Vol - VIII No.17 I P3DI September 2016
Vol - VIII No.17 I P3DI September 2016
Marfuatul latifah
Humphrey Wangke
Dinar Wahyuni
Achmad Wirabrata
Riris Katharina
P U S A T
P E N E L I T I A N
B A D A N
K E A H L I A N
D P R
R I
ISSN: 2088-2351
Majalah
Abstrak
Keinginan Pemerintah untuk mengubah pemberatan syarat remisi bagi narapidana
kasus narkotika, korupsi, terorisme, dan tindak pidana terorganisir lainnya yang
diatur dalam PP No. 99 Tahun 2012, dianggap kontra produktif terhadap upaya
penegakan hukum di Indonesia, khususnya korupsi. Setidaknya terdapat 3 alasan
yang dikemukakan oleh Menkumham terkait perubahan tersebut, dan tidak semua dari
ketiga alasan tersebut tepat dijadikan landasan perubahan. Namun, alasan tersebut
dapat dijadikan sebagai arah perbaikan kebijakan pemberian remisi di Indonesia saat
ini. Oleh karena itu perubahan UU Pemasyarakatan menjadi kebutuhan guna memberi
batasan pemberian remisi bagi napi tindak pidana tertentu. Selain itu perubahan
dalam UU tersebut juga dapat menciptakan mekanisme yang lebih tepat untuk
mengurangi over-capacity yang dialami hampir seluruh Lapas di Indonesia.
Pendahuluan
Pasal 14 UU No 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan
(UU
Pemasyarakatan)
menyatakan
bahwa
setiap
narapidana
(napi) memiliki hak-hak tertentu yang harus
dijamin selama menjalani masa pidana di
dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
Hak tersebut antara lain adalah hak untuk
mendapatkan pembebasan bersyarat, cuti
menjelang bebas, dan remisi. Terkait remisi,
syarat pemberian remisi diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999
Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan
Hak
Warga
Binaan
Pemasyarakatan
sebagaimana telah diubah dua kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah No. 99
Tahun 2012 (Perubahan Kedua PP No.
32 Tahun 1999). PP tersebut, di samping
*) Peneliti Muda Ilmu Hukum pada Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: marfulatifa@gmail.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-1-
Muatan Materi
PP
No.28
Tahun
(Perubahan pertama)
2006
PP No. 99 Tahun
(Perubahan kedua)
2012
Penambahan syarat pemberian remisi pada napi tindak pidana tertentu yaitu
yang bersedia menjadi justice collabolator; telah membayar lunas denda dan uang
pengganti sesuai dengan putusan pengadilan untuk napi korupsi, telah mengikuti
program deradikalisasi yang diselenggarakan oleh Lapas dan/atau Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme.
Remisi bagi napi yang dipidana karena melakukan tindak pidana narkotika hanya
berlaku terhadap napi yang dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun.
-2-
Secara
normatif,
diskriminasi
yang ditimbulkan oleh perbedaan syarat
mendapatkan remisi bagi napi tindak
pidana tertentu dalam 34A PP No. 99 Tahun
2012 tidak sejalan dengan ketentuan Pasal
14 ayat (1) huruf i UU Pemasyarakatan
yang menjamin hak seluruh napi untuk
mendapatkan remisi. Selain itu, ketentuan
ini juga tidak sesuai dengan asas persamaan
di muka hukum sebagai salah satu HAM
yang dijamin dalam UUD Tahun 1945.
Dalam asas tersebut, setiap warga negara
Indonesia mendapatkan perlakuan sama
di muka hukum, begitu pula napi karena
walaupun telah diputus bersalah melalui
putusan
pengadilan
yang
mengikat,
namun HAM yang melekat pada napi tidak
serta merta hilang. Artinya, setiap napi
seharusnya memiliki hak dan kewajiban
yang sama. Namun, adanya ketentuan
perbedaan syarat memperoleh remisi
bagi napi tindak pidana tertentu ini pada
dasarnya sebagai upaya pemerintah untuk
memberikan rasa keadilan bagi masyarakat,
karena napi tindak pidana tertentu sudah
melakukan tindakan yang sangat merugikan
dan membahayakan Indonesia. Alasan
ini tidak dapat dikesampingkan begitu
saja sebab pemenuhan akan rasa keadilan
merupakan hal yang harus didahulukan
dalam penegakan hukum.
Apabila pemerintah Indonesia ingin
menerapkan syarat yang berbeda bagi napi
tindak pidana tertentu untuk mendapatkan
remisi, sebaiknya ketentuan perbedaan
syarat tersebut dituangkan dalam undangundang. Sebab berdasarkan Pasal 28J ayat
(2) UUD Tahun 1945 setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan HAM yang
ditetapkan dengan undang-undang guna
menjamin pengakuan serta penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain. Untuk
menghindari pengaturan yang tidak selaras,
sebaiknya pengaturan terkait remisi diatur
dalam UU Pemasyarakatan yang mengatur
mengenai hak dan kewajiban warga binaan
dalam proses pemasyarakatan di dalam
Lapas.
Alasan kedua adalah mengurangi
over-capacity yang terjadi di Lapas, sampai
Juni 2016 jumlah napi dan tahanan yang
menghuni seluruh Lapas di Indonesia
berjumlah kurang lebih 152.057 orang
dari perkiraan daya tampung maksimal
118.660 orang. Dari jumlah tersebut
Referensi
"Lima Guru Besar Tulis Surat untuk Jokowi,
Ini Isinya" http://nasional. kompas.
com/read/2016/09/04/20354081/lima.
guru.besar.tulis.surat.untuk.jokowi.ini.
isinya, diakses tanggal 6 September 2016
Menteri Yasonna Berkeras Ada Remisi Bagi
Koruptor: Kalau Tidak Lapas Penuh,
http://news.detik.com/berita/3277342/
menteri-yasonna-berkeras-ada-remisibagi-koruptor-kalau-tidak-lapas-penuh,
diakses tanggal 5 September 2016.
"Pembentukan Tim Pengamat Pemasyarakatan
untuk Remisi Narapidana Dinilai Bukan
Solusi", http://nasional.kompas.com/read/
2016/09/01/17453061/pembentukan.tim.
pengamat.pemasyarakatan.untuk.remisi.
narapidana.dinilai.bukan.solusi.,
diakses
tanggal 8 September 2016.
Status Pelaporan Jumlah Penghuni Perkanwil,
http://smslap.ditjenpas.go.id /public/grl/
current/monthly/year/2016/month/3,
diakses tanggal 8 September 2016.
Wapres Nilai Remisi Koruptor atas Dasar
Kemanusiaan, http://nasional.harianterbit.
com/nasional/2016/08/12/67233/66/25/
Wapres-Nilai-Remisi-Koruptor-atas-DasarKemanusiann, diakses tanggal 6 September
2016.
Penutup
Wacana perubahan ketiga atas PP No.32
Tahun 1999 dengan meniadakan perbedaan
syarat pemberian remisi antarnapi, baik napi
pada umumnya maupun napi tindak pidana
tertentu, perlu disikapi dengan hati-hati. Tiga
alasan yang dikemukakan oleh Menkumham
tidak sepenuhnya tepat menjadi landasan
dari perubahan kebijakan pemberian remisi
di Indonesia. Penghapusan perbedaan syarat
remisi dianggap tidak sesuai dengan semangat
penegakan hukum yang saat ini diinginkan
-4-
Majalah
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Abstrak
KTT G-20 yang berlangsung di Hangzhou, Tiongkok, berakhir dengan dikeluarkannya
Konsensus Hangzhou yang berisi komitmen negara-negara peserta untuk memulihkan
perekonomian dunia yang dirasakan mulai melambat sejak tahun lalu. Namun, negaranegara G-20 seringkali sulit mengimplementasikan komitmen tersebut sehingga
menimbulkan keraguan akan manfaat G-20. Indonesia menyatakan komitmennya
untuk membuat perekonomian dunia lebih transparan tetapi negara-negara maju harus
memulainya terlebih dahulu.
Pendahuluan
*) Peneliti Utama Hubungan Internasional pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: dhanny_2000@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-5-
Penutup
Tema KTT G-20 di Hangzhou adalah
inovasi, interkonektif, dan inklusif, berdasarkan
kebutuhan masing-masing negara guna
mendukung pertumbuhan ekonomi dunia yang
lebih stabil dan berkelanjutan, di tengah situasi
yang kurang mendukung. Karena itu semua
negara anggota G-20 siap bekerja sama dan
menghasilkan langkah konkret bagi perbaikan
situasi ekonomi global, dan bagi masa depan
masyarakat dunia yang lebih baik.
Penyelenggaraan KTT G-20 di Hangzhou
seharusnya menjadi agenda puncak diplomasi
tahun ini, yang akan memberikan dampak
bukan hanya secara ekonomi saja tetapi
juga politik dan sosial bagi masyarakat
internasional. Indonesia telah menyatakan
kesiapannya untuk menghapus hambatan
perdagangan dan investasinya, tetapi sambil
mengingatkan agar semua negara di dunia
melakukan hal yang sama.
Harapan
Ditengah ketidakpastian pertumbuhan
ekonomi dunia dan ketidakjelasan validitas
kerja sama G-20, negara-negara anggota
harus mampu meningkatkan komunikasi
dan menghindari kebijakan ekonomi yang
menciptakan dampak negatif. Selain itu,
setiap kebijakan ekonomi harus memiliki
agenda pertumbuhan yang solid dan inklusif.
Indonesia yakin mampu berperan besar dalam
perkembangan ekonomi global. Terlebih
lagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi negara anggota G-20.
Karena itu, Indonesia berkomitmen untuk
menjaga ekonominya terbuka dan kompetitif.
Indonesia berharap negara G-20 juga
berkomitmen untuk menciptakan iklim
ekonomi yang kondusif. Salah satunya
dengan menghilangkan kesenjangan antara
negara maju dan berkembang, terutama di
ranah digital. Untuk itu, negara-negara G-20
dapat memberikan asistensi mengurangi
kesenjangan digital antara negara maju dan
Referensi
Christ Miller, G-20 Meeting Shows Discord,
The Jakarta Post, 9 September 2016, hal.6.
Ganewati Wuryandari, Expectations of RIs
renewed role in G20, The Jakarta Post, 6
September 2016, hal. 6.
Gagasan Baru dari Hangzhou, Kompas, 6
September 2016, hal. 8.
Indonesia memiliki Modal Dasar untuk
Mengembangkan, Kompas, 7 September
2016, hal. 17.
RI Fighting Protectionism, The Jakarta Post,
5 September 2016, hal. 1.
RI Jaga Ekonomi Terbuka, Media Indonesia,
5 September 2016, hal. 1
Solusi dari kekuatan Ekonomi, Kompas, 5
September 2016, hal. 8.
-8-
Majalah
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Abstrak
Terungkapnya berbagai kasus perdagangan anak menyadarkan masyarakat bahwa
perdagangan anak masih terus terjadi. Fenomena perdagangan anak merupakan
indikasi tidak berfungsinya peranan keluarga secara optimal. Karena itu, tulisan ini
mengulas tentang upaya pencegahan perdagangan anak melalui ketahanan keluarga.
Ada tiga komponen dalam membangun ketahanan keluarga, yakni: ketahanan fisik,
sosial, dan psikologis. Peran negara diperlukan dalam mendukung terwujudnya
ketahanan keluarga dalam rangka pencegahan perdagangan anak. Negara harus
menciptakan lingkungan yang kondusif melalui berbagai kebijakannya, termasuk
melalui RUU Ketahanan Keluarga yang akan disusun DPR.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Sosiologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: hi_dins@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-9-
Penutup
Mengingat
kompleksnya
masalah
perdagangan anak, maka upaya pencegahannya
dapat dimulai dari keluarga sebagai unit
pertama dan utama dalam pembentukan
manusia yang berkualitas. Keluarga memiliki
tugas dalam menjaga kelangsungan dan
keberlanjutan kehidupan baik secara fisik,
sosial, dan psikologis. Namun demikian,
perubahan sosial dan dinamika keluarga
mengancam keharmonisan keluarga. Karena
itu, diperlukan ketahanan keluarga yang kuat
agar keluarga mampu menghadapi perubahan
yang terjadi.
Tiga komponen dalam membangun
ketahanan keluarga adalah ketahanan fisik,
sosial, dan psikologis. Ketiga komponen
tersebut harus berjalan secara seimbang
dan beriringan. Negara harus hadir dalam
mendukung terwujudnya ketahanan keluarga
melalui
kebijakan-kebijakan
sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 48 ayat (1) UU No.
52 Tahun 2009. Untuk memperkuat amanat
Referensi
Alawiyah, Faridah. 2015. "Peran Sektor
Pendidikan dalam Peningkatan Kualitas
SDM
sebagai
Upaya
Pencegahan
Perdagangan Orang" dalam Perdagangan
Orang: Pencegahan, Penanganan, dan
Perlindungan Korban. Jakarta: Pusat
Pengkajian,
Pengolahan
Data,
dan
Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI
bersama Azza Grafika.
Darahim,
Andarus.
2015.
Membina
Keharmonisan dan Ketahanan Keluarga.
Jakarta: Institut Pembelajaran Gelar
Hidup.
Qoiriah, Nurul. "Tindak Pidana Perdagangan
Orang di Indonesia". Materi disampaikan
pada Focus Group Discussion PraPenelitian Tim Perdagangan Orang
Peneliti Kesejahteraan Sosial Pusat
Penelitian Badan Keahlian DPR-RI.
Jakarta, 14 April 2015.
Soeradi. "Perubahan Sosial dan Ketahanan
Keluarga: Meretas Kebijakan Berbasis
Kekuatan Lokal". Informasi Vol. 18, No.
02, Tahun 2013.
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga.
Anak-anak
Korban
Prostitusi
Untuk
Kelompok Gay Dalam Kondisi Labil,
https://news.detik.com/berita/3288852/
anak-anak-korban-prostitusi-untukkelompok-gay-dalam-kondisi-labil,
diakses 8 September 2016.
- 12 -
Majalah
Abstrak
Kelompok negara G-20 berkomitmen untuk memantapkan ekonomi digital sebagai instrumen
inovatif bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi global, Pemerintah Indonesia memiliki
misi jangka panjang menjadi The Digital Energy of Asia. Adapun potensi ekonomi digital di
Indonesia dapat dilihat dari banyaknya transaksi menggunakan internet. Saat ini pengguna
internet di Indonesia dalam 5 tahun terakhir terus meningkat di atas 12 persen. Meningkatnya
perdagangan digital memberikan dampak yang baik bagi perekonomian. Untuk
memaksimalkan potensi ekonomi digital, terdapat beberapa hambatan seperti permodalan,
pajak, perlindungan konsumen, pembangunan infrastruktur, pengiriman logistik, dan
sumber daya manusia. Pada tahun 2016 pemerintah mempersiapkan roadmap perdagangan
digital untuk mengantisipasi hambatan tersebut serta meningkatkan daya saing. Peran DPR
RI untuk mengawasi program pemerintah berjalan dan mendorong pemerintah menyusun
aturan yang mendukung percepatan pengembangan ekonomi digital.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Kebijakan Publik pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: achmad.wirabrata@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 13 -
Sumber: Emarketer
Referensi
Gryseels, Michael est (2015), Sepuluh
Gagasan
untuk
Memaksimalkan
Dampak
Sosio-Ekonomi
TIK
di
Indonesia, McKinsey & Company,
Indonesia.
Tantangan, Arah Kebijakan dan Prospek
Perekonomian
Indonesia,
Bank
Indonesia, 2016.
Ekonomi Digital, Indonesia Memiliki
Modal Dasar unntuk mengembangkan.,
Kompas, 7 September 2016.
Ekonomi Digital Jadi Perhatian Utama
Pertemuan,
http://surabaya.bisnis.
com/read/20160901/95/90956/
ekonomi-digital-jadi-perhatian-utamapertemuan-g20, diakses 5 September
2016.
Indonesia Akan Jadi Pemain Ekonomi
Digital Terbesar di Asia., https://
kominfo.go.id/index.php/content/
detail/6441/Indonesia+Akan+Jadi+Pem
ain+Ekonomi+Digital+Terbesar+di+As
ia+Tenggara/0/berita_satker, diakses 6
September 2016.
Jokowi di KTT G20 Hindari Kebijakan
Ekonomi yang Menciptakan Dampak
Negatif,
http://finance.detik.com/
ekonomi-bisnis/3291039/jokowi-di-kttg20-hindari-kebijakan-ekonomi-yangmenciptakan-dampak-negatif, diakses 6
September 2016.Perdagangan, Layanan
Digital Jadi Langganan, Kompas, 7
September 2016.
Mencermati Ekonomi Digital di Indonesia.,
http://www.theindonesianinstitute.
com/mencermati-ekonomi-digital-diindonesia/, diakses 6 September 2016.
Perdagangan Online, RI Siap Undang
Investor
Sukseskan
E-Commerce.
Neraca. 7 September 2016.
Potensi
Besar
Indonesia
di
Era
Pertumbuhan
Ekonomi
Digital.,
http://www.ui.ac.id/berita/potensibesar-indonesia-di-era-pertumbuhanekonomi-digital.html,
diakses
6
September 2016.
Penutup
Dalam menghadapi persaingan di era
globalisasi ini, banyak negara meningkatkan
perekonomian melalui ekonomi digital.
Presiden Joko Widodo mendukung ekonomi
digital dengan menetapkan Indonesia
sebagai The Digital Energy of Asia.
Indonesia memiliki potensi tingginya jumlah
penduduk, terus meningkatnya jumlah
pengguna internet, serta sumber daya
yang melimpah. Masih terdapat beberapa
potensi yang dapat menjadi penghambat
percepatan pelaksanaan ekonomi digital,
yaitu belum tersedia peraturan yang secara
spesifik mengatur perdagangan digital,
masih rendahnya infrastruktur komunikasi
dan internet, serta masih terdapat
perbedaan teknologi yang signifikan antara
kota dan desa. Pajak yang dihasilkan dari
perdagangan digital dinilai sangat signifikan,
namun belum ada aturan yang jelas,
sehingga dapat mengurangi penerimaan
untuk negara.
Peran
DPR
RI
sesuai
fungsi
pengawasan sangat penting mengawal
perkambangan program digital ekonomi
yang sedang berjalan berkaitan erat
dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
- 16 -
Majalah
Abstrak
DPR RI dan Pemerintah telah bersepakat pada tanggal 2 September 2016 bahwa untuk dapat
terdaftar sebagai pemilih dalam Pilkada serentak 2017 harus menggunakan KTP elektronik
atau surat keterangan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bagi penduduk yang belum
memiliki KTP elektronik namun sudah direkam datanya. Ketentuan ini direkomendasikan untuk
dapat masuk ke dalam Peraturan KPU yang mengatur mengenai Pilkada serentak. Tujuannya
untuk mencegah pemilih fiktif atau mobilisasi pemilih dari luar daerah pemilihan, serta
mendorong agar data kependudukan lengkap dan akurat. Kesepakatan ini dalam perspektif
administrasi publik merupakan kebijakan publik yang dibuat dengan model birokratikpolitik. Hal ini ditandai dengan tidak dilibatkannya kelompok sosial dan masyarakat yang
pada akhirnya menentang kesepakatan ini. Tulisan ini merekomendasikan agar kesepakatan
ini tidak diakomodir dalam Peraturan KPU. Selain merugikan masyarakat pemilih, juga
melanggar ketentuan UU Nomor 10 Tahun 2016.
Pendahuluan
*) Peneliti Madya Administrasi Negara pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: riris.katharina@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 17 -
Referensi:
Hak Suara Pemilih Bisa Hilang: KPU Minta agar
KTP Non-Elektronik dan Kartu Keluarga
Tetap Diizinkan, Kompas, 5 September 2016.
Hsinchun Chen, et.all (ed), Digital Government:
E-Government Research, Case Studies, and
Implementation, Springer, USA, 2008.
Mark Turner & David Hulme, Governance,
Administration & Development: Making
the State Work, Kumarian Press, USA, 1997
Miftah Thoha, Birokrasi Politik & Pemilihan
Umum Di Indonesia, Penerbit Kencana,
Jakarta, 2014.
Soal
Pendataan
e-KTP
untuk
Pilkada,
Ombudsman
Minta
Mendagri
Realistis,
http://www.tribunnews.com/
nasional/2016/09/05/soal-pendataan-e-ktpuntuk-pilkada-ombudsman-minta-mendagrirealistis, diakses tanggal 7 September 2016.
Syarat Memiliki e-KTP Dapat Memicu
Konflik, Kompas, 7 September 2016.
Penutup
Kesepakatan antara DPR RI dan
Pemerintah terkait dengan dijadikannya KTPel sebagai persyaratan terdaftar sebagai pemilih
dalam Pilkada serentak 2017 dalam perspektif
administrasi publik merupakan kebijakan yang
diambil dengan model birokratik-politik. Hal
ini tampak dari tidak dilibatkannya kelompok
masyarakat dan kelompok kepentingan dalam
pembahasannya. Kebijakan dengan model
semacam ini sangat kental kepentingan
- 20 -