Anda di halaman 1dari 2

NADAHIM M.R.

11201057

pada zaman dahulu kala letaknya di tanah Pasundan, Jawa Barat. Cerita bermuala dari sorang dewa
dan dewi yang di hukum di turunkan kebumi dalam bentuk hewan, Dewi Wayung Hyang
berwujudkan sekor babi yang menetap di hutan, sedangkan si Dewa Tumang yang berwujudkan
seekor anjing yang mengabdi pada seorang raja yang bernama Raja Sumbing Perbangkara. Pada
suatu hari sang raja sedang berburu di hutan di suatu tempat dekat dengan kediaman sang dewi, di
tengan-tengah nya asik berburu si Raja ingin sekali buang air kecil, selang beberapa saat si dewi
kehausan, dia melihat genangan air dalam sebuah batok kelapa yang ternyata itu air kencing nya
sang raja, lalu ia meminumnya, entah bagai mana seca ajaib si dewi hamil dan ternyata itu di
sebabkan karena ia meminum air kencing raja.
Beberapa bulan kemudian Raja kembali kehutan untuk berburu, waktu itu bertepatan dengan saat
dewi melahirkan, dia melahirkan seorang bayi perempun yang sangat cantik. Di saat sang Raja
tengah asik berburu dia mendengar tangisan seorang bayi, dengan di temani si tumang dia
menemukan bayi itu yang tak lain dan tak bukan adalah anak nya sendiri. Sang Raja terpikat deng
keelokan si bayi, tanpa waktu lama sang raja memutuskan untuk membawa si bayi dan
mengangkatnya sebagai anak. Bayi perempuan itu kemedian diberi nama Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi tumbuh menjadi wanita yang cantik jelita. Kecantikan nya ini tersebar ke kalangan
kerajaan-kerajaan dan penjuru dunia hingga pelosok negri. Kecantikan Dayang Sumbi ini
menyebabkan perang besar terjadi di mana-mana karena memperebutkan dirinya, Dayang sumbi
merasa lelah dan resah, dia akhirnya meminta pada Raja untuk menyendiri dan mengasingkan diri
pergi dari kerajaan. Raja pun mengijinkannya, demi kebaikan putrinya. Ditemani denga si Tumang
Dayang Sumbi tinggal di sebuah pondok di tepi hutan. Dengan kehidupannya yang sederhana tak
seorangpun yang tahu bahwa ia adalah Dayang Sumbi yang diperebutkan banyak raja dan
pangeran. Di pondok itu ia mengisi kegiatannya dengan menenun.
uatu hari, saat menenun kain, dia kehilangan salah satu alatnya. Bosan mencari kemana-mana,
Dayang Sumbi berkata pada dirinya sendiri, “Barangsiapa bisa menemukan alat yang hilang dan
mengembalikannya kepadaku, jika dia laki-laki, aku akan menjadikannya seorang suami dan jika dia
perempuan, aku akan menjadikannya besar. saudara "
Yang mengejutkan, Tumang menemukan alat dan mengembalikannya kepadanya. Mau tidak mau,
Dayang Sumbi harus memenuhi janjinya sendiri untuk menikahi Tumang, yang dulunya seorang
dewa menjadi seekor anjing. Secara kebetulan Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi laki-laki dan
menamakannya Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh menjadi remaja sehat yang suka berburu
binatang di hutan. Dayang Sumbi tidak pernah memberi tahu Sangkuriang bahwa Tumang adalah
ayahnya. Suatu hari, Sangkuriang dan Tumang sedang berburu rusa di hutan. Segera mereka
bertemu dengan babi hutan. Sangkuriang bertanya-tanya, "Mengapa tidak ada rusa hari ini? Tapi,
saya pikir babi hutan tidak akan membuat perbedaan." Sangkuriang berteriak Tumang, "Pergi dan
lawan babi hutan. Bunuh saja untukku!"
Anehnya, Tumang tidak membunuh babi hutan karena babi hutan tersebut adalah ibu Dayang
Sumbi. Babi itu pergi dengan selamat. Ini membuat Sangkuriang sangat marah, dia membunuh
Tumang. Kemudian, dia mengambil hati seekor anjing dan memberikannya kepada Dayang Sumbi.
Setelah makan hati tersebut, Dayang Sumbi bertanya kepada Sangkuriang, "Ngomong-ngomong, di
mana Tumang? Saya belum pernah melihatnya sejak Anda kembali dari berburu", "Ibu," jawab
Sangkuriang pelan. "Saya membunuh Tumang karena ketidaktaatan. Hati yang Anda makan adalah
hati Tumang","Kamu! Kamu adalah anak yang bodoh!" Teriak Dayang Sumbi sambil memukulkan
sendok sup ke kepala Sangkuriang dengan keras hingga kepalanya berdarah. "Pergi dari mukaku,
dasar pembunuh. Beraninya kamu membunuh ayahmu sendiri? Kamu adalah anak yang tidak
berguna!"
Dengan kepala yang berdarah, Sangkuriang lari ke hutan dan naik ke bukit. Bertahun-tahun berlalu,
Sangkuriang berubah menjadi pemburu yang tampan dan terampil. Dia telah melupakan semua
masa lalu yang pahit karena dia telah kehilangan ingatannya. Dia bahkan lupa namanya. Suatu hari,
Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita cantik di hutan yang dia cintai. Wanita itu adalah
Dayang Sumbi, yang tidak bisa menjadi tua karena dia seorang dewi. Sangkuriang tidak mengenali
ibunya sendiri, tetapi Dayang Sumbi mengenali Sangkuriang dari bekas luka lama di kepalanya.
Mabuk cinta, Sangkuriang melamarnya. Untuk menghindari pernikahan terlarang antara ibu dan
anak, Dayang Sumbi memintanya untuk membuat danau dan perahu dalam satu malam sebagai
hadiah pernikahan untuknya. Dengan bantuan makhluk gaib dari hutan, Sangkuriang membangun
sebuah danau dan perahu. Dayang Sumbi mengetahuinya dan ia mengelabui para jin dengan
menyulut api sehingga seolah olah matahari telah terbit. Mengetahui hal tersebut, Sangkuriang
sangat marah sehingga dia menendang perahu dan perahu itu terbalik. Ini menjadi gunung
Tangkuban Perahu di Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai