Anda di halaman 1dari 5

Perkalian

Perkalian biasa dikenal dengan penjumlahan berulang. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam operasi hitung perkalian. Diantaranya sebagai berikut:
1. Operasi hitung antara perkalian, dimulai dari kiri. Contoh : “34 x 4 x 12 =” maka operasi
hitung dimulai dari 34 x 4
2. Jika ada bilangan yang ada di dalam kurung, maka perhitungan dimulai dari bilangan
yang berada di dalam kurung terlebih dahulu. Contoh : “6 x (2+5) – 10 =” maka
perhitungan dimulai dari 2+5
3. Jika operasi hitung antara perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan, maka
dimulai dari tingkatan yang lebih utama
Skema 1
x dan : (perkalian dan pembagian)

+ dan – (penjumlahan dan pengurangan)

Contoh : “20 – 12 : 2 =” maka perhitungan dimulai dari 12 : 2, karena pembagian lebih


utama dari penjumlahan
“200 + 14 – 30 - (-2) + 1 x 5 =” maka perhitungan dapat dimulai dari 1 x 5
4. Bilangan bulat jika dikalikan dengan bilangan 1 maka hasilnya adalah bilangan bulat
tersebut. Contoh : “1 x 4 = 4”, atau “2056 x 1 = 2056”
5. Bilangan bulat jika dikalikan dengan 0 maka hasilnya adalah selalu 0. Contoh : “287 x 0
= 0”, atau “3542837509 x 0 = 0”
6. Kaidah dalam perkalian dua bilangan bulat tak nol
Tabel 1. Perkalian dua bilangan bulat tidak nol

Catatan:
• Positif (+) = bilangan bulat positif, contoh : 1, 2, 3, ...
• Negatif (-) = bilangan ulat negatif, contoh : -1, -2, -3, ...
Contoh :
• 4 x 5 = 20
• 4 x (-5) = (-20)
• -4 x 5 = (-20)
• -4 x (-5) = 20

Modul Perkalian & Pembagian – MTs Tahfidzul Qur’an Nurussalam | 1


Tabel 2. Tabel Perkalian 1-10

x 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
3 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
4 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40
5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
6 0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60
7 0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70
8 0 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80
9 0 9 18 27 36 45 54 63 72 81 90
10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tabel 3. Tabel Perkalian 11-20

x 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
11 121 132 143 154 165 176 187 198 209 220
12 132 144 156 168 180 192 204 216 228 240
13 143 156 169 182 195 208 221 234 247 260
14 154 168 182 196 210 224 238 252 266 280
15 165 180 195 210 225 240 255 270 285 300
16 176 192 208 224 240 256 272 288 304 320
17 187 204 221 238 255 272 289 306 323 340
18 198 216 234 252 270 288 306 324 342 360
19 209 228 247 266 285 304 323 342 361 380
20 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400

Modul Perkalian & Pembagian – MTs Tahfidzul Qur’an Nurussalam | 2


Pembagian
Pembagian adalah salah satu operasi dasar matematika yang menjadi kebalikan dari operasi
perkalian. Operasi pembagian digunakan untuk menghitung hasil bagi suatu bilangan terhadap
pembaginya, atau biasa disebut pembilang terhadap penyebut.
Penulisan pembagian adalah sebagai berikut,
a : b = c atau a / b = c
a => angka yang dibagi
b => pembagi
c => hasil bagi
atau
𝑎
=𝑐
𝑏
a => pembilang
b => penyebut
c => hasil bagi
dengan syarat b ≠ 0, sehingga pembagian dapat terdefinisi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dala operasi pembagian, hampir sama dengan operasi
perkalian, diantaranya:
1. Operasi hitung antara pembagian, dimulai dari kiri. Contoh : “100 : 2 : 5 =” maka operasi
hitung dimulai dari 100 : 2
2. Jika ada bilangan yang ada di dalam kurung, maka perhitungan dimulai dari bilangan
yang berada di dalam kurung terlebih dahulu. Contoh : “60 : (2+5) – 1 =” maka
perhitungan dimulai dari 2+5
3. Jika operasi hitung antara perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan, maka
dimulai dari tingkatan yang lebih utama
Skema 2
x dan : (perkalian dan pembagian)

+ dan – (penjumlahan dan pengurangan)

Contoh : “20 – 12 : 2 =” maka perhitungan dimulai dari 12 : 2, karena pembagian lebih


utama dari penjumlahan
“200 + 14 – 30 : (-2) + 1 x 5 =” maka perhitungan dapat dimulai dari -30 : (-2)
4. Bilangan bulat (bukan 0) jika dibagi dengan bilangan 1 maka hasilnya adalah bilangan
bulat tersebut. Contoh : “45:1=45” atau “676/1=676”
5. Bilangan “0” dibagi bilangan bulat manapun, hasilnya selalu “0”. Contoh : “0:2=0” atau
“0:500=0” Namun tidak berlaku sebaliknya (35:0 atau 76:0)
6. Bilangan bulat dibagi “0” hasilnya adalah tidak terdefinisi. Tidak percaya? Silahkan
cek di kalkulator... 😊

Modul Perkalian & Pembagian – MTs Tahfidzul Qur’an Nurussalam | 3


7. Kaidah dalam pembagian bilangan bulat tidak nol, sama dengan kaidah perkaliannya.
Jika dua pembagian antara bilangan positif dengan positif, atau negatif dengan negatif
hasilnya adalah positif. Sedangkan pembagian antara bilangan positif dengan negatif
atau sebaliknya, maka hasilnya juga akan negatif.
Contoh:
• 20 : 4 = 5 • -20 : 4 = (-5)
• 20 : (-4) = (-5) • -20 : (-4) = 5

➢ Cara Pembagian Bersusun (Porogapit)


Porogapit merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan operasi
pembagian dengan garis bantu yang mengapit pembagi dan angka yang dibagi. Untuk
menggunakan metode porogapit, setidaknya harus memahami pembagian 1-10
Contoh porogapit dari 876 : 6 =
Skema 3

Jadi, hasil pembagian dari 876:6=146

Modul Perkalian & Pembagian – MTs Tahfidzul Qur’an Nurussalam | 4


Contoh pembagian pecahan
1
=... atau bisa ditulis 1:8 =....
8

Skema 4

1
Jadi, hasil pembagian 1:8 (pecahan 8 ) adalah 0, 125

Modul Perkalian & Pembagian – MTs Tahfidzul Qur’an Nurussalam | 5

Anda mungkin juga menyukai