Anda di halaman 1dari 3

Alasan Indonesia merasa pantas menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ASEAN

dikarenakan jumlah pemakai bahasa Indonesia adalah yang terbanyak di wilayah Asia
Tenggara dibandingkan dengan penutur bahasa lain, seperti bahasa Malaysia, Brunai, atau
Philipina. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang masuk dalam sepuluh besar bahasa yang
paling banyak digunakan di dunia. Bahkan pemerintah daerah Ho Chi Minh City, Vietnam,
menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua pada bulan Desember 2007.
Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah bahasa Indonesia sudah masuk dalam mata
pelajaran sekolah di negara lain. Ada 45 negara yang mengajarkan bahasa Indonesia, seperti
Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, Arab Saudi, Afrika Selatan, dan banyak negara
lainnya. Dengan menjadi bahasa resmi di ASEAN, diharapkan pada masa mendatang akan
ada peluang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi PBB. Saat ini PBB memiliki
enam bahasa resmi yaitu Arab, Cina, Inggris, Perancis, Rusia, dan Spanyol.
Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah, untuk memudahkan berkomunikasi antar sesama
warga negara Indonesia maka bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi penduduk
Indonesia. Pada Kongres Bahasa ke-9 yang digelar tahun 2008, menyebutkan sedikitnya ada
546 bahasa daerah di Indonesia. Jumlah itu masih dapat bertambah karena penelitian belum
selesai. Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional pada Sumpah Pemuda 1928
yang salah satu isi sumpahnya adalah: Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Komisi Bahasa Indonesia didirikan pada 20 Oktober 1942
bertugas menyusun tata bahasa normatif, menentukan kata-kata umum dan istilah modern.
Bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu Sumatera. Bahasa Indonesia berkembang
dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan terbuka dengan bahasa-bahasa lain. Ini
terbukti dengan banyaknya kata-kata serapan dalam kosa kata bahasa Indonesia. Kata serapan
adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah atau bahasa asing) yang kemudian
ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk
memperkaya kosa kata. Bahasa Indonesia berada di peringkat 15 dunia sebagai bahasa
tersulit dari segi gramatikal dan kompleksitivitasnya. Di Asia, bahasa Indonesia menempati
urutan ke-3 sebagai bahasa tersulit setelah Jepang dan Korea.

Bahasa Indonesia berbeda dari bahasa Melayu di Malaysia karena bahasa Indonesia memiliki
lebih banyak perkataan yang berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Belanda meski bahasa
Indonesia didasarkan dan didominasi dari bahasa Melayu Riau, contohnya "pejabat pos" di
Malaysia dikenal dengan sebutan "kantor pos" di Indonesia. "Kantor" ini berasal dari kata
Belanda kantoor untuk "pejabat".
Disini saya hanya memaparkan beberapa perbedaan kata saja menurut pengetahuan saya.
Yang bertama sekali adalah bila awak sampai..? kata bila dalam kalimat tersebut bermaksud
kapan kalau dalam bahasa Indonesianya kapan kamu sampai.

Yang kedua adalah awak ni siapa..? maksud dari kata awak dalam dikalimat tersebut adalah
kamu, namun perlu diingat kalau dalam bahasa Indonesia maksud kata awak itu adalah
saya (bahasa melayu medan).
Seterusnya, jom pergi makan, saya belanja. Kalau dalam bahasa Indonesia itu belanja berarti
membeli barangan keperluan disuatu tempat bisa jadi mall atau pasar atau disebut juga dengan
shopping. Namun kalau dalam bahasa Malaysia belanja bermaksud mentraktrir.

Selain perbedaan kosa-kata terdapat juga perbedaan makna misalnya ahli dalam bahasa
Malaysia Ahli berarti anggota namun kalau dalam bahasa Indonesia Ahli berarti Pakar. Contoh
yang lain adalah Baja , dalam bahasa Malaysia Baja berarti bahan untuk menyuburkan
tumbuhan dimana kalau dalam bahasa Indonesia nya disebut dengan pupuk. Namun baja kalau
diterjemahkan dalam

bahasa Indonesia berarti besi tahan karat.

Contoh satu lagi

adalah banci kalau dalam bahasa Malaysianya berarti perhitungan bilangan penduduk atau
sering kita sebut juga sensus. Namun banci dalam bahasa Indonesia berarti seseorang berjenis
kelamin wanita da pria.
Sebenarnya banyak sekali perbedaan makna dan juga perbedaan kata yang terjadi dalam
bahasa Malaysia dan bahasa Indonesia.

Bahasa Melayu adalah bahasa penduduk Semenanjung Malaka, kepulauan Riau


Lingga, sebagian besar pesisir timur Sumatra dan juga sebagian pesisir barat Kalimantan.
[1] Dan mencakup sejumlah bahasa yang saling bermiripan diwilayah nusantara dan beberapa
tempat lain, sebagai bahasa yang luas pemakaiannya, bahasa ini menjadi bahasa resmi di
Brunei, Indonesia, dan Malaysia, serta diakui pula disingapore dan menjadi bahasa kerja di
Timur Leste (sekarang bahasa Indonesia).[2]
Bahasa Melayu termasuk kedalam bahasa melayu Polinesia dibawah rumpun bahasa
Austronesia. Menurut statistik penggunaan bahasa didunia penutur bahasa Melayu
diperkirakan mencapai lebih kurang 250 juta jiwa yang merupakan bahasa ke empat dalam
urutan jumlah penutur terpenting bagi bahasa didunia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi republik Indonesia dan bahasa persatuan
Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudah bersamaan dengan dimulai berlakunya
konstitusi diTimur Leste bahasa Indonesia berposisi sebagai bahasa kerja.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa
Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada diindonesia dan sebagai bahasa
ibu.
Bahasa Indonesia dalam perkembangannya dewasa ini telah berubah arah sampai dengan
tahun 60-an bahasa Indonesia berkembang dengan memanfaatkan sumber bahasa Melayu
Riau. Perobahan arah itu berhubungan dengan perobahan orientasi sumber pengembangannya
karena peranan dari bahasa daerah lain.

Anda mungkin juga menyukai