Anda di halaman 1dari 3

Nama : Zahrotul Jannah

Kelas : VII-B
Cerita Sangkuriang Legenda Terjadinya Tangkuban Perahu
Zaman dahulu, disebuah kerajaan tinggal seorang puteri yang sangat cantik, Dayang
Sumbi namanya. Karena kecantikanya, banyak raja dan pangeran yang ingin mempersuntingnya,
sehingga mereka saling berperang memperebutkan dayang sumbi. Untuk menghindari
peperangan dan mencegah jatuhnya banyak korban, dayang sumbi mengasingkan diri di hutan
ditemani seekor anjing jantan yang bernama si Tumang.
Pada suatu hari ketika dayang sumbi tengah menenun kain, tempat tenun yang dia
gunakan terjatuh. Karena gubuknya berada di atas pohon, dayang sumbi malas untuk
mengambilnya. Lalu secara tak sengaja terlontar sumpah dari mulutnya. Siapapun yang
mengambilkan tempat tenun itu dan membawanya padanya, maka jika dia lelaki akan dijadikan
suami, dan jika perempuan akan dijadikan saudara. Tak disangka, ternyata si tumang yang
mengambilkanya. Maka dayang sumbi harus menepati sumpah yang telah diucapkanya. Karena
malu, sang raja mengasingkan dayang sumbi di tengah hutan bersama si tomang. Namun tanpa
diketahui oleh dayang sumbi, si tomang sebenarnya adalah seorang dewa yang sangat tampan.
Karena suatu kesalahan, dia diusir dari kahyangan dan dikutuk menjadi seekor anjing. Ketika
bulan purnama, maka si tomang akan mampu berubah menjadi pemuda yang gagah dan tampan.
Singkat cerita, akhirnya dayang sumbi mengandung dan lahirlah seorang anak lelaki yang kuat
dan cerdas, dia diberi nama Sangkuriang. Karena memiliki keturunan dewa, sangkuriang
memiliki wajah yang tampan dan juga gagah. Tiap hari dia berburu di hutan ditemani oleh si
tomang, ayahnya. Namun sangkuriang tidak tahu bahwa si tomang adalah ayah kandungnya.
Hingga pada suatu hari, dayang sumbi ingin memakan hati menjangan. Sangkuriang pun
pergi ke hutan untuk berburu. Namun sudah lama dia mengitari hutan, tak satupun dia temukan.
Akhirnya Sangkuriang melihat seekor babi hutan, dia berniat menangkap babi itu untuk diambil
hatinya, dan berbohong pada ibunya bahwa itu adalah hati menjangan. Lalu sangkuriang
memerintahkan si tomang untuk mengejar babi itu, namun si tomang tidak mau dan hanya duduk
diam. Sangkuriang lalu mencoba menakuti si tomang dengan panahnya, berharap si tomang
menurut. Namun tanpa disengaja, anak panah itu terlepas mengenai si tomang, dan mati. Karena

merasa bingung, akhirnya sang kuring mengambil hati si tomang dan membawanya pada ibunya,
dia berkata bahwa itu adalah hati menjangan. Namun betapa terkejutnya dayang sumbi setelah
tahu bahwa itu hati si tomang, suaminya. Dayang sumbi marah dan.memukul kepala sangkuriang
dengan gayung dari batok kelapa hingga terluka. Karena ketakutan, sangkuriang akhirnya lari
pergi dari rumah. Dayang sumbi merasa menyesal setelah kejadian itu, dan dia bertapa meminta
pada yang kuasa agar suatu saat bisa bertemu lagi dengan anaknya. Sementara itu, sangkuriang
mengembara berkeliling ke seluruh negeri. Dia berguru pada banyak pertapa sakti, hingga kini
dia menjadi pemuda yang gagah, tampan, dan sakti mandra guna.
Hingga beberapa tahun berlalu, pengembaraan sang kuriang membawanya kembali ke
tempat dayang sumbi bertapa. Tak sengaja mereka bertemu di sungai. Dayang sumbi yang tak
tahu bahwa itu adalah anaknya, akhirnya jatuh cinta, begitupun sangkuriang yang tak tahu bahwa
wanita cantik itu adalah ibu kandungnya. Mereka berdua akhirnya saling jatuh cinta. Namun
ketika tengah membelai rambut sangkuriang yang bersandar dipangkuannya, dayang sumbi
melihat bekas luka yang dimiliki sangkuriang. Begitu sadar bahwa pemuda di depannya adalah
anaknya sendiri, dayang sumbi langsung menolak sangkuriang dan berkata bahwa dia adalah
ibunya. Sang kuriang yang sudah dibutakan cinta, tak percaya dan tak mau perduli. Dia tetap
memaksa agar dayang sumbi mau menikah dengannya. Akhirnya, dayang sumbi mencoba
menolak dengan halus. Dia mau menikah dengan sebuah syarat. Yaitu, sangkuriang harus mampu
membuat sebuah perahu besar dan membendung sungai citarum dalam waktu satu malam.
Karena kesaktian yang dimiliki, sang kuriang menyanggupi. Dia meminta bantuan pada
makhluk-makhluk halus yang menjadi anak buahnya berkat kesaktianya. Bendungan dan perahu
hampir selesai kurang dari satu malam.
Melihat hal itu, dayang sumbi menjadi gelisah. Dia berdo'a pada Sang Maha Kuasa agar
bendungan itu tidak bisa selesai. Dayang sumbi lalu melemparkan kain putih yang ditenunnya.
Secara ajaib, kain itu bercahaya sangat terang seperti cahaya fajar. Sehingga para makhluk halus
yang membantu sangkuriang ketakutan lalu menghilang. Menyadari pekerjaanya gagal, sang
kuriang menjadi marah. Dia menendang perahu yang dibuatnya ke angkasa, dan jatuh
tertelungkup di tanah. Dan konon katanya, perahu yang ditendang itu kini berubah menjadi
gunung Tangkuban perahu. Sedangkan dayang sumbi agar bebas daru kejaran anaknya, berubah
menjadi sebuah bunga. Demikian lah dongeng sangkuriang cerita terjadinya gunung tangkuban
perahu

Anda mungkin juga menyukai