Anda di halaman 1dari 3

Prabu Galuga adalah serorang raja yang suka berburu.

Biasanya ia ditemani seekor anjing istana


jelmaan dewa. Pada suatu hari baginda berburu ke hutan dengan serombongan pengawal. Tapi
hampir seharian ia tidak mendapat seekor binatang sekalipun, setiap kali membidikkan anak
panahnya selalu meleset tak pernah mengenai sasaran. “Ada apa ini? Kenapa anak panahku tak
pernah mengenai sasaran?” sang Prabu bertanya heran dalam hatinya.

Sang Prabu kesal sekali karena tak dapat hewan buruan. Suatu ketika ia pergi ke semak belukar
di sana ia membuang air kecil yang ditahannya sejak tadi. Air seni Prabu Galuga tersisa dan
menggenang di cekungan tempurung kelapa yang tergeletak di bawah rerimbunan. Di hutan itu
ada seekor babi hutan jelmaan bidadari yang harus menjalani hukuman di dunia. Babi hutan itu
bernama Celeng Wayungyang.

Saat itu musim kemarau yang panas. Setelah baginda dan rombongannya meninggalkan tempat
itu, datanglah Celeng Wayungyang. yang merasa kehausan. la menjilati air seni baginda yang
ada di cekungan tempurung kelapa. Atas kehendak dewata, babi betina itu hamil. Sembilan bulan
kemudian babi itu melahirkan seorang manusia perempuan. Pada saat itu, prabu galuga kebetulan
tengah berburu pula di tempat yang sama seperti sembilan bulan yang lalu.

Prabu galuga merasa heran mendengartangisan bayi di tengah hutan. Makin lama suara tangisan
bayi itu makin keras. Prabu Galuga seperti ditarik kekuatan gaib, sepasang kakinya melangkah
ke arah sang bayi.Tentu saja Celeng Wayungyangketakutan dan segera melarikan diri.

“Hah? Seorang bayi?” pekik sang Prabu saat mengetahui ada sosok bayi tergeletak di
rerumputan. Prabu Galuga segera menggendong bayi itu. Bayi itu kemudian dibawa ke istana,
diambil anak dan diberi nama Nyi Dayang Sumbi.

Tujuh belas tahun kemudian gadis kecil itu telah tumbuh menjadi seorang dara cantikjelita.
Kecantikan Nyi Dayang Sumbi terkenal sampai ke negara tetangga, hampir setiap pekan datang
lamaran. Namun Nyi Dayang Sumbi selalu menolaknya. Sang prabu menjadi marah sekali.
“Sumbi hanya ada dua pilihan bagimu. Mau menikah atau kuasingkan kau di tepi hutan.” Karena
gadis itu tetap tak mau menikah maka ia diasingkan di tepi hutan ia dibuatkan dangau di tepi
hutan. Temanya sehari-hari hanya seekor anjing bernama si Tumang -anjing jelmaan Dewa.
Pekerjaannya sehari-hari adalah menenun kain.

Pada suatu hari ketika sedang menenun salah satu tongkatnyajatuh ke bawah dangau. ia merasa
malas untuk turun ke bawah maka ia mengucapkan kata-kata “Siapa yang mau mengambilkan
tongkatku ia akan kujadikan suamiku…” Tak disangka si umang naik ke atas sambil membawa
tongkat itu. Kiranya anjing ini mendengar perkataan Nyi Dayang Sumbi. Bukan main terkejutnya
Nyi Dayang Sumbi melihat siapa Yang naik pondok membawa tongkat.

Dayang sumbi hendak menolak kenyataan yang ada namun tiba-tiba terdengar suara tanpa
rupa,”Nyi Dayang Sumbi! Kau adalah keturunan bidadari, bidarari pantang menjilat ludah ……
sendiri, lagi pula si Tumang memang jodohmu. Sesungguhnya anjing itu adalah jelmaan dewa!”

Terpaksa Dayang Sumbi harus bersuamikan seekor anjing walaupun anjing itu jelmaan dewa.
Hari-hari berlalu. Dayang sumbi dikaruniai seorang bayi laki-laki yang tampan. Bayi itu
diasuhnya dengan penuh kasih sayang. Ia diberi nama Sangkuriang. Tak terasa tujuh tahun
berlalu. Sangkuriang kecil sudah pandai berburu binatang bersama si Tumang. Sangkuriang tak
pernah tahu, tak pernah menyadari kalau si Tumang adalah ayahnya. Sebab Dayang Sumbi tidak
pernah bercerita siapa sesungguhnya si Tumang itu.

Pada suatu hari Sangkuriang berburu ke hutan bersama si Tumang. Namun sudah sekian lama
mereka tidak menemukan seekor hewan pun. Suatu ketika Sangkuriang melihat babi hutan besar,
la mencabut anak panah. Membidik tepat ke arah si babi hutan. Namun sebelum anak panah itu
dilepas si babi hutan keburu lari, menyelinap ke dalam semak belukar. Tumang diperintah
mengejar namun tidak mau. Sangkuriang jadi marah. Kini ia mengarahkan bidikan panahnya ke
arah si Tumang. Tembakan anak panahnya tepat mengenai perut si Tumang. Si Tumang menjerit
keras kemudian tubuhnya ambruk ke tanah.

Sangkuriang menyembelih anjing itu, mengambil bagian-bagian daging yang paling enak dan
hatinya. Daging dan hati anjing itu dibungkus dan dibawanya pulang. Hati dan daging itu
dimasak dengan lezat oleh Nyi Dayang Sumbi dan dimakan bersama-sama dengan sangkuriang.
Selesai makan Dayang Sumbi mencari si Tumang. “Sangkuriang, ke mana si Tumang?”
Sangkuriang menjawab.” Bu….anjing itu tadi kusuruh menyerang babi hutan malah diam saja.
Akhirnya ….. dialah yang kupanah dan kuambil daging dan hatinya.” “Apa?” pekik Dayang
Sumbi kaget. Sepasang mata Nyi Dayang Sumbi merah menyala pertanda marah. Ia mengambil
benda sekehanya dipukulnya anak itu dengan entong.

Sangkuriang menjerit kesakitan. Ia diusir dari rumah.lbunya tega berbuat sekejam itu.

Diiringi hujan deras dan petir menyambar di langit. Sangkuriang berlari tak tentu arah.

Sangkuriang bertekad tidak akan kembali ke rumah. la mengembara ”tak tentu arah sampai
akhirnya bertemu dengan seorang pertapa sakti. Ia diangkat sebagai. murid terkasih. Semua ilmu
kesaktian pertapa itu diwariskan kepada Sangkuriang; Dua belas tahun kemudian ia sudah
menjadi pemuda Dewasa. Wajahnya tampan. Tubuhnya gagah perkasa.

Setelah selesai masa bergurunya ia pergi mengembara. Dalam pengembaraannya ia sering beradu
kesaktian dengan para pendekar Apabila ia kalah dalam satu pertarungan maka tak Segan-segan
ia berguru kepada orang yang mengalahkannya, sehingga semakin lama ilmunya semakin tinggi.
Pada suatu ketika, dalam petualangannya ia berkelahi dengan raja jin dan mengalahkan raja jin
tersebut sehingga tunduk takluk dan bersedia diperintah apa saja oleh Sangkuriang. Raja jin
berjanji,” suatu ketika saya akan membantu,Tuan!”

“Bagaimana caraku memanggilmu?” tanya Sangkuriang.

“Sebut nama hamba dan hentakkan kaki Tuan tiga kali ke bumi, maka hamba akan datang
bersama pasukan hamba.”

“Baiklah kalau begitu!”


Ia terus mengembara Di pinggir sebuah hutan. Dan bertemu dengan seorang gadis
cantik.Keduanya berkenalan dan sama-sama jatuh cinta.Pada suatu hari ketika mereka sedang
bercengkrama, si gadis mencari kutu di kepala Sangkuriang. Tiba-tiba si gadis terkejut melihat
luka di kepala kekasihnya. la menanyakan sebab-sebab terjadinya luka itu. Sangkuriang
menceritakan apa adanya.

“Kalau begitu kau adalah Sangkuriang anakku sendiri!” pekik gadis itu yang tak lain adalah
Dayang Sumbi keturunan bidadari yang tetap awet muda. “Tidak mungkin aku menikah dengan
anakku sendiri.” kata Dayang Sumbi.Sangkuriang tak percaya dan terus mendesak agar Dayang
Sumbi mau jadi istrinya. Dayang Sumbi minta dibuatkan telaga dan perahu di puncak gunung.
Harus selesai dalam waktu semalam. Sangkuriang menyanggupi Di bantu para jin ia mmebuat
telaga. Namu Dayang Sumbi membuat muslihat, tengah malam ia membunyikan lesung hingga
ayam sama berkokok.

Para penduduk ikut terbangun dan segera menumbuk padi. Para jin yang membantu Sangkuriang
mengira hari sudah hampir pagi. Mereka menghentikan pekerjaannya membuat telaga yang
belum selesai. Sangkuriang marah. Pemuda sakti ini menendang perahu yang dibuatnya, ketika
telungkup ke bumi perahu itu berubah menjadi sebuah gunung.

Sesudah itu ia mendekat ke arah Dayang Sumbi. “Aku tak peduli, apapun yang terjadi kau harus
menjadi istriku….i” “Sangkuriang sadarlah, kau adalah anakku sendiri!” pekik Dayang Sumbi
sembari berlari menjauh. Sangkuriang datang mengejar. Blar ! Tiba-tiba terdengar ledakan
dahsyat. Tubuh Dayang Sumbi lenyap tanpa bekas. Sangkuriang berteriak-teriak seperti orang
gila.

Konon Nyi Dayang Sumbi diselamatkan oleh para dewa, bagaimanapun para dewa tidak
mengijinkan seorang anak mengawini ibunya sendiri. Ia dijadikan ratu makhluk halus di laut
selatan dan masyarakat mengenalnya sebagai Nyi Roro Kidul.

Sementara itu perahu yang ditendang Sangkuriang Iama-lama berubah menjadi bukit dan
kemudian menjadi gunung yang besar. Gunung itu hingga sekarang dinamakan gunung
Tangkuban Prahu.DemikianIah kisah asal mula Gunung Tangkuban Prahu.

Anda mungkin juga menyukai