Anda di halaman 1dari 11

RESUME

Ketika benda asing masuk bernama antigen masuk keperedaran darah mamalia,
mereka memicu mekanisme pertahanan , yaitu respon imun yang merupakan hasil dari
sintesis kelompok penting protein bernama antibodi. Antibodi ini mengikat antigen dengan
kekhususan yang tepat, jadi bisa memfasilitasi kepindahannya dari sistem peredaran sarah.
Selama dekade terakhir, ahli sains menemukan bahwa sequnce DNA yang dikode oleh sistem
imun mamalia akan merakit produksi sel antibodi yang berbeda oleh penyusun set genom
baru.
COMPONENTS OF THE IMMUNE SYSTEM
Ada 3 tipe berbeda dari sel darah putih yang memengang respon imun pada vertebrata
yaitu (1) limfosit B (disebut B karena diproduksi pada sumsum tulang ) (2) limfosit T
(disebut T karena diproduksi pada kelenjat timus) (3) makrofage,antibodi yang disintesisi
oleh limfosit B dan diseksresikan atau disimpan pada ikatan membran pada permukaan sel B
bergantung pada kondisi. Selama respon imun humoral, antibodi mengikat antigen bebas
pada sistem sirkulasi dan mengaglutinasinya lali dicerna dan didegradasi oleh makrofage.
Limfosit sel T memediasi respon imun sel. Sintesis reseptor antigen oleh limfosit T mengenal
antigen pada permukaansel dan memicu lisis dari sel yang engandung antigen oleh sel T aktif.
Limfosit T yang berbeda menunjukkan. Fungsinya dalam jalur yang berbeda0beda.
Bagaimanapun, umunya serangan dari sel T pada sel yang mengandung antigen
membutuhkan reseptor sel T spesifik dari 1 atau lebih reseptor antigen histocompability dan
reseptor.
VAST REPERTOIRE OF ANTIBODIES
Aspek yang sangat penting dalam respon imun, ditinjau dari genetika adalah varietas
tak terhingga dari antibodi yang dapat disintesis pada respon antigen dimana tidak ditemui
pada hewan.
Hypotheses: Genetic Basis of Antibody Diversity
Penggolongan dasar genetika dari antibodi dikelompokkan dalam 3 hipotesa:
1. Hipotesa germ line menyatakan bahwa ada germ line yang terpisah dari setiap
antibodi (hal ini sesuai dengan pengetahuan kita tentang sintesis protein tetapi
penyataan ini tidak cuku bagi DNA)

2. Hipotesa somatic mutation menyatakan bahwa ada 1 atau sediki gen germ line
mespesifikan diri ke kelas utama dari antibodi dan menyatakan bahwa keragaman
diregenerasi oleh frekuensi tinggi dari mutasi somatik. ( tidak ada contoh untuk
frekuensi tinggi dari kejadian mutasi dalam gen tertentu dan dalam tipe sel tertentu)
3. Hipotesa minige menyatakan bahwa perbedaan diregenerasi oleh perombakkan dari
banyak segment smail dari sebuah banyak kejadian kombinasi. Perombakkan akan
terjadi oleh proses rekombinasi pada sel somatik. ( hal ini membutuhkan mekanisme
baru untuk penyusunan kembali segmen DNA).
Dari ke-3 hipotesa diatas kita bisa mengetahui bahwa 1 segmenr dari setiap rantai
antobodi dispesifikkan oleh gen atau segmen gen dimana ada dalam genom dalam sedikit
salinan. Ke-3 hipotesa benar dalam beberapa aspek.

Structure of Antibodies
Antibodi berasa dari protein yang bernama immunoglobin. Setiap antibodi
berkomposisi tetramer dari polipeptida, 2 rantai identik ringan dan 2 rantai identik berat,
tergabung oleh ikatan disulfida. Rantai ringan berjumlah sekitar 220 asam amino dan rantai
berat berjumlah 440-450 asam amino. Setiap rantai, berat dan ringan memiliki sebuah
variable region terminal amino, dimana varian sequnce asam amino diantara antibodi spesifik
dari antigen yang berbeda dan memiliki sebuah variable constan terminal carboxyl, dimana
varian sequence sama untuk semua antibodi dari immunoblobin (Ig), tanpa memperhatikan
spesifikasi pengikatan antigen. Variable region dari semua rantai antibodi berjumlah sekitar
110 asam amino.
Daerah protein yang membawa fungsi tertentu bernaman domain. Setiap antibodi
memiliki 2 situs pengikatan antigen atau domain, setiap-nya dibentuk oleh variable region
dari 1 rantai ringan dan 1 rantai berat. Sebagai tambahanm daerah konstan dari 2 rantai ringan
dan rantai berat menarik untuk membuat bentuk domain ke-3 bernama domain fungsi efektor
yang bertanggung jawab atas interaksi tepat dari antibodi dengan komponen lain dari sistem
imun.
Ada 5 kelas dari antibodi: IgM, IgD, IgG, IgE dan IgA. Kelas-kelas tersebut
merupakan antibodi berasal dan fungsinya, ditentukan oleh struktur dari rantai berat daerah
konstannya. Sebagai contoh: IgD biasanya mempertahankan ikatan pada permukaan dari sel
dimana sel imun ini disintesis, sedangkan IgG biasanya disekresikan dan disebarkan melalui

peredaran darah. Rantai ringan ada 2 tipe, kappa dan lambda dibedakan berdasarkan struktur
dari daerah konstan rantai ringan.
ANTIBODY

DIVERSITY:

GENOME

REARRANGEMENTS

DURING

LYMPHOCYTE DIFFERENTIATION
Pengkodean Informasi genetik untuk rantai antibodi disimpan pada potonganpotongan dan potongan-potongan ini dipasang bersama dalam sequnces tepat oleh kejadian
penataan genome selama dalam perkembangan dari produksi sel antibodi ( bernama limfosit
B). Setiap B limfosit memproduksi hanya antibodi tipe tunggal, maka semua antibodi
diproduksi oleh pemberian limfosit B, memiliki spesifikasi ikatan antigen yang sama.
Kappa Light Chains
Sintesis rantai ringan kappa dikendalikan oleh 3 segmen gen yang berbeda: (1)
segmen gen V, mengkode untuk asam amino N-termina 95 dari daerah variable, (2) segmen
gen J ( J untuk segmen gabungan ), mengkode untuk 13 asam amino terakhir dari daerah
variable dan (3) gen segmen C mengkode untuk daerah konsntan terminal-C. Segmen gen
ke-4, segmen L mengkode sequence lemah hydrophobic asam amino sepanjang 17-20
dimana sangat penting untuk transpor dari rantai antibodi melewati membran sel. Sequence
lemah dibelah menjadi rantai saat melewati membran sel.
Dalam sel germ line, segmen J lima dipisah dari segmen V

oleh sequence

noncoding dan dari segmen C oleh kira-kira 2000 pasang nukleotida. Selama perkembangan
limfosit B, gen rantai ringan kappa akan diekspresikan dalam sel akan dirakit dari segmen
satu J sampai V , 1 segmen J dan C tunggal oleh proses rekombinasi somatik. Proses ini
gabungan kira-kira 300 segmen J sampai V dengan 5 segmen J dengan delesi dari
campurtangan DNA. Hal ini menghasilkan gabungan pengkode segmen gen JV untuk
seluruh daerah dari rantai kappa. Sequnce nonkoding antara kelompok segmen gen J dan
segmen gen C , proksimal C segmen J , jika diantar gabungan segmen J V dan segmen C
dalam sequnce DNA dalam diferensiasi limfosit B. Seluruh sequence DNA ( L - JVnoncoding- C)

di terjemahkan dan sequence nonkoding dipindahkan selama proses

pembentukkan RNA.
Lambda Light Chains
Gen rantai lambda ringan juga dirakit dalam segmen yang terpisah selama
perkembangan limfosit B. Perbedaan utama bahwa setiap segmen gen J berasal dari gen

segmen C, dimana hal ini membutuhkan penyusunan genome untuk gabungan sintesis
lambda segmen L -V sampai segmen J-C. Tikus hanya memiliki 4 gen segmen, dimana
manusia memiliki 6. Korelasi ini dengan fakta bahwa hanya 5% dari antibodi tikus
merupakan tipe lambda, dimana 40% dari antibodi manusia memiliki rantai lambda ringan.
Heavy Chains
Pengkode informasi genetik dari rantai berat antibodi diatur menjadi segmen analog
DNA LH-VH dan CH kepada rantai ringan kappa tetapi ada 1 penambahan segmen gen
bernama D untuk diversity (keragaman), dimana mengkode asam amino 2-13 dari daerah
variable. Daerah variable dari rantai berat dikode dalam segmen gen terpisah yang harus
digabung selama perkembangan limfosit B. Sebagai tambahan, ada 1 dari 4 segmen gen Ch
untuk setiap kelas Ig.
Pada tikus, ada 8 segmen gen Ch, semuanya fungsional, tersusun pada kromosom
dalam sequence CH, CH, CH3, CH2b, CH2a, CH, CH. Kode CH, CH, CH, dan Ch
untuk wilayah konstan rantai berat dari IgM, IgD, IgE dan IgA. 4 segmen gen, kode CH3,
CH1, CH2b dan CH2a untuk wilayah konstan rantai berat IgG.
Pada manusia ada 9 atau 10 segmen gen fungsional C H: CH, CH, CH1, CH2, CH3, CH4
mungkin CH2, CH1 dan CH2. Kelas gen CH manusia juga mengandung 2 gen fungsional,
biasanya disebut pseudogenes, dengan struktur yang sama. Pseudogenes merupakan salinan
sebagaian dari struktru gen yang menggabungkan perubahan yang secara biologis aktif dan
biasanya ditranskrip. Pseudogenes sangat umum pada eukariot.
Pada sel germ line tikus, ada sekitar 300 segmen gen L H-VH, ada 10-50 segmen DNA
D. 4 segmen gen JH, dan 8 segmen gen CH, disusun dalan kromosom. Selama perkembangan
limfosit B dari sel stem, rekombinasi somatik segmen gen LH-VH dengan segmen gen D dan 1
segmen DNA JH, menghapus 2 pencampuran sequence dri DNA, untuk membentuk lanjutan
sequence DNA (VHDJH) yang mengkode untuk wilayah variable rantai berat.
Class Switching
Ketika antibodi memulai mensintesis pada perkembangan limfosit B, semua segmen
DNA CH tetap ada, terpisah dari pembentukkan baru segmen gen L H-VHDJH oleh noncoding
sequence pendek. Pada tahap ini, seluruh sintesis antibodi memiliki rantai berat IgM (produk
gen CH). Ketika antigen dikenali pada permukaan perkembangan limfosit B dan mengikat
antibodi pada permukaan dari perkembangan limfosit B., bagaimanapun sel tersebut

distimulasi menjadi sel limfosit B yang matang. Selama diferensiasi beberapa limfosit B akan
merubah dari memproduksi antibodi dari kelas IgM untuk memproduksi kelas lain dari
antibodi. Fenomena ini disebut class switching , sering mengandung susunan genome
selama segmen gen LH-VHDJH dihapus. Produksi kelas antibodi setelah class switching
ditentukkan oleh gen yang dibawa ke gen segmen terdekat LH-VHDJH.

ANTIBODI DIVERSITY: ALTERNATE PATHWAYS OF TRANSCRIPT SPLICING


Kelas lain dari Class switching selama diferensiasi limfosit B terjadi pada level
prosesing RNA. Produksi tertentu limfosit B matang IgM dan IgD. Hal ini seharusnya
ditekan, bagaimana , antibodi berbeda hanya pada fungsi efektor domain, mereka memiliki
ikatan domain antigen identik, spesifik oleh segmen gen terpadu VkJK dan VHDJH. Pada sel ini,
transkrip primer yang melebarkan melalui segmen gen CH dan CH disintesis. Selama
prosesing, transkrip sequence VHDJH akan displicing menjadi sequence CH atau sequence
CH, seperti pada kedua tipe dari rantai berat yang disintesis dalam sel yang sama.
Pengamatan komplesitas lebih jauh dalam sintesis antibodi adalah produksi sequensial
dari ikatan membran dan pembentukkan sekresi dari antibodi. Antibodi pertama yang muncul
dalam perkembangan limfosit B adalah ikatan membran molekul IgM, kemudian sel ini
mengganti produksi dari bentuk sekresi dari IgM. 2 bentuk IgM berbeda dalam porsi terminal
C dari rantai beratnya. Rantai berat dari bentuk ikatan membran memiliki pajang 21 asam
amino dari bentum sekresi. Ikatan membran rantai berat memiliki sepanjang 21 asam amino
sequence hidrofilik dalam bentuk sekresi.
Pengkode sequence segmen gen CH dipotong oleh sequence noncoding (intron) seperti
kebanyakan gen eukariot. Segmen DNA C H mengandung 4-6 exon dan 3-5 intron. Pada
ikatan membran antibodi , wilayah konstan rantai berat diproduksi oleh pemotongan 6 exon
bersamaan. 2 kode exon terakhir dari ekot hidrofobik dariikatan membran rantai berat.
Selama sintesis dari bentuk ikatan membran, exon C H ke-5 dipotong ke situs 20 kodon dari
akhir exon ke-4 jadi peergantiaan sequence asam amino dari porsi wilayah constan rantai
berat merupakan produk pertama dari 4 exon.
Kegunaan jalur pengganti dan transkripsi dan prosesing RNA untuk mensintesis
ikatan membran dan bentuk sekresi telah dimulai untuk antibodi kelas IgM. Bukti terakhir

yang sama dengan penggati dari transkripsi dan pemotongan bertanggung jawab atas
produksi dari ikatan membran dan bentuk sekresi di kelas Ig yang lain.

SIGNAL SEQUENCES GOVERN GENOME REARRANGEMENTS


Beberapa segmen panjang dari kromosom DNA membawa kelas dari segmen gen V,
segmen gen D dan segmen gen J dari tikus dan manusia yang telah disequencing dan hasil
dari sequence pasangan nukleotida menyatakan keberadaan signal gabungan dari V-J, V-D
dan D-J. Signal sequence yang sama ditemukkan berdekatan dengan segmen gen V. Secara
keseluruhan, semua segmen gen J memiliki signal sequence yang sama berlokasi dekat
dengan sequence kodingnyam bagaimanapun signal sequence berbeda dari yang berdekatan
dengan segmen gen. Sepertinya segmen gen D dan V memiliki signal sequence yang
berdekatan.
Kontrol sequence sinyal gabungan V-J, V-D dan D-J mengandung 7 pasang basa dan 9
pasang basa terpisah oleh perbedaan jarak tapi panjang spesifik. Untuk gabungan V-J,
jarak dalam sequence. Signal V sepanjang 12 pasang basa, dimana sequence signal J
sepanjang 22 pasang nukleotida. Sequence heptamer dan nonamer berlokasi setelah segmen
gen V berkomplemen oleh preceeding segmen gen J.
Sequence signal ini memiliki potensi untuk membentuk struktur stem dan loop yang
membawa segmen gen V dan J menjadi juxtaposition untuk bergabung. Sepertinyya,
penggabungan akan terjadi hanyak ketika 1 signal sequence mengandung jarak 12 pasang
basa dan jarak 22 pasang basa. Kebutuhan ini ditekan oleh protein spesifik yang dimediasi
oleh proses penggabungan. Sequence signal yang sangat mirip muncul untuk mengotnrol
gabungan VH-D dan D-JH, dimana memediasi pergantian kelas.

Keragaman antibodi: daerah pengikat variable dan mutasi somatik


Perbandingan keanekaragaman sequen asam amino pada molekul antibodi yang di
prediksi berasa dari sekuen gen yang mengkode antibodi-antibodi yang diungkapkan bahwa
ada lebih variasi sekuen asam amino pada ikatan V-J . Banyak bertambahnya keragaman
antibody diakibatkan karena variasi daerah rekombinasi selama waktu poengikatan V-J
Meskipun cakupannya luas keanekaragaman antibodi di produksi oleh :

1.penggabungan dari keluarga yang besar antara segmen gen V,D dan J,
2. Penggunaan posisi alternative dari rekombinasi selama reaksi pengikatan.
Hal ini telah di bentuk oleh perbandingan
1.sekuen nukelotida yang berpasangan di expresikan gen-gen garis germ pada segmen gen
2.sebenarnya sekuen asam amino dari pada rantai antibodi dengan sekuen asam amino
diprediksi dari sekuen nukleotida dari gen-gen.
Substitusi pasangan nukleotida diperkirakan untuk memicu terjadinya beberapa
mekanisme mutasi somatik yang menghambat pengkodean rangkaian DNA ke daerah
variable dari rantai antibodi. Karena perubahan yang terjadi pada segmen variabel gen
antibody terjadi dengan frekuensi yang tinggi, proses ini sering disebut dengan
hipermutasisomatik yang mekanismenya masih belum diketahui.
Berapa banyak kombinasi?
Segmen gen antibodi ini berfusi untuk menghasilkan keanekaragaman antibodi kita
sekarang tahu keanekaragama terjadi oleh dua cara yaitu
1.mutasi somatik
2. Variasi tempat pelekatan V-J, V-D dan D-J ketika pengikatan terjadi.
Untuk keseluruhannya bahwa keanekaragaman antibodi tidak ada batasnya
Regulasi transkripsi : jaringan spesifik enhancer
Telah diketahui beberapa tahun yang lalu bahwa garis germ gen antibodi tidak
ditranc=krip atau proses transkripnya sangt rendah .namun, antibodi yang di produksi oleh
limfosit B ,10-20 persen dari mRNA adalah antibodi gen transkrip. Transkripsi antibody
dapat di aransemen ulang dan aktif diakibatkan karena enhancer terletak berdekatan dengan
promotor. Enhancer ini terlibat dalam aktivasi sintesis rantai berat di jaringan yang spesifik.
Aktivasi transkripsi hanya terjadi di limfosit dan tidak memiliki efek apapun ke sel tipe lain
Elemen enhancer telah ditemukan di intron antara rantai terang J pengelompokan
segmen gen dan C kodon sekuen . Sehingga, itu terlihat seperti pergerakan promoter gen
antibody menuju barisan dari pengaruh jaringan spesifik enhancer mungkin sebuah
mekanisme umum dari aktivasi gen antibody selama diferensiasi limfosit B.
Penyeleksian clonal

Sampai saat ini, kita telah menghindari pertanyaa bagaimana organisme menginisiasi
sintesis dari antibodi spesifik untuk antige yang mana sebelum nya belum diketahui ,hal ini
dijelaskan oleh clonal sellection theory.jadi hal ini menggunakan penggabung alternatif
ikatan dan juga somati hypermutasi semua yang berkontribusi untu perbanyakan populasi
limfosit B yang mana dikolektif menghasilkan variasi yang antibodi yang banyak dan
berbeda.ketika antibodi khusus berikatan dengan antigen ,sel akan memproduksi antibodi
khusus itu dan menstimulasinyya untuk memisah ,setlah sel itu terbelah,sebuah populasi
clonal dihasilkan dengan semua sel-sel yang dihasilkan sama dengan antibodi.
Pengeluaran alel
Setiap limfosit B membuat hanya satu type antibodi mengapa? Sel mamalia adalah
diploid ,mereka membawa dua set infomasi genetic untuk setiap rantai antibodi.tapi Hanya
satu rantai ringan dan rantai berat genom yang mengalami rearansemen pada setiap limfosit B
yang alasannya belum diketahui. Harusnya terdapat beberapa tipe mekanisme umpan balik
yang penahanan proses rekombinasi terlibat pada rearansemen gen antibody. Mekanisme
paling mudah dapat melibatkan inhibisi dari proses pendewasaan antibody itu sendiri
Variasi receptor T sel
Limfosit T memediai respon imun seluler.sel T mengenali antigen bagian luar sel dan
membunuh yang terbawa antigen ini.seperti antigen yang dihasilkan oleh limfosit B .antigen
mengenali dan menghancurkan semua variasi antigen. sel T memproduksi membranmenelilingi respetor yang mirip dengan antibodi yang diproduksi oleh limfosit B. Keragaman
spesifitas reseptor sel T diproduksi oleh rearansemen genom analog yang terlibat dalam
produksi antibodi. Sel T secara bertahap menghalangi serangan antigen pada permukaan sel.
Sel kedua permukaan protein sel T harus mengenali produk dari banyak gen di major
histocompatibility complex (MHC).Lokus MHC mengkode grup komplek protein yang
terdapat disetiap tubuh manusia.
Sel reseptor T memiliki dua rantai polypeptide.

dan yang masing-masing

mengkode segmen gen L-V, D, J, dan G seperti halnya rantai antibodi. Polipeptida alfa dan
beta seperti rantai antibody terdiri dari daerah variabel yang terbentuk dari daerah pengikat
antigen dan daerah konstan yang hadir pada reseptor di permukaan sel.
Struktur pengelompokan gen sel reseptor T sangat mirip dengan manusia dan pasa
tikus .sekuen heptamer dan nanomer sinyal yang mana sangat mirip pada pengontrolan
susunan dari gen antibodi yang juga ada pada bagian penting dari lokasi sel T reseptor.

Adanya kedua tipe pengelompokan gen mengakibatkan mekanisme yang sama pada segemen
gen yang bergabung selama penyusunan kembali gen antibodi dan juga gen reseptor sel T.
Major Histocompatibility Complex
Respon imun pada mamalia sangat kompleks yang prosesnya melibatkan perbedaan
makromolekul dan juga perbedaan tipe sel.banyak komponen lain pada respon imun seperti
transplatation antigen yang mana bertanggung jawab terhadapa penolakan jaringan asing
pada operasi transplasn,yang dikontrol oleh multigen kompleks yang disebut dengan Major
Histocompatibility Complex
Banyak komponen respon imun yang dikontrol oleh major histocompatibility
complex (MHC). Gen MHC mengkode tiga kelas yang berbeda dari protein yang terlibat di
aspek yang berbeda dalam respon imun, yaitu:
1. Gen MHC kelas 1 yang mengkode transplantasi antigen, merupakan antigen yang
umumnya peka terhadap penolakan jaringan asing dalam jaringan dan organ transplantasi
2. Gen MHC kelas 2 mengkode poli peptida yang berlokasi utamanya di permukaan
limfosit B dan makrofag. Gen ini menyediakan tipe khusus dari limfosit T yang disebut
pembantu sel T yang bisa mengenali diri dan memfasilitasi komunikasi diantara tipetipe sel yang berbeda dalam respon imun.
3. Gen MCH kelas 3 yang mengkode protein komplemen yang berinteraksi dengan
antobodi-antigen complek dan menginduksi lisis nya sel.
Antigen kelas 1 dan kelas 2 yang berada pada membran sel dan mempunyai struktur yang
sama dengan struktur sel T reseptor,walaupun begitu.keanekaragaman antigen MHC banyak
kekurangan daripada antibodi dan Sel T reseptor.

PERTAYAAN
1. Ahmad Fauzi
i.
Perbedaan limfosit B dan limfosit T?
Sel B membentuk sistem kekebalan humoral atau antibodi yang dimediasi
sedangkan

Sel T membentuk sistem kekebalan yang diperantarai sel,

kemudian Limfosit B yang dirangsang menghasilkan plasmablast dan plasma


sel sedangkan Limfosit T yang dirangsang menghasilkan empat jenis sel T: sel
helper T, pembunuh, penekan dan pengingat
ii.
Apakah limfosit T dan B memiliki kesamaan?
Persamaan sel B dan sel T yaitu memiliki reseptor pada permukaan mereka
yang mengenali antigen tertentu. Antigen ini bisa apa saja yang mengancam
tubuh, seperti virus, bakteri, alergi atau molekul racun. Peran limfosit dari
jenis sel pembunuh alami adalah tidak spesifik dan mereka dapat mengenali
berbagai jenis antigen, termasuk sel yang terinfeksi dan beberapa sel tumor.

2. Dini Aulia Cahya


i.
Bagaimana perbedaan mekanisme humural dan mekanisme seluler?
Pada respon imun humoral, ketika antigen (misalnya protein
penyusun selubung virus) memasuki peredaran darah, sel B
mensintesis antibodi.Antibodi, baik yang disekresikan ataupun terikat
ke membran sel B, akan mengikat antigen dan menggumpalkannya
sehingga terbentuk kompleks antibodiantigen yang akan segera
dicerna oleh makrofag.
Pada respon imun seluler, sel T mensintesis reseptor antigen yang
tetap terikat di permukaan sel T. Resept or antigen ini bekerja sama
dengan protein MHC (major histocompatibility complex) untuk
mengenali sel terinfeksi yang mengandung kompleks MHCantigen.

Sel T kemudian mensekresikan granula. Granula akan menginduksi sel


terinfeksi untuk melakukan autolisis sehingga virus di dalamnya tidak
dapat bereplikasi.
ii.

Bagaimana penataan ulang genome saat diferensiasi limfosit B?


Koding informasi genetik pada rantai antibodi ditunjukan dalam
bentuk potongan-potongan dan potongan-potongan tersebut diletakkan
secara bersamaan pada urutan yang tepat melalui penataan ulang yang
terjadi selama perkembangan sel yang memproduksi antibodi (disebut
Limfosit B) dalam tubuh. Dalam setiap produksi limfosit B hanya
menghasilkan satu tipe antibodi yang diproduksi oleh limfosit B yang
memiliki antigen-binding yang sama. Setiap rantai antibodi disintesis
dengan menggunakan penyimpanan informasi
perbedaan gen pada segmen gen.

pada beberapa

Anda mungkin juga menyukai