BAB I........................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 2
A.
B.
Rumusan Masalah........................................................................................... 2
C.
Tujuan Pembahasan......................................................................................... 2
BAB II.......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN............................................................................................................ 3
A.
B.
BAB III......................................................................................................................... 6
PENUTUP.................................................................................................................... 6
Kesimpulan.............................................................................................................. 6
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Apa yang di maksud Muharromat
Siapa saja yang tidak boleh (Haram) untuk di nikahi
Hak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami terhadap istri
Kewajiban istri terhadap suami
Tujuan Pembahasan
a) Mengetahui siapa saja kerabat atau saudara kita yang sesungguhnya
di haramkan untuk dinikahkan dengan kita
b) Mengetahui dan memahami bagi yang sudah dan yang akan menjalin
rumah tangga akan seberapa jauh kewajiaban yang harus dilakukan
dalam rumah tangga, baik untuk suami ataupun untuk istri.
c) Menyadarkan betapa pentingnya kewajiban bagi suami istri dalam
rumah tangga.
2
BAB II
PEMBAHASAN
(keponakan
dari
2. Susuan
Lantaran susuan ini di haramkan mengawini dua wanita : Yang di susui
dan saudari sesusuan. Ini berdasarkan firman Allah Taala :
Diharamkan atas kamu mengawini ibu-ibumu yang menyusuimu dan
saudari-saudarimu sesusuan(An-Nisa : 23)
Wanita yang menyusui sama seperti ibu sendiri dan ia haram
untuk dinikahi. Wanita yang menyusui ini haram dinikahi sampai pada
pertalian nasabnya, mereka-mereka itu adalah :
1) Perempuan yang menyusui, karena memberikan air susuan itu ia
di anggap sebagai ibunya sendiri.
2) Ibu dari perempuan yang menyusui karena ia di anggap sebagai
neneknya.
3) Ibu dari suami perempuan yang menyusukan karena ia juga
dianggap sebagai nenek.
4) Saudara perempuan dari perempuan yang menyusukan, karena
ia di anggap seperti ibu sendiri.
5) Saudara perempuan dari suami wanita yang menyusukan,
karena seperti ibu sendiri.
6) Anak dan cucu perempuan dari perempuan yang menyusukan.
7) Saudara sesusuan.1
3. Hubungan Keluarga lewat perkawinan : Lantaran sebab ini ada wanita
yang haram di nikahi
a. Ibunya Istri
Ini berdasarkan firman Allah Taala :
Diharamkan atas kamu mengawini ibu-ibu isterimu .(AnNisa : 23)
b. Anak Perempuan Istri (anak tiri)
Demikian juga anak perempuan anak-anaknya, dengan syarat
ibu itu (atau istri itu) telah di setubuhinya. Ini berdasarkan
Firman Allah Taala
,
Diharamkan atas kamu mengawini anak-anak perempuan
istrimu dari suami lain, yang dalam pemeliharaanmu dari istri
yang telah kamu setubuhi. Tapi jika kamu belum
menyetubuhinya (dan sudah kamu cerai), maka tidak berdosa
kamu mengawini mereka(An-Nisa : 23)
1 Selamat,Kasmuri,pedoman mengayuh bahtera rumah tangga , hlm 16
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tidak semua orang perempuan boleh dinikahi dan ada batasan-batasan yang harus diperhatikan
ketika akan memilih seorang calon isteri Pada bab pertama telah disinggung tentang wanita atau
orang perempuan yang boleh dinikahi dan menyinggung sedikit tentang wanita yang haram
dinikahi. Oleh karna itu kita sebagai makhluk yang beriman dan bermoral tentunya mempunyai
landasan hukm dan aturan-aturan yang sebagaimana mestinya harus kita lakukan dengan baik.
Dalam makalah ini telah di sebutkan kewajiban masing-masing antara istri ataupun suami.
Dengan terpenuhinya kewajiban-kewajiban dari masing-masing peran niscaya InsyaAllah tujuan
dari terlaksananya pernikahan akan berjalan indah
DAFTAR PUSTAKA
Selamat,Kasmuri. (1998).Pedoman Mengayuh Bahtera Rumah Tangga. Jakarta:
Kalam Mulia
Wahyudi Asmin, Yudian dan Zainal Muhtadin. (1993). Keluarga Bahagia Dalam Islam.
Yogyakarta: CV. Pustaka Mantiq
Syarifudin, Amir. (2006). Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia. Jakarta: Kencana
Najieh, Achmad. (2003). Terjemah Fathul Muin. Bandung: Husaini