Anda di halaman 1dari 9

3.

1 Menjelaskan Bilangan Bulat Negatif

Mengurutkan dan Membandingkan Bilangan Bulat


Urutan naik berarti urutan dari kecil ke besar.Urutan turun berarti urutan dari besar ke kecil. Pada garis bilangan, nilai
bilangan bulat semakin ke kanan semakin besar. Sedangkan semakin ke kiri nilai bilangan bulat, semakin kecil.

Bagaimana membandingkan dua bilangan bulat positif ? Coba kamu perhatikan bilangan 3 dan 5 pada garis bil
angan di atas! Bilangan mana yang berjarak lebih panjang dari titik 0? Bilangan mana yang berjarak lebih pend
ek?
Tentunya 5 berjarak lebih panjang dari titik 0. Pada suatu garis bilangan, bilangan yang
terletak di sebelah kiri selalu kurang dari bilangan yang terletak di sebelah kanannya.
Karena 3 di sebelah kiri 5, 3 kurang dari 5, dilambangkan dengan 3 < 5. Atau, karena 5 di
sebelah kanan 3, 5 lebih dari 3, dilambangkan 5 > 3.

“ > ” artinya lebih dari “ < ” artinya kurang dari “ = ” artinya sama besar

Cara mengurutkan atau membandingkan bilangan bulat :


1. Jika yang dibandingkan sama-sama positif, maka langsung dapat dibandingkan mana yang
lebih besar dan yang lebih kecil.
2. Jika yang dibandingkan berlawanan tanda, maka bilangan bertanda positif lebih besar
dari bilangan yang bertanda negatif (tanpa menghiraukan nilai bilangannya).
3. Jika yang dibandingkan sama-sama negatif, maka semakin besar bilangannya, nilainya semakin kecil.

SOAL EVALUASI :
1. Urutkan bilangan bulat berikut dari yang terkecil hingga terbesar.
a. –13, –6, –10, 0, –7, 2, 5, –4
b. 6, –4, –8, –10, 0, 2, –1, 4
2. Urutkan bilangan berikut dari terbesar hingga terkecil.
a. 12, –10, –6, 0, –4, 4, 2
b. –7, –4, 0, –2, 9, 10, –5
3. Urutkan bilangan berikut dari yang terbesar hingga terkecil menggunakan garis bilangannya.
a. –10, –2, –6, 0, 2, –1 , 5
b. 15, –3, –6, 0, 4, 2, –7
4. Bandingkan bilangan bulat berikut! Beri tanda “ < “ atau “ > “!
a. –16 ... –20
c. 6 ... –6 b. –23 ... 0
d. –6 ... –7
3.2 Menjelaskan dan Melakukan Operasi Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, dan Pembagian yang
Melibatkan Bilangan Bulat Negatif

Penjumlahan pada bilangan bulat dapat diselesaikan dengan menggunakan garis bilangan. Pada garis
bilangan telah disepakati bahwa arah bilangan bulat positif ke kanan dan arah bilangan bulat negatif ke kiri.
Agar lebih jelas perhatikan ketentuan berikut ini:

➢ Bilangan positif + bilangan positif = bilangan postif.


➢ Bilangan negatif + bilangan negatif = bilangan negatif.
➢ Bilangan positif + bilangan negatif = bilangan positif atau negatif.
➢ Jika bilangan positif > bilangan negatif hasilnya bilangan positif.
➢ Jika bilangan positif < bilangan negatif hasilnya bilangan negatif.
Contoh:
Hitunglah penjumlahan:
a. 4 dan 5
b. 5 dan (–2).
Penyelesaian:
a. Dari nol sebagai titik pangkal, kita melangkah 4 satuan ke kanan, dilanjutkan dengan 5 satuan ke kanan.
Hasil penjumlahannya adalah jarak dari titik nol ke posisi terakhir, yaitu 9.

Jadi 4 + 5 = 9
b. Dari titik nol kita melangkah 5 satuan ke kanan, kemudian melangkah 2 satuan ke kiri. Hasil
penjumlahannya adalah 3.

Jadi, 5 + (–2) = 3

3.3 Menjelaskan dan Melakukan Operasi Hitung Campuran yang Melibatkan Bilangan Cacah, Pecahan dan
atau Desimal dalam Bentuk Sesuai Urutan Operasi

Contoh 1 – operasi campuran pengurangan dan penjumlahan pecahan


2
+ 3,5 – 0,75 = …
3
Dalam soal di atas terdapat dua operasi hitung, yakni penjumlahan dan pengurangan pecahan. Karena
keduanya setara, maka tinggal dikerjakan dari sebelah kiri, yakni;
2 35 75 2 35 3
+ – = + – (samakan penyebutnya dulu – dengan penyebut 60)
3 10 100 3 10 4
40 210 45 205 25
= 60 + – 60 = = 3 60
60 60
5
Atau jika disederhanakan akan menjadi 3 12

Contoh 2 – operasi hitung campuran pembagian dan perkalian pecahan


3 2 3 2
x : 0,15 = … ( x langsung dikerjakan dari kiri karena setara)
5 3 5 3
3 2 6 15 6 100 600 8
x 3 : 0,15 = 15 : 100 = 15 x = 225 = 3 (disederhanakan dengan dibagi 75)
5 15
2
Atau jika disederhanakan akan menjadi 2 3

3.4 Menjelaskan Titik Pusat, Jari-jari, Diameter, Bususr, Tali Busur, Tembereng, dan Juring
a. Titik Pusat
Titik pusat lingkaran adalah titik yang terletak tepat di tengah-tengah lingkaran. Pada Gambar di atas, titik O
merupakan titik pusat lingkaran, dengan demikian, lingkaran tersebut dinamakan lingkaran O.
b. Jari-Jari (r)
Jari-jari lingkaran adalah garis dari titik pusat lingkaran ke lengkungan lingkaran (keliling lingkaran). Pada
Gambar di atas, jari-jari lingkaran ditunjukkan oleh garis OA, OB, dan OC.
c. Diameter (d)
Diameter adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran (keliling lingkaran) dan
melalui titik pusat. Garis AB pada lingkaran O merupakan diameter lingkaran tersebut. Perhatikan bahwa AB =
AO + OB. Dengan kata lain, nilai diameter lingkaran merupakan dua kali nilai jari-jari lingkaran, dapat ditulis
secara matematis: d = 2r.
d. Busur
Busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada lengkungan lingkaran (keliling lingkaran) dan
menghubungkan dua titik sebarang di lengkungan tersebut. Pada Gambar di atas, garis lengkung AC
merupakan busur lingkaran O.
e. Tali Busur
Tali busur lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua titik pada lengkungan
lingkaran dan tidak melalui pusat lingkaran. Tali busur yang melalui pusat lingkaran dinamakan dengan diameter
lingkaran. Tali busur lingkaran tersebut ditunjukkan oleh garis lurus AC yang tidak melalui titik pusat seperti
pada gambar di atas.
f. Tembereng
Tembereng adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali busur. Pada Gambar di atas,
tembereng ditunjukkan oleh daerah yang diarsir dan dibatasi oleh busur AC dan tali busur AC. Jadi tembereng
terbentuk dari gabungan antara busur lingkaran dengan tali busur lingkaran.
g. Juring
Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah jari-jari lingkaran dan sebuah
busur yang diapit oleh kedua jari-jari lingkaran tersebut. Pada Gambar di atas, juring lingkaran ditunjukkan oleh
daerah yang diarsir yang dibatasi oleh jari-jari OC dan OB serta busur BC, dinamakan juring BOC.
h. Apotema
Apotema lingkaran merupakan garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan tali busur lingkaran
tersebut. Garis yang dibentuk bersifat tegak lurus dengan tali busur. Coba perhatikan Gambar di atas secara
seksama. Garis OD merupakan garis apotema pada lingkaran O.

3.6 Membandingkan Prisma, Tabung, Limas, Kerucut dan Bola


TABUNG

LIMAS

Contoh
KERUCUT

3.7 Menjelaskan Bangun Ruang yang Merupakan Gabungan dari Beberapa Bangun Ruang, serta Luas
Permukaan dan Volumenya

Contoh
Hitung luas permukaan bangun ruang berikut!
Hitung volume bangun berikut!

Contoh
3.8 Menjelaskan dan Membandingkan Modus, Median, dan Mean dari Data Tunggal untuk Menentukan Nilai
Mana yang Paling Tepat Mewakili Data
Modus
Modus adalah data yang paling banyak keluar atau muncul. Modus bisa juga berarti data dominan dalam
sebuah kompulan data.
Contoh
Diketahui tinggi badan siswa kelas 6 sebuah sekolah dasar sebagai berikut (dalam cm): 140, 135, 135, 130,
125, 130, 130, 150, 110, 115, 130, 135, 130, 140, 130. Tentukan modus dari data terebut!
Penyelesaian
Data Tinggi badan (dalam cm)
110 = 1 anak
115 = 1 anak
125 = 1 anak
130 = 6 anak
135 = 3 anak
140 = 2 anak
150 = 1 anak
Dari data siswa tersebut di atas dapat diketahui bahwa siswa paling banyak memiliki tinggi badan 130 cm. Jadi
Modus data tersebut adalah 130 cm.

Median
Median adalah data tengah setelah data diurut. Dari pengertian median tersebut maka langkah awal dalam
menentukan atau mencari median adalah dengan mengurutkan dari yang paling kecil atau sebaliknya
mengurutkan dari yang paling besar.
Cara mencari median data ganjil bisa menggunakan rumus di bawah ini.
Median = (N+1)/2
Keterangan = N adalah banyak data
Contoh soal median data ganjil
Nilai Matematika siswa kelas 6 sebagai berikut: 70, 60, 80, 80, 70, 80, 75, 75, 90, 80, 100, 70, 80, 85, 70.
Penyelesaian:
Data setelah diurut: 60, 70, 70, 70, 70, 75, 75, 80, 80, 80, 80, 80, 85, 90, 100
Banyak data = 15
Me = (N+1)/2
Me = (15+1)2
Me = 16/2
Me = 8
Data ke-8 adalah 80
Jadi median adalah data kedelapan yaitu 80.

Contoh soal median data genap


Me = ((N/2)+((N/2)+1)):2
Keterangan N = banyak data
Jadi berdasarkan rumus di atas, untuk mencari data tengah atau data pusat jika banyak data genap maka
caranya jumlah data dibagi kedua ditambah jumlah data dibagi dua ditambah satu, kemudian dibagi dua.
Misalnya jumlah data 20. Maka cara mediannya adalah 20/2 = 10. Jadi median adalah data ke 10 ditambah data
ke 11 kemudian dibagi 2.

Nilai Matematika siswa kelas 6 sebagai berikut: 70, 60, 80, 80, 70, 80, 75, 75, 90, 80, 100, 70, 80, 85, 70, 80.
Penyelesaian:
Data setelah diurut: 60, 70, 70, 70, 70, 75, 75, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 85, 90, 100
Jumlah data (N) = 16
Me =((N/2)+((N/2)+1)):2
Me = (16/2 + (16/2)+1):2
Me = (data ke 8 + data 9):2
Data ke 8 = 80
Data ke 9 = 80
Jadi Median data tersebut adalah (80+80)2 = 160/2
Median = 80

Mean
Mean atau Rata-rata adalah nilai wakil dari sejumlah bilangan atau data. Dari sekumpulan nilai atau data jika
akan diambil salah satu untuk mewakili data tersebut maka akan diambil rata-rata. Mean atau rata-rata sendiri
memiliki banyak pengertian, tergantung dari sisi mana akan menjelaskan.
Contoh
Nilai Matematika siswa kelas 6 sebagai berikut: 70, 60, 80, 80, 70, 80, 75, 75, 90, 80, 100, 70, 80, 85, 70, 80.
Berapakah rata-rata nilai Matematika kelas 6?
Langkah Pertama adalah menjumlahkan semua data
Jumlah semua data= 1245
Jumlah data = 16
Rata-rata = Jumlah data/banyak data
Rata-rata = 1245/16
Rata-rata = 77,8125
Jika diambil 2 angka setelah koma maka hasilnya
Rata-rata = 77,81

Anda mungkin juga menyukai