Anda di halaman 1dari 10

BAHASA JAWA

3.1 . Mengidentifikasi teks informasi


1. Menentukan irah-irahan (judul)
2. Menentukan kalimat utama
Jam enem seprapat Darmi mangkat menyang omahe Sri arep sekolah. Tekane dalan proliman dicegat
Dalba arep budhal babarengan. Darmi sarujuk, semrinthil bocah tetelune gagancangan mangkat
sekolah.

@gagasan pokok: mangkat sekolah babarengan

Gagasan pokok biasanya terletak pada kalimat pertama berupa kesimpulan dari kalimat tersebut.

3. Menentukan kalimat tanya


@sapa = takon jeneng ➔ siapa (who)
@apa = takon barang ➔ apa (what)
@pira = takon cacah; wilangan ➔ berapa (How much, how many)
@kapan = takon wektu ➔ kapan (when)
@ing ngendi = takon papan; panggonan ➔dimana (where)
@kapriye = takon cara; larah-larahe ➔ bagaimana (how)
@geneya/kena apa = takon panyebab ➔ mengapa (why)
@nganggo apa = takon alat/piranti ➔ apa (what)

4. Menentukan perbedaan paragraf 1 dan 2


5. Menentukan Watak tembang macapat.
@Maskumambang = sedhih, nelangsa, keranta-ranta
@Mijil = asih, tresna
@Sinom = grapyak, renyah, ethes
@Kinanthi = tuntunan,
@Asmarandana = tresna asih, sengsem
@Gambuh = kulina , nepung-nepungke, cocog
@Dhandhanggula = seneng, ngresepake
@Durma = nesu, muntab
@Pangkur = sereng, teges
@Megatruh = ngelara, sedhih
@Pucung = sembrana, gecul, ora ana greget saut, sak kepenake

6. Sinonim ( persamaan kata ) tembang pangkur


bocah-bocah do sekolah
(Anak-anak pada sekolah)
Wiwit mbiyen nalika iseh cilik
(Dahulu ketika masih kecil)
Sregepa anggolek ilmu
(Rajinlah mencari ilmu)
Wayah esuk lan awan
(Mulai dari pagi dan siang)
Ngrungokake perintah para guru
(Mendengarkan perintah para guru)
Lan bisa ngerti agama
(Dan bisa mengerti agama)
Agama ngersaning Gusti
(Agama menyembah Tuhan)

7. Guru wilangan dan guru lagu dalam tembang


1. Guru Gatra = 8
Guru gatra adalah banyaknya baris dalam bait tembang.
Artinya tembang macapat pangkur mempunyai 8 baris kalimat atau larik dalam setiap baitnya.
2. Guru Wilangan = 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8.
Guru wilangan adalah banyaknya suku kata dalam setiap baris tembang.
Baris dari kalimat pertama memiliki 8 suku kata, baris kalimat kedua memili 11 suku kata, baris kalimat
ketiga memiliki 8 suku kata, baris kalimat keempat memiliki 7 suku kata dan seterusnya.
3. Guru Lagu = a, i, u, a, u, a, i
Guru lagu adalah jatuhnya suara akhir pada setiap guru gatra (baris tembang)
▪ Pada baris atau larik kalimat pertama tembang, akhirannya berupa huruf vokal a
▪ Baris atau larik kalimat kedua akhiran huruf vokal i,
▪ Larik atau baris ketiga akhiran huruf vokal u,
▪ Akhiran baris atau larik kalimat keempat huruf vokal a dan seterusnya.
Contoh Tembang Pangkur
1) Sekar Pangkur kang Winarna, 8a
Lelabuhan kang kangge wong aurip, 11i
Ala lan becik punika, 8a
Prayoga kawruhana, 7a
Adat waton punika dipun kadulu, 12u
Miwah ingkang tatakrama, 8a
Den kaesthi siyang ratri 8i

Artinya:
Tembang Pangkur yang diceritakan,
Pengabdian yang berguna untuk orang hidup,
Jelek dan baik itu,
Sebaiknya kamu ketahui,
Adat istiadat itu hendaknya dilaksanakan,
Juga yang berupa tata krama,
Dilaksanakan siang dan malam.

2) Mingkar-mingkuring angkara, 8a
Akarana karenan mardi siwi, 11i
Sinawung resmining kidung, 8u
Sinuba sinukarta, 7a
Mrih kertarto, pakartining ngelmu luhung, 12u
Kang tumrap neng tanah Jawi, 8i
Agama-ageming aji. 8i
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedhatama)
Artinya:
Disingkur oleh angkara,
Oleh karena puas dengan anak didik,
Dihiasi nyanyian yang resmi,
Disambut diselamatkan,
Agar selamat, budi pekerti ilmu luhur,
Bagi orang tanah Jawa,
Agama adalah pedomannya.

Contoh Tembang Sinom

1. 'Welas Asih'
Kanca ingkang katresnanan 8a
Kanca kang jaler lan estri 8i
Kanca kang apik lan ala 8a
Saka mbiyen nganti iki 8i
Aja padha ngerahi 7i
Supaya uripe rukun 8u
Aja padha kerahan 7a
Lan gawe laraning ati 8i
Iku kabeh gawe rukun marang kanca 12a
Terjemahan:
“Belas Kasihan”
Teman yang saling mengasihi
Teman laki-laki dan perempuan
Teman yang baik maupun buruk
Dari dahulu hingga sekarang
Jangan saling bermusuhan
Agar hidupnya lebih rukun
Jangan suka bertengkar
Dan saling menyakiti hati satu sama lain
Semua itu menciptakan kerukunan antar sesama teman
2. “Sregep Sinau”
Langit iki katon padang 8a
Kaya padange ning ati 8i
Ngilangake rasa malas 8a
Sing tansah ngrogoti ati 8i
Aku tansah taberi 7i
Menyang ing papan sinau 8u
Golek ilmu manfaat 7a
Kanggo sanguning urip 7i
Dadi wong sing migunani marang bangsa 12a
Terjemahan:
“Rajin Menuntut Ilmu”
Langit ini terlihat terang
Selayaknya terang di hati
Menghilangkan rasa malas
Yang selalu menggerogoti hati
Menjadikanku rajin
Pergi ke tempat belajar atau sekolah
Menuntut ilmu yang bermanfaat
Sebagai bekal selama hidup
Menjadi orang yang berguna bagi bangsanya

8. Nama peribahasan
1. a dina, ana upa. (Ada hari, ada nasi).
Artinya: Selama orang mau bekerja dengan tekun pasti akan mendapatkan sesuap nasi (rezeki).
Peribahasa yang mirip yaitu: “Ora obah ora mamah” (tak mau bergerak (bekerja) tak memperoleh
makan). Ini menjadi semboyan bagi orang kecil dalam menyemangati dirinya untuk bekerja.
2. Ngundhuh wohing pakerti. (Memetik buah perbuatan sendiri).
Artinya: Sebagaimana petani, ketika menanam padi pada saatnya nanti akan menuai padi, bukan
jagung. Ini merupakan kiasan untuk orang yang melakukan perbuatan buruk pasti akan memperoleh
keburukan pula di kemudian hari.
3. Kebo gupak ajak-ajak. (Kerbau penuh lumpur mengajak kotor yang bersentuhan dengannya).
Artinya: Ungkapan ini merupakan peringatan bahwa orang yang yang mempunyai sifat dan perbuatan
buruk (kotor) cenderung suka mengajak (mempengaruhi) orang lain mengikuti perbuatannya. Oleh
karena itu. jauhilah orang seperti itu atau jangan berdekatan dengannya.
4. Anak polah, bapa kepradhah. (Anak meminta, bapak meluluskannya).
Artinya: Ini merupakan peringatan bagi orang tua agar bertanggung jawab terhadap kehidupan anak-
anaknya. Orang tua harus mempertimbangkan dengan cermat permintaan si anak, mengenai baik-
buruk dan manfaatnya, agar tidak menimbulkan permasalahan dalam keluarga.
5. Witing tresna jalaran saka kana. (Awal cinta karena biasa berdekatan).
Artinya: Peringatan bagi laki-laki maupun perempuan agar berhati-hati dalam berteman, karena
kedekatan (keakraban) dapat menumbuhkan cinta.
6. Nabok nyilih tangan. (Memukul pinjam tangan orang lain).
Artinya: Kiasan terhadap orang licik yang tidak berani menghadapi musuhnya secara terbuka, namun
meminta tolong (bantuan) orang lain dengan sembunyi-sembunyi.
7. Kekudhung walulang macan. (Berkerudung kulit harimau).
Artinya: Gambaran orang yang berusaha mencapai keinginannya dengan menggunakan pengaruh
dari penguasa atau orang yang ditakuti masyarakat.
8. Becik ketitik, ala ketara. (Baik akan terbukti (diakui), buruk akan kelihatan sendiri).
Artinya: Anjuran agar siapa pun tidak takut berbuat baik. Meskipun awalnya belum kelihatan, pada
saatnya akan menemukan makna dan dihargai. Dan jika berbuat buruk, sepandai-pandainya menutupi
akhirnya akan ketahuan juga.
9. Emban cindhe, emban siladan. (Menggendhong dengan selendang, menggendong dengan rautan
bambu).
Artinya: Nasihat yang kebanyakan ditujukan pada orang tua (penguasa), agar tidak membeda-
bedakan perhatiannya terhadap anak ataupun rakyat (bawahannya). Yang disukai jangan lantas diberi
kemudahan sementara yang tidak disukai terus-menerus disakiti (dipersulit hidupnya).
10. Kegedhen empyak kurang cagak. (Kebesaran atap kurang tiang).
Artinya: Gambaran dari orang yang berbuat sesuatu melebihi kemampuannya. Dengan memaksakan
diri, sebagaimana dikiaskan rumah yang atapnya terlampau besar (lebar) dengan sedikit tiang, besar
kemungkinan rumah (cita-citanya) tidak dapat didirikan (terwujud). Misalnya terwujud (rumah dapat
berdiri), konstruksinya akan rapuh sehingga mudah roboh dan akan menimbulkan masalah baru.
11. Ngono ya ngono, ning aja ngono. (Begitu ya begitu, tapi jangan begitu).
Artinya: Ungkapan ini merupakan peringatan agar orang tidak berbuat yang berlebihan sehingga
menimbulkan permasalahan baru atau mengganggu orang lain. Contohnya, boleh saja orang menagih
hutang yang lama tidak dibayar. tetapi jangan semata-mata dilakukan di depan umum, karena akan
membuat malu orang yang ditagihnya.
12. Tuna satak bathi sanak. (Rugi sedikit tak apa, asal tambah saudara).
Artinya: Seorang pedagang yang menyadari bahwa laba bukan segala-galanya akan mengurangi
sedikit laba yang diperoleh, sehingga para pembeli akan merasa senang karena harga barang jadi
lebih murah dari pedagang lain. Akibatnya, mereka akan suka belanja kepadanya.
13. Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan. (Bukan saudara bukan kerabat, kalau mati Ikut
kehilangan).
Artinya: Ungkapan terhadap jasa seseorang yang cukup besar bagi masyarakat, sehingga ketika yang
bersangkutan meninggal dunia semua orang akan merasa kehilangan.
14. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung. (Menghalangi diberantas, melintang ditebas).
Artinya: Semboyan atau tekad untuk menghapus kezaliman yang mencengkeram masyarakat, apapun
yang dihadapi akan dilawan karena sudah di luar batas perikemanusiaan.
15. Kesandhung ing rata, kebentus ing tawang. (Tersandung di tempat yang rata, terbentur ke langit).
Artinya: Suatu kejadian yang jarang imustahil) terjadi. Bagaimana mungkin di tempat rata orang bisa
tersandung. dan kepala terbentur ke langit? Jika itu terjadi dikarenakan kurang hati-hati dan ceroboh.
Ini merupakan peringatan agar orang selalu waspada dan berhati-hati dalam berbuat sesuatu.
16. Cegah dhahar lawan guling. (Mengurangi makan dan tidur).
Artinya: Model puasa (menahan hawa nafsu) yang melengkapi kehidupan sehari-hari agar cita-cita
(keinginan) terkabul dan kehidupan menjadi lebih baik.
17. Janma tan kena ingina. (Manusia jangan dihina).
Artinya: Peringatan bahwa orang bisa saja berbeda antara isi dan penampilannya. Jika dilihat dari
penampilannya mungkin akan keliru. karena banyak orang suka menyembunyikan (menyimpan)
kemampuan yang jauh berbeda dengan apa yang kelihatan.
18. Sadumuk bathuk, sanyari bumi, ditohi pati. (Menyentuh dahi (isteri), merebut sejengkal tanah, dilawan
sampai mati).
Artinya: Gambaran sikap laki-laki Jawa dalam mempertahankan kehormatan dan harga diri sebagai
suami (dan isterinya) sekaligus dalam mempertahankan tanah air (bumi/tanah) sebagai warganegara.
Ini berarti, kepemilikan perempuan (isteri) dan tanah (tempat tinggal) layak dipertahankan dengan
darah.
19. Utha-uthu nggoleki selane garu. (Ke sana-kemari mencari celah sawah yang dibajak).
Artinya: Semangat seseorang yang terus berjuang tanpa lelah dan tidak malu dalam usaha mencari
nafkah lewat pekerjaan apapun yang ada di sekitarnya.
20. Kaya kali ilang kedhunge. pasar ilang kumandhange. (Seperti sungai kehilangan lubuk, pasar
kehilangan gema).
Artinya: Gambaran situasi dan kondisi zaman ketika adat kebiasaan dan tradisionalisme mulai terkikis,
dan berganti dengan nilai-nilai baru yang belum sepenuhnya dimengerti oleh masyarakat.

9. Melengkapi peribahasa
10. nama- nama cangkriman
Cangriman dewe dibedhakake ono 4 jenis
yaiku
1. Cngkriman Wancahan yaiku Cangkriman kang di jupuk saka Suku kata ngarep lan
Buri, Cangkriman Wancahan luwih kayata Singkatan Kang duweni arti

Tuladha :
* Burnas Kopen = Bubur Panas Kokopen ( dimakan dgn cara mulut nempel ke mangkok
* Pak Boletus = Tapak Kebo lelene satus ( Jejak telapak kerbau berisi lele seatus)
* Manuk Biru = Pamane punuk Bibi e kuru ( Pamanya gemuk bibinya kurus )
* Buta Buri = Tebu ditata mlebu lori ( Tebu ditata masuk lori )
* Pindang Khutut= Sapi Mblandang lukune katut ( Sapi kabur walukunya ikut )
2. Cangkriman Pepindhan yaiku Cangkriman kang ngemu teges Pepindahan utawa irib iriban

Tuladha :

* Pitik walik saba kebun , Jawaban = Nanas


* Pitik walik saba meja, Jawaban = Sulak ( kemoceng )
*.Abang-abang dudu kidang, pesegi dudu pipisan (merah bukan kijang, pesegi bukan alat
penggiling jamu), Jawaban: = batu bata
*Duwe rambut ora duwe endhas (Punya rambut tidak punya kepala) Jawab = Jagung
*mboke diidak idak anake dielus-elus (Ibunya diinjak-injak anaknya dibelai-belai) jawab = tangga bambu

3. Cangkriman Belenderan yaiku Cangkriman kang ngemu teges plesetan

Tuladha :
* Wtenge keroncongan = Wetenge wis luwe ( Perutnya sudah lapar )
* Disuguihi Opak angin = Ora disuguhi apa-apa ( Tidak dijamu apa apa )
*Gajah numpak becak ketok apane? (Gajah naik becak kelihatan apanya?) Jawab Ketok ndobole
(kelihatan membualnya)
* Wong dodol tempe ditaleni (Orang jual tempe diikat). Jawab: Yang diikat bukan orangnya tetapi
tempenya
* Wong dodol klapa dikepruki (Orang jual kelapa dipukuli kepalanya). Jawab: Yang dikepruk bukan
orangnya tetapi kelapanya

4. Cangkriman Tembang yaiku Cangkriman kang isine dijupuk saka tembang macapat biasane iku
tembang pocung

Tuladha :
*. Tembang Kinanthi: Wonten putri luwih ayu; Tan ana ingkang tumandhing; Sariranira sang retna; Owah-
owah saben ari; Yen rina kucem kang cahya; mung ratri mancur nelahi (Ada putri amat cantik; tidak
ada
yang menandingi; badan sang dewi; Berubah setiap hari; Kalau siang suram cahayanya; Hanya pada
malam hari bersinar cahayanya). Jawaban: Rembulan

* Tembang Pucung: Bapak pucung dudu watu dudu gunung; Sangkamu ing sabrang; Ngon ingone sang
Bupati; Yen lumampah si pucung lembehan grana (Bapak pucung bukan batu bukan gunung; Asalmu
dari
tanah seberang; Piaraan sang Bupati; Kalau berjalan si pucung berlenggang hidung). Jawab: gajah

* Tembang Pucung: Bapak pucung renten-renteng kaya kalung; Dawa kaya ula; Pencokanmu wesi miring;
Sing disaba si pucung mung turut kutha (Bapak pucung berangkai seperti kalung; Panjang laksana
ular;
Tempat bertenggermu besi miring; Yang didatangi si pucung dari kota ke kota). Jawab: kereta api
11. Menentukan kata yang tepat untuk melengkapi cangkriman
wiwawité, lesbadongé = uwi dawa uwité, tales amba godongé
pakboletus = tapak kebo ana léléné satus.
Kebo lima kalong telu kari pira = 8 ( kebo5 + kalong3 = 8)
Gajah numpak becak sing ketok disik apane = ya ketara lek ngapusi

Bapak pucung, angger butuh ngambung-ngambung. Yen juragan mangan, ngglibet sinambi ngriwuki,
yen wis oleh pucung nggereng karo mangan. (kucing)

Bapak pucung, yen tersinggung adhuh biyung. Bisa ngejur omah, nadyan mobil ora peduli, pucung
mendha lamun ta siniram tirta. (geni)
Pitik walik saba amben = sulak/kebus/kemucing

12. Arti cangkriman


13. Menentukan isi teks pidato

. Bapak Guru ingkang dhahat kinurmatan, sarta adhik-adhik ingkang kula tresnani, sakedhap malih
kula badhe nilaraken bangku pawiyatan SD punika. Kula minangka wakil siswa-siswi kelas enem
badhe nyuwun pamit dhateng para bapak/Ibu Guru, sarta adik-adhik. Mugi-mugi anggenkula
nglajengaken nuntut ilmu ing pawiyatan lajengipun saged lancar. Kula sakanca nuwun do’a restu
mugi-mugi cita-cita kula sakanca saged kasil ing tembe burinipun. Sajatosipun awrat tumrap kula
sakanca ninggalaken pawiyatan punika, nanging kadospundi malih, lilanana kula sakanca nyuwun
pangestu.
@isi: pamit perpisahan, nyuwun pangestu.

14. Tema pada teks pidato

Pangetan dinten pendidikan nasional sanget tumrap kula panjenengan sadaya. K.H
Dewantara,pindhanipun sekar ingkang tansah mbabar angambar ganda arum ing bangsa Indonesia.
Panjenenganipun punika pangarsa pendidikan wonten negara Indonesia. Sumangga kita sedaya
tansah eling marang jasanipun bapak pendidikan nasional inggih bapak K.H. Deawantara, amargi
jasa-jasa nipun kita sedaya saged sekolah, mugi-mugi pendidikan wonten negara kita tansah maju,lan
saged tumindak becik amargi pendidikan ingkang sae

@tema: mengeti dinten pendidikan nasional.

15. Struktur / perangane teks pidato

1. Salam Pambuka: sala pakurmatan sing kapisanan, marang para tamu utawa sing kepareng
rawuh. Isine atur salam pakurmatan marang para rawuh, lan sapa-aruh (sapaan) tumrap para
rawuh.
2. Purwaka: Atur pamuji syukur marang Gusti Allah, sarta atur panuwun marang para
rawuh/tamu sing kepareng rawuh.
3. Isi/surasa basa: sakabehe bab kang diandharake marang para rawuh/tamu
4. Dudutan utama/Wigatine (kesimpulan): ringkesan isi kang wigati, utawa inti sarine sing
diandharake.
5. Pangarep-arep: Pituduh lan pangajab, sing diandharake marang para rawuh/tamu lan sing
midangetake.
6. Wasana Basa (panutup): atur panuwun sarta nyuwun pangapura manawa ana kekurangan
utawa kaluputan olehe ngandharake

16. Menentukan kata tidak baku dalam teks pidato

17. Perangane pidato


Peranganipun naskah pidhato ingkang baku, inggih punika:

1. Salam Pambuka
Salam pakurmatan ingkang setunggal dhateng para dhayoh utawi ingkang kepareng rawuh.

2. Purwaka Basa (pambuka)


Atur panuwun dhateng para rawuh / dhayoh ingkang kepareng rawuh, sarta atur pamuji syukur dhateng
gusti Allah.

3. Suraos Basa (wiji)


Sakabehe bab ingkang diandharaken dhateng para rawuh / dhayoh.

4. Permana (simpulan)
Ringkesan wiji ingkang permana utawi intine ingkang diandharaken.

5. Wusana (panutup)
Atur panuwun sarta nyuwun pangapunten manawa wonten kirang utawi kalepatan anggen
ngandharaken pidhato.

18. guru lagu dari tembang kinanti

1. Memiliki Guru Gatra : 6 baris setiap bait


2. Memiliki Guru Wilangan : 8, 8, 8, 8, 8, 8 (artinya baris pertama terdiri dari 8 suku kata, baris kedua
berisi 8 suku kata, dan seterusnya…)
3. Memiliki Guru Lagu : u, i, a, i, a, i (artinya baris pertama berakhir dengan vokal u, baris kedua
berakhir vokal i, dst).
19. Menulis arti peribahasa
1. Durung sembada wis kepingin sing ora-ora = durung pecus, keselak besus
2. Amarga banget lomane, nganti uripe dhewe kacingkrangan = blaba wuda
3. Pakulinan ala sing ora bisa ilang = ciri wanci lelai ginawa mati
4. Padudon prakara lemah lan wanita, lumrahe dilabuhi pati = sadumuk bathuk sanyari bumi
5. Prakara cilik (sepele) dadi gedhe = kriwikan dadi grojogan
6. Dipadhakake bocah cilik, durung dianggep dhewasa = durung ilang pupuk lempuyange
7. Wong sing tansah kuwatir = ancik-ancik pucuke eri
8. Ngarep-arep barang sing durung mesti = njagakake ndhoge blorok;
9. Wong sing ora gelem ngrungokake rerasan sing ora becik = ana catur mungkur
10. Wong kang tumindak luput bakal konangan = sapa salah bakal seleh
20. Menulis bebasan dari narasi
Rindhik asu digitik = duwe kekarepan ana dedalan ya semrinthil wae
Asu belang kalung uwang = wong asor drajade nanging sugih raja brana
Adigang, adigung, adiguna :
ngendelake kekuwatane, kaluhurane lan kepinteran
Mengandalkan kekuatan, kekuasaan dan kepintarannya. Ungkapan ini biasanya ditujukan pada
orang yang sok.
Anak polah bapa kepradah :
tingkah polahe anak dadi tanggungjawabe wong tuwa
Tingkah lakunya anak jadi tanggung jawab orang tua. Jika anak bertingkah, maka nama
orang tua akan ikut terbawa.
Becik ketitik ala ketara :
becik lan ala bakal konangan ing tembe mburine
Baik atau buruknya seseorang pada akhirnya pasti akan terlihat.
Cebol nggayuh lintang :
kekarepan kang ora mokal bisa kelakon
Keinginan yang mustahil untuk terlaksana.
Cecak nguntal cagak (empyak) :
gegayuhan kang ora imbang karo kekuwatane
Keinginan/usaha yang tidak sebanding dengan kemampuannya.
Kacang ora ninggal lanjaran :
kebiasa-ane anak nirokake wong tuwane
Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya
Kebo kabotan sungu :
rekasa kakehan anak / tanggungan
Terbebani dengan memiliki banyak anak/tanggungan.
Kebo nusu gudel :
wong tuwa njaluk wulang wong enom
Orang yang lebih tua usianya belajar/menjadi tanggungan yang lebih muda.

21. Menulis cangkriman batangan = no 10 sd 12


22. Menulis cangkriman = no 10 sd 12
23. Menyimpulkan isi dari teks informasi
informasi tentang tokoh dan penemuannya, menyimpulkan isi teks informasi tersebut
Manut pangandikane Menteri Keuangan RI Ibu Sri Mulyani, ningkatake Perekonomian mbutuhake
pirang-pirang instrumen kayata Teks: 1) Stabilitas politik lan Keamanan sing apik, 2) Kawicaksanan
pamarentah sing ajeg, 3) Iklim keterbukaan, 4) Swasana tentrem lan kawicaksanan pamarentah
kang
ajeg. Kanthi nggiatake Usaha Kecil lan Menengah (UKM), iso ngrmbakakake perekonomian
Indonesia.
24. Menentukan arti Parikan
1. Sepet sepet, Sawone mentah
- Diempet empet, selak ra betah
2. wedang bubuk, gula jawa.
- Yen kepethuk, ati lega
3. Wajik klethik, gula abang
- Aja suthik, yen tumandhang
4. Kembang jagung, dipethik Cina
- barang wis kadhung, dikapakna
5. Godhong kecipir, mrambat kawat
- Najan gak mampir, nanging liwat
6. Manuk kutut, manggunge ngganter
- yen ra nurut, bisa keblinger
7. Manuk emprit, menclok godhong tebu
- Dadi murid, sing sregep sinau
8. Yen kembang kembange lamtara, dudu kembang wora wari
- Mumpung sira isih mudha, sing taberi ngati ati
9. Esuk nyuling sore nyuling, sulinge arek Yogyakarta
- Esuk eling sore eling, sing dieling ora rumangsa
10. Awan awan aja keluyuran, ana pak mantri numpak sekuter
- kapan kapan aku keturutan, duwe kanca sinaune pinter
11. Yen kembang kembange kacang, dudu kembange puspa nyidra
- Sih cilik dikudang kudang, bareng gedhe gawe rekasa.
12. Esuk nembang sore nembang, tembange asmaradana
- esuk ngadhang sore ngadhang, sing diadhang ra teka teka

25.Menyusun kalimat penutup teks pidato


1. Kesimpulan
2. Pesan, harapan
3. Salam penutup
• Mekaten, cekap semanten atur kulo, mugi-mugi saget bermanfaat kangge kito sedoyo. Kirang
langkungipun kulo nyuwun pangapunten ingkang katah
• Cekap semanten ingkang saged kawula aturaken, mugi-mugi sesorah kula saged bermanfaat
kangge kita piyambak, aamiin. Kirang langkungipun kulo nyuwun pangapunten ingkang katah.
Tuku santen dhateng peken, Pekene peken bringharjo. Kulo kinten cekap semanten, sedoyo
lepat nyuwon pangapuro. Wassalamualaikum Wr.Wb.
26. Ungkapan tradisional jawa
• Becik ketitik ala ketara
• Ing ngarsa sung tuladha ing madyo mangun karsa tutwuri handayani
• Dudu sanak dudu kadhang yen mati melu kelangan
27. Ungkapan tradisional jawa
28. Membuat cangkriman
29. Menggunakan cangkriman
30. Membuat kerangka pidhato
kerangka pidato sama aja dgn caranya mbuat pidato , carane kui:
1.Salam pambuka utawa uluk salam
2. Purwaka basa, isine :
a. Atur pakurmatan
b. Atur puja – puji
c. Atur panuwun
3.Surasa basa, isine :
a. Wedharan sawetara
b. Wosing gati, wigatining perlu
4.Pangarep – arep
5.Wasana basa, padatan isine nyuwun pangapura
6.Salam panutup

31. Menentukan judul / irah-irahan dari teks informasi


32. Menentukan arti paribasan
1. Durung sembada wis kepingin sing ora-ora = durung pecus, keselak besus
2. Amarga banget lomane, nganti uripe dhewe kacingkrangan = blaba wuda
3. Pakulinan ala sing ora bisa ilang = ciri wanci lelai ginawa mati
4. Padudon prakara lemah lan wanita, lumrahe dilabuhi pati = sadumuk bathuk sanyari bumi
5. Prakara cilik (sepele) dadi gedhe = kriwikan dadi grojogan
6. Dipadhakake bocah cilik, durung dianggep dhewasa = durung ilang pupuk lempuyange
7. Wong sing tansah kuwatir = ancik-ancik pucuke eri
8. Ngarep-arep barang sing durung mesti = njagakake ndhoge blorok;
9. Wong sing ora gelem ngrungokake rerasan sing ora becik = ana catur mungkur
10. Wong kang tumindak luput bakal konangan = sapa salah bakal seleh

33. Melengkapi paribasan yang rumpang


1. Anak polah bapa kepradhah = yen anak nemoni cilaka, wong tuwa mesthi melu ngrasakake
2. Kriwikan dadi grojogan = perkaracilik dadi perkara gedhe
3. Blilu tau, pinter durung nglakoni = bodho ning wis nglakoni dadi luwih prigel tinimbang sing
pinter ning durung praktek.
4. Angon ulat ngumbar tangan = golek limpene wong, kanthi karep bakal njupuk barange
5. Ancik-ancik pucuke eri = tansah nduweni rasa kuwatir
6. Ana catur mungkur = ora gelem ngrungokake rerasan
7. Bathok bolu isi madu = wong lumrah kang sugih kapinteran
8. Aja nguthik-uthik macan turu = aja ngungkat-ungkit perkara kang wis sirep. Aja njarak
perkara
9. Ana dina ana upa = angger gelem nyambut gawe mesthi oleh rejeki
10. Arep jamure ora gelem watange = gelem kepenake ora gelem rekasane

34. Menentukan isi teks pidato

35. Menentukan kata yang tidak baku dari pidato

Anda mungkin juga menyukai