milik semua orang.
Asalkan bisa memahami dan bisa mengaplikasikannya secara sistematis dan inofatif.
Tema besar penulisan makalah ini akan lebih banyak menelusuri mengenai akar-akar
Sejarah Peradaban Islam pada masa Khulafaur Rasyidin. Karena nilai-nilai positif Sejarah
Peradaban Khulafaur Rasyidin tidak lagi dijadikan teladan oleh orang-orang Islam.
Fenomena yang sangat menyedihkan, mayoritas orang-orang Islam saat ini lebih banyak
mengadobsi budaya/peradaban orang-orang non muslim. semua itu merupakan cerminan bagi
potret perkembangan di masing-masing kawasan Dunia Islam yang terus menerus
menunjukkan dinamikanya.
B. RUMUSAN MASALAH
Secara garis besar pembuatan makalah kami ini akan membahas tentang:
1. Mengurai/menguak kembali tentang sejarah peradaban pada masa Khulafaur Rasyidin.
2. Proses-proses kebijakan pada kepemimpinan para Khulafaur Rasyidin
3. Kontribusi-kontribusi Khulafaur Rasyidin yang disumbangkan pada islam dan
masyarakat

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui Sejarah Khulafaur Rasyidin
2. Dapat mengambil Ibrah dari Sejarah Tersebut
3. Menerapkan Sifat dan Karakter dalam Kehidupan Sehari-hari

2 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

BAB II
PEMBAHASAN
A. Khalifah Abu Bakar (11-13 H/632-634 M)
1. Latar Belakang Kehidupan
Abu Bakar lahir pada tahun 573 M dari sebuah keluarga terhormat di
Makkah. Abu Bakar adalah nama gelar sedang nama aslinya Abdullah ibn
Abu Kuhafah, lalu ia mendapat gelar Al-Shiddiq setelah masuk agama
Islam.Semenjak masa kanak-kanak, ia adalah sosok pribadi yang di kenal
jujur, tulus, penyayang, dan suka beramal, sehingga masyarakat Makkah
menaruh hormat kepadanya. Ia selalu berusaha berbuat yang terbaik
untuk menolong fakir miskin.
Abu Bakar adalah sahabat yang terpercaya dan di kagumi oleh Nabi. Ia
pemuda yang pertama kali menerima seruan Nabu tanpa banyak
pertimbangan. Seluruh kehdupannya di curahkan untuk perjuangan suci
memebela dakwah Nabi Muhammad, sehingga ia lebih dicintai oleh Nabi
dari pada sahabat lainnya. Demikian juga Nabi sangat menyayanginya
sehingga Nabi menunjuknya sebagai imam shalat pengganti Nabi. Ketika
Nabi hijrah ke Madinah, ia yang menyertainya, dan selalu aktif dalam
perjuangan selama di Madinah. Ketika Nabi memerlukan dana untuk
membangun masjid di Madinah dan untuk perlengkapan ekspedisi ke
Tabuk, Abu Bakar menyumbangkan seluruh harta kekayaannya. Ia turut
hamper seluruh peperangan dan turut pula dalam perjanjian Hudaibiyah.
Kedekatan Abu Bakar dengan Nabi dalam perjuangan Islam ibarat Nabi
dengan bayangannya.
2. Pengangkatan sebagai Khalifah
Sampai akhir hayat, Nabi tidak menunjuk seseorang sebagai Khalifah,
sehingga ketika beliau meninggal dunia masyarakat muslim dalam
kebingungan. Golongan Muhajirin dan Anshar masing-masing berusaha
memilih tokohnya sebagai penerus dan pengganti kepemimpinan Nabi.
Fanatisme ini sempat mengancam kesatuan Islam. Pada saat itu
masyarakat Anshar melaksanakan musyawarah di Gedung pertemuan
Bani Saidah untuk mengangakat seorang Khalifah dari kalangan mereka
sendiri. Mereka semula sepakat untuk memilih Said ibn Ubaidillah,
seseorang pemuka dari suku Khajraj. Dlam situasi kritis ini, Abu Bakar,
Umar,dan Abu Ubaydah bergegas menujuke tempat di selenggarakan
musyawarah kaum Anshar tersebut.
3 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

Dengan bijaksana Abu Bakar berkata ,Sesungguhnya perjuangan


kaum Anshar dalam perjuangan Islam tidak ada bandingannya. Tetapi
sungguhpun demikian seluruh masyarakat Arabiya mengetahui bahwa
tidak ada penguasa Arab yang paling disegani melainkan dari kalangan
Quraisy. Lalu orang-orang Anshar segera mengusulkan Kalau begitu
pilihlah seorang pemimpin untuk golongan kamu, dan kami akan
menetapkan dan kami akan menetapkan pemimpin untuk kamu sendiri.
Menanggapi usulan tersebut Umar segera berkata dengan tegas, Ingatlah
kamu sekalian bahwa dua pemimpin tidak dapat berkuasa bersama.
Seusai Umar berbicara, Abu Bakar segera menyusul berbicara,
Hendaklah kamu sekalian memilih di antara Umar dan Abu Ubaydah
sebagai Khalifah. Namun, kedua tokoh yang di usulkan tersebut menolak
sambil berkata, Tidak, kami tidak mempunyai kelebihan dari kamu
sekalian dalam urusan ini. Dalam situasi musyawarah yang semakin
kritis, Umar mengangkat tangan Abu Bakar seraya mengucapkan sumpah
setia kepadanya dan membaiatnya sebagai Khalifah. Sikap Umar tersebut
diikuti oleh Abu Ubaydah dan tokoh-tokoh Anshar yang hadir dalam
pertemuan tersebut. Mereka semua menyatakan kerelaannya membaiat
Abu Bakar sebagai Khalifah, yakni sebagai penerus tampuk kepemimpinan
umat Islam yang semula dijabat oleh Nabi. Dengan demikian krisis
kesatuan dan solidaritas umat Islam terselesaikan.
Proses pemilihan Abu Bakar sebagai Khalifah pertama menunjukan
betapa seriusnya masalah suksesi kepemimpinan dalam masyarakat Islam
pada saat itu. Dikalangan suku-suku Arab, kepemimpinan mereka di
dasarkan pada system pemilihan atas dasar senioritas dan prestasi
mereka, tidak di wariskan mereka secara turun-temurun. Setelah proses
pemilihan selesai dengan hasil kesepakatan menetapkan Abu Bakar
sebagai Khalifah, Selanjutnya Abu Bakar dalam pelantikan pidato berkata,
Saya bukanlah orang terbaik di antara kamu sekalian. Oleh karna itu saya
sangat menghargai dan mengharapkan saran dan pertolongan kalian
semua. Menyampaikan kebenaran kepada seseorang yang terpilih sebagai
penguasa adalah kesetiaan yang sebenar-benarnya; menyembunyikan
kebenaran adalah suatu kemunafikan . Orang yang kuat maupun mereka
yang lemah adalah sama kedudukannya, dan saya akan memperlakukan
kalian semua secara adil. Jika aku bertindak dengan hukum Allah dan
Rasulnya, taatilah aku, tetapi jika aku mengabaikan ketentuan Allah dan
Rasul-Nya, tidaklah layak menaatiku.
Pidato yang disampaikan Abu Bakar saat pelantikan tersebut berisi
prinsip-prinsip kekuasaan demokratis. Dan bukanlah kekuasaan yang
bersifat Otokratis. Seorang khalifah wajib menjalankan pemerintahan

4 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

sesuai dengan islam dan ia wajib mempertanggung jawabkan segala


kebijakan kepada rakyatnya.
3. Kemajuan yang di capai
Semenjak di resmikan sebagai khalifah, Abu Bakar menghadapi
berbagai permasalahan. Seperti Munculnya Nabi-nabi palsu, timbulnya
gerakan kaum-kaum munafik, dan gerakan penentang kewajiban zakat 1:
a. Gerakan Nabi Palsu
Sukses besar missi perjuangan Nabi Muhammad menimbulkan
kecemburuan segolongan masyarakat. Tidak lama setelah Nabi
Muhammad wafat muncullah beberapa orang yang mengaku sebagai
Nabi. Mereka mengepalai gerakan kelompok pembangkang.
Aswad al-Ansi meruoakan orang yang pertama kali mengaku sebagai
Nabi. Ia adalah pemimpn suku Ansi di Yaman. Ia berhasil merekrut
sejumlah pasukan dan bersekutu dengan daerah-daerah sekitar Yaman
untuk melancarkan pemberontakan terhadap pemerintahan islam.
Musailamah, seseorang yang berasal dari Bani Hanifah di pusat
Jazirah Arab, mengaku sebagai nabi dan mengadakan gerakan
penghasutan di Yamamah. Sebelumnya, ia datang ke Madinah beserta
sejumlah utusan sebagai orang yang beriman, dalam perjalanan pulang ia
mengaku dirinya sebagai Nabi. Masyarakat suku Hanifah sejak semula
tidak merasa senang dengan hadirnya seorang Nabi dari suku Quraisy,
karena itu mereka mudah menerima seruan Musailamah sebagai seorang
Nabi dari suku mereka sendiri.
Tulaiha adalah seorang yang mahir dalam peperangan dan di kenal
sebagai orang yang kaya raya dari suku Bani Asad, Arabia Selatan. Ia
melancarkan perlawanan secara terangan-terangan terhadap
pemerintahan islam seraya mengaku sebagai Nabi setelah wafat Nabi.
Sajah, seorang wanita Kristen, mengaku sebagai Nabi. Berasal dari
suku Yarbu di Asia tengah. Sekalipun ia mendapat dukungan dari
mayoritas masyarakatnya, namun tidak memiliki keberanian melawan
kekuasaan islam, karna itu ia membentuk kekuatan persekutuan dengan
cara melangsungkan perkawinan dengan Musailamah.
b. Gerakan kaum Murtad
Masa pemerintahan Abu Bakar yang pendek sebagian besar di
sibukkan dengan upaya memerangi gerakan kaum murtad dan munafik.
1 Sejarah Islam:prof.K.Ali halaman 92
5 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

Semenjak tersebar kabar wafat Nabi, sekelompok orang di Madinah


menyatakan kemurtadannya sambil melancarkan aksi pemberontakan.
Gerakan ini di kenal dengan gerakan Riddah. Sementara nabi-nabi palsu
menyerukan masyarakat dan pengikutnya agar masuk islam, maka
sejumlah suku-suku lainnya menyatakan diri keluar dari islam dengan
berbagai alasan dan latar belakang. Berikut ini adalah sebab-sebab dan
latar belakang yang mendorong perlawanan mereka terhadap Islam.
Kekuasaan Madinah yang semakin meluas menimbulkan
kecemburuan sebagian masyarakat Makkah yang tidak menghendaki
supremasi kota Madinah. Mereka tinggal diam semasa Nabi masih hidup.
Sepeninggal nabi mereka berusaha menandingi pengaruh Madinah. Watak
bangsa Arab yang berhasil di redam oleh Nabi mulai menampakkan corak
aslinya, yakni fanatisme kedaerahan dan khususnya fanatisme kesukuan.
Pada umumnya, masyarakat kesukuan bangsa Arab bersifat
paternalis, yakni mengikuti dan tunduk kepada para pemimpinnya secara
membabi buta. Jika seseorang pemimpin masuk islam, rakyatnya
mengikuti semua masuk islam pula, sekalipun mereka dalam hal-hal
tertentu lebih bersifat demokratis. Dominasi sifat paternalis inilah yang
menyebabkan mereka mudah menerima seruan kemurtadan dari
sekelompok pemuka suku yang merasa di rugikan dan merasa khawatir
dengan perkembangan Islam.
Bahwa Nabi telah membawa perubahan besar-besaran terhadap
struktur sosial masyarakat Arabia, khususnya dalam bidang politik dan
keagamaan. Perubahan-perubahan yang di bawa Islam ini di rasakan
sangat merugikan dan mengurangi pengaruh kepemimpinan pemukapemuka Arabia.
Bahwa suku-suku Arabia pada dasarnya memeluk Islam dengan
pertimbangan bahwa kekuatan Nabi di Madinah dapat melindungi mereka
dan dengan menaruh sejumlah harapan terhadap kekuatan Islam di
Madinah. Ketika mereka mengkhawatirkan bahwa harapan tersebut
semata harapan kosong, maka muncullah inisiatif mereka melawan
kekuatan Islam.
Bahwasanya ketika Nabi Muhammad meninggal, Masyarakat Arabia
belum lama memeluk agama Islam sehingga mereka belum menghayati
keindahan dan keagungan ajaran-ajaran Islam. Dengan wafat Nabi,
keyakinan mereka pudar dan kembali kepada keakinan kesukuan mereka
semula.
c. Gerakan kaum Munafik
6 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

Abu Bakar memandang gerakan kaum munafik sebagai bahaya


besar yang mengancam. Hampir di seluruh penjuru Arabia timbul gerakan
ini. Tanpa rasa gentar dan keraguan sedikit pun Abu Bakar menyusun
kekuatan untuk menumpas semua gerakan ini dengan semangat
perjuangan menegakkan Islam. Dalam waktu satu tahun Abu Bakar
berhasil mengembalikan stabilitas pemerintahan Islam.
Abu Bakar menyusun kekuatan di Madinah dan membaginya
menjadi sebelas batalion untuk di kirim ke sebelas daerah rawan
pemberontakan. kepada masing-masing komandan batalion, Abu Bakar
menyampaikan instruksi mengajak mereka yang terlibat dalam
pemberontakan agar kembali kepada ajaran Islam. Jika menolak kepada
ajaran tersebut, mereka boleh di perangi sampai habis. Sebagian mereka
menerima ajakan tersebut dan kembali kepada ajaran Islam tanpa
peperangan, namun sebagian besar mereka bertahan dalam sikapnya
melawan islam sehingga peperangan tidak dapat dihindarkan. Khalid ibn
Walid merupakan komandan yang pertama kali dipertahankan untuk
memerangi Tulaiha dalam peperangan Buzaka, Khalid berhasil
mengalahkan pasukan Tulaiha setelah berhasil dikalahkan, suku-suku yang
terlibat dalam gerakan pemberontakan akhirnya bersedia masuk Islam,
termasuk suku Bani Asad.
Seorang Nabi palsu, yakni Sajah, berhasil menyusup ke Madinah
beserta pasukannya untuk melancarkan penyerbuan Madinah dan berhasil
menggalang kekuatan persekutuan dengan sejumlah suku. Namun Sajah
hilang keberaniannya ketika mengetahui keberangkatan pasukan Khalid ke
medan perang. Ia kemudian bergabung dengan pasukan Musailamah.
Persekutuan ini ternyata tidak membawa hasil, dan akhirnya Sajah kembali
ke Negeri asalnya, di Lembah Mesopotomia.
Gerakan anti Islam yang paling kuat adalah yang dipimpin oleh
Musailamah. Untuk menghadapinya Abu Bakar mengirim pasukan Islam
yang dipimpin Ikrimah dan Syurahbil. Pasukan ini tidak berhasil
menggempur kekuatan Musailamah, karena itu Abu Bakar segera
memerintah pasukan Khalid ibn Walid. Kedua pasukan ini bertempur
dalam perang Yamamah, 633 M. Pasukan Islam akhirnya dapat
menggempur benteng pertahanan dan perlindungan musuh. Ribuan
musuh beserta Musailamah terbunuh didalam benteng tersebut, sehingga
benteng ini dikenal sebagai Benteng Kematian. Dengan kemenangan
peperangan Yamamah ini, berakhirlah misi pasukan Islam memerangi
gerakan anti Islam.
Dari empat tokoh gerakan anti Islam, dua diantaranya mati
terbunuhdalam peperangan: Aswad al-Insi dan Musailamah. Sedang dua
7 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

tokoh anti islam lainnya, yakni Tulaihah dan Sajah akhirnya memeluk
Islam. Atas dasar perjuangan pasukan Islam, Abu Bakar berhasil
menghancurkan seluruh kekuatan pemberontak dan gerakan
pembangkang dalam waktu satu tahun. Dalam hal ini W. Muir menggaris
bawahi, Abu Bakar telah berjuang dengan sepenuh jiwa untuk tegaknya
Islam dan menyelamatkan dar kehancuran.
Semenjak Nabi wafat sebagian masyarakat menolak membayar
zakat. Sebenarnya mereka tidak menyukai zakat semenjak pertama kali
system zakat diperkenalkan. Zakat bertentangan dengan semangat
kebebasan mereka. Khususnya kebebasan dalam hal ekonomi, karna
system zakat ini merusak tatanan ekonomi masyarakat Arabia. Mereka
khususnya tokoh dan pemuka Arabia, tidak menghendaki pergeseran
tersebut, sehingga merekamenolak dan menentang system zakat. Abu
Bakar tidak menganggap remeh gerakan anti zakat ini. Ia menyusun
pasukan dengan pimpinan Zubair dan Thalhah untuk memerangi kekuatan
mereka. Keberhasilan misi itu berarti menjaga eksistensi Islam dan
sekaligus mengamankan system ekonomi zakat.
Jelaslah bahwa dalam waktu yang singkat Abu Bakar berhasil
mengamankan situasi kacau. Abu Bakar kemudian mengarahkan
perhatiannya pada perluasan pemerintahan Islam. Pada tahun 633 M, Abu
Bakar memerintahkan Khalid ibn Walid mengadakan kegiatan-kegiatan
ekspansi ke wilayah-wilayah perbatasan Syiria dan Persia. Khalid
mengirimkan surat kepada Hurmuz, komandan pasukan tempur
Persia,dengan tiga alternative: pertama ajakan memeluk agama Islam ;
kedua kewajiban membayar pajak, dan ketiga siap dalam
peperangan.hurmuz memutuskan pilihannya pada altenatif yang ketiga,
sehingga pecahlah peperangan antara pasukan muslim dan pasukan
Persia. Pertama kali perang terjadi di Hafir, 50 mil sebelah utara Uballah
yang di kenal sebagai Perang Rantai karena pasukan Persia membuat
barisan pertahan dengan rantai-rantai besar yang mengikat mereka satu
dengan yang lainnya. Pasukan Persia menyerah sedang komandan mereka
terbunuh dalam peperangan setelah peperangan ini, terjadi sejumlah
peperangan kecil, pasukan Persia pada akhirnya terdesak dan mereka
terusir ke wilayah Mesopotamia. Pasukan muslim juga berhasil mengepung
dan menguasai wilayah Hira. Penguasa Kristen wilayah ini menyerahkan
diri dan mengadakan perjanjian damai dengan pemerintah Islam, dengan
kesediaan mereka membyar sejumlah pajak, yang di kenal sebagai Jizyah.
Setelah berhasil dalam pengepungan kota Hira, Khalid beserta
pasukannya melanjutkan ekspansi ke wilayah utara sampai pada wilayah
Ambar, sebuah wilayah pesisir tepi pantai Euphrat. Dari sini, pasukan
Khalid mengadakan penaklukan wilayah Ainut Tamr.
8 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

Abu Bakar mengerahkan 40.000 pasukan dengan pimpinan Khalid


ibn Walid ke daerah perbatasan. Khalifah menyampaikan instruksi kepada
pasukan islam agar tidak menyerang musuh melainkan harus bertahan
dengan membalas serangan yang di lancarkan oleh pihak lawan. Kedua
pasukan ini berperang di Ajnadan. Sekalipun dengan bersusah payah
dalam medan peperangan, akhirnya pasukan islam berhasil mengalahkan
serangan musuh. Heraclius melarikan diri ke Antioch. Selanjutnya Khalid
ibn Walid mengerahkan pasukan untuk menyerang Damaskus.
Berita kemenangan pasukan Islam dalam pertempuran di Ajnadan
terdengar di Madinah saat Khalifah Abu Bakar menderita sakit keras.
Dalam sakitnya, Abu Bakar mendatangkan sahabat-sahabat besar dan
meminta saran mereka siapakah yang pantas menjabat khalifah di
kemudian hari. Selama sakt selama empat hari beliau meninggal dunia
pada Selasa 22 Jumadil Akhir 13 H, bertepatan dengan 23 Agustus 634 M.

9 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

B. Kholifah Umar Ibn Khattab

Al-Faruq, Abu Hafsh, Amir Al-Muminin


Al-Faruq sang pembeda.Demikian julukan yang di berikan Rasulullah untuk
Umar, karena ia dapat memebedakan yang benar dan yang bathil, yang
baik dan yang buruk, Umar sangat menyukai dan kerap memakai julukan
ini. Rasulullah berkata, Allah telah menempatkan kebenaran kepada lisan
dan hati Umar. Dialah Al-Faruq, yang membedakan atau memisahkan yang
haq dan yang Bathil.2
Umar juga di juluki Abu Hafsh Ayah Hafshah, perempuan mulia yang
kemudian menjadi istri Rasulullah. Pernikahan Rasulullah dengan
Hafshahmerupakan bukti cinta kasih Rasul kepada seorang mukminah
yang telah menjanda karena di tinggal mati suaminya, Khunais ibn
Hudzafah al-Sahami, yang berjihad di jalan Allah dan gugur pada perang
Badar. Umar sangat sedih melihat putrinya jadi janda di usia yang masih
muda.
Umar berniat menikahkan Hafshah dengan seorang muslim yang
shaleh agar hatinya kembali tenang. Untuk itu Umar pergi ke rumah Abu
Bakar dan meminta kesediaanya untuk menikahi putrinya itu. Abu Bakar
diam tidak menjawab sedikitpun. Kemudian Umar menemui Utsman ibn
Affan dengan permintaan yang sama. Tpi Utsman ketika itu masih
berkabung karena isterinya, Ruqayah bint Muhammad, baru saja
meninggal dunia. Utsmanpun menolak permintaan Umar. Umar kecewa ia
lalu menemui Rasulullah, mengadukan sikap kedua sahabatnya itu.
Mendengar penuturan Umar, Rasulullah berkata, Hafshah akan menikah
dengan lelaki yang lebih baik dari pada Utsman dan Abu Bakar. Utsman
pun akan menikah dengan perempuan yang lebih baik dari pada Hafshah.
Umar lansung mengerti bahwa Nabi sendiri yang akan menikahi puterinya
itu.3
Umar juga di catat sebagai Amirul Mukminin (Pemimpin yang beriman).
Seorang utusan dari Irak datang menghadap Umar untuk memberitakan
keadaan wilayah pemerintahan Irak. Saat tiba di Madinah, Utusan itu
masuk ke Masjid dan bertemu dengan Amr Ibn Ash. Ia bertanya tentang
Khalifah Umar, Wahai Amr, maukah engkau mengantar ku menghadap
Amirul Mukminin? Amr balik bertanya, Mengapa kau memanggil Khalifah
dengan Amirul Mukminin? Utusan itu menjawab, Ya, karena Umar adalah
2 H.R. Ahmad (5/154/165/177), Abu Daud (2962), Ibnu Majah (108), al-Hakim (2/86, 87)
3 Lihat al-Mushannaf (10352, 103543), Ibn Manshur (520), Ibn Sad (3/201), at-Thabari (4/198/199),
al-Baihaqi (10/144)

10 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

pemimpin (amir), sementara kita adalah orang- orang beriman


(mukminin). Amr menilai panggilan itu sangat baik. Demi Allah, tepat
sekali engkau menyebutkan namanya. Sejak itu, gelar Amirul Mukminin
lekat pada Umar dan para Khalifah sesudahnya.4
1. Sebelum Memeluk Islam
Umar lahir dari keturunan yang mulia. Ia berasal dari suku Quraisy.
Nasabnya bertemu dengan Rasulullah pada leluhur mereka yang
kesembilan. Pohon keturunan Umar dapat di telusuri sebagai berikut:
Umar adalah putra Khattab, putera Nufail, putra Abd al-Uzza, putra Riyah,
putra Abdullah, putra Qarth, putra Razah, putra Adiy, putra Kaab, putra
Luay, putra Ghalib al-Adawi al- Quraisy. Nasab Umar bertemu dengan
nasab Nabi Muhammad pada Kaab. Sementara itu Ibunda Umar adalah
Hantamah putri Hasyim, putra al-Mughirah al-Makhzumiyah.
Tak banyak yang tahu kapan pastinya Umar di lahirkan. Riwayat
termasyhur menyatakan bahwa Umar dilahirkan tiga belas tahun setelah
kelahiran Rasulullah, atau sekitar tahun 586 M, di Makkah, kota
Kosmopolitan semenanjung Arab. Sebagai kesatria Perang.
Baca tulis dan mengenal mazmur adalah tradisi yang sangat langka
pada masa itu. Hal inilah yang kemudian menjadikan Umar sebagai Orang
tercerdas dan juru tulis terkemuka. Hingga pada tahun-tahun pertama
kenabian Muhammad, orang yang mampu baca tulis di seluruh
semenanjung Arab bisa di hitung dengan jari-tak lebih dari 14 atau 17
orang.
Selain cerdas, terdidik, dan penyair handal Umar muda juga di kenal
sebagai jawara gulat yang tangguh di Ukaz (baca: uk-kazh), sebuah
gelanggangan dan pasar ternama. layaknya kesatria Umar berperawakan
tinggi, gagah, tegap, dan gempal.
Ketika beranjak dewasa, Umar mulai menekuni perniagaan. Umar
sering pergi berdagang keluar semenanjung Arab, seperti, Persia, syam:
(mediterania timur, sekarang meliputi Suriah, Lebanon, Yordania, dan
Palestina), hingga mesir.
Umar pun dihormati dan disegani dikalangan orang Arab. Klannya
sendiri, Quraisy, memberinya jabatan terhormat: ia diangkat sebagai
juuru diplomasi, utusan khusus, dan duta besar mereka.

4 Lihat al-Askari dalam al-Awail, At-Thabrani dalam al-Kabir, juga al-Hakim (3/81), al-Haitsami,
dalam al-Majma (9/61)

11 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

2. Ketika Islam Menyapa Umar

Saat Rasulullah mengumumkan misi kenabiannya, Umar tengah


berusia 27. Sebagai mana pembesar Quraisy lainnya, Umar menganggap
seruan kenabian itu sebagai bidah dan kegilaan yang menentang
kepercayaan agama nenek moyang mereka. Muhammad di anggap tak
lebih sebagai kahin, dukun, dan penyair gila yang sedang mencar sensasi
dan popularitas.
Maka tak mengherankan jika pada masa awal dakwah, Umar sangat
membenci dan memusuhi Muhammad dan pengikutnya. Kebencian dan
Amarah Umar memuncak ketika beberapa kerabat dan budak
perempuannya mengikuti seruan Muhammad dan memeluk Islam.
Labinan, Budak perempuan Umar yang memeluk Islam itu,
mendapat perlakuan kaar dari tuannya. Umar menghajar Labinan habishabisan sampai ia sendiri merasa keletihan. Labinah! Tuunggu, aku
mengambil nafas dulu, dan aku akan memukulmu lagi, Seru Umar.
Amarah Umar tak surut dengan hanya menghajar Labinah. Ia
hendak juga meneror setiap pengikut Muhammad yang ia temui. Keluarlah
Umar sambil penghunus pedang. Ia ingin menemui Muhammad dan
bermaksud menantang sahabat-sahabatnya. Orang-orang ketakutan
melihatnya. Mereka memberi tahu bahwa Muhammad dan Sahabatnya
tengah berkumpul di sebuah rumah di bukit Shafa. Mereka sekitar 40
orang, Lelaki dan perempuan.
Sebelum sampai ke rumah tersebut, Umar berpapasan dengan
Nuaim ibn Abdullah. Nuaim yang melihat kerut-kerut gelap dan muram
pada wajah Umar bertanya, Ada apa denganmu Umar?
Aku mencari dan menginginkan Muhammad, Lelaki yang menceraiberaikan turunan Quraisy, yng meruntuhkan impian mereka,
menghilangkan agama leluhur mereka. Aku akan membunuh Muhammad,
jawab Umar geram.
Demi Allah, nafsumu telah menipu dirimu sendiri. Tidakkah kau
melihat bahwa anak cucu bani Manaf tidak akan meninggalmu begitu saja.
Mereka masih ada di atas bumi ini. Lalu kau akan membunuh Muhammad,
salah seorang cucu Bani Manaf itu? Tidakkah kau melihat sanak
keluargamu sendiri, dan kepada merekalah seharusnya kau tegakkan
perkaramu itu?
Sejenak Umar tekesiap.
Siapa yang kau maksud dari sanak keluargaku?Tanya Umar.
12 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

Anak pamanmu, Sad ibn Zaid, dan saudari kandungmu, Fathimah.


Demi Allah, keduanya telah memeluk Islam dan mengikuti ajaran Agama
yang di bawa Muhammad. Temuilah keduanya, seru Nuaim.
Umar terperangah. Ia tidak percaya bahwa sepupu dan adik
kandungnya telah menjadi pengikut Muhammad. Tanpa piker panjang,
Umar pulang,. Ia mencari Fathimah. Fathimah tengah bersama Sad dan
Khabbab ibn al-Art. Mereka tengah membawa lembaran-lembaran AlQuran. Khabbab sedang membacakan surah Thaha di hadapan keduanya.
Ketika mengetahui Umar datang, Khabbab bersembunyi ke samping
rumah. Fathimah mengambil lembaran-lembaran suci itu dan
menyembunyikannya di bawah pahanya. Umar sebenarnya telah
mendengar lantunan ayat Al-Quran yang telah di bacakan Khabbab itu.
Suara apa yang baru saja aku dengar?Tanya Umar.
Kami tidak mendengar apa-apa, jawab keduanya.
Tidak aku mendengarnya. Jangan sembunyikan apapun dariku. Demi
Tuhan, aku mendengar kabar jika kalian telah mengikuti ajaran
Muhammad dan mengingkari ajaran leluhur kita, kata Umar.
Umar lalu mendekati sepupunya, Sad ibn Zaid, yang juga suami
adiknya. Sad di pukul hingga terpelanting.
Umar! seru Fathimah sambil berdiri untuk melindungi dan memeluk
suaminya.
Umar lantas memukul Fathimah dan mencampakkannya.
Ya! Kami berdua telah memeluk agama Islam dan beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya. Umar, lakukan saja apa yang kau mau. Islam tidak akan
pernah lepas dari hati kami, tegas Fathimah.
Umar tertegun mendengar kata-kata Fathimah. Ketika melihat darah
bercucuran dari tubuh adiknya itu, ia menyesali perbuatannya dan
menahan gejolak amarahnya.
Mana lembaran-lembaran yang tadi kalian baca. Aku ingin mengerti apa
yang telah di bawa oleh Muhammad, kata Umar. Kali ini suaranya telah
melunak.
Tidak kami takut engkau akan merusak lembaran-lembaran itu, kata
Fathimah.
Jangan takut! Aku tidak akan merobeknya. Aku bersumpah akan
mengembalikan lembaran itu setelah aku baca.
13 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

Ketika Umar hendak mengambil dan membaca lembaran itu,


Fathimah berkata, Saudaraku! Engkau dalam keadaan tidak suci atas
kemusyrikan dan kekafiranmu. Dan tidaklah menyentuh lembaran itu
kecuali orang-orang yang tersucikan.
Setelah Umar melakukan mandi besar, Fathimah memberikan
lembaran Al-Quran itu. Di lembaran tersebut tertulis surah Thaha. Umar
yang cakap dalam sastra Arab pun membacanya debgan seksama.
Alangkah eloknya kalimat-kalimat ini, betapa mulianya ajaran-ajaran yang
di kandungnya. Sungguh tak ada manusia yang mampu membuat kalam
seindah ini, tutur Umar setelah hanyut dalam bacaannya.
Khabbab antar aku menemui Muhammad. Aku ingin memeluk Islam
di hadapannya, kata Umar.
Muhammad berada di sebuah rumah di bukit Shafa bersama beberapa
sahabatnya, jawab Khabbab.
Umar mengambil pedangnya dan menyarungkannya. Ia beranjak menuju
Rasulullah yang sedang bersama pamannya, Hamzah, Abu Bakar, Ali ibn
Abi Thalib, serta beebrapa sahabat di rumah pengungsian Arqam (Bait alArqam) di bukit Shafa.
Umar mengetuk pintu Hamzah bangkit melihat dari celah pintu.
Umar berdiri dengan menjinjing pedang. Hamzah kembali menuju
Rasulullah dalam keadaan terkejut.
Wahai Rasulullah, Umar ibn Khattab datang sambil menggenggam
pedang, kata Hamzah.
Rasulullah berkata, Izinkan dia masuk. Bilabermaksud baik, kita akan
menyambutnya. Bila bermaksud buruk, kita akan memenggalnya dengan
pedangnya sendiri.
Hamzah membukakan pintu dan mempersilahkan Umar masuk. Rasulullah
bangkit mendekati Umar. Ada apa, putra Khattab? Tanya Rasulullah.
Demi Allah, aku tidak akan melihat kau menghentikan ulahmu sehingga
Allah menurunkan petaka kepadamu, lanjut Rasul.
Wahai Muhammad, aku datang untuk beriman kepada Allah, juga
kepada Rasulnya, dan kepada ajaran yang ia bawa dari-Nya, jawab Umar.

14 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

Rasulullah langsung bertakbir dan di ikuti para Sahabat. Takbir


menggetarkan rumah Arqam. Seluruh sahabat di rumah itu mengetahui
bahwa Umar telah masuk Islam. Mereka semua bahagia.5
Peristiwa itu terjadi tiga hari setelah Hamzah masuk Islam, pada
suatu hari di bulan Dzulhijah tahun ke-6 kenabian. Umar tercatat sebagai
orang ke-40 memeluk Islam.
3. Pengabdian Umar Sebelum Menjadi Khalifah
Umar sama sekali tidak turut ambil bagian dalam hijarah pertama ke
Abessinia, karena pada saat itu ia belum memeluk Islam. Namun pada
kesempatan hijrah ke Madinah Umarlah yang mengawal 20 Muhajirin ke
Madinah. Selama di Madinah Umar selalu aktif membantu perjuangan Nabi
dalam suka maupun duka. Turut berjuang dalam perang Badar, Uhud,
Khandaq, dan turut menyertai Nabi dalam perjanjian Hudaibiyah. Pada
awalnya ia tidak menerima persetujuan tersebut yang di rasakan merugika
pihak Islam. Namun pada akhirnya ia menerima perjanjian tersebutsetelah
nabi menjelaskan perkenan Tuhan melalui wahyu yang di terima Nabi.
Selan itu Umar juga turut dalam peperangan Khaibar, turut dalam usaha
penaklukan kota Makkah. Ia tinggal di Makkah untuk menjaga keamanan
kota tersebut ketika pasukan muslim berangkat ke Medan pertempuran
Hunain. Stelah nabi meninggal dunia, ia bersama dengan Abu Bakar hadir
di gedung pertemuan Bani Saidah, tempat tokoh-tokoh Anshar
menyelenggarakan musyawarah memilih pengganti kepemimpinan Islam.
Ketika sampai pada puncak pengambilan keputusan, Umarlah yang
pertama kali membaiat kepemimpinan Abu Bakar sebagai Khalifah
pertama dan selalu mendukung kebijaksanaannya selama masa
pemerintahan Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar meninggal, Umar menggantikan jabatan Khalifah
Islam dan meneruskan kebijakan-kebijakan yang sebelumnya telah di
tempuh oleh Abu Bakar. Dalam waktu yang tidak lama Umar berhasil
menundukkan kekuasaan imperium Persia dan Romawi menjadi bagian
dari kekuasaan Islam.
4. Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Ekspansi Islam
Keberhasilan umat Islam mengungguli bangsa Persia dan Romawi
yang paling mendasar adalah adanya semangat dan dorongan moral
keagamaan. Mereka rela bertempur demi perjuangan Islam dengan segala
kemampuan yang mereka miliki bahkan mereka bersedia gugur demi
perjuangan agamanya. Gugur demi membela perjuangan Islam di
5 Ibn Ishaq, sirah, ibn Sad, Thabaqat (3/267/269), juga Abu Nuaim dalam alHilyah (1/40)
15 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

pandang sangat mulia bagi mereka, sebagaimana keyakinan mereka


bahwa gugur di jalan perjuangan Islam akan di pahalai dengan surga.
Selain itu bangsa Arab mempunyai dorongan nasionalisme yang
sangat kuat, yakni nasionalisme Islam. Arabia sendiri telah dikenal sebagai
pusat pasukan dan komandan perang yang terampil dan memiliki
kecakapan serta keberanian yang luar biasa. Para komandan yang cakap
dan dukungan pasukan yang gagah dan berani sangat mendukung
keberhasilan ekspansi Islam. Selain itu, teknik kemiliteran pasukan Arab
Islam lebih kuat dari pada pasukan Persia dan Romawi. Pasukan invatri
muslim dan pasukan berunta tidak menemukan kesulitan dalam payahnya
medan pertempuran padang pasir.
5. Sistem Pemerintahan

Khalifah Umar ibn Khattab tidak hanya berhasil memperluas wilayah


kekuasaan Islam dalam sepuluh tahun masa pemerintahannya, tetap ia
sekaligus berhasil mengatur wilayah yang luas tersebut dengan
memperkenalkan sebuah system administrasi kepemerintahan. Ia telah
membuktikan diri sebagai seorang administrasi besar sepanjang sejarah
Islam. Selama 30 tahun, republic Islam berlangsung dengan suasana
stabil. Segala kabijakan pengaturan pemerintahan berasal dari Umar, baik
sewaktu masa pemerintahannya maupun sesudahnya kaa Amir Ali. Umar
telah membentuk system konstitusi Negara berdasarkan semangat
demokrasi. Prinsip-prinsip demokrasi yang di tempuh oleh Abu Bakar
tumbuh berkembang dan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan
Umar. Ia membentuk dua badan permusyawaratan yakni majlis syura dan
majelis penasihat
Untuk menjaga kepentingan intergritas nasional bangsa Arabia,
Khalifah Umar berusaha menjadikan semenanjung Arabia sebagai Negeri
muslim. Umar menawarkan alternative kepada kaum Yahudi di Khaibar
dan pada masyarakat Kristen di Najran Apakah mereka akan tetap tinggal
di Arabia dengan tidak mencampuri urusan pemerintahan muslim,
ataukah mereka berpindah ke negeri lain dengan disertai uang ganti rugi.
Mereka memilih alternative pindah dengan mengajukan sejumlah
persyaratan ganti rugi. Bahkan Khalifah menyediakan segala fasilitas
perpindahan mereka .
Kebijakan Khalifah Umar yang kedua bertujuan untuk menjaga
kecakapan militer bangsa Arabia. Umar melarang pasukan Arab
menguasai tanah pertanian negeri-negeri taklukan , karna di khawatirkan
akan melemahkan semangat militer mereka. Dan mewajibkan pasukan
militer tuk tetap tinggal di perkampungan mereka.
16 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

Khalifah Umar adalah peletakan dasar-dasar administrasi


pemerintahan Islam. Ia membagi wilayah Islam sejumlah propinsi yang
masing-masing dipimpin seorang gubernur, yakni propinsi Makkah,
Madinah, Jazirah, Bashrah, Mesir, Palestina. Gubernur pada saat itu
bergelar Wali atau Amir.
Umar mengambil langkah khusus untuk meningkatkan pertanian
dengan cara menggali system irigasi . ia juga memberlakukan system
tunjangan (pension) masa tua yang berbeda dengan segala system
pensiun yang ada di dewasa ini.
Umar membentuk sebuah dewan keuangan Negara yang bernama
al-Diwan baik di tingkat pusat maupun di tingkat Propinsi. Diwan ini
menanggung jawabi perputaran pendapatan dan belanja Negara meliputi :
zakat, jizyah, kharaj, ghanimah dan fay. Umar juga menetapkan sejumlah
pajak-pajak lain seperti: al-Usyr yang di pungut dari tanah perkebunan
yang luas, pajak perniagaan yang di pungut dari para saudagar non
muslim, zakat kuda.
Umar mempercayakan pengadilan kepada sahabat Qadli dengan
wilayah kewenangan yang mandiri dalam wilayah tingkat propinsi.
Pada masa-masa awal pemerintahannya, Utsman melanjutkan sukses para pendahulunya,
terutama dalam perluasan wilayah kekusaan Islam. Karya monumental Utsman yang
dipersembahkan kepada umat Islam ialah penyusunan kitab suci Al-Quran.
Penyusunan Al-Quran, yaitu Zaid bin Tsabit, sedangkan yang mengumpulkan tulisan-tulisan
Al-Quran antara lain Adalah dari Hafsah, salah seorang Istri Nabi SAW. Kemudian dewan itu
membuatbeberapa salinan naskah Al-Quran untuk dikirimkan ke berbagai wilayah
kegubernuran sebagai pedoman yang benar untuk masa selanjutnya.
6. Penilaian Terhadap Khalifah Umar
Khalifah Umar merupakan salah satu teladan terbaik dari pribadi
Ideal. Seluruh sifat-sifat baik manusia ada pada dirinya. Kesederhanaan,
dedikasi, dan tidak memihak merupakan gambaran kepribadian Umar
yang sangat menonjol. Meskipun iaseorang penguasa Imerium Islam yang
besar, kehidupannya tidak berbeda dengan rakyat biasa. Ia tidak
berpengawal, tidak pula beristana megah. Ia ramah dan dan besar
perhatiannya kepada rakyat miskin, kartena ia sering menghabiskan waktu
malamnya untuk menyusuri perkampungan untuk menyelidiki keadaan
rakyatnya yang sebenarnya.
7. Manajemen Pemerintahan Umar bin Khattab
Pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab melakukan pemisahan antara kekuasaan
peradilan dengan kekusaan eksekutif, beliau memilih hakim dalam sistem peradilan yang
17 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

independen guna memutuskan persoalan masyarakat. Sistem peradilan ini terpisah dari
kekusaan eksekutif, dan ia bertanggung jawab terhadap khalifah secara langsung.
Di jaman pemerintahan Umar pusat kekuasaan Islam di Madinah mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Khalifah Umar telah berhasil membuat dasar-dasar bagi
suatu pemerintahaan yang handal untuk melayani tuntunan masyarakat baru yang terus
perkembang.
Khalifah Umar memerintah selama 10 tahun lebih 6 bulan 4hari. Kematiannya sangat tragis,
seorang budak Persia bernama Fairuz atau Abu Luluah secara tiba-tiba menyerang dengan
tikaman pisau tajam ke arah khalifah yang akan menunaikan shalat subuh yang telah di
tunngu oleh jamaahnya di masjid Nabawi di pagi buta itu. Khalifah Umar wafat tiga hari
setelah pristiwa penikaman atas dirinya, yakni 1 Muharam 23H/644M.
8. Wafat Khalifah Umar
Setelah menjalankan pemerintahan selama sepuluh tahun yang
penuh dengan kejayaan, Khalifah Umar meninggal sebab kekejaman
tangan seorang budak Persia yang bernama Abu Lulu pada tahun 23 H/
643M. Menurut Amir Ali, kematian Khalifah Umar merupakan luka besar
bagi Islam. Ia tegak bagaikan benteng yang melindungi serangan dari
setiap musuh. Sepeninggal Umar kekuatan yang pernah mengancam
kesatuan muslim muncul kembali seperti timbulnya paham kesukuan atau
ribalisme dan beberapa kebiasaan tidak bermoralsuku-suku Badui mulai
muncul kembali.

C. Khalifah Utsman ibn Affan


Sebelum meninggal , Umar telah menunjuk enam anggota dewan
syura untuk memusyawarahkan pemilihan khalifah sepeninggalnya. Ia
berwasiat agar kholifah setelahnya dipilih dari enam calon tersebut.
Mereka adalah Ustman bin Affan, Ali ibn Abi Thalib, Abdurrahman ibn Auf,
Saad ibn Abi Waqqash, Zubair ibn Al-Awwam, dan Thalhah ibn Ubaidillah.
Mereka diminta berkumpul di sebuah rumah dipandu oleh Abdullah ibn
Umar yang tidak termasuk anggota dewan. Mereka bermusyawarah disana
selama 3 hari dan selama waktu itu Suhaib diminta untuk memimpin
shalat kaum muslim. Abu Thalhah al-Anshari dan Al-Miqdad, yang
termasuk panitia pemilihan, mengumpulkan keenam orang itu dan
memandu jalannya musyawarah. Setelah mereka berkumpul Abdurrahman
ibn Auf berkata, Pilihlah 3 orang di antara kalian.
Zubair berkata, Aku memilih Ali.
Thalhah berkata, Aku memilih Utsman.
Sad berkata, Aku memilih Abdurrahman ibn Auf.

18 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

Abdurrahman ibn Auf berkata kepada Ali dan Utsman, Aku akan
memilih salah seorang di antara kalian yang sanggup memikul tanggung
jawab ini. Jadi, sampaikanlah pendapat kalian mengenai hal ini.
Karena keduanya tak memberikan jawaban, Abdurrahman ibn Auf
berkata, Apa kalian hendak memikul tanggung jawab ini kepadaku?
Bukankah yang paling berhak memikulnya adalah yang terbaik di antara
kalian?
Mereka berdua berkata Benar.6
Ibn Auf berpaling kepada para sahabat yang hadir meminta pandangan
mereka. Kemudian ia berkata kepada Ali, Jika kau tidak mau kubaiat,
sampaikan pandanganmu.
Ali berkata, Aku memilih Utsman ibn Affan .
Lalu ibn Auf berpaling kepada Utsman dan berkata, Jika kau tidak
mau ku baiat, sampaikan pandanganmu.
Ustman berkata, Aku memilih Ali ibn Thalib.
Musyawarah tidak mencapai kata sepakat Karena dua sahabat
terpilih sama-sama tidak mau mengajukan dirinya untuk di baiat. Selama
masa penepatan itu, Abdurrahman ibn Auf berkeliling meminta pendapat
para sahabat terkemuka, para pemimpin pasukan, para pendatang di
Madinah termasuk juga kepada kaum wanita, anak-anak, dan para budak.
Ternyata kebanyakan memilih Utsman. Pada malam rabu, malam terakhir
dari waktu yang di tentukan Abdurrahman ibn Auf pergi kerumah
keponakannya. Al-Miswar ibn Makhramah. Ia mengetuk pintu namun tidak
ada jawaban karena, al-Miswar telah terlelap tidur, Ibn Auf mengetuk pintu
lebih keras membangunkan al-Miswar, Ibn Auf berkata, Mengapa kau
terlelap tidur? Aku meminta agar kau malam ini engkau tidak terlalu lama
tidur. Panggilkan Zubair dan Sad.
Al-Miswar segera beranjak mengambil keduanya. Ketiga sahabat
terkemuka itu berkumpul dan bermusyawarah. Usai bermusyawarah
Abdurrahman menuruh al-Miswar untuk memanggil Ali. Ali segera datang
dan berbicara dengan ibn Auf sampai tengah malam. Stelah Ali pergi, alMiswar diminta memanggil Utsman, yang segera datang dan berbicara
sampai adzan shubuh berkumandang.
Pagi itu, Rabu terakhir bulan Zulhijah 23 H, kaum muslim berjamaah
di masjid Nabi, di pimpin oleh Suhaib. Enam anggota dewan syura telah
6 HR. al-Bukhari dalam kitab Fadhail al-Shahabah (nomor 3700).
19 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

berkumpul semua, begitu pula wakil kaum Muhajirin, Anshar, dan para
pemimpin pasukan. Usai berjamaah dan semua orang telah duduk tenang,
Abdurrahman ibn Auf mengucapkan syahadat dan berkata, Amma bad.
Wahai Ali, aku telah berkeliling menghimpun pendapat berbagai kalangan
dan ternyata mereka memilih Utsman. Aku berharap engkau menerima
ketetapan ini
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Abdurrahman ibn Auf berkata
kepada Ali sambil memegang tangannya, Engau mempunyai hubungan
kerabat dengan Rasulullah Dan sebagtain mana diketahui, engkau lebih
dulu masuk islam. Demi Allah, Jika aku memilihmu, engkau mesti berbuat
adil. Dan jika aku memilih Utsman, engkau mesti patuh dan taat.
Kemudian ibn Auf menyampaikan hal yang sama kepada lima sahabat
lainnya.
Setelah itu ia berkata kepada Utsman, Aku membaiatmu atas nama
sunnah Allah dan Rasul-Nya, juga dua Khalifah sesudahnya.
Utsman berkata, Baiklah.
Abdurrahman langsung membaiatnya7 saat itu juga diikuti oleh para
sahabat dan kaum muslim. Orang kedua yang membaiat Utsman adalah
Ali ibn Abi Thalib. Dengan demikian, kaum muslim bersepakat menerima
Utsman sebagai khalifah setelah Umar ibn Khatab.
Harits ibn Mudhrab berkata, Aku berhaji pada masa Umar. Kaum muslim
pada saat itu tidak merasa ragu bahwa Khalifah berikutnya adalah
Utsman.8

1. Penaklukan Pada Masa Utsman R.A


Ketika Umar ibn Khattab wafat, musuh-musuh islam bersorak
gembira. Mereka merasa senang luar biasa karna salah seorang musuh
besar mereka, yang dikenal gagah dan pemberani, kini talah pergi. Kini
mereka dapat merebut kembali daerah-daerah yang telah di taklukan dan
di kuasai oleh umat islam. Mereka berfikir bahwa Khalifah pengganti Umar
tidak akan sekuat dan sepemberani pendahulunya. Mereka keliru, Utsman
ibn Affan, Khalifah setelah Umar ternyata tak kalah pemberani. Ia di kenal
sebagai syekh al-Mujahidin tetuannya kaum pejuang. Utsman telah
memperhitungkan dan mengetahui niat buruk musuh-musuh Islam.Karena
7 H.R al-Bukhari dalam kitab al-Ahkam (noomor 8207). Lihat juga Fath al-Bari
(13/209-210)
8 H.R Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushnaf (14/558).
20 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

itulah ia memperkukuh barisan untuk memerangi mereka, menundukkan


pihak yang angkuh, menaklukan daerah lain, dan merangkulnya dalam
dekapan Islam. Wilayah-wilayah baru yang ditaklukan Ustman ibn Afan
terbagi kedalam dua bagian, yaitu wilayah timur dan barat.
Ekspedisi bagian timur diawali dengan gerakan ke kawasan Azerbeijan,
yang dilakukan pada 24 H. Utsman memercayakan ekpedisi ini kepada
sepuluh ribu pasukan Kufah. Enam ribu pasukan di kirimkan ke Azerbeijan
dan empat ribu ke Rayy. Kota Kufah memiliki 4000 pasukan yang aktif.
Sepuluh ribu di antara mereka dikirimkan setiap tahunnya ke medan
perang. Jadi, setiap prajutit mendapatkan kesempatan untuk berperang
satu kali dalam empat tahun. Ketika Utsman menyerahkan Kufah sebagai
al-Walid ibn Uqbah, penduduk Azerbeijan memberontak. Mereka
membatalkan perjanjian yang di gagas oleh Hudzaifah pada masa Umar.
Mereka menentang wali pada masa Aserbeijan, Uqbah ibn Farqad.
Keadaan itu memaksa Utsman menurunkan perintah kepada al-Walid
untuk memerangi mereka. Al-Walid mempercayakan pasukannya di bawah
pimpinan Salman ibn Rabiah al-Bahili. Mendengar kabar itu, sebagian
penduduk Azerbeijan segera mendatangi al-Walid dan meminta damai
seperti yang dulu mereka lakukan kepada Hudzaifah. Al-Walid memenuhi
permintaan mereka dan memberikan jaminan keamanan kepada
penduduk yang taat, sedangkan para penduduk pasukan yang
menentangnya tetap akan ia perangi. Al-Walid juga mengirimkan empat
ribu pasukan di bawah pimpinan Abdullah ibn Syubail al-Ahmasi untuk
memerangi penduduk muqan, Babar, dan Thailasan. Dari peperangan itu
ia mendapat banyak harta rampasan dan sandera. Usai melumpuhkan
Azerbeijan, Salman Al-Bahili bersama 12.000 pasukan bergerak menuju
Armenia dan berhasil menundukannya. Ia pulang menghadap al-Walid
dengan membawa rampasan perang yang melimpah. Al-Walid melihat
bahwa para panglima pasukannya dapat mengatasi situasi di kawasan itu
sehingga ia memutuskan untuk kembali ke Kufah.9

1.
2.
3.
4.

Penaklukan Tabaristan (30 H)


Penaklukan Persia
Ekspedisi Abdullah Ibn Amir (31 H)
Perang Bab dan Balanjar (31 H)

2. Kritik Kebijakan Khalifah Usman


Usman ibn Affan adalah orang ketiga dari sepuluh sahabat yang
dikabarkan oleh Rasulullah aka masuk surga. Selain itu dialah teman
9 Tarikh al-Thabari (5/256).
21 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

Rasulullah di surga, salah satu dari enam orang yang di ridai Rasulullah
ketika beliau meninggal dunia , dan dialah khalifah ketiga umat Islam.
Rasulullah menikahkan Usman ibn Affan dengan kedua puterinya.
Dan seandainya Rasulullah punya puteri ketiga , beliau berkenan
menikahkan dengannya.
Semoga keselamatan terlimpah untuk Usman ibn Affan yang telah
membeli surga dengan harta yang sangat berharga. Seluruh sisi
kehidupannya, mulai dari puasa, jihad, tilawah, rasa malu, kebaktian,
kebaikan, tahajjud, taabbud, ilmu, dan toleransinya di bawa menghadap
yang Mahakuasa. Semua itu pantas membuatnya bangga dan mulia.
Namun keistimewaan, kemuliaan, keagungan dan keluhuran derajat
Usman disisi Rasulullah tidak menyurutkan niat orang-orang yang
mendengkidan membenci Usman. Berbagai cara mereka lakukan untuk
menjatuhkan kehormatan dan kemuliaan Usman. Mereka mengarang dan
menyebarkan berbagai cerita palsu untuk menjatukan harga dirinya.
Jauh-jauh hari sebelum fitnah besar itu terjadi, Rasulullah telah
mewartakan kepada umatnya bahwa Usman ibn Affan r.a akan
menghadapi musibah besar. Beliau telah mengabarkan bahwa saat fitnah
itu terjadi, ia berada di pihak yang benar, namun ia akan di dzalimi dan
dibunuh. Karena itu beliau memerintahkan umatnya untuk tetap
mengikutnya saat fitnah itu muncul.
Dalam riwayat lain Rasulullah menegaskan bahwa Usman akan
dikudeta. Karena itu, beliau memintanya bersabar. Usman menaati
perintah beliau, ini merupakan bukti paling kuat bahwa Usman berada di
pihak yang benar.
Banyak kalangan yang mengkritik kebijakan Usman karena
memprioritaskan kaum kerabatnya untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
Ada banyak kritik terhadap kebijakan politik Usman yang
dikemukakan oleh berbagai kalangan, baik oleh orang-orang yang
memusuhi Usman, maupun oleh sahabat Rasulullah lainnya. Kritik
pertama yang sering di ungkapkan para penulis sejarah, dan yang dianut
oleh para pemberontak adalah kebijakan Usman yang memprioritaskan
keluarga dan kaum kerabatnya untuk menduduki jabatan pemerintahan,
serta kebiasaannya memberikan banyak anugerah dan hadiah kepada
mereka.10
10 Kisah Hidup Usman ibn Affan: Musthafa Murad hlm:52
22 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

3. Manajemen Pemerintahaan Utsman bin Affan.


Bentuk manajemen yang ditetapkan dalam pemerintahaan Umar r.a. tercermin dalam
pengumpulan mushaf Al-quran menjadi satu di kenal dengan Mushaf Utsmani. Pada masa
kekhalifahan Utsman r.a. terdapat indikasi praktik nepotisme. Hal ini yang membuat
sekelompok sahabat mencela kepemimpinan Utsman r.a. karena telah memilih keluarga
kerabat sebagai pejabat pemerintahaan.
Pada paroh trakhir masa kekhalifahannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa di
kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda dengan
kepemimpinan Umar. Pada tahun 35H/655M, Usman di bunuh oleh kaum pemberontak yang
terdiri dari orang-orang kecewa itu.
Pembunuhan usman merupakan malapetaka besar yang menimpa ummat Islam.
Dikalangan ummat Islam yang diturunkan melalui Muhammad yang berbahasa Arab
(sehingga perwujudan islam pada masa awalnya bercorak Arab) dengan alam pemikiran yang
dipengaruhi kebudayaan Helinesia dan persi. Pembenturan itu membawa kegoncanggan dan
kericuhan dalam beberapa bidang sebagai berikut :
a. Bidang Bahasa Arab.
b. Bidang Akidah.
c. Bidang Politik

23 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

D. Kholifah Ali bin Abi Thalib R.A


Singa Asad.itulah nama pertama yang di berikan pada ibunya. Nama
itu di ambil dari kakeknya, ayahanda ibunya, Fatimah binti Asad.Nama itu
tak lama di pakai karna ibunya memberinya nama lain yang lebih lembut,
Haidarah macan.Sepertinya ibunya ingin puteranya tumbuh menjadi lakilaki pemberani.Bagi bangsa Arab saat itu, kemuliaan milik para
pemberani.Kelak harapan ibunya menjadi kenyataan, karena anak itu
tumbuh menjadi laki-laki yang sangat pemberani, salah satu singa
padang pasir yang terkenal di semenanjung Arab. Namun, nama
pemberian ayahnyalah yang dikenal hingga akhir hayatnya, Ali yang
luhur.
Dialah Ali putra Abu Thalib ibn Abdul Mutholib ibn Hasyim. Ia berasal dari
pohon keturunan yang mulia dan terhormat. Ayahnya adalah Abu Thalib
paman Nabi SAW. Sedangkan ibunya adalah Fatimah bint Asad ibn Hasyim.
Kakek Rasulullah Saw, Abdul Mutholib, adalah juga kakeknya.
Laki-laki mulia ini dikenal dengan beberapa nama julukan lain.
Semuanya sesuai dengan karakter dan sifat-sifatnya yang mulia. Salah
satu julukannya yang terkenal dan paling disukainya adalah Abu Turab
Laki-laki berdebu. Ia sangat menyukai julukan ini. Ia menyukai julukan itu
karena yang memanggilnya dengan nama itu pertama kali adalah
baginda Rasulullah Saw.
Julukan yang lainnya adalah Abu Al-Hasan, Ayah Al-Hasan, putranya yang
tertua dari Fatimah Al-Zahra r.a kadang-kadang ia juga sering disebut Abu
RihanatainAyah dua orang yang mewangi, yaitu al-Hasan dan al-Husain,
semoga Allah meridhoi mereka.
Ali ibn Abi Thalib, begitu orang mengenalnya, adalah gambaran
manusia sempurna. Pena para Sejarawan mencatatnya sebagai ahli ilmu.
Dialah pintu gerbang menuju kota ilmu, yang luasnya tak terbatas.
Dengan seluruh kemuliaan, keberanian, dan kepintarannya ia bias
dapatkan apapun dari dunia ini. Namun, dialah sang Zahid, yang tak
mendapatkan apapun dari dunia, dan duniapun tak pernah bias
meraihnya.11
Tidak ada yang dapat menyangkal keutamaan dan keagungan Ali ibn Abu
Thalib, serta kedudukannya yang mulia disisi Nabi Saw. Kendati demikian,
secara lahiriyah, ia adalah manusia biasa, dengan darah daging layaknya
manusia lain. Pahlawan yang berbaring di ranjang Nabi dan menjadi
tembusan mulia ini bertubuh sedang, tidak terlalu tinggi dan terlalu
11 Sebagaimana di riwayatkan oleh Sahl ibn Sad.
24 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

pendek. Kedua matanya bersinar cemerlang, wajahnya lembut dan


tampan, bagaikan cahaya purnama yang menyibak kegelapan malam,
perutnya kencang, kedua pundaknya tegap, telapak tangannya keras.
Lehernya tegak dan mengkilat bak terbuat dari sepuhan perak. Hanya
bagian belakang kepalanya yang ditumbuhi rambut. Jenggotnya lebat.
Pada dua pundaknya ada tonjolan tulang bagaikan punuk singa. Sulit
untuk di bedakan antara lengan atas dan lengan bawahnya, karna
lengannya begitu tegap. Ketika berjalan, tubuhnya tampak sangat kokoh.
Ketika memegang tangan seseorang, ia seakan-akan memegang dengan
jiwanya. Tubuhnya tampak besar, tegap, dan kuat. Ketika melangkah di ke
medan perang, ia berjalan dengan cepat, berdiri kokoh, dan berperang
gagah.12
1. Pengabdiannya Terhadap Islam Sebelum Menjadi Khalifah
Pada saat Nabi hijrah ke Madinah bersama dengan Abu Bakar, Ali tinggal
di rumah nabi di Madinah menjalankan perintah yang penting. Yakni pada
saat rumah Nabi Muhammad di kepung oleh pemuka Quraisy yang
bermaksud membunuh Nabi. Pada saat itu malam menjelang
keberangkatan Nabi ke Madinah, Ali di perintahkan agar menempati
ranjang Nabi dank arena itulah Nabi dapat meninggalkan rumah dengan
aman. Ketika musuh mendobrak rumah Nabi, mereka kecewa karena
hanya menemukan Ali yang sedang tidur di ranjang Nabi. Rencana mereka
membunuh Nabi gagal total. Tidak lama setelah peristiwa tersebut Ali
segera menyusul ke Madinah. Dan ia termasuk pemuda yang sangat besar
perjuangannya selama berada di Madinah.
Ali adalah sosok pemuda yang keberaniannya luar biasa dalam
perjuangan membela Islam. Ia turut hampir dalam semua peperangan
yang terjadi pada masa Nabi dalam perang Badar, ia merupakan benteng
pertahanan pasukan Islam, dan ia tampil dengan keberaniannya dan
dengan keterampilanya berpedang dengan hebat. Pada perang Uhud Ali
sempat terpanah punggungnya. Pada pengepungan Banu Quraizah, salah
satu perkampunga di Yahudi di Madinah, salah satu kekuatan pasukan
berada pada tangan Ali. Ia tidak memberi ampun dalam menumpas Bani
Said yang berusaha bergabung dengan umat Yahudi d Khaibar. Ia juga
turut hadir dalam Hudaibiyah sebagai juru tulis. Diantara kehebatannya
medan peperangan di buktikannya pada peristiwa penaklukan kota
Komus, sebuah kota perbatasan wilayah Khaibar. Semula tugas ini di
percayakan kepada Abu Baka, lalu kepada Umar. Namun ketika keduanya
tidak berhasil menaklukkan kota tersebut, pimpnan pasukan Islam lalu di
percayakan kepada Ali yang berhasil mencapai kemenangan yang sangat
gemilang. Dalam perang Hunain Ali juga memperlihatkan peran yang
12 Al-istiab fi Marifah al-Ashhab, jilid 3, hal. 123
25 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

penting dalam menyokong kemenangan pasukan Islam. Ia tidak turut


dalam peristiwa Tabuk, atas perintah Nabi ia berjaga di Madinah. Pada
tahun ke sepuluh Hijriyah oleh Nabi, Ali di kirim ke Yaman.
Setelah Nabi wafat, pada saat masyarakat muslim menyatakan
baiat kepada khalifah Abu Bakar, ia tidak turut hadir untuk
menyampaikan baiat karena ia mesti menghibur isterinya yang sedang
berduka cita atas wafatnya Nabi Muhammad. Belakangan ia menyatakan
baiat dan sepenuhnya mendukung pemerintahan Abu Bakar. Ketika
muncul nabi-nabi palsu, ia turut mengambil bagian ke dalam
mengamankan stabilitas negara Madinah. Setelah Abu Bakar wafat ia
segera membaat Umar sebagai khalifah kedua. Untuk mempererat
hubungan persaudaraan, Ali memperkenankan Umar menikahi salah satu
puterinya, yakni Ummi Kulsum. Ia selalu membantu Umar dalam mengatur
pemerintahan Islam. Ketika terjadi pencalonan khalifah yang ketiga Ali
menyampaikan dukungannya terhadap Usman. Dan ketika Usman
terkepung oleh gerombolan pemberontak ia berusaha melerai gerakan
pemberontak dan memerintahkan puteranya yang bernama Hasan untuk
menjaga keamanan pintu rumah Usman.
Setelah wafatnya Khalifah Usman, Madinah di landa suasana kacau
dan anarkis. Setelah kondisi demikian ini berlangsung selama lima hari
salah seorang warga mesir memprakarsai dukungan terhadap Ali dengan
alasan bahwa Ali yang layak menjad khalifah pada saat ini, lalu pada 23
juni 656 M. Ali di sepakati oleh gerombolan pemberontak sebagai khalifah,
lalu masyarakat satu persatu menyatakan baiat kepadanya.
2. Perang Unta
Sekalipun khalifah Ali menyadari perkembangan geraka
pemberontak yang mengancam stabilitas Nasional, namun Ali berusaha
menghindari pecahnya peperangan antar sesame ummat Islam yang
hanya akan semakin merusak keamanan dan kejayaan Imperium Islam.
Dengan mencapai maksud tersebut ia menawarkan perundingan kepada
Thalhah dan Zubair, namun masyarakat pendukungnya tidak
menginginkan terjadinya perundingan tersebut. Mereka sengaja
menghendaki tidak terjadinya perdamaian di Imperium Islam ini. Maka
pada suatu tengah malam, ketika semuanya terlelap dalam tidur mereka
melancarkan penyerangan kepada pengikut Aisyah. Pagi harinya Aisyah
segera mengendarai untuk menghindar, sementara Thalhah dan Zubair
tetap bertahan di medan pertempuran. Ketika mulai terdesak keduanya
berusaha melarikan diri, namun tertangkap dan dibunuh oleh sekelompok
bajingan pendukung Ali. Selanjutnya Aisyah menjadi sasaran utama
serangan mereka. Maka terjadilah peperangan antara Aisyah dengan
gerombolan pendukung Ali. Dengan gagah berani Aisyah berperang
26 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

dengan memainkan pedang di atas untanya hingga akhirnya peperangan


harus dihentikan atas perintah Khalifah Ali. Khalifah Ali memperlakukan
Aisyah dengan ramah dan penuh penghormatan dan mengirimkan
kembali Aisyah ke Madinah dengan ditemani saudara lelakinya, yakni
Muhammad ibn Abu Bakar.
Pada tahun 36 H/656, Ali memindahkan ibu kota dari Madinah ke
Kufah demi untuk kebaikan pemerintahannya. Setelah di Kuffah sekali lagi
mengirimkan surat perintah kepada Muawiyah agar Muawiyyah tunduk
kepada pemerintahan Ali yang sah demi untuk kepentingan Islam.
Muawiyyah menolak perintah tersebut hingga darah Usman di selesaikan
secara tuntas. Bahkan Muawiyyah berusaha membangkitkan semangat
dan emosi bangsa Syiria dengan mempertunjukkan baju Usman yang
berlumuran dan jemari tangan isteri Usman yang turut terpotong dalam
kasus pembunuhan Usman. Masyarakat Syiria yang setia kepada
Muawiyyah sangat berduka dengan kematian Usman yang tragis itu, lalu
segera menggalang persatuan menuntut balas atas kematian khalifah
Usman. Sangat memungkinkan pada saat itu Muawiyyah sendiri telah
menyusun rencana atas ambisinya menjadi seorang Khalifah, ketika
ternyata ia berhasil menarik dukungan penuh masyarakat Syiria. Mestinya
Khalifah Ali dapat segera membasmi ancaman kekuatan Syiria ini, jika
berkenan bertindak tegas .
Masyarakat Syiria menyadari possi lemah Khalifah Ali. Maka mereka
segera melancarkan gerakan anti Khalifah dengan alasan menuntut
pembalasan atas terbunuhnya Usman.
3. Perang Siffin
Dengan memimpin pasukan 50.000, khalifah bergerak menuju
Syiria. Semula rakyat enggan memenuhi seruan Ali, namun mereka
akhirnya kompak memenuhi seruanya untuk berperang. Sementara itu
Muawiyyah menanggapi sikap Ali tersebut dengan sikap yang sama.
Mengerahkan pasukan yang besar untuk menandingi pasukan Khalifah Ali.
Kedua pasukan bertemu di daerah yang bernama Siffin. Pada saat itu Ali
masih berusaha mencarikan jalan terbaik selain peperangan sesame
saudara muslim. Untuk itu ia mengirimkan tiga utusan menghadap
Muawiyyah dengan seruan tunduk kepada Khalifah demi keselamatan
Imperium Islam. Muawiyyah menjawab dengan tuntutan penyelesaian
pembunuhan Usman secara hukum. Maka perangpun tidak dapat di
hindarkan lagi.
Pada hari kedua pasukan Muawiyyah mulai terdesak berdasarkan
nasihat Amr ibn Ash, ia menempuh cara tipu muslihat dengan
memerintahkan pasukannya yang berada pada garis depan agar
27 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

mengangkat Al-Quran dengan ujung tombak sebagai pertanda


peperangan harus di hentikan dan untuk di cari jalan penyelesaannya
berdasarkan kitab suci Al-Quran.
Abu Musa Al-Asyary di plih sebagai delegasi pihak Ali sedangkan
pihak Muawiyyah menunjuk Amr ibn Ash jikalau keduanya delegasi tidak
berhasil mencapai kesepakatan, keputusan di serahkan kepada sebuah
komisi yang terdiri dari 800 orang dengan perhitungan suara terbanyak.
Ide perundingan ini mengecewakan sebagian pihak Ali. Mereka mengecam
kebijaksanaan khalifah Ali yang menerima tawaran perundingan di tengah
peperangan yang hampir di menangkannya. Sekitar 2000 orang yang
kemudian di sebut sebagai kelompok Khawarij membelot dari partai Ali
dan mereka berusaha mengacaukan situasi politik Imperium Islam. Partai
baru ini berpendapat bahwa hanya Abu Bakar dan Umar sebagai Khalifah
yang sah, sedang Khalifah yang lain, yakni Usman dan Ali ibn Abi Thalib
sebagai perampas kekuasaan.
Peperangan saudara ini berakhir dengan kekalahan Ali yang
akhirnya menghantarkan terbunuhnya Ali oleh rencana rahasia Khawarij.
Kematia Khalifah Ali menandakan berakhirnya system pemerintahan Islam
demokratis juga menandai berkembangnya sebuah sekte Islam yang baru,
yakni Khawarj yang pada gilirannya cukup berperan mewarnai perjalanan
Islam.
4. Sebab-Sebab Kegagalan Khalifah Ali
Pertama, pada masa awal pemerintahannya, sikap berperang melawan
persekutuan Thalhah, Zubair dan Aisyah secara umum memperlemah
kedudukan Ali.
Kedua, bahwa pemberontakan yang terjadi khususnya di Bashrah, Kuffah,
Mesir, dan Syiria, serta pengakuan kemerdekaan atas beberapa wilayah
negeri muslim sangat merugikan dan menyulitkan posisi Ali.
Ketiga, Muawiyyah di dukung kesatuan masyarakat Syiria yang setia dan
mendambakan Umayyah sebagai pemimpinnya, sementara itu Ali
bersandar pada dukungan masyarakat Kuffah yang berjiwa lemah dan
tidak memberikan bantuan yang sepenuhnya kepada Khalifah Ali terutama
dalam kondisi dan situasi berbahaya.
Keempat, persaiangan antara keluarga keturunan Hasyimiyah dengan
dengan keturunan Umayyah turut mempersulit posisi Ali. Pada sisi lainnya,
kondisi permusuhan seperti ini sangat menguntungkan Muawiyyah yang
mana mereka sedang bangkit. Mereka bersatu menuntut balas atas
kematian Usman
28 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

Kelima, Karakter Ali juga mendukung kegagalannya. Ia adalah seseorang


yang gagah dan pemberani. Tapi, ia bukan seorang Organisator yang baik
dan bukan pula negarawan yang berpandangan jauh ke depan.
Terakhir, Fitnah yang di lancarkan oleh Abdullah Bin Saba dan desasdesus atau intrik pihak-pihak yang menuntut balas darah kematian Usman
turut menciptakan suasana keruh yang pada gilirannya turut berperan
terhadap kegagalan kepemimpinan Ali sbagai Khalifah.
5. Ali bin Abi Thalib Wafat
Kaum Khawarij tidak lagi mempercayai kebenaran pemimpin-pemimpin Islam, dan
mereka berpendapat bahwa pangkal kekacauan Islam pada saat itu adalah karena adanya 3
orang imam, yaitu Ali, Muawwiyah dan Amr.
Mereka bersumpah akan melaksanakan pembunuhan pada tanggal 17 Ramadhan 40 H/24
Januari 661 M di waktu subuh. Diantara tiga orang Khawarij itu. Hanya Ibnu Muljam yang
berhasil membunuh Ali ketika beliau sedang sholat Subuh di Masjid Kufah tetapi Ibnu
Muljam pun tertangkap dan juga dibunuh.
Barak menikam Muawwiyah mengenai punggungnya, ketika Muawwiyah sedang sholat
Subuh di Masjid Damaskus. Sedang Amr bin Bakr berhasil membunuh wakil imam Amr bin
Ash ketika ia sedang sholat Subuhdi Masjid Fusthat Mesir. Amr bin sendiri tidak mengimami
sholat, sedang sakit perut di rumah kediamannya sehingga ia selamat.
Khalifah Ali wafat dalam usia 58 tahun, kemudian Hasan bin Ali dinobatkan menjadi
Khalifah yang berkedudukan di Kufah.

29 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih berdasarkan musyawarah.
Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar diangkat menjadi khalifah melalui pertemuan
saqifah atas usulan umar. Problem besar yang dihadapi Abu Bakar ialah munculnya nabi palsu
dan kelompok ingkar zakat serta munculnya kamum murtad Musailimah bin kazzab beserta
pengikutnya menolak. membayar zakat dan murtad dari islam yang mengakibatkan terjadinya
perang Yamamah. Perang tersebut terjadi pada tahun 12 H.
Umar yang tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-Quran hingga dia
mengusulkan kepada Abu Bakar agar membukukan/mengumpulkan mushaf yang ditulis pada
masa nabi menjadi satu mushaf Al-Quran. Mushaf yang sudah terkumpul disimpan oleh Abu
Bakar, ketika Abu Bakar sakit dia bermusyawarah dengan para sahabat untuk menggantikan
beliau menjadi khalifah pada masa Umar gelombang exspansi pertama terjadi. Umar
membentuk panitia yang beranggotakan 6 orang sahabat dan meminta salah satu diantaranya
menjadi khalifah setelah Umar wafat. Panitia berhasil mengangkat Utsman menjadi khalifah.
Pada masa pemerintahan utsman wilayah islam meluas sampai ke Tripoli barat, Armenia dan
Azar Baijan hingga banyak penghafal Al-Quran yang tersebar dan tarjadi perbedaan dialek,
yang menyebabkan masalah serius. Utsman membentuk tim untuk menyalin Al-Quran yang
telah dikumpulkan pada masa Abu Bakar, tim ini menghasilkan 4 mushaf Al-Quran dan
Utsman memerintahkan untuk membakar seluruh mushaf selain 4 mushaf induk tersebut.
Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang mengangkat pejabat
dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah Utsman wafat umat islam membaiak Ali
menjadi khalifah pengganti utsman, kaum Bani Umayah menuntut Ali untuk menghukum
pembunuh Utsman, karena merasa tuntutannya tidak dilaksanakan Bani Umayah dibawah
pimpinan Muawiyah memberontak terhadap pemerintahan Ali. Perang Sifin mengakibatkan
perpecahan pada kelompok Ali. Dipenghujung pemerintahan Ali umat islam terpecah menjadi
tiga golongan, yaitu, Muawiyah, Syiah (pengikut Ali), dan Khawarij (orang yang keluar dari
barisan Ali). Setelah Ali meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan. Hasan mengadakan
perundingan damai dengan Muawiyah dan umat islam dikuasai oleh Muawiyah. Dengan
begitu berakhirlah pemerintahan yang berdasarkan pemilihan (khulafaur rasyidin) berganti
dengan sistem kerajaan).
30 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

B. Saran.
Kami bangga sekaligus kagum atas perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh
Khulafaur Rasyidin. Tapi yang di sayangkan pada masa pemerintahan salah satu dari
Khulafaur Rasyidin ialah: Para aparatur Negara di ambil dari kalangan keluarga Khalifah, dan
ketidak tegasan dalam memutuskan/menyelesaikan masalah, hal tersebut yang menyebabkan
perpecahan dan pemberontakan di kalangan umat Islam, sehingga berdampak negatif di era
globalisasi ini.

31 | Khulafaur Rasyidin

[Type text]

DAFTAR PUSTAKA
Alatas.Hasyimi Muhammad, Ali ibn Abi Thalib Sang Putera Kabah Dari
Abu Bakar Sampai Usman, Jakarta: Al-Huda, 2003
Ali.k, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1997
Amin.Samsul Munir, Sejarah Perkembangan Islam, Jakarta : Amzah, 2009.
Haekal.Muhammad Husain, Usman ibn Affan, Jakarta: PT. Pustaka Litera
Antar Nusa, 2006
Jafariyan.Rasul, Sejarah Para Pemimpin Islam, Jakarta: Al-Huda, 2010
Murad.Musthafa, Kisah Hidup Umar ibn Khattab, Jakarta: Zaman. 2007
Murad.Musthafa, Kisah Hidup Usman ibn Affan, Jakarta: Zaman. 2007
Rahman.Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf. 1995.
Rasul.Jafariyan, Sejarah Peradaban Islam Dari Imam Ali sampai
Monarki Muawiyyah, Jakarta: Al-Huda, 2010
Sinn.Ahmad Ibrahim Abu, Manajemen Syariah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1996.
Susanto.Musyrifah, Sejarah Islam Klasik, Jakarta Timur: Prenada Media
Yatim.Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993

32 | Khulafaur Rasyidin

Anda mungkin juga menyukai