Anda di halaman 1dari 8

PEMASARAN SOSIAL

Chapter 17 : Creating an Implementation Plan & Sustaining


Behavior

TUGAS
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PEMASARAN SOSIAL

Oleh:

Adiba Putri Fajari

2013130085

Agnes Desti Liviany

2013130086

Greshella Lusitania

2013130149

Fikri Ilham

2008130040

Dosen Pembimbing:
Dra. Cholifah, M.Si
Kampus Tercinta - Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta
Jalan Raya Lenteng Agung 32, Jakarta Selatan 12610
Telp. 021-7806223, 021-7806224, fax: 021-7817630

Implementasi adalah suatu tidakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara
matang dan terperinci. Implementasi adalah tahap terakhir dalam membuat perencanaan kampanye
social. Kita bisa me riew ulang beberapa tahapan yang dilakukan sebelum tahap implementasi yaitu:
-

Background, Purpose, Focus


Situation Analysis (SWOT)
Selecting Target Market
Objectives and Goals
Barriers, Benefit, and the Competition
Positioning Statement
Marketing Mix Strategies (Product, Price, Place, Promotion)
Evaluation Plan
Budget
Implementation

Terdapat 4 komponen pertanyaan penting dalam tahap implementasi:


1. Apa yang akan kita lakukan?
Kegiatan atau aktivitas apa yang kita lakukan dalam membuat kampanye. Contoh: Seminar
2. Siapa yang akan bertanggung jawab?
Pihak-pihak yang dapat bertanggung jawab dalam berlangsungnya kegiatan kampanye
3. Berapa biaya yang dikeluarkan?
Biaya yang dikeluarkan untuk membuat kampanye social yang harus disusun secara terperinci
dan detail.
4. Kapan kampanye dilakukan?
Waktu diselenggarakannya kampanye

Kegiatan Utama
Mengadakan seminar
Parenting Sex
Education for Child 2
kali pelaksanaan dalam
1 tahun di Kecamatan
Jagakarsa

Penanggung Jawab
Pemasar

Waktu Pelaksanaan
Dimulai dari Hari Anak
Nasional 23 Juli 2016
dan 22 Desember 2016

Biaya Untuk Kampanye


Rp. 19.620.000

Pembicara/Agen
Perubahan
(Kak Seto & Dr. Boyke)

Pemasar

Dimulai dari Hari Anak


Nasional 23 Juli 2016
dan 22 Desember 2016

Rp. 10.100.000

Membuat gerakan anti


kekerasan/pelecehan
seksual terhadap anak
di Bundaran HI yang
diadakan selama 2
minggu sekali dalam 5
bulan

Pemasar

Dimulai dari Hari Anak


Nasional 23 Juli 2016
dan 22 Desember 2016

Rp. 2.240.000

Memberikan informasi
persuasif melalui
pembagian Brosur

Pemasar

Berjalan selama 1
tahun

Rp. 1.000.000

Keterangan:
Kegiatan 1:
Sewa Gedung

= Rp. 6.000.000 X 2pertemuan

= Rp. 12.000.000

Konsumsi

= Rp. 20.000 X @150 X 2pertemuan

= Rp. 6.000.000

Spanduk

= Rp. 120.000 X 1

= Rp.

120.000

Hadiah

= Rp. 500.000

= Rp.

500.000

Biaya tak terduga

= Rp. 1.000.000

= Rp. 1.000.000
Rp. 19.620.000

Kegiatan 2
Kak Seto

= Rp. 5000.000

Dr. Boyke

= Rp. 5.000.000

Konsumsi= Rp. 50.000 x 2

= Rp. 100.000
= Rp. 10.100.000

Kegiatan 3
Baju

= Rp. 30.000 x @50

= Rp. 1.500.000

Spanduk

= Rp. 120.000 x 2

= Rp.

240.000

Snack

= Rp. 10.000 x @50

= Rp.

500.000

Rp. 2.240.000
Kegiatan 4
Brosur = Rp. 5000 x @200 lembar

= Rp. 1000.000

11 OPSI PENINJAUAN KEMBALI KAMPANYE


1. Mengorganisir Target Sasaran
Sebelumnya kita sudah mempelajari selecting target market di Chapter 6. Dalam memilih target sasaran
kita dapat membuat segmentasi target yang bisa bedasarkan aspek demografis, geografis, psikografis,
dan behavioral. Selain itu, kita dapat membuat segmentasi target sasaran berdasarkan criteria for
evaluating segment dan dapat juga bedasarkan tidak membeda-bedakan pasar, membeda-bedakan
pasar, dan focus pada satu pasar. Kalau ternyata dana yang pemasar dapatkan tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan. Maka pemasar harus memfokuskan target sasaran kembali. Pilih target sasaran yang
paling potensial untuk mencapai tujuan kampanye. Walaupun dana yang didapatkan tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan tetapi kampanye harus terus berjalan untuk mencapai tujuan.
Contoh: KDRT
Target sasaran:
1. Pelaku (asalkan pelaku sudah di tahap contemplation)
2. Konsultan
3. Korban
Dari ketiga target sasaran tersebut yang paling mudah untuk mencapai tujuan kampanye kita adalah
korban, pemasar dapat memberikan layanan bebas pulsa untuk dapat segera melapor jika menjadi
korban KDRT.

2. Mengorganisir Letak Geografis


Jika dana yang kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Pemasar dapat memfokuskan
kembali wilayah yang menjadi sasaran untuk melakukan kampanye social. Contoh: jika rencana awal
kampanye akan melakukan kampanye se-Jakarta, jika dana terbatas maka kita bisa memperkecil wilayah
sararan kita dengan menjadi Jakarta Selatan saja atau dipersempit lagi menjadi kecamatan. Maka
Pemasar dapat memilih wilayah yang paling banyak terjadi kasus, wilayah yang paling potensial untuk
mencapai tujuan kampanye. Dengan saran, jika kita ingin melakukan kampanye di beberapa wilayah
maka harus sama tingkatan wilayahnya. Misalnya, kecamatan jagakarsa, kecamatan pasar minggu,
kecamatan kebayoran baru. Tidak boleh kecamatan pasar minggu, kelurahan lenteng agung, Jakarta
Pusat.

3. Mengorganisir Objectif
Dalam mengidentifikasi objektif tentunya akan selalu berkaitan dengan pengetahuan, keyakinan,
perilaku.
Ex: kampanye buang sampah sembarangan di Washington DC
Tahap 1: Dengan menciptakan kesadaran hukum &denda kepada target sasaran. Misalnya membuat
brosur yang bertuliskan membuang sampah sembarangan dapat dikenakan denda sebesar 50 juta.

Tahap 2: pemasar memberikan layanan call center bebas pulsa untuk pengaduan apabila kita melihat
orang membuang sampah sembarangan kita bisa segera adu kan.
Tahap 3: pemasar mengubah perilaku membuang sampah sembarangan.
Dalam contoh tahap-tahapan ini mencerminkan proses perubahan khalayak sasaran dari kesadaran
dalam diri mereka masing-masing dari waktu ke waktu.

4. Mengorganisir Goal (tujuan)


Dalam membuat rencana kampanye social tentunya kita sudah menetapkan patokan khusus (target
khusus) untuk mencapai tujuan sementara. Kegiatan/aktivitas dan sumber daya dapat mendukung hasil
yang diinginkan. Keuntungan dari mengorganisir goal adalah dapat membuat penyandang dana percaya
bahwa program ini akan mencapai tujuan akhhir yang telah ditetapkan sehingga penyandang dana
berfikir tidak akan sia-sia untuk membantu program kampanye social yang ingin dibuat.
Contoh: program restoran sehat di Singapura, tujuan pemasar adalah partisipasi restoran dalam
menawarkan menu makanan sehat:
Fase pertama: 50 restoran yang berpartisipasi
Fase kedua : 100 restoran yang berpartisipasi (dalam 6 bulan selanjutnya)
Fase ketiga : 150 restoran yang berpartisipasi (dalam 6 bulan berikutnya)

5. Mengorganisir Tahap Perubahan


Dalam rencana kampanye social tentunya kita sudah mengetahui tahap perubahan dari target sasaran
kita. Akan lebih baik jika kita terlebih dahulu menargetkan orang-orang yang sudah dalam tahapan
action (siap beraksi). Apalagi kalau dana kita terbatas maka akan lebih mudah untuk kita para pemasar
melakukan kampanye social ke target sasaran yang sudah pada tahap action.

6. Mengorganisir Perbaikan Pelayanan atau Tangible Objek


Pemasar dapat mempromosikan produk baru berupa barang dan jasa kepada khalayak sesuai dengan
kampanye social yang direncanakan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Kita dapat meminta
bantuan kepada pihak-pihak yang memiliki peran penting dalam kampanye social kita.
Contoh:
Fase 1: Departemen Pertanian yang dianggap memiliki dampak yang potensial pada petani. Departemen
pertanian dapat membuat pelatihan bagaimana cara bercocok tanam yang baik terhadap petani dan
departemen pertanian dapat memberi dukungan berupa materi kepada petani.

7. Mengorganisir Strategi Harga


Kalau kita membicarakan mengenai harga (price) pasti akan berkaitan dengan IM, DM, INM, DNM, dan
lain-lain. Pemasar bisa memilih mana yang akan digunakan untuk kampanye sosialny. Strategi harga
dapat digunakan pada awal kampanye sebagai cara untuk menarik perhatian target dan dapay
mendorong motiviasi target untuk melakukan perubahan.
Contohnya: seperti kita memberikan kupon diskon selama sebulan untuk anak belajar bela diri yang
disponsori oleh INKAI.
8. Mengorganisir Penyebaran Saluran
Mengorganisir penyebaran saluran (place) di dalam chapter place tentunya kita sudah mempelajari
bahwa kita sebagai pemasar harus mempertimbangkan tempat yang akan kita jadikan kempanye social
kita seperti tempat yang mudah dijangkau oleh para target sasaran.
Contoh: Keluarga Berencana
Fase pertama: program keluarga berencana bisa dilakukan di puskesmas saja
Fase kedua: keluarga berencana buka di pameran kesehatan
Fase ketiga: keluarga berencana membuat inovasi baru yaitu pelayanan kb melalui mobil keliling

9. Mengorganisir Pesan
Pemasar sebaiknya membuat pesan yang efektif, sederhana, dan mudah dimengerti oleh target sasaran
kita agar target dapat lebih cepat mengerti pesan yang kita sampaikan. Pesan yang disampaikan juga
harus sesuai dengan keadaan.
Contoh: Obesity
Fase 1: pesan saat dikantor: saat waktu makan siang lebih baik berjalan untuk mencari makan
dibandingkan dengan delivery, saat ini berbicara kepada teman kantor lebih baik datang ke mejanya
langsung, tidak usah menggunakan email.
Fase 2: pesan saat berbelanja: makan dahulu sebelum berbelanja, membuat daftar belanjaan, lebih baik
menggunakan keranjang belanja daripada menggunakan troli
Fase 3: pesan saat makan: gunakan pirin yang kecil, berhenti sebelum kenyang, makan snack berupa
sayuran dan buah-buahan.

10. Mengorganisir saluran media


Pemasar dapat memilih saluran media mana yang dapat digunakan pada saat kampanye. Saluran media
tersebut tentunya harus sesuai budget pemasar dan harus sesuai juga dengan kampanye social yang kita
buat.
Mass Communication : televisi, radio, surat kabar (mahal)

Media Selective : poster dan flyer


Contact person: petugas dinas kesehatan melakukan kunjungan langsung ke peternak ungags.
Melakukan sosialisasi langsung terhadap khalayak.

11. Mengorganisir macam-macam faktor


Dari opsi-opsi sebelumnya kita dapat memilih beberapa opsi yang akan kita pakai secara bersamaan.
Misalnya ingin menggunakan opsi 1,2,3,5,7,8. Sebelum kita menentukan opsi yang kita pilih kita juga
harus melihat beberapa faktor lainnya seperti contohnya faktor geografis,faktor demografis, dll. Dimana
kita bisa melakukan kampanye social sesuai dengan kebutuhan target.
Contoh:
Faktor geografis:
-

masyarakat pedesaan lebih membutuhkan adanya konservasi air dari pada masyarakat
perkotaan. Maka kita sebagai pemasar meminta bantuan kepada perusahaan air untuk
membuat konservasi air di wilayah pedesaan.
Kampanye sabuk pengaman. Karena sebagian besar orang-orang yang menggunakan kendaran
mobil adalah masyarakat perkotaan, maka kita perlu melakukan sosialisasi/ kampanye social
mengenai sabuk pengaman di daerah perkotaan.

Faktor demografis: umur


-

Masyarakat umur 50 tahun ke atas. Masyarakat umur 50 tahun ke atas akan lebih
membutuhkan cara bagaimana mereka agar tetap sehat tidak terkena penyakit yang berbahaya.
Maka kita dapat melakukan kampanye social mengenai olahraga sehat atau susu sehat kepada
orang tua umur 50 tahun.

Dalam mengorganisir macam-macam faktor disini dimaksudkan kita dapat memilih beberapa opsi untuk
kampanye social yang akan kita lakukan. Dan selain itu kita juga dapat memakai beberapa faktor sesuai
dengan kebutuhan para target sasaran.

Sustaining behavior (perilaku keberlanjutan)


Kita sebagai pemasar harus tetap memantau proses perubahan perilaku target pasar agar benar-benar
berubah (keberlanjutan). Di dalam sustaining behavior terdapat prompts (tanda) dan commitment
(komitmen).
Prompts (tanda): tanda yang dapat mengingatkan target sasaran kita bahwa ia sedang dalam proses
perubahan atau sedang melakukan perilaku yang direkomendasikan oleh pemasar agar tetap berlanjut.
Contoh:
-

smoke alarms, itu seperti menempatkan sticker pengingat di kalender perencanaan untuk
memeriksa baterai di smoke alarms.

Pemasar membagikan sticker, pin, atau member yang menyatakan mereka adalah agen
perubahan.

Commitment:
Perjanjian antara pemasar dan target sasaran bahwa target siap melakukan perubahan perilaku yang
direkomendasikan.

SHARING AND SELLING YOUR PLAN


Sharing
Sharing atau berbagi cerita tentunya sering kita lakukan bersama teman kita. Di dalam pemasaran social
juga terdapat sharing, bedanya sharing dengan teman, di dalam pemasaran social sharing yang
digunakan lebih formal yaitu meneceritakan tentang kampanye social kita kepada para pendukung atau
penyandang dana. Sharing tentang aktivitas apa yang akan kita lakukan saat kampanye, kapan kita akan
melakukan kampanye, biaya yang kita butuhkan dalam kampanye.
Selling your plan
Kita sebagai pemasar harus dapat menjual produk social kita bisa kepada penyandang dana dan para
pihak yang akan membantu kita. Kita harus menjual kampanye social kita agar para penyandang dana
bisa membantu kita dan percaya dengan kampanye social kita.
Ada beberapa teknik yang akan membantu untuk mengingatkan pembeli, persetujuan, dan dukungan
untuk sebuah rencana.
1. Mempertimbangkan pihak-pihak yang memiliki peran untuk menyetujui rencana pemasaran
social.
2. Berbagi rencana awal kepada pembuat keputusan dengan harapan mendapatkan feedback.
3. Mengembangkan rencana dengan cara menyebarkan melalui sesuatu yang mudah di akses.

ETIKA MELAKUKAN PERENCANAAN IMPLEMENTASI


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tidak membahayakan
Adil
Memberikan pengungkapan penuh
Menjadi pelayan yang baik
Mengakui kesalahan
Bertanggung jawab
Jujur

Anda mungkin juga menyukai