Anda di halaman 1dari 8

A.

Akseptor keluarga berencana AKDR di kabupaten Kulon Progo pada tahun 2008 ratarata mempunyai lama penggunaan AKDR dari 5 tahun. Pencabutan di lakukan apabila batas
waktu pemasangan telah habis atau mengalami komplikasi serta keinginan untuk menambah
jum;lah anak. Komplikasi berat translokasi maupun abortus yang di laporkan dan mendapat
kalim asuransi dari BKKBN tahun 2007 sebanyak 3 akseptor dan 2 akseptor AKDR pada
tahun 2008. Sedsngkan data mengenai kadar hemoglobin dan jumlah akseptor yang
mengalami perdarahan sampai dengan anemia tidak di laporkan karena formulir laporan dari
BKKBN tidak mencantumkan indikator penurunan kadar hemoglobin atau anemia pada
akseptor AKDR dalam bentuk laporan efek samping kontrasepsi (KABERMAS KP, 2008)
Studi pendahuluan tentang penggunaan AKDR dengan banyaknya darah menstruasi
yang di keluarkan telah di lakukan di poliklinik kebidanan puskesmas Galur II Kulon Progo
pada bulan febuari 2009, melalui wawancara terhadap 13 orang akseptor AKDR. Berdasarkan
wawancara tersebut di peroleh hasil bahwa 12 orang mengalami pengeluaran darah yang
lebih banyak dan waktu menstruasi lebih lama dibanding sebelum memakai AKDR. Keluhan
sangat lemas, aktifitas terganggu dan produktifitas menurun selalu terjadi pada saat
menstruasi tetapi diabaikan dan anggapan akseptor AKDR tidak perlu melakukan
pemeriksaan kadar hemoglobin sacara berkala maupun mendapat suplementasi besi pada saat
menstruasi karena tiak sakit. Dari hasil pemeriksaan laboratorium terdapat 13 responden di
dapatkan hasil 2 orang dengan kadar hemoglobin
mempunyai hemoglobin

12 ,0 g/dl, sedangkan 11 orang

12 ,0 g/dl dan salah satu di antaranya mempunyai kadar

hemoglobin 6,2 g/dl sehingga disarankan untuk melakukan transfusi darah.


Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk mengangkat permasalahan ini di
dalam penelitian. Berdasarkan penelusuran yang telah penulis lakukan, sejauh ini belum ada
penelitian yang meneliti tenthang lama penggunaan AKDR dan kadar hemoglobin pada
akseptor KB sehingga penulis ingin mengetahui lebih jauh lagi hubungan lama penggunaan
AKDR dengan kadar hemoglobin pada peserta KB di Desa Nomporejo Kecamatan Galur
Kabupaten Kulon Progo.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan iuran dalam latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah apakah ada hubungan lama penggunaan AKDR dengan kadar

hemoglobin pada akseptor KB di Desa Nomporejo Kecamatan Galur Kulon Progo tahun
2009?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan lama pengetahuan AKDR dengan kadar hemoglobin pada
peserta KB di Desa Nomporejo Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo tahun 2009
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui lama penggunaan AKDR pada akseptor KB di Desa Nomporejo,
Kecamatan Galur, Kulon Progo tahun 2009
b. Mengetahui kadar hemoglobin pada akseptor KB AKDR di Desa Nomporejo,
Kecamatan Galur, Kulon Progo tahun 2009.
c. Mengetahui hubungan lama penggunaan AKDR dan kadar hemoglobin

pada

akseptor KB di Desa Nomporejo, Kecamatan Galur, Kulon Progo tahun 2009.


D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi masyarakat terutama pengguna AKDR
Memberikan informasi di bidang kesehatan terutama lama penggunaan AKDR pada
peserta KB dengan kadar hemoglobin.
2. Dinas Kependududkan Catatan Sipil, Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan
Masyarakat (DUKCAPIL, KABERMAS) subdin KB Kabupaten Kulon Progo
terutama bagian operasional dan Petugas Pelaksana Keluarga Berencana (PLKB)
Kecamatan Galur Kulon Progo.
Memberikan masukan terutama mengenai lama penggunaan AKDR dengan kadar
hemoglobin pada peserta KB dalam rangka penyusunan dan pengembangan konsep
pelayanan keluarga berencana.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Menambahkan kepustakaan ilmu kesehatan masyarakat khususnya tentang keluarga
berencana
4. Bagi Ilmu Pengetahuan
Membantu informasi ilmiah dibidang kesehatan khususnya tentang kadar hemoglobin
pada peserta KB AKDR
5. Bagi Peneliti
Mengetahui gambaran lama pengguanaan AKDR dan kadar hemoglobin pada peserta
KB.
E. KEASLIAN PENELITI
Penelitian tenntang lama penggunaan AKDR dengan kadar hemoglobin belum pernah
dilakukan, akan tetapi sudah ada penelitian yang di lakukan dan terkait dengan AKDR
maupun kadar hemoglobin yaitu :
1. Handayani (2006) melakukan penelitian tentang hubungan antara lama perdarahan
haid dengan kadar hemoglobin pada akseptor IUD, Pil, dan non aseptor di kota

Surakarta. Metode yang digunakan adalah Observasional dengan rancangan Cross


sectional. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan kadar hemoglobin yang
signifikan antara akseptor KB, IUD, Pil dan non Akseptor. Perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti adalah 1) Metode penelitian sebelumnya adalah
observasional, sedangkan pada penellitian ini metode survey. 2) Subyek penelitian
sebelumnya adalah akseptor KB IUD, Pil dan non Akseptor. Pada penelitian ini
subyeknya adalah akseptor KB AKDR saja. Persamaannya dengan penelitian yaitu
menggunakan cross sectional.
2. Priyono (2000) melakukan penelitian hubungan

kualitas pelayanan keluarga

berencana dengan kelangsungan pemakaian AKDR di kabupaten Purworejo. Jenis


penelitian survey analitik dengan pendekatan restropektif tehnik multi stage
sampling dan uji statistik Regresi. Hasil penellitian menunjukan ada hubungan
yang bermakna antara kkualitas pelayanan KB dari pandangan klien dan umur ibu
dengan kelangsungan AKDR. Perbedaan dengan penelitian ini adalah 1) Tempat
penelitian. Pada penelitian sebelumnya adalah kecamatan Purworejo pada
penelitian ini menagmbil subyek akseptor AKDR satu desa. 2) Tehnik
pengambilan sampek dengan multi stage sampling pada penelitian ini
menggunakan Random sampling. 3) uji statistik pada penelitian sebelumnya
adalah Regresi, pada penelitian ini menggunakan uji statistik Chi square.
Persamaan dengan penelitian ini jenis penelitiannya adalah sama-sama meneliti
AKDR.
3. Wardani (2001) melakukan penelitian tentang pengaruh suplementasi Fe dan obat
cacing terhadap peningkatan kadar hemoglobin dan produktifitas kerja di PT
Samitek Sewon Bantul. Metode penelitian experimental dengan rancangan
factorial. Hasil penelitian menunjukan suplementasi Fe dapat meningkatkan kadar
hemoglobin dan produktifitas kerja sedangkan suplementasi Fe dan obat cacing
dapat meningkatkan kadar hemoglobin tetapi tidak meningkatkan produktifitas
kerja. Perbedaan dengan penellitian ini adalah variabel terikat pada penelitian
sebelumnya adalah 1) Metode penelitian sebelumnya adalah experimental
sedangkan pada penelitian ini survei. 2) variabel terikat pada penelitian
sebelumnya kadar hemoglobin dan produktifitas kerja paa penelitian ini kadar
hemoglobin saja. 3) Uji statistik pada penelitian sebelumnya menggunakan
analisis varians/ anova sedangkan pada penelitian ini menggunakan Chi square.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang kadar


hemoglobin.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A HEMOGLOBIN
1 Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein berpigmen merah yang terdapat dalam sel darah
merah. Fungsi hemoglobin adalah mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru
untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh sel di berbagai jaringan. Ikatan
hemoglobin dengan oksigen disebut oksihemoglobin (HbO 2), fungsi kedua adalah
membawa karbondioksida membentuk carbon monoksi haemoglobin (HbCO)
yang berperan dalam keseimbangan Ph darah. Struktur hemoglobin terdiri dari
besi yang mengandung pigmen hem dan protein globin yang terdiri dari alpha,
beta, delta, dan gamma. Hemoglobin A (HbA) merupakan kebanyakan dari
hemoglobin orang dewasa mempunyai rantai globin 2 dan 2 dan hemoglobin A2
(HbA2) merupakan minoritas hemoglobin pada orang dewasa mempunyai mata
rantai globin 2 dan 2 sedangkan hemoglobin F (HbF) merupakan hemoglobin
fetal yang mempunyai rantai globin 2 dan 2. Saat bayi lahir adalah jenis
hemoglobin HbF dan adalah HbA. Menjelang usia 5 tahun menjadi HbA lebih
dari 95 persen, HbA2 kurang dari 3,5 persen dan HbF kurang dari 1,5 persen
2

(Tarwoto,dkk.2007)
Batasan Kadar Hemoglobin Dalam Tubuh
Penjelasan yang tepat dari hemoglobin sangat berguna, oleh karena itu
dibutuhkan faktor perhitungan yang layak untuk memilih batasan dan kegunaan
dari kadar Hb dari berbagai kelompok.
Tabel 1. Batas normal Hemoglobin pada berbagai kelompok
No

Kelompok

Hemoglobin (g/dl)

1.
2.
3.
4.

Anak Umur 6 bulan sampai 5 tahun


Anak umur 5 tahun sampai 11 tahun
Anak 12 tahun sampai 14 tahun
Laki-laki dewasa
Wanita dewasa tidak hamil
Wanita hamil

11,0
11,5
12,0
13,0
12,0
11,0

Sumber: WHO, 2000


Kadar hemoglobin pada wanita dewasa dapat digolongkan berdasar 4 tingkatan
yaitu normal jika kadar Hb >12,0 g/dl anemia ringan jika kadar Hb 10,0-11,9
gr/dl, anemia sedang jika kadar Hb >8,0-9,9 gr/dl dan anemia berat jika kadar Hb
3

< dari 8,0 g/dl.


Penyebab turunnya kadar hemoglobin
Kadar hemoglobin yang turun sampai batas normal disebut anemia. Faktor
penyebab anemia menurut sadikin,2002 adalah:
a Perdarahan
Perdarahan kecil atau mikro yang terjadi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan turunnya kadar hemoglobin. Perdarahan mikro dan kronis
biasanya tidak atau kurang disadari karena perdarahan tersebut tidak kelihatan
apabila tidak dilakukan pemeriksaan klinis atau laboratorium dan keluhan
subyektif kurang dirasakan. Penyebab perdarahan ini adalah disebabkan oleh
infestasi cacing, pemakaian kontrasepsi dalam rahim yang lama, kekurangan
b

vitamin.
Cacat pada sel darah merah (SDM)
Sel darah merah mempunyai komponen penyusun yang banyak sekali. Tiaptiap komponen apabila mengalami cacat akan menimbulkan masalah bagi sel
darah merah sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan dengan cepat
mengalami penuaan dan segera dihancurkan. Secara umum cacat yang dialami
sel darah merah menyangkut senyawa-senyawa protein yang menyusunnya
biasanya berupa mutasi di DNA.

Kekurangan zat besi


Penyebab langsung dari turunnya kadar hemoglobin adalah ketidak cukupan
asupan Fe dan infeksi penyakit seperti cacing tambang. Seseorang yang
asupan zat besinya cukup tetapi jika sering terinfeksi cacing tambang dapat
menderita anemia. Demikian juga jika seseorang yang asupan zat besi rendah
maka daya tahan tubuhnya berkurang sehingga mudah terserang penyakit dan
akhirnya akan mengalami penurunan kadar Hb. Penyebab tidak langsung

adalah rendahnya kandungan Fe dan tingginya zat penghambat absobsi Fe


serta sanitasi lingkungan dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai.
Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan dan bersumber pada akar
permasalahan yaitu rendahnya pemberdayaan masyarakat, kurang memiliki
pengetahuan tentang anemia defisiensi besi dan makanan yang mengandung
Fe relatif tinggi. Rendahnya pemberdayaan masyarakat ini disebabkan kondisi
politik, social, ekonomi yang kurang mampu memanfaatkan sumberdaya yang
ada. Penyebab tidak langsung lain yang berhubungan dengan ketidak cukupan
Fe adalah status pekerjaan. Berat ringannya pekerjaan akan mempengaruhi
kondisi tubuh dan berpengaruh terhadap status kesehatan. Perempuan yang
bekerja cenderung kurang istirahat, tidak seimbang dalam mengkonsumsi
makanan sehingga resiko terjadinya kekurangan zat besi lebih besar
dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Hasil penelitian Hastuti (2006) di
Bantul, menyebutkan pemberian suplemen zat besi bermanfaat untuk
mengatasi status gizi secara cepat. Tablet besi efektif meningkatkan kadar
4

hemoglobin sebesar 1,053 g/dl selama pemberian tiga bulan.


Dampak turunnya kadar hemoglobin (Sadikin,2001)
a Gangguan pada otak
Jaringan otak mutlak memerlukan oksigen agar berfungsi secara sebagaimana
mestinya. Keadaan hemoglobin yang turun sampai dengan batas normal
menyebabkan jumlah oksigen yang diikat dan dibawa hemoglobin berkurang
sehingga tidak dapat memenuhi keperluan jaringan. Kinerja otak akan
berkurang sesuai dengan jumlah oksigen yang diperolehnya. Dampak
turunnya hemoglobin akibat suplai oksigen yang kurang terhadap otak adalah
prestasi intelektual seperti kemampuan belajar serta turunnya daya ingat baik
pada anak maupun dewasa membawa akibat yang sangat besar terhadap
b

kondisi hidup, bahkan masa depan seseorang.


Gangguan pada otot
Otot memerlukan sejumlah besar energy

jika

berkontraksi

untuk

memindahkan atau menggerakan tubuh. Kadar hemoglobin dalam tubuh yang


mengalami penurunan sampai dibawah normal menyebabkan kelelahan terjadi
dengan cepat dan masa pemulihan lebih lama. Gejala subyektif yang sering
muncul adalah cepat lelah dan sering merasa letih. Kinerja jasmani seseorang
akan menurun dalam keadaan ini sehingga menganggu kegiatan sehari-hari
c

dalam melaksanakaan pekerjaan.


Gangguan pada jantung

Jantung memerlukan energy dalam jumlah besar untuk memompakan darah


keseluruh tubuh. Jantung mempunyai waktu yang sangat singkat untuk
istirahat dan pemulihan. Turunnya kadar hemoglobin menyebabkan oksigen
yang masuk kedalam jantung kurang dan jantung akan meningkatkan
frekuensinya. Peningkatan frekuensi denyut jantung tersebut didorong oleh
keharusan memasukkan oksigen ke hemoglobin turun sangat banyak pada
anemia sedang sampai berat dapat menimbulkan meskipun dalam keadaan
istirahat karena jantung berdenyut lebih banyak. Banyaknya darah yang
mengalir ke paru-paru dalam satu satuan waktu karena meningkatnya
d

frekuensi denyut jantung juga menimbulkan rasa sesak nafas.


Gangguan pada organ uterus
Organ uterus atau rahim memerlukan kontraksi yang kuat pada saat persalinan,
menghentikan perdarahan akibat lepasnya plasenta dari perletakannya
dipermukaan dalam rahim (endometrium) yang luas selama kehamilan dan
sesudah persalinan untuk pengecilan (involusi) uterus. Kadar hemoglobin pada
ibu hamil yang kurang dari 11,0 g/dl akan membuat kontraksi otot rahim
lemah ketika persalinan berlangsung (atonia uteri), menyebabkan masa
persalinan memanjang (partus lama) dengan bahaya perdarahan atau infeksi
serta hypoksia pada janin.
Hasil penelitian Rahmawati (2005), menunjukkan kadar hemoglobin selama
kehamilan <11,0 g/dl melahirkan bayi dengan berat badan bayi lahir rendah
dibandingkan dengan kadar hemoglobin yang normal. Keadaan tersebut
merupakan faktor-faktor yang meningkatkan angka kesakitan dan kematian

5
6

ibu dan anak.


Tanda-tanda kadar hemoglobin tidak normal
Kepucatan pada lidah dan bibir dalam dan conjungtiva
Hemoglobin dalam darah merah memberikan warna merah pada lidah dan
bibir serta conjungtiva. Kepucatan pada conjungtiva, lidah dan bibir bagian
dalam akan terjadi apabila kandungan hemoglobin terlalu sedikit didalam

tubuh. Kepucatan merupakan tanda anemia ringan atau akut.


Keletihan
Orang yang kadar hemoglobinnya turun dibawah normal (anemia) akan
merasa tidak sehat, merasa letih, lesu, sakit kepala dan kehilangan nafsu
makan. Rasa letih terlebih dahulu muncul pada orang yang mengalami

kekurangan zat besi dengan kadar Hb rendah.


Sesak nafas

Orang yang kadar hemoglobinnya tidak normal akan merasa sesak nafas dan
jantungnya berdebar terlalu keras. Ini menandakan bahwa jantung bekerja
terlalu keras untuk memompa darah pada seluruh tubuh untuk mendapat
oksigen keseluruh sel.
9

Anda mungkin juga menyukai