Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar belakang masalah
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mengalami dampak perkembangan
teknologi yang sangat pesat di dunia. Dampak perkembangan teknologi yang sangat
pesat di Indonesia dapat dilihat dai bertambah banyaknya peralatan peralatan baru
yang sudah didukung dengan teknologi terbaru digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Peralatan yang digunakan tersebut membutuhkan sumber energi agar dapat
digunakan. Sumber energi yang dibutuhkan dapat bermacam macam, salah satu nya
listrik.
Listrik merupakan elemen penting bagi keberlangsungan kegiatan hidup masyarakat
di Indonesia. Penggunaan listrik di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 198.601,78
GWh meningkat 5,90% dibandingkan tahun sebelumnya 1. Jumlah pelanggan PLN
pada akhir tahun 2014 sebesar 57.493.234 pelanggan meningkat 6,48% dari akhir
tahun 20131. Dengan pemakaian listrik yang sedemikian rupa, Indonesia ditetapkan
sebagai negara terboros dalam pemakaian listrik di regional Asia Tenggara menurut
data dari ASEAN Centre of Energy (ACE)2.
1 http://www.pln.co.id/wp-content/uploads/2012/01/Statistik-PLN-2014_forwebsite-10-Juni-2015.pdf
2 http://www.alpensteel.com/article/116-103-energi-angin--wind-turbine-wind-mill/3566--pemakaian-listrik-diasian-indonesia-yang-terboros

Listrik sebagai sumber energi dapat diperoleh dengan melakukan konversi energi
dari

sumber energi yang lain. Untuk saat ini, pembangkit tenaga listrik yang

terdapat di Indonesia sudah cukup bervariasi. Sampai saat ini, suplai energi listrik
yang dibutuhkan PLN masih didominasi oleh PLTU sebesar 20.451,67 MW
(52,10%). Pembangkit listrik yang berasal dari sumber daya alam tidak dapat habis
jumlahnya masih sangat sedikit.
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya alam. Sumber daya
alam di Indonesia sangat melimpah baik sumber daya alam yang tidak dapat
terbarukan ataupun sumber daya alam yang terbarukan. Pemanfaatan sumber daya
alam di Indonesia masih didominasi oleh pemanfaatan sumber daya alam yang tidak
dapat terbarukan. Pemanfaatan sumber daya alam yang dapat terbarukan masih
sangat kurang optimal. Hal tersebut sangatlah disayangkan, mengingat Indonesia
memiliki daerah yang luas dan subur yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan
jika dapat dikelola dengan baik.
Kondisi alam Indonesia yang memiliki perairan seluas 3.3 juta km2 seharusnya dapat
dimaanfaatkan untuk digunakan sebagai sumber energi alternatif yang dapat
terbarukan. Indonesia yang memiliki banyak laut kurang dapat memanfaatkan arus
lautnya sebagai sumber energi yang sangat baik untuk digunakan sebagai
pembangkit listrik. Menurut PLN, energi listrik yang dihasilkan oleh PLTA yang ada
di Indonesia hanya sebesar 8.98 % dari seluruh energi listrik yang dibutuhkan.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penulisan yang dituangkan dalam
karya ilmiah berjudul Alternatif Pemanfaatan Energi Arus Laut di Indonesia
1.1.2

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, pada laporan penelitian ini akan dibahas
beberapa masalah yang saling berkaitan, adapun masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut :
1. Apa saja pemanfaatan yang dapat dilakukan dari arus laut yang digunakan
sebagai sumber energi terbarukan?
2. Bagaimana cara melakukan pemanfaatan arus laut supaya dapat digunakan
sebagai sumber energi terbarukan?

1.2 Ruang Lingkup Kajian


Untuk menjawab rumusan masalah yang ditentukan, penulis perlu melakukan
pengkajian beberapa pokok, yaitu :
1.
Pengertian arus laut.
2.
Manfaat yang dapat diberikan oleh arus laut,
3.
Arus laut sebagai sumber energi terbarukan.
4.
cara pemanfaatan arus lautsebagai sumber energi terbarukan.
5.
Potensi arus laut di Indonesia.
6.
kondisi pemanfaatan arus laut yang sudah dilakukan di Indonesia.
7.
Keefektifan penggunaan arus laut sebagai sumber energi.

1.3 Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan

1.3.1

Tujuan penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang ditentukan oleh penulis, tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menentukan apa saja bentuk - bentuk pemanfaatan yang dapat diberikan oleh
arus laut sebagai sumber energi terbarukan.
2. Untuk menentukan cara pemanfaatan arus laut sebagai sumber energi terbarukan.
1.3.2 Manfaat penulisan
Penulis berharap penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak. Manfaat yang dapat diberi berupa :
1.
Bagi penulis
Karya ilmiah ini dapat menjadi sarana untuk menambah pengalaman dan wawasan di
bidang pemanfaatan energi, khususnya arus laut sebagai sumber energi terbarukan.
2.
Bagi pembaca
Karya ilmiah ini dapat menjadi masukan dan penambah wawasan agar pemanfaatan
arus laut sebagai sumber energi terbarukan dapat lebih dilakukan secara optimal, serta
menjadi bahan perbandingan bagi pihak lain yang memerlukan.
1.4 Anggapan Dasar
Kondisi alam Indonesia yang sebagian besar terdiri dari perairan dan memiliki
banyak lautan, seharusnya memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan
pemanfaatan yang optimal dari keadaan arus laut tersebut. Pemanfaatan yang
dilakukan dapat memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam mendapatkan sumber
energi baru. Sifat dari arus laut sebagai sumber energi terbarukan akan membuat
Indonesia tidak perlu mengalami krisis energi. Indonesia dapat berdiri secara mandiri

atau tidak tergantung kepada pihak - pihak lain dalam pengusahaan energi. Dalam
skala besar bahkan Indonesia dapat menjadi pemasok energi listrik bagi negara lain
dan membantu perekonomian Indonesia dalam bentuk devisa.
1.5 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu proporsi yang menyatakan jawaban sementara yang mungkin
benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan
persoalan ataupun pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut
( J Supranto, 167 ) . Adapun hipotesis yang dirumuskan sementara oleh penulis atas
penelitian ini adalah : Arus laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
terbarukan untuk membantu dan menggantikan sumber energi yang lain agar dapat
berguna bagi kehidupan masyarakat di Indonesia
1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.6.1 Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini bersifat
deskriptif, yaitu mendeskripsikan data baik dari literatur maupun dari lapangan
kemudian dianaisis.
1.6.2 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini berupa
studi literatur.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah penulisan karya ilmiah ini, penulis membagi ke dalam lima
bab, dan setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Bab satu menguraikan serta

menjelaskan latar belakang penulisan karya ilmiah ini yaitu keadaan pemanfaatan
arus laut sebagai sumber energi terbarukan yang terjadi di Indonesia saat ini, rumusan
masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan, ruang lingkup kajian, anggapan
dasar, hipotesis, metode dan teknik pengumpulan data, dan sistem penulisan. Bab dua
memuat deskripsi atau gambaran masalah yang berkaitan dengan arus laut sebagai
sumber energi terbarukan berdasarkan data yang diperoleh dari literatur maupun
lapangan. Dalam bab ini berbagai teori dipaparkan sebagai tolak ukur untuk
membahas dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi. Bab tiga memuat
pembahasan, penafsiran, dan penilaian penulis tentang bagaimana arus laut digunakan
sebagai sumber energi terbarukan. Pembahasan diarahkan pada terjawabnya
persoalan yang sudah penulis rumuskan dalam perumusan masalah pada karya tulis
ilmiah ini dan tercapainya tujuan yang sudah ditentukan penulis. Bab lima berisi
kesimpulan penulis dari seluruh rangkaian penulisan karya ilmiah ini dalam
menjawab rumusan masalah yang ada dan pencapaian tujuan yang di inginkan
penulisan dalam penulisan karya ilmiah ini. Kesimpulan juga merupakan pembuktian
untuk menjawab hipotesis yang diajukan oleh penulis. Bab ini juga berisi saran yang
ditulis penulis sebagai konsekuensi atau implikasi dari kesimpulan yang dibuat
penulis. Saran ini diajukan penulis kepada pihak- pihak terkait yang dapat membuat
kebijakan dan tindakan berkaitan dengan pemanfaatan arus laut sebagai sumber
energi terbarukan.

BAB II
TEORI DASAR MENGENAI ARUS LAUT
2.1 Pengertian Energi Arus Laut
Arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju kestabilan
yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan dari
berbagai gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari
gerakan massa air adalah vektor yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Ada
dua jenis gaya yang bekerja yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain
adalah gradien densitas air laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air

(Gross,1990).

Pada dasarnya arus laut berbeda dengan Gelombang laut. Gelombang laut adalah
pergerakan air laut naik-turun atau secara vertikal. Air laut yang berggerak tidak
mengalami perpindahan tempat secara horizontal.

Kita dapat mengetahui adanya arus-arus ini terutama didasarkan atas pekerjaan
seorang ahli oseanografi kebangsaan Amerika Matthew Fontaine yang telah memulai
pekerjaan tersebut sejak tahun 1840. Ia membuat sebuah gambar dari sistem arus-arus
dunia berdasarkan pengamatan dan pengukuran terhadap besarnya pengaruh arus
yang mempengaruhi pembelokan arah kapal dari lintasan jalan yang seharusnya
dikehendaki dari suatu pelayaran yang panjang dan memakan waktu yang lama.
2.2 Penyebab arus laut
2.2.1 Tinjauan penyebab arus laut
Arus laut terjadi karena adanya beberapa sebab, yaitu:
(a) Arus laut karena tiupan angin
Tiupan angin yang menerpa air laut di permukaan akan menimbulkan arus laut.
Seperti halnya bila kita meniup air dalam cawan, maka dari tu dapat disimpulkan
bahwa angin dapat menyebabkan arus laut. Arah arus itu searah dengan aliran

angin.Arus karena tiupan angin ini bila menumbuk daratan atau benua, maka air di
depan daratan atau benua itu akan lebih tinggi dari pada perukaan air laut
disekitarnya. Perbedaan permukaan air laut tersebut akan menyebabkan terjadinya
aliran air dari laut yang memiliki permukaan air lebih tinggi menuju ke laut yang
memiliki permuakaan air yang lebih rendah. Arus laut yang demikian disebut arus
kompensasi.
(b) Arus laut karena perbedaan kadar garam
Air laut yang memiliki kadar garam tinggi memiliki massa jenis yang lebih besar
daripada air laut yang kadar garamnya rendah. Oleh karena itu, jika ada dua laut yang
bersebelahan tetapi karena kadar garamnya berbeda, maka dibagian dasar laut akan
terjadi aliran air dari laut berkadar garram tinggi menuju ke laut berkadar garam
rendah.
Sebaliknya dibagian permukaan akan terjadi aliran air dari laut berkadar garam
rendah menuju ke laut berkadar garam tinggi. Contoh Ambang Gibraltar yang terletak
diantara benua Eropa dan benua Afrika.
(c) Arus laut karena Perbedaan suhu
Air laut yang dingin memiliki massa jenis yang lebih besar dari pada air laut yang
panas. Air laut di daerah kutub bersuhu dingin, sehingga memiliki massa jenis lebih
besar. Oleh karena itu, air laut tersebut akan tenggelam dan bergerak menuju ke
daerah yang massa jenisnya lebih kecil, melalui dasar laut yang dalam.

10

Bila arus ini menumbuk daratan, arah alirannya dapat berubah dari dasar menuju ke
permukaan. Inilah yang disebut up-welling. Daerah up- welling kaya akan ikan
karena arus ini membawa unsure hara dari dasar laut.

2.2.2 Faktor pembangkit arus


Besar kecilnya arus laut banyak dipengaruhi oleh faktor geografis dari wilayah. Hal
ini dikarenakan arus laut itu saling terhubung antar satu dan lainnya dan menciptakan
sistem arus dunia yang dinamakan sistem gyre.
(a) Bentuk topografi dasar lautan dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya
Beberapa system lautan utama Dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan
pula oleh arus equatorial counter disisi yang ke empat. Batas- batas ini menghasilkan
system aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran air mengarah
dalam suatu bentuk bulatan. Dari sinilah terbentuk adanya gyre.
Gambar 1
Peta Arus Gyre Dunia

11

(b) Gaya coriolis dan Arus Ekman


Gaya coriolis memepengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokkan
arah mereka dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran
bumi pada porosnya.. Gaya coriolis juga yang menyebabkan timbulnya perubahanperubahan arah arus kompleks yang terjadi sesuai dengan makin dalamnya
kedalaman suatu perairan. Pada umumnya tenaga angin yang memberikan pada
lapisan permukaan air dapat membangkitkan timbulnya arus permukaan yang
mempunyai kecepatan sekitar 2%dari kecepatan angin itu sendiri.

2.2.3 Klasifikasi arus laut


Arus laut dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu berdasarkan temperatur dan
berdasarkan letaknya .

12

(a) Berdasarkan temperaturnya, arus laut dibedakan menjaadi 2 yaitu, arus laut panas
dan arus laut dingin. Arus laut panas yaitu arus yang temperatur airnya lebih tinggi
dari temperature air laut yang didatangi. Contohnya: arus teluk, dan kurosiwo. Arus
ini datang dari daerah tropis ke daerah sedang. Begitupun sebaliknya dengan arus
dingin. Arus dingin contohnya adalah arus Labrador, arus Benguela, arus Oyasiwo,
dan arus Peru. Arus ini datang dari kutub ke daerah sedang
(b) Berdasarkan Letaknya, arus laut dibedakan menjadi dua, yaitu arus permukaan dan
arus dasar atau aarus bawah. Arus permukaan bergerak sebagai arus di permukaan
laut. Contoh : semua arus laut karena angin. Arus bawah, air yang bergerak sebagai
arus laut berada di dasar laut. Bila arah gerakannya berubah kea rah vertikal, maka
arus ini menjadi up welling. Adapun karakteristik dari up welling.
2.3 Arus laut sebagai sumber energi
Sebagai energi potensial yang dapat diperbarui, arus laut merupakan suatu sumber
energi yang menarik minat banyak ilmuwan untuk dikembangkan. Ketersediaan
teknologi ini mencapai sembilan putuh persen dan kerapatan energi yang
dihasilkannya lebih tinggi. Potensi penggunaan energi pun bisa diterapkan di banyak
negara terutama yang memiliki kawasan pantai seperti Indonesia. Dibandingkan
dengan energi angin atau matahari, energi gelombang laut kerapatannya jauh lebih
tinggi. Peneliti percaya jika hasil penelitian tentang potensi gelombang laut benarbenar dioptimalkan di sepanjang pantai, seluruh energi listrik di dunia sudah bisa
terpenuhi. Keyakinannya semakin lebih diperkuat dengan efisiensi penghasilan energi
yang tinggi dan besar, energi gelombang laut ini bisa menjadi energi utama pengganti

13

energi sekaran

2.4 Pemanfaatan Energi Arus Laut


2.4.1 Cara memanfaatkan arus laut sebagai sumber energi
Teknologi pembangkit listrik tenaga arus laut di dunia ada beberapa macam. Hal ini
terutama karena ada beberapa macam teknik yang dapat dilakukan untuk menangkap
energi gelombang laut. Namun secara garis besar semua pembangkit listrik
mempunyai prinsip yang sama. Unsur yang paling penting dari instalasi PLTAL
adalah pada pemodifikasian saluran air masuk, kemudian dinaikkan di penampungan.
Bangunan ini terdiri dari dua unit, yaitu kolektor dan konverter. Kolektor berfungsi
menangkap ombak, menahan energinya semaksimal mungkin dan mengarahkan
gelombang itu ke konverter. Oleh konverter yang ujungnya meruncing, air diteruskan
menuju ke penampungan. Setelah air terkumpul, tahap berikutnya tidak jauh berbeda
dengan mekanisme kerja yang ada pada pembangkit listrik umumnya.sederhananya
sebagai berikut:
Gambar 2
Bagan Sederhana Turbin

14

Dngan teknik seperti ini maka pembangkit dapat dibuat dengan sangat sederhana dan
biaya perawatan lebih murah. Selain itu hasil yang didapatkan, dalam hal ini
kapasitas daya yang terbangkit dapat lebih efisien dan besar.

2.4.2 Komponen pembangkit tenaga arus laut


Pada pembangkit listrik tenaga arus laut terdapat tiga komponen utama yang terdapat
di dalamnya. Ketiga komponen tersebut adalah generator, turbin sebagai penggerak
utama dan alat penangkap gelombang atau arus laut. Generator yang digunakan
dalam pembangkit ini adalah generator biasa dengan jenis yang disesuaikan
kebutuhan. Namun biasanya digunakan generator sinkron kutub dalam dengan kutub
non-salient pole karena daya yang terbangkit dengan teknik arus laut sangat besar.
Diperkirakan daya yang dihasilkan dari satu sistem pembangkit pada satu tempat
dapat mencapai ribuan megawatt. Untuk turbin digunakan turbin biasa sebagaimana
pada PLTA, namun dengan konstruksi bahan yang lebih bagus mengingat dalam hal
ini turbin akan langsung bersentuhan dengan air laut yang memiliki kadar garam

15

cukup tinggi. Kadar garam yang cukup tinggi dapat mengakibatkan logam mudah
terkorosi. Sehingga digunakan bahan yang lebih bagus dan perawatan yang lebih sulit
untuk bagian turbin. Sedang cara untuk menangkap energi gelombang ada beberapa
macam. Tiga cara yang dapat dilakukan untuk menangkap gelombang laut adalah
sebagai berikut:
(a) Dengan pelampung
Alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerakan vertikal dan rotasional
pelampung dan dapat ditambatkan pada sebuah rakit yang mengambang atau
alat yang tertambat di dasar laut.
(b) Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column)
Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah
pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan
keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin.
Sederhananya OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat
mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom
osilasi. Alat OWC ini akan menangkap energi gelombang yang mengenai lubang
pintu OWC, sehingga terjadi fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC,
kemudian tekanan udara ini akan menggerakkan baling-baling turbin yang
dihubungkan dengan generator listrik sehingga menghasilkan listrik.
Gambar 3

16

Komponen Generator Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut

(c) Wave Surge atau Focusing Devices


Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal meruncing atau
sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun di pantai untuk
mengkonsentrasikan gelombang, membawanya ke dalam kolam penampung yang
ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang digunakan
untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar hydropower.

2.5 Kapastias Daya dari Pembangkit Tenaga Arus Laut


Kapasitas daya untuk pembangkit listrik tenaga arus laut saat ini belum dapat
ditentukan denga pasti. Tetapi perhitungan untuk ke arah itu dapat didekati dengan
cara menghitung periode gelombang yang kemudian dapat diperkirakan energi yang
timbul dari situ. Perhitungan untuk periode gelombang adalah sebagai berikut:

17

Energi dari gelombang untuk sebuah arus linier dapat


dihitung dengan rumus
P=kH2T
Dimana k : konstanta (nilainya mendekati 0.5)
H : tinggi gelombang (meter)
T : periode gelombang (sekon)
Untuk gelombang atau arus dalam, hubungan antara
kecepatan dan panjang gelombang dapat dihitung
dengan rumus:
l = g . t2/(2.)
l = t . c (untuk semua jenis arus).
Jika disubstitusikan hasilnya adalah:
t . c = g . t2 / (2.)
c = g.t / (2.) atau t = c . 2 . / g atau t = c . 0.641
dimana T : periode gelombang (s)
c : kecepatan gelombang (m/s)

18

g : percepatan gravitasi bumi (10 m/s)


l : panjang gelombang (m)
: 3.1415
untuk menghitung kecepatan rambat arus dan panjang gelombang dapat digunakan
rumus:
c = t . 1.56
l = 1.56 . t2
dengan nilai 1.56 merupakan konstanta.
Melalui perhitungan seperti di atas dan dengan pengaitan rumus dengan rumusan
energi maka dapat diperkirakan potensi daya yang terbangkit pada suatu daerah. Dan
dari percobaan dari para ilmuwan diperkirakan daya total dari gelombang pecah di
garis pantai dunia diperkirakan mencapai 2 hingga 3 juta megawatt. Padatempattempat tertentu yang kondisinya sangat bagus, kerapatan energi gelombang dapat
mencapai harga rata-rata 65 megawatt per mil garis pantai. Dengan beberapa teknik
penangkapan gelombang yang saat ini masih dalam tahap percobaan diperoleh data
sebagai berikut:
(a) Berdasarkan hasil pengamatan yang ada, deretan ombak (gelombang) yang terdapat
di sekitar pantai Selandia Baru dengan tinggi rata-rata 1 meter dan periode 9 detik
mempunyai daya sebesar 4,3 kW per meter panjang ombak. Sedangkan deretan

19

ombak serupa dengan tinggi 2 meter dan 3 meter dengan daya sebesar 39 kW per
meter panjang ombak. Untuk ombak dengan ketinggian 100 meter dan perioda 12
detik menghasilkan daya 600 KW per meter.
(b) Transverse Horisontal Axis Water Turbine(THAWT)
dengan menggunakan dua turbin dan satu generator yang diletakkan di tengahtengahnya, bisa dihasilkan listrik sebesar 12 MWatt.
(c) Dari pengujian pertama di laboratorium, diperkirakan Anaconda bisa menghasilkan
sekitar 1MW dan bisa menghasilkan listrik seharga US$ 0,12 per kWh atau bahkan
kurang dari angka tersebut.
2.6 Potensi Energi Arus Laut di Indonesia
Wilayah perairan Indonesia, terutama selat-selat yang menghadap Lautan Hindia dan
Samudera Pasifik ternyata memiliki arus laut yang kuat sehingga menyimpan potensi
yang bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk membangkitkan energi listrik dari
sumber energi yang terbarukan. Di wilayah NTB dan NTT misalnya, berdasarkan
hasil riset yang dikembangkan BPPT dari 10 Selat yang ada di wilayah perairan NTB
dan NTT diperkirakan bisa dihasilkan energi listrik hingga 3000 MW. Aliran arus
laut menyimpan energi hidro-kinetik yang dapat dikonversi menjadi daya listrik.
Besarnya daya listrik bergantung pada densitas fluida, penampang aliran, dan
kecepatan alirannya. Sepuluh Selat di wilayah perairan NTB dan NTT yang
diperkirakan memiliki arus laut cukup kuat adalah Selat Alas, Selat Sape, Selat Linta,
Selat Molo, Selat Flores, Selat Boleng, Selat Lamakera, Selat Pantar dan Selat Alor.

20

Bila dari 1 Selat tadi dapat dipanen energi sebesar 300 MW dengan dengan asumsi
jumlah turbin 100 buah masing-masing sebesar 3 MW (turbine farm), maka bisa
dihasilkan energi listrik hingga 3000 MW.
Gambar 4
Peta Arus Laut yang Melewati Indonesia

Padahal di Indonesia masih cukup banyak Selat yang belum dapat terdeteksi potensin
arus lautya, demikian juga dengan sungai yang sangat potensial untuk instalasi turbin
arus laut. Untuk itu, BPPT telah mencoba untuk terus melakukan pemetaan secara
digital potensi energi arus laut di Indonesia. Pemetaan secara digital ini bertujuan
untuk memberikan prediksi awal daerah-daerah yang potensial energi arus lautnya

21

sebelum dilakukan pengukuran secara langsung. Secara teknologi, pihak BPPT telah
melakukan ujicoba prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) pada
tahun 2009 sebesar 2 kW dan tahun 2011 sebesar 10 kW di Selat Flores
NTT.Sementara itu, Anggota Dewan Energi Nasional Dr. Muchtasor, menyatakan
bahwa dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) ditargetkan pada tahun 2050
nanti, energi yang di hasilkan dari lautan bisa mencapai 6000 MW.

Untuk

mewujudkan rencana ini, dibutuhkan adanya sinergi dari berbagai pihak. kegiatan
pemetaan potensi, pemilihan teknologi, hingga komersialisasi dan regulasi baik itu
pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha dan badan-badan riset yang ada.Kelistrikan
di NTB dan NTB, selama ini lebih banyak dipasok dari sejumlah PLTD sehingga
secara ekonomis PLTAL punya nilai tambah untuk menurunkan ongkos produksi
listrik di wilayah NTT dan NTB. Disamping nilai ekonomisnya, pengembangan
pembangkit dari energi terbarukan akan menjaga kualitas lingkungan.

22

BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Penggunaan Energi Arus Laut sebagai Sumber Energi Saat Ini
Penelitian karakteristik energi arus laut di Indonesia telah dilakukan oleh Puslitbang
Geologi Kelautan (PPPGL), Balitbang Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun
2005 berkolaborasi dengan Program Studi Oceanografi ITB. Pengukuran arus laut
dilakukan menggunakan ADCP (Accoustic Doppler Current Profiler) di Selat
Lombok dan Selat Alas dalam kaitan dengan rencana penyiapan lokasi dan instalasi
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) model Turbin Kobold buatan
Italia yang berkapasitas 75-300 kW di bawah koordinasi Kementerian Riset dan
Teknologi

Tahun 2006 - 2010 telah dilaksanakan penelitian karakteristik arus laut di berbagai
selat di Nusa Tenggara Timur, yaitu di Selat Lombok , Selat Alas, Selat Nusa Penida,
Selat Flores, dan Selat Pantar. Selain itu, Prototipe turbin pertama telah dibangun
secara kemitraan bersama Kelompok Teknik T-Files ITB dan PT Dirgantara

23

Indonesia, dengan mengadopsi dan memodifikasi model turbin Gorlov skala kecil
(kapasitas teoritis 0,8 kW/cel). Kelompok T-Files ITB adalah kelompok mahasiswa
teknik yang terdiri dari berbagai latar belakang keilmuan yang secara langsung
dibimbing oleh Prof. Iskandar Alisyahbana (Alm), mengembangkan berbagai jenis
pembangkit listrik tenaga arus laut skala kecil. Salah satu prototipe perangkat
pembangkit listrik hasil rakitan perdana telah diuji-coba di kolam uji PPPGL Cirebon
dan tahun 2008, dilanjutkan dengan uji lapangan tahun 2009 di Selat Nusa Penida
sehingga telah berhasil memperoleh proven design yang cocok untuk diterapkan pada
perairan yang berkarakteristik selat (arus pasang surut).

Salah satu upaya realisasi penyediaan listrik bagi desa di pulau-pulau kecil adalah
program pengembangan kelistrikan melalui pemasangan kabel laut di Kepulauan
Seribu, Laut Jawa. Gugusan pulau- ini memiliki 105 pulau tersebar di empat
kelurahan dan berpenduduk sekitar 20.000 orang, dengan anggaran sekitar Rp 275
Milyar. Pemasangan jaringan kabel listrik bawah laut sepanjang 41,8 km dengan daya
450-1.300 kWh itu direncanakan membentang dari daratan Teluk Naga, Tangerang
hingga gardu induknya di Pulau Untung Jawa, kemudian disambung ke Pulau Pari
dan Pulau Tidung.

3.2 Peluang Indonesia untuk Memanfaatkan Energi Arus Laut

24

Untuk wilayah Indonesia, energi yang mempunyai prospek bagus adalah energi arus
laut. Hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai banyak pulau dan selat sehingga arus
laut akibat interaksi Bumi-Bulan-Matahari mengalami percepatan saat melewati selatselat tersebut. Selain itu, Indonesia adalah tempat pertemuan arus laut yang
diakibatkan oleh konstanta pasang surut M2 yang dominan di Samudra Hindia
dengan periode sekitar 12 jam dan konstanta pasang surut K1 yang dominan di
Samudra Pasifik dengan periode lebih kurang 24 jam. M2 adalah konstanta pasang
surut akibat gerak Bulan mengelilingi Bumi, sedangkan K1 adalah konstanta pasang
surut yang diakibatkan oleh kecondongan orbit Bulan saat mengelilingi Bumi.

Interaksi Bumi-Bulan diperkirakan menghasilkan daya energi arus pasang surut setiap
harinya sebesar 3.17 TW, lebih besar sedikit dari kapasitas pembangkit listrik yang
terpasang di seluruh dunia pada tahun 1995 sebesar 2.92 TW (Kantha & Clayson,
2000). Namun, untuk wilayah Indonesia potensi daya energi arus laut tersebut belum
dapat diprediksi kapasitasnya.

3.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Pemanfaatan Energi Arus Laut


Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah lingkungan, energi ini
juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan energi terbarukan

25

yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga
dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan
turbin angin. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang
kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan memperhitunkan
adanya angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman cenderung tenang dan dapat
diperkirakan.

Kekurangan dari energi arus laut adalah output-nya yang mengikuti grafik sinusiodal
sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari.
Pada saat pasang purnama, kecepatan arus akan deras sekali, saat pasang perbani,
kecepatan arus akan berkurang hingga setengahnya. Kekurangan lainnya adalah biaya
instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar. Namun dengan teknik yang bagus,
hal ini dapat diminimalisir.

26

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Adapun simpulan dari makalah ini adalah :
(a) Indonesia merupakan negara kepulauan di daerah khatulistiwa yang dikelilingi oleh sejumlah
lautan dengan potensi sumberdaya energi kelautan cukup besar termasuk di antaranya energi
gelombang.
(b) Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak, diantaranya: energi arus laut
pasang surut air laut, memanfaatkan perbedaan temperatur air laut (Ocean Thermal Energy)
(c) Keuntungan menggunakan pembangkit listrik tenaga ombak antara lain memiliki intensitas
energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain, dan tidak perlu
perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan.

27

(d) Hambatan penerapan sistem pembangkit listrik tenaga ombak antara lain tenaga ahli yang
menghandle sistem ini sangat kurang, kesulitan birokrasi, kesulitan untuk mendapatkan alatalat yang dibutuhkan, kesulitan dana untuk menerapkan sistem pembangkit ini, serta
kesulitan birokrasi untuk menyelesaikan proyek ini dengan cepat.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah pemerintah harus segera
merealisasikan proyek-proyek yang dibangun untuk mengembangkan potensi arus
laut sebagai sumber energi. Kota-kota dan pulau-pulau kecil yang kekurangan energi
listrik dapat dibantu dengan adanya program ini. Selain itu, para insinyur yang sedang
mengerjakan proyek ini juga diharapkan dapat memikirkan masalah biaya dalam
pembuatannya agar masalah ekonomi tidak menjadi hambatan di kemudian harinya.

28

Anda mungkin juga menyukai