Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN STUDI KASUS

KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA


Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu:
May Agus Suwandono M.Psi
Penulis:
Ilmi Rohmatul Mahfudoh
201569110041
PROGRAM STUDI ILMU PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2016

Laporan Studi Kasus tentang Kesulitan dalam Belajar Mata Pelajaran Matematika
Sesuai dengan tahap-tahap laporan untuk kesulitan dalam belajar yang telah
diuraikan pada pertemuan pada 19 Mei 2016 mata kuliah Psikologi Pendidikan, saya
akan menyampaikan hasil dari studi kasus yang telah saya laksanakan.
Analisa
Analisa adalah langkah untuk mengumpulkan informasi tentang diri anak
beserta latar belakangnya. Hal itu bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang
diri anak dalam berhubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk
memperoleh penyesuaian diri baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
Untuk mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya dan dapat bertanggungjawab,
maka konselor menggunakan bermacam-macam metode antara lain angket, observasi,
wawancara, dll. Maka Konselor akan cepat mendapatkan informasi dan data- data
dari konseli tersebut.
Data Konseli
Nama Lengkap

: Asep ridwan

Nama Panggilan

: Asep

Tempat Tanggal Lahir/Umur : Banyuasin 01/12/1999 / 16


Jenis Kelamin

: laki-laki

Agama

: Islam

Jumlah Dalam Keluarga

: 2 (Dua)

Anak ke

:3

Status Keluarga

: Anak Kandung

Hobi

: Membuat kerajinan

Cita- cita

: Tentara

Suku

: Jawa, sunda

Bahasa

: Indonesia ,Jawa, Sunda

Warga Negara

: Indonesia

Alamat

: Kesilir, Wuluhan, Jember

Telpon

:.

TK Masuk Tahun

: Tidak TK

TK Lulus Tahun

:.

SD Masuk Tahun

SD Lulus Tahun

: 2010/2011

SMP Masuk Tahun

: 2010/2011

SMP Lulus Tahun

: 2013/2014

SMA Masuk Tahun

: 2013/2014.

Sekarang Kelas

: 2, MA Al Amien.

Sekolah Asal

: MI 26 Al Falah, MTS AL Amien

Keterangan tempat tinggal


a. Tinggal dengan

: Keluarga (ayah dan ibu, kakak)

b. Ke sekolah dengan

: sepeda

c. Jarak rumah ke sekolah

: 3 km

Keterangan kesehatan
a. Penglihatan

: Normal

b. Pendengaran

: Normal

c. Penciuman

: Normal

d. Potensi Jasmani

: Normal

e. Penyakit yang pernah diderita: Penyakit ringan (mimisan, pusing, sariawan, flu,
demam dan batuk)
Ciri Fisik
a. Warna kulit

: sawo matang

b. Postur tubuh

: tinggi ideal

c. Bentuk rambut

: lurus

d. Berat badan

: 63 kg

e. Tinggi badan

: 171 cm

f . Bentuk Muka

: oval

Keterangan lainnya
a. Penampilan
Ekspresi wajah

: Ramah

Kerapian

: Baik

Suara

: Sedang

Sikap

: Sopan

b. Presentasi kehadiran

: Baik, tidak pernah membolos.

c. Tipe pergaulan

: Baik, mudah bergaul

d. Kegiatan diluar sekolah

: Membantu orang tua, beladiri,

e. Kehidupan Belajar dirumah:

Fasilitas belajar dan pendukung


Buku Penunjang

: Kurang Lengkap

Buku Catatan

: Lengkap

Ruang belajar

: Kurang mendukung

Diagnosa
Diagnosa adalah kegiatan yang diambil untuk menentukan letak masalah,
jenis masalah serta penyebab-penyebab masalah yang sedang dihadapi siswa.
Setelah saya mendapatkan berbagai informasi dari konseli, konseli
teridentifikasi menghadapi kesulitan pada mata pelajaran matematika. Maka saya
mencoba membantu mengubah cara belajar konseli. Baik dengan membuatnya
mengikuti kursus mata pelajaran matematika atau saya membantunya belajar dan
lebih memahami materi pada mata pelajaran matematika. Selain itu konseli juga
menerima latihan soal rutin agar lebih terlatih dengan tes-tes pada mata pelajaran
matematika.
Sebenarnya letak permasalahan konseli hanya terletak pada bidang belajar
saja, dimana konseli adalah anak yang pandai bergaul dan aktif di sekolahnya. Dia
bukan orang yang anti sosial, jadi tidak mungkin ia memiliki masalah sosial. Ia
kekurangan waktu untuk belajar matematika. Karena ia adalah siswa yang aktif di
organisasi, maka ia hanya sedikit memiliki waktu untuk belajar. Ketika ada waktu
untuk belajarpun, ia hanya mempelajari mata pelajaran yang ia anggap dapat ia kuasai
saja. Sehingga dia tak memiliki waktu untuk mata pelajaran sulit seperti matematika
ketika tak ada yang membantunya untuk belajar. Selain itu, kurangnya media belajar
juga membuatnya tak bisa mempelajari matematika secara sempurna.
Prognosis
Prognosis

adalah

suatu

langkah

untuk

memprediksi

kemungkinan-

kemungkinan akibat siswa yang mempunyai permasalahan tidak segera mendapatkan


bantuan. Kalau saya perhatikan, bantuan harus seksama berdasarkan hasil identifikasi

kasus dan diagnosa yaitu menjadi penyebab permasalahan atau kasus yang dialami
oleh siswa yang bermasalah.
Kemungkinan permasalahan konseli yang menjadi penghambat/kesulitan
belajar matematika adalah:
a. Kurangnya buku penunjang
b. Kurangnya fasilitas untuk belajar
c. Tempat belajar yang kurang nyaman
d. Opini diri konseli yang membuatnya malas untuk belajar
e. Kurang adanya bimbingan
Akibat jika masalah konseli tidak segera diatasi, akan terjadi hal-hal berikut:
a. Tidak dapat memusatkan perhatian untuk mempelajari materi-materi yang
yang terkait dengan mata pelajaran matematika
b. Konsentrasi belajar yang kurang optimal
c. Prestasi belajar yang relatif menurun
Tetapi jika permasalahan konseli segera diatasi, maka:
a. Dapat memusatkan perhatian pada materi terkait mata pelajaran matematika
b. Konsentrasi belajar yang optimal
c. Prestasi konseli yang relatif membaik
Perlakuan
Sesuai diagnosa pada konseli, maka perlu diadakan pendekatan terhadap
konseli. Dalam hal ini, konselor harus segera membantu konseli untuk bisa merubah
berfikir rasional, sehingga konseli tidak menyalah gunakan waktu luangnya.
Tugas konselor menunjukkan bahwa:
a. Masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran
yang tidak rasional
b. Usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab
permulaan
Evaluasi
Konselor melakukan kontrak kasus dengan konseli dan melakukan keakraban.
Hubungan konselor konseli sederajat / sejajar, yaitu membantu konseli menemukan

kondisi masa lalu yang tidak menguntungkan, membantu konseli agar terampil
melaksanakan hubungan antar pribadi dengan menggunakan status ego yang tepat ,
membantu konseli menemukan apa yang diperlukan, membantu konseli mendapat
kesadaran yang realistis dan menemukan alternatif hidup yang otonomi dan
bertanggung jawab masing masing dalam upaya mencapai kesejahteraan konseli.
Setelah perlakuan dikenakan ada sedikit demi sedikit perubahan sikap yang
ditunjukkan oleh konseli. Konseli menjadi berubah sikapnya konseli lebih bisa sedikit
terbuka dan berpikir yang rasional. Selain itu konseli juga sudah mampu memahami
bahwa perbuatannya selama ini tidak baik dan berjanji untuk merubahnya karena
apabila tetap dilakukan akan berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain.

Anda mungkin juga menyukai