Anda di halaman 1dari 11

mati, dingin dan manis

January 4, 2014 ~ Leave a comment


menanya mati di ujung sore
menembus tetesan dingin
untuk melepaskan arti hidup
angin dingin
dimana pemahamanmu
tusuk jantungku yang hampir berhenti
tepat di nadinya yang sekarat
hangatku telah beku
dengar,
racun memiliki keindahannya
mencipta rasa sesal tak bermakna
aku memilih menawarnya
dengan penerimaan
kau ada diantara madu
berlimpah manis
dan aku membiarkanmu
memilih jalan kematianmu

Manusia Umum
January 3, 2014 ~ Leave a comment
Menjadi serupa dengan kerumunan
Budaya massa, budaya rame-rame, budaya latah semua menuju ke serupaan tanpa
penelaaahan terlebih dahulu. Menjadi serupa akan menyebabkan kita kehilangan keyakinan
untuk menciptakan jenis kehidupan lain. Selalu ingin menjadi sama dengan semua orang,
ingin kaya, ingin dihormati, ingin dibutuhkan, ingin hidup di dunia iklan. Ingin menjadi
masyarakat borjuis, masyarakat beradat dunia barat.
Lihatlah, dunia pendidikan yang katanya adalah kunci kesuksesan dari peradaban. Di sana,
kita diciptakan untuk hidup dengan keistimewaan yang kita dapatkan. Mendapatkan
keistemewaan sebagai buruh berdasi, bukan buruh kasar. Pendidikan yang seharusnya adalah
sarana untuk memanusiakan manusia, bukan sarana untuk membentuk orang-orang agar
berpikiran, bahwa sukses itu adalah seperti ini: menjadi kaya dan memiliki semua yang iklan
tayangkan, menjalani kehidupan yang sukses menurut standar perusahaan. Perusahan hanya
menginginkan hidup seperti pasar. Pasar selalu berbicara tentang uang bukan tentang
manusia. Manusia adalah komoditas dan itulah sekarang yang sedang dunia pendidikan
usahakan. Persaingan yang seharusnya bisa diarahkan untuk menjadi manusia unggul malah
menjadi manusia lucu yang hanya peduli tentang dirinya agar bisa dihargai kehidupan
berkelas dalam masyarakatnya.
Yang paling mulia yang bisa dilakukan oleh para kaum terdidik adalah mengangkat derajat
kehidupan keluarganya, dan menjadikan itu sebagai cita-cita bagi anak kecil yang melihatnya.
Sudah lama sisi kemanusiaan mati dari kaum terdidik. mungkin benar kata kapitalisme,
bahwa semua orang punya potensi yang sama untuk mendapatkan kemakmuran. Tapi jangan
lupa tidak semua orang punya kesempatan yang sama untuk berbuat dan bertindak menuju
makmur itu. Yang kita pedulikan hanya diri kita, keluarga kita, diri kita, keluarga kita.

Sayangnya diri kita itu adalah diri kita yang dibentuk oleh masyarakat konsumtif, masyarakat
berkelas, masyarakat kaya dan masyarakat televisi.
Dunia ini semacam penyeragaman, semacam pembentukan kelas sosial dengan begitu
canggih. Sampai seseoarang merasa bahwa hidup yang layak adalah hidup di kelasnya atau
paling tidak hidup yang berada di kelas yang paling tinggi. Seseorang melupakan kehidupan
yang berada di bawah kelasnya, dan bisa jadi ada yang menganggap kehidupan di bawah
kelas bukanlah kehidupan melainkan sesuatu yang hina dan layak untuk dicemooh, mereka
hanyalah penggangu ketentraman. Penyebab kemacetan, ketika menuntut haknya, manusia
hina ketika dia berbicara keadilan tapi tidak memiliki uang, manusia kasihan jika hidup hanya
dari sisa-sisanya. Jika dulu di eropa marx membuat analisis dialetik historisnya secara ilmiah
untuk menerangkan adanya kekacauan peradaban manusia karena pengkelas-kelasan dalam
masyarakat. Maka sekarang masyarakat berkelas adalah keniscahyaan, tidak ada alternative
lain bagi kehidupan yang lebih baik. Hal seperti itu berlakulah dengan indah di Indonesia.
Kita bisa dengan tanpa keraguan berkata, bahwa kelas-kelas itu masih sangat jelas dalam
kehidupan bermasyarakat. Dan kelas selalu bercerita tentang uang dan ketidakpedulian.
Kita harus ikut pemikiran umum kalau tidak kita akan ditertawai oleh masyarakat berkelas
kalau tidak dikasihani sebagai orang malang. Kita lupa bahwa ada firman yang begitu indah
berkata kurang lebih seperti ini jangan kamu menjadi serupa dengan dunia ini tapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu
Kehilangan nilai individualitas
Saat ingin mencita-citakan sesuatu akupun harus begitu mempertimbangkan semua
kemapanan disekitarku, bahkan melebihi apa yang sebenarnya menjadi hasratku. aku yang
sebenarnya mungkin memang tidaklah pernah ada, sebaliknya hanya aku menurut standar
masyarakat penilaian orang lain. Jika sudah begini, nilai induvidualitas jenis apa yang kita
miliki. Mungkin memang benar kita bersaing untuk menjadi terbaik menurut sistem yang
mengkerangkeng kita. Mungkin benar kita menjadi manusia yang dihargai karena telah
bekerja keras. Tapi benarkah itu berguna untuk kehidupan yang sesungguhnya.
Jika sudah begini penilaian kita hanyalah manifestasi dari pemikiran umum. Hanya buahbuah pemikiran orang yang telah dulu berhasil menurut jalannya. Penilaian hasil olahan
pemikiran sendiri sangatlah jarang ditemukan.
Hal seperti inilah yang membuka cukup banyak peluang untuk menjadi aku yang ramai, aku
yang pada umumnya, aku yang menurut pandangan umum. Orang seperti ini hanyalah bagian
masyarakat latah, orang yang selalu pengikut. Tidak akan ada perubahan dari orang seperti
ini, yang ada hanya memapankan kebobrokan, memapankan ketidakpedulian,
mempercanggih pengkelasan, memutahirkan penindasan dan menghancurkan dunia.
Meniti kesendirian
Aku mendaki ke tempat yang terjal ketika semua orang bersantai di pantai. Aku
menyembunyikan diri dari matahari di dalam hutan ketika semua orang berlarian di jalan raya
yang sangat panas. Aku bergelut dengan buku ketika semua orang menonton kepalsuan di
dalam televisi. Aku bukan ingin mencari kenyamanan, aku hanya ingin berdamai dengan
kesendirianku. Aku tidak ingin hidup di dalam kerumunan yang umum, yang telah
membunuh aku yang filosofis dengan perlahan dan membentuk aku yang pragmatis yang
malang. Aku ingin sendiri dan mengenal siapa aku. Mengetahui apa sebenarnya hasratku.
Menjelajahi kenyataan bahwa aku lahir sendiri dan mati sendiri dengan pemahaman yang
hanya aku sendiri yang tau. Dengan kesendirian aku akan punya pemikiran sendiri,
pandangan sendiri, dan aku akan menjadi manusia yang unggul.

Yah begitulah kesendirian, kesendirian adalah hal paling hebat bagi para pemikir. Tidak ada
pemikir yang membenci kesendirian. Semua pemikir berasal dari perdamaian dengan
kesendirian, bersekongkol dengan hasrat yang suci, menilai semua hal dari sudut pandang
kehendak dan naluri hati nurani.
Kesendirianlah yang mampu mencegah determinisme keumuman, mencegah ketergantungan
kepada hal-hal berbau pasaran. Keramaian selalulah menunjuk kepada hal yang umum,
berbicara tentang fenomena-fenomena (hal-hal yang kelihatan) bukan tentang noumena (apa
dibalik yang kelihatan). Dan keramaian itu adalah masyarakat hasil bentukan sistem
akumulasi modal. Kesendirianlah yang akan memberi kesadaran sejati.
Menjadi seorang yang bebas harus selalu dilakukan dari struktur paling kecil,melepaskan diri
dari tradisi di dalam rumah, refleksi pribadi dan kontemplasi berjalannya hidup dalam
keseharian.
Menjadi sendiri bukanlah melarikan diri dari kenyataan hidup, tapi mempersiapkan diri untuk
menjadi manusia unggul untuk membenarkan dan menyalahkan kenyataan dan kemudian
mencipta dunia yang lebih baik.
Menjadi berbeda
Friederich Nietzsche dalam buku Thus Spoke Zarathustra (versi terjemahan dalam bahasa
inggris) berbicara tentang overmanmanusia unggul. Manusia yang berbeda. (nanti akan
saya bahas secara khusus)
Manusia berbeda akan selalu ditertawai dan dikasihani oleh keramaian, dirindukan sekaligus
diacuhkan keberadaannya. Melampaui kemapanan dalam masyarakat, melepas atribut-atribut
keumuman yang melekat dalam perspektif terdahulu. Jalan para pemikir bebas, jalan para
pemilik jiwa bebas, jalan para pemilik hati yang bebas nilai keumuman selalu sepi dan
tidak pernah mudah. Tidak berarti kita harus berdiam diri dan mendongkol kepada keramaian,
selalu bergerak dan menginginkan melihat matahari terbit dari sudut dan tempat yang
berbeda.
Ketika ada orang yang tau apa yang diinginkan, tau bagaimana cara untuk mewujudkannya,
tau dimana dia berdiri dan tau mengapa dia memilih, maka kehidupan sesungguhnya adalah
hadiah terindah dari kepastian yang belum diketahui.

Aku Dan Filsafat


June 12, 2013 ~ Leave a comment
Aku tahu saya tidak tahu
Aku tahu saya tahu
Aku tahu mana yang saya tahu
Dan saya tahu apa yang tidak saya tahu
Aku tidak akan menerima suatu kebenaran begitu saja, karena aku adalah aku yang berfikir,
orang yang punya akal untuk mencari tahu. Bahkan jika aku sudah ditakdirkan untuk
berpengetahuan terbatas, saya akan tetap bertanya dan mencari tahu, karena akalku tidak akan
pernah menerima keterbatasanku kecuali kematian menghentikan proses hidup biologisku.
Bertanya, mengapa aku harus bertanya ketika orang bilang pertanyaanku sudah pernah
dipertanyakan sebelumnya. Karena aku memang punya akal sendiri, akal yang dianugerahkan
sang pencipta kepadaku. Siapakah pencipta itu? Aku akan cari tahu sampai aku benar-benar
tahu atau paling tidak aku akan benar-benar sadar dengan utuh bahwa pencipta itu tidak perlu
dipertanyakan karena pencipta itu tidak akan pernah tersentuh oleh akalku, tapi itu nanti

setelah aku bertanya. Karena bagiku manusia yang berakal adalah manusia yang tidak pernah
menerima suatu dogma kebenaran begitu saja tanpa menyelidiki. Mungkin orang akan
mengira aku adalah orang dungu yang tidak tahu siapa aku, orang yang suka
mempertanyakan sesuatu yang jelas-jelas pertanyaan itu sudah barang tentu tidak berjawab
atau mungkin hanya Tuhan yang tahu jawabannya.Tapi itulah aku si penanya tolol yang akan
selalu berdiri di atas kedunguan yang membuat hidupnya adalah benar-benar hidup.
Apakah filsafat?
Filsafat secara etimologis berasal dari kata yunani yaitu philoshopia yang berarti cinta dan
kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat sebagai ilmu bisa di defenisikan ilmu yang
mempelajari kebijaksanaan ataupun kebenaran. Orang yang belajar filsafat biasanya disebut
sebagai filsuf. Dengan demikian seorang filsuf bisa dikorelasikan dengan pengertian filsafat
tersebut sebagai orang yang cinta kebenaran, orang yang arif bijaksana atau orang yang luas
pengetahuannya walaupun dalam kenyataannya belum tentu orang yang berfilsafat (filsuf)
sudah pasti cinta kebenaran. Seperti pernyataan yang diucapkan Blaise Pascal filsafat sudah
pasti mencari cinta kebenaran tetapi filsuf belum tentu. Masih banyak defenisi filsafat yang
lain dan itu bisa dicari dalam buku-buku bacaan yang terkait dengan filsafat.
Karakter dari filsafat itu sendiri ada tiga yaitu bersifat menyeluruh, mendasar dan
spekulatif.
Menyeluruh berarti filsafat tidak melihat sesuatu permasalahan hanya dari satu sisi, namun
dari semua kemungkinan yang bisa terjadi,dan berbagai pandangan. Hal ini juga berarti
bahwa filsafat membahas segala hal tanpa adanya batasan.
Mendasar yang berarti sampai keakar-akarny (radix=radikal), maksudnya adalah bahwa
filsafat tidak puas hanya dengan jawaban yang sudah ada dan dianggap sebagai kebenaran,
tapi tetap bertanya mengapa itu menjadi suatu kebenaran? Apa yang membuatnya menjadi
suatu kebenaran. Intinya filsafat ingin sampai kepada yang hakekat ( hal yang paling
mendasar).
Spekulatif berarti filsafat filsafat di awali dari keragu-raguan tentang hakekat dan kemudian
mendefenisikan hakekat itu dengan serangkaian asumsi awal yang kemudian akan ditentukan
mana yang paling bisa diandalkan. Sifat ini memberikan arti bahwa filsafat belum tentu pasti
dan masih selalu dapat diperbaharui.
Berfilsafat berarti mau menempuh jalan yang curam, jalan yang licin, jalan yang menanjak,
bahkan jalan yang sama sekali asing. Curam berarti harus menyiapkan diri dengan tali dan
tongkat yang namanya logika sehingga kita tidak akan terjatuh dengan ke dalam jurang yang
dalam yang namanya kesia-siaan. Jalan yang licin, mungkin menyebabkan kita sukar berdiri
dan bisa saja jatuh di tempat yang itu-itu lagi, maka diperlukanlah penalaran untuk
melaluinya. Jalan yang menanjak akan menyebabkan kelelahan intelektual oleh karena itu
keyakinan akan adanya kebahagian di ujung jalan sudah harus menjadi pegangan di awal
langkah. Jalan asing, jalan yang sama sekali tidak dikenal, belum dipetakan, jalan yang
mungkin berbahaya. Untuk menempuh jalan ini diperlukan rasa ingin tahu yang tinggi dan
hasrat penuh keberanian mengambil resiko.
Cabang-Cabang Filsafat
Secara umum berdasarkan kajian tematiknya dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu
1; Ontologi/metafisika : bidang filsafat yang mempelajari segala sesuatu yang ada atau
things: baik yang terlihat (fenomena) maupun yang tidak terlihat/di balik realitas
(noumena). Dalam bidang ini termasuk juga filsafat manusia, filsafat alam dan filsafat
ketuhanan.

2; Epistemologi:bidang filsafat ini mempelajari bagaimana manusia untuk


mendekati/mengetahui segala sesuatu yang ada tersebut. Yang termasuk dalam bidang
ini adalah ilmu pengetahuan, filsafat logika dan metodologi. Dua unsur cabang
penting dalam bidang ini menurut filsafat modern adalah rasionalisme dan
empirisme.
3; Aksiologi : bidang filsafat ini mempelajari tentang nilai-nilai. Sejauh manakah nilainilai yang terkadung dalam suatu pengetahuan tersebut. Cabang ini dibagi menjadi
dua yaitu etika/moral (tetang baik atau buruk) dan estetika/seni (tentang indah atau
jelek)
Disamping ketiga hal ini masih banyak cabang filsafat, seperti filsafat politik, filsafat ilmu,
filsafat pendidikan, filsafat hukum dan lain-lain. Namun semua permasalahan yang ada dalam
semua cabang filsafat tersebut akan selalu bermuara ke ketiga tema dalam cabang ontologi,
epistemologi dan aksiologi.
Sejarah Perkembangan Filsafat
Secara garis besar sejarah perkembangan filsafat di bagi menjadi 5 tahap
1; Filsafat Yunani Klasik
Dalam zaman ini filsafatnya sering disebut sebagai filsafat alam, artinya pertanyaanpertanyaany masih seputar tentang keadaan alam semesta. Berangkat dari kekaguman
manusia dengan sekelilingnya. Tokoh tokoh pada zaman ini, seperti Thales ( unsur dasar
pembentuk kehidupan adalah air), heraclitus (unsur dasar pembentuk kehidupan adalah api),
anaximedes, phitagoras dan lain-lain. Filsuf-filsuf zaman ini disebut sebagai filsuf alam.
1; Filsafat Yunani
Filsuf yang terkenal dari zaman ini adalah Plato (tubuh adalah penjara dari jiwa) , Aristoteles
( terkenal dengan pengembangan cara berfikir logis/ filsafat logika), socrates (filsuf yang
banyak tanya dengan pernyataan yang terkenal yang aku tahu aku tidak tahu apa-apafilsafatnya dikenal dengan metode ilmu bidan- membantu orang untuk menemukan jawaban)
1; Filsafat Abad Pertengahan
Dogma gereja adalah kebenaran mutlak. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Agustinus
(konsep creation ex nihilo/ sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan berasal dari ketiadaan), santo
Anselmus ( credo ut intelligam, yang berarti saya percaya maka saya paham), masih banyak
filsuf lain
1; Filsafat Modern
Ditandai dengan zaman renaissance (lahir kembali, kembali ke jaman yunani). Dua faktor
penting dari zaman ini adalah berkembangnya rasionalisme dan empirisme. Tokoh tokoh
terkenal Rene descartes ( pernyataan Cogito Ergo Sum- bapak rasionalisme modern), francis
Bacon ( empirisme menetapkan metode-metode ilmiah/bapak ilmiah), immanuel Kant
(menggabungkan empirisme dan rasionalisme,filsafat etika), dan lain-lain. Kebenaran mutlak
bisa di dapat melalui rasio.
1; Filsafat Post-Modern
Tidak ada kebenaran mutlak, semua relatif. Munculnya eksistensialisme dengan tokoh
pelopor utama Kiekegaard. Tokoh terkenal jean paul sartre, albert camus (absurditas), nietsze
(nihilisme)
Tujuan belajar filsafat

Semua kegiatan manusia sudah dapat dipastikan memiliki tujuan, yaitu tujuan yang dapat
didasari oleh kepentingan manusia dalam menjalani hidupnya. Demikian juga dalam hal
berfilsafat adalah untuk kebangkitan pikiran, untuk membangkitkan kesadaran terhadap
segala hal yang di hadapi.
Kekeliruan yang sering terjadi filsafat sering dianggap sebagai hal yang bersifat teoritis, jauh
dari kenyataan kehidupan manusia. Padahal usaha untuk memikirkan seluruh kenyataan
sedalam-dalamnya akan memberi pengaruh di dalam bertindak.
Kegunaan filsafat secara dalam kehidupan manusia adalah sebagai berikut
1; Filsafat melatih bagaimana cara berfikir kritis,logis dan sistematis.
2; Filsafat memberikan dan meluaskan cakrawala pandangan terhadap segala hal.
3; Filsafat menolong mendidik, membangun diri dengan cara berfikir mendalam.
4; Filsafat memberikan pegangan dan bimbingan kepada kehendak agar dapat hidup
dengan benar dan baik
5; Filsafat memberikan tuntunan dan ketrampilan untuk memecahkan persoalan hidup
sehari-hari.
Sambil minum segelas kopi hitam
Aku bertanya arti hidup
Mengapa harus manusia yang berakal
Mengapa bukan harimau sumatra yang tinggal beberapa ekor
Atau badak sumutera yang hampir punah
Berharap keberadaanku bukan kekosongan
Bukan sekedar penerima nasib yang malang
Aku ingin jadi manusia yang hidup dengan utuh
Dalam kesadaran yang lengkap penuh alasan
Aku ingin menemukan kebenaran
Mencari tahu keberadaan hakikat yang tersembunyi
Aku ingin menjadi ada
Melepaskan ketiaadaanku
Meninggalkan nyaman yang memenjarankanku
Aku ingin menjadi pengisi ruang dan waktu yang nyata

Untukmu Yang Terindah


May 21, 2013 ~ Leave a comment

pesona selalu hadir


ketika wajahmu terlihat
desahan nafas meningkat
aku menyongsong ragamu
wajah manismu
mencipta senja berhias jingga
lirik sastrakupun mengalun
berbalut romantika
memahami anggunmu
Adamu mengikat bahasa
dengan irama berlarik
menyentuh hasrat
memberi serupa hangat
kita akan melangkah
menyusur lorong hidup
membujuk nasib agar ramah
memberiku waktu melindungimu

Pasir Pantai
May 15, 2013 ~ Leave a comment

Di tepi pantai dengan ombak bergelora, kita akan bercengkrama dalam sebuah pengertian,
gejolak tidak berujung ini akan tetap berkeliaran dengan suara hati yang nyeleneh. Kau
terdiam seolah tidak ada yang menarik, dan sungguh itu adalah keengganan untuk mengakui
bukan karena ketidakadaanya. Sebentar kau bersungut dengan kepala bersandar di pundakku,
menunjuk terbangnya burung pelikan yang mencari makan. Kau ingin bebas seperti mereka,
menikmati keluasan laut yang maha biru. Aku hanya terdiam, membiarkanmu terbuai dalam
mimpi dan hayalmu. Tanganku memelukmu dengan kehangatan yang ikhlas. Itulah anugerah
kebersamaan yang kita miliki, terdiam dengan pemahaman yang dalam satu sama lain. Pasir
putih yang ramai diantara kesepian waktu, mendengarkan keterdiaman kita, dia menyukai
kehangatan yang kita punya, walau dia sudah banyak mendengar sepasang kekasih mengikat
janji di atas putih kilauanya. Tapi dia tau bahwa kita tidak sedang membualkan janji disini,
kita hanya menikmati senyap-senyap sentuhan kulit yang lembut di antara kita. Entah sudah
berapa lama kita menghabiskan waktu disini, mungkin sudah berjam-jam tapi kita hanya
membiarkan sentuhan air yang membasahi ujung jari kaki kita.

Jalanku
Aside ~ May 14, 2013 ~ Leave a comment

aku akan berjalan terus


menjelejahi gelisah dengan yakin
mendalami keluh kesah saudara
yang terlahir dari rahim berbeda
tolong katakan kepada ibu dan bapakku
dingin malam dan gelap cahaya
akan sedikit membedakanku
aku akan lama
yakinkan mereka aku pasti pulang
aku memilih belajar kepada keresahan
tolong jangan kalian kuatirkan langkahku
sunyi, sunyi dan sunyi
adalah jalan sendiri yang memaknakan

Antara Aku dan Tuhanku


May 5, 2013 ~ Leave a comment

Biarkanlah ketidaktahuanku ini menjadi keengganan mencari tahumu, karena dalam diriku
ada air yang mengalir, air yang tetap bersatu dengan api. Aku seperti kota masyarakat yang
berpikir untuk membenahi dirinya karena banyaknya fenomenon sosial yang mengiris
pemikiranku. Aku tidak akan dapat menjelaskan kausal peristiwa dan rangkaiannya mengapa
berlangsung demikian, jika aku hanya terdiam di sisi ini. Disisi yang menurutku
membosankan dan tidak begitu penting di banding persoalan yang lebih manusiawi. Aku
harus bergerak meskipun awalnya dalam linearitas, mencari sebab tunggal dan akibat
tunggalnya. Aku akan terus tidak mengacuhkanmu, yang karena kekuasaanmu selalu
bersembunyi di ketakterjangkauan olehku. Dan aku mulai berpikir dalam keraguan bahwa
keberedaanmu hanya kamuflase kelemahan manusia.
Aku begitu mengagumimu, lebih dari diriku yang belum aku kenal. Engkau akan paham
seandainya memang benar engkau maha tau. Aku bukan tidak menghargai adamu dalam
kehidupan manusia lain, juga bukan karena tidak pernah dengar andilmu dalam sejarah umat
manusia, hanya saja akau masih belum dapat menerimanya. Aku tidak akan membiarkan
emosi transendentalku menjadi begitu kaku oleh karena kemisterianmu. Aku akan
meninggalkan pencarianku akan adamu dalam maklumat yang aku proklamirkan ini, walau
mungkin dalam kenyataannya aku masih tetap dalam lingkaran keagunganmu. Itu soal lain
yang tidak aku tau. Yang aku yakini, aku ada karena memang sudah ada saat ini. Aku tidak
mengingkarimu dengan kekerasan kepala hanya saja aku tidak pernah melihatmu ada dalam
pengalaman filosofisku.
Aku akan berhenti untuk menceritakan ketidaktahuan adamu kepada mereka. Aku tidak akan
mau berpura-pura seolah aku tahu akanmu. Maafkanlah kebearadaanku ini, keberadaan yang
tidak meyakini iman akah adamu dengan kepenuhan diri.
Kitab suci yang berisi tentangmu sudah banyak disalahgunakan untuk kepentingan manusia
rakus, banyak perpecahan yang terjadi karena pentafsiranmu yang engkau biarkan begitu saja
dilakukan oleh manusia-manusia. Atas namamu yang tertulis agung di dalam sejarah
kemanusiaan, banyak orang yang mengklaim bahwa kau adalah milik kelompok tetentu.
Tuhan ku dan Tuhanmu beda, Tuhanmu dan Tuhanku itu satu, kalimat puitis orang-orang
menyedihkan yang berucap dan mengaku tau denganmu.
Ini bukan kekecewaan kepada hal buruk yang terjadi karena kesalahan manusia meyakinimu,
karena bagaimanapun masih banyak manusia percaya yang memperjuangkan kebaikan dunia

ini atas namamu. Ini hanya penegasan diriku sebagai manusia yang mungkin ditakdirkan atau
manusia yang memilih untuk tidak mengaku ngaku tau akan adamu. Aku tidak bisa merasa
dan membuktikan adamu, dan bagiku itu sudah cukup untuk tidak membicarakanmu lebih
banyak lagi.
Soal akankah kemanusiaanku akan berakhir tragis dalam dosa-dosa karena ketidakadaanmu
bukanlah hal yang akan terjadi begitu dramatis atau didramatisasi sebagai jalan kehancuran.
Karena hati nurani yang masih memberikan tanda kepada manusia sejati sebagai makhluk
beradab tidak akan pernah hilang. Manusia sejati yang berarti memiliki nurani dan memiliki
akal tidaklah akan melakukan perbuatan yang melanggar sisi moralitas yang dia yakini
sebagai jalan kehidupan harmonis di alam semesta yang maha luas ini.
Manusia sejati tidaklah korban dari dikotomi penilaian mana yang baik dan mana yang jahat,
manusia sejati adalah manusia yang selalu memperjuangkan kedamaian masyarakat dunia
tanpa harus klaim ada atau tidak adanya Sesuatu yang tidak Terjangkau

Anda mungkin juga menyukai