DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................i
Daftar Isi...............................................................ii
Pendahuluan.........................................................1
Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. .3
Pembangunan Transportasi Perdesaan................7
Isu Transportasi Pedesaan..........................9
Tujuan Program Transportasi Perdesaan. 10
Pelaksanaan Pelayanan dan Infrastruktur
Transportasi Perdesaan............................11
Insentif Untuk Transportasi Perdesaan....12
Pembangunan
Pedesaan
dalam
Konteks
Agropolitan, Desentralisasi, dan Otonomi Daerah
di Indonesia........................................................14
Konsep Agropolitan...................................14
Undang Undang Desentralisasi dan Otonomi
Daerah di Indonesia............................................17
Konteks Nasional.......................................17
2
Kesimpulan.........................................................20
Daftar Pustaka....................................................21
PENDAHULUAN
Menurut data Kemendagri buku induk kode
dan data wilayah administrasi pemerintahan per
provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan seluruh
Indonesia tahun 2013, terdapat 72.944 wilayah
administrasi desa dan 8.309 wilayah administrasi
kelurahan. Sehingga total wilayah administrasi
setingkat desa dan kelurahan sejumlah 81.253
wilayah.
Komposisi penduduk masih didominasi
penduduk desa sebesar 56% dan penduduk kota
sebesar 44% dengan kontribusi kota besar dan
metropolitan terhadap pertumbuhan mencapai
32%. Sedangkan kontribusi kota menengah dan
kecil hanya 7% terhadap pertumbuhan.
Namun,
dengan
pertumbuhan
yang
timpang antara desa dan kota tersebut
menyebabkan adanya kesenjangan antara desa
dan kota, dan tingkat kemiskinan di desa lebih
besar dibandingkan di kota.
Per Maret 2010, angka kemiskinan sudah
cukup menurun, di desa 19 juta orang, di kota
11,1 juta orang. Sedangkan pada tahun 2009,
angka kemisikinan di desa 20,62 juta orang,
sedangkan di kota 11,91 juta orang.
Dengan kondisi seperti itu banyak sekali
yang harus dilakukan dengan pembangunan
pedesaan. Salah satu caranya, dengan pemberian
3
yang
bantuannya
meliputi
fasilitasi
dan
memobilisasi masyarakat dalam melakukan
identifikasi permasalahan kemiskinan, menyusun
perencanaan dan melaksanakan pembangunan
infrastruktur desanya.
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat atau PNPM sendiri merupakan salah
satu
mekanisme
program
pemberdayaan
masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri
dalam upaya mempercepat penanggulangan
kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di
wilayah perdesaan.
Berikut merupakan penjelasan dari PPIP
Maksud;
Untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat desa melalui perbaikan akses
masyarakat
miskin
terhadap
pelayanan
infrastruktur dasar perdesaan.
Tujuan;
1. Tujuan jangka panjang adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa;
2. Tujuan jangka menengah adalah
3. Meningkatkan akses masyarakat miskin
dan yang mendekati miskin ke infrastruktur
dasar di wilayah pedesaan.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat
dalam penyediaan infrastruktur perdesaan.
4
Sasaran;
1 Tersedianya infrastruktur perdesaan yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
masyarakat, berkualitas, berkelanjutan, dan
berwawasan lingkungan.
2 Meningkatnya
kemampuan
masyarakat
perdesaan
dalam
penyelenggaraan
infrastruktur perdesaan.
3 Meningkatnya jumlah penanganan desa
tertinggal sejalan dengan RPJMN 20042009.
4 Meningkatnya
kemampuan
pemerintah daerah sebagai
pembangunan di perdesaan.
aparatur
fasilitator
5 Terlaksananya
penyelenggaraan
pembangunan infrastruktur perdesaan yang
partisipatif, transparan, akuntabel, dan
berkelanjutan.
Prinsip;
1 Pemilihan
kegiatan
berdasarkan
musyawarah masyarakat (acceptable).
2 Dilaksanakan masyarakat secara terbuka
(transparent).
3 Dapat
(accountable).
5
dipertanggungjawabkan
yang
yaitu:
3 Pembangunan
infrastruktur
yang
mendukung pemenuhan kebutuhan dasar
6
masyarakat,
meliputi:
penyediaan
minum, dan sanitasi perdesaan.
air
termasuk
program
perdesaan
untuk
mengentaskan kemiskinan dan adanya intervensi
dari non-transport. Isu lain yang berkembang di
Nepal tapi tidak di Indonesia adalah isu tentang
kesetaraan
gender
dan
kebutuhan
bagi
penyandang cacat. Disadari bahwa sistem
transportasi
yang
dibangun
dengan
cara
konvensional di daerah perdesaan sering kali
gagal memenuhi kebutuhan khusus wanita,
penyandang cacat dan orang yang memiliki
hambatan sosial.
Tujuan Program Transportasi Perdesaan
Undang-undang desentralisasi (UU 22/99
dan UU 25/99) merupakan perubahan besar
dalam memformulasikan tujuan pembangunan
program transportasi perdesaan. Dalam sistem
desentralisasi,
pemerintah
daerah
harus
membuat prioritas pembangunan dan merespon
kebutuhan pembangunan mereka sendiri. Yang
masyarakat perdesaan butuhkan adalah inti dari
proses pembangunan. Pentingnya akses untuk
membuka
isolasi
adalah
alasan
mengapa
transport
merupakan
elemen
esensial
di
pembangunan. Jones (1981, yang dikutip oleh
Dongges, 2001, dalam Jinny, 2001) menyataklan
bahwa
Isolasi
adalah
halangan
utama
pembangunan. Isolasi menyebabkan kemiskinan,
karena pelayanan tidak mencapai yang terisolasi
dan membuat mereka tidak terkontak kegiatan
peningkatan pendapatan. Program transportasi
harus menjamin akses orang ke kebutuhan dasar
13
yaitu
dan
15
16
19
memahami
5. Keputusan
pemerintah
lokal
sangat
responsif terhadap kebutuhan masyarakat,
sehingga mendorong pemerintah lokal
untuk
melakukan
efisiensi
dalam
penggunaan dana yang berasal dari
masyarakat;
6. Persaingan
antar
daerah
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
masyarakatnya
akan
mendorong
pemerintah lokal untuk meningkatkan
inovasinya.
Selanjutnya M. Djadijono dan T.A. Legowo
mengatakan bahwa kebijakan desentralisasi ini
menekankan empat hal utama:
22
23
Penyelenggaraan
otonomi
daerah
dilaksanakan
dengan
prinsip-prinsip
demokrasi
dan
memperhatikan
keanekaragaman daerah; Pengaturan,
pembagian, dan pemanfatan sumber
daya nasional antara pusat dan daerah
dilaksanakan
secara
adil
untuk
kemakmuran masyarakat daerah dan
bangsa secara keseluruhan;
Perimbangan
keuangan
pusat
dan
daerah
dilaksanakan
dengan
memperhatikan potensi daerah, luas
daerah,
keadaan
geografi,
jumlah
penduduk dan tingkat pendapatan
masyarakat di daerah; dan
Penyelenggaraan
otonomi
daerah;
pengaturan,
pembagian
dan
pemanfaatan sumber daya nasional yang
berkeadilan; dan perimbangan keuangan
pusat dan daerah dalam kerangka
mempertahankan dan memperkokoh
Negara Kesatuan Republik Indonesia
dilaksanakan
berdasarkan
asas
kerakyatan dan berkesinambungan yang
diperkuat dengan pengawasan Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
dan
masyarakat.
KESIMPULAN
1 Transportasi
perdesaan
mempunyai
karakteristik yang unik dan berbeda.
2 Sasaran transportasi perdesaan adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui
transportasi
yang
ramah
lingkungan, dapat dijangkau dan mudah
didapat.
3 Keikutsertaan masyarakat, swasta dan
pemerintah (sebagai elemen pemerintahan)
selama proses pembangunan transportasi
perdesaan, yaitu perencanaan, konstruksi,
24
DAFTAR PUSTAKA
Girimukti,
Tono.
2013.
PPIP
(Program
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan),
(Online),
(http://tonogirimukti.com/archives/529,
diunduh 29 Desember 2014, pukul 16.41).
Hida, Ramdhania El. 2010. Jumlah Penduduk
Kota Dominasi Penduduk Desa di 2015,
(Online),
(http://finance.detik.com/read/2010/07/19/1
50116/1402139/4/jumlah-penduduk-kotadominasi-penduduk-desa-di-2015, diunduh
25 November 2014, pukul 19.32).
Kementerian Dalam Negeri. 2012. Buku Induk
Kode Dan Data Wilayah Administrasi
Pemerintahan Per Provinsi, Kabupaten/Kota
Dan Kecamatan Seluruh Indonesia Tahun
2013. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri.
Prayitno, Arif. 2012. Program Pembangunan
Infrastruktur
Perdesaan,
(Online),
(http://arifprayitno99.blogspot.com/2012/03
/program-pembangunan-infrastruktur.html,
diunduh 12 November 2014, pukul 08.25).
Suchaini, Udin. 2013. Berapa Jumlah Desa di
Indonesia
saat
ini?,
(Online),
(http://suchaini.blogspot.com/2013/09/bera
pa-jumlah-desa-di-indonesia-saatini_2445.html, diunduh 25 November 2014,
pukul 07.32).
26
27