SafiraAndriani
FakultasTeknikPertambangandanPerminyakan
InstitutTeknologiBandung,Bandung,Indonesia
safira.andriani@gmail.com
Lahir dan besar di Jakarta membuat saya melihat keheterogenan menjadi hal yang biasa. Pusat
kegiatan mulai dari industri, pendidikan hingga pemerintahan berada di sini. Orang orang dari luar
kota banyak yang bekerja bahkan pindah untuk mendapatkan kualitaas hidup yang lebih baik di
ibukota. Urbanisasi besar-besarana terjadi dan lonjakan penduduk tidak terelakan. Sumber daya
manusia yang melimpah yang mayoritas berada pada usia produktif dapat menguntungkan namun
bila tidak diatur dengan baik akan menjadi bumerang. Essai ini akan menjelaskan aspek negatif dan
positif sumber daya manusia di Jakarta.
Disisi lain, banyaknya angkatan kerja yang ada di Jakarta bukan menjadi jaminan untuk memajukan
kota ini. Tak jarang mereka malah menjadi beban karena tidak sanggup bersaing dan akhirnya
menjadi pengangguran. Sulitnya mencari kerja juga memunculkan pekerjaan-pekerjaan baru yang
illegal seperti juru parkir pengarah jalan di setiap persimpangan atau biasa disebut polisi cepe, joki
kawasan three in one, dan pengemis jalanan. Dengan banyaknya orang juga berarti makin padatnya
Jakarta. Tak heran pemukiman padat penduduk, kemacetan dan sampah menjadi masalah yang
semakin hari justru semakin parah.
Segala aspek positif maupun negative yang ada di Jakarta merukapan konsekuensi dari sebuah kota
besar yang dialami oleh berbagai kota besar di belahan dunia lain juga. Cara menyikapi nya yang
dapat membuat perbedaan.