NIM
: RSA1C215028
PRODI
M.K
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DEMOKRASI
A.Konsep Dasar Demokrasi
Sulit mencari kesepakatan dari semua pihak tentang pengertian atau definisi
demokrasi. Ketika ada yang mendefinisikan demokrasi secara ideal atau juga disebut
sebagai definisi populistik tentang demokrasi, yakni sebuah sistem pemerintahan dari,
oleh, dan untuk rakyat maka pengertian demokrasi demikian tidak pernah ada dalam
sejarah umat manusia. Tidak pernah ada pemerintahan dijalankan secara langsung oleh
semua rakyat; dan tidak pernah ada pemerintahan sepenuhnya untuk semua rakyat (Dahl
1971; Coppedge dan Reinicke 1993).
Dalam praktiknya, yang menjalankan pemerintahan bukan rakyat, tapi elite
yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Juga tidak pernah ada hasil dari pemerintahan itu
untuk rakyat semuanya secara merata, tapi selalu ada perbedaan antara yang mendapat
jauh lebih banyak dan yang mendapat jauh lebih sedikit. Karena itu, ketika
pengertiandemokrasi populistik hendak tetap dipertahankan, Dahl mengusulkan
konsep poliarki sebagai pengganti dari konsep demokrasi populistiktersebut.
Poliarki dinilai lebih realistik untuk menggambarkan tentang sebuah fenomena politik
tertentu dalam sejarah peradaban manusia sebab poliarki mengacu pada sebuah sistem
pemerintahan oleh banyak rakyat bukan oleh semua rakyat,olehbanyak orang
bukan olehsemua orang.
B.Pengertian Demokrasi
Kebanyakan orang mungkin sudah terbiasa dengan istilah demokrasi. Secara
etimologis, kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos berarti rakyat dan
kratos berarti kekuasaan atau berkuasa.
kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias
politica),yaitu kekuasaan yang diperoleh dari rakyat harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat
penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaaan
pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu membentuk masyarakat
yang adil dan beradaab,bahkan kekuasaan absolut pemerintah sering menimbulkan
pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Demokrasi tidak akan datang,tumbuh,dan berkembang dengan sendirinya dalam
kehidupan
bermasyarakat,berbangsa,dan
bernegara.Oleh
karena
itu,demokrasi
memerlukan usaha nyata setiap warga dan perangkat pendukungnya,yaitu budaya yang
kondusif sebagai manifestasi dari suatu mind set (kerangka berpikir) dan setting social
(rancangan masyarakat).Bentuk konkret manifestasi tersebut adalah demokrasi menjadi
way of life (pandangan hidup) dalam seluk beluk sendi bernegara ,baik masyarakat
maupun oleh pemerintah.
Menurut Nurcholich Madjid,demokrasi dalam kerangka diatas berarti proses
melaksanakan
nilai-nilai
civility
(keadaban)
dalam
bernegara
dan
Peraturan tentang hak asasi manusia Undang-Undang Dasar 1945 dimuat dalam:
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea pertama dan empat, Batang Tubuh
Undang-Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR mengenai hak asasi manusia Indonesia
telah tertuang dalam ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998. Setelah itu, dibentuk
Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia, Undang-Undang yang
mengatur dan menjadi hak asasi manusia di Indonesia adalah Undang-Undang No.39
Tahun 1999 tentang hak asasi manusia.
c. Pemerintahan berdasar hukum (konstitusi)
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau
dibatasi oleh ketentuan konstitusi.
d. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
Setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk diperlakukan sama di depan
hukum, pengadilan, dan pemerintahan tanpa membedakan jenis kelamin, ras, suku,
agama, kekayaan, pangkat, dan jabatan. Dalam persidangan di pengadilan, hakim tidak
membeda-bedakan perlakuan dan tidak memihak si kaya, pejabat, dan orang yang
berpangkat. Jika merekabersalah, hakim harus mengadilinya dan memberikan hukuman
sesuai dengan kesalahannya.
e. Pengambilan keputusan atas musyawarah
Bahwa dalam setiap pengambilan keputusan itu harus dilaksanakan sesuai
keputusan bersama(musyawarah) untuk mencapai mufakat.
f. Adanya partai plitik dan organisasi sosial politik
Bahwa dengan adanya partai politik dan dan organisasi sosial politik ini
berfungsi untuk menyalurkan aspirasi rakyat.
g. Pemilu yang demkratis
Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
D. Ciri-ciri Demokrasi.
Menurut Henry B. Mayo dalam Miriam Budiarjo (1990: 62 ) dalam bukunya
Introduction to Democratic Theory, memberikan ciri-ciri demokrasi dari sejumlah
nilai yaitu:
1) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah.
3) Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
4) Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
5) Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat.
6) Menjamin tegaknya keadilan.
Beberapa ciri pokok demokrasi menurut Syahrial Sarbini (2006 : 122) antara
lain :
1) Keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat.
2) Kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersama, kepentingan bersama
lebih penting daripada kepentingan individu atau golongan.
3) Kekuasaan merupakan amanat rakyat, segala sesuatu yang dijalankan
pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat.
4) Kedaulatan ada ditangan rakyat, lembaga perwakilan rakyat mempunyai
kedudukan penting dalam system kekuasaan negara.
E. Nilai-Nilai Demokrasi
Mengutip pendapatnya Zamroni dalam Winarno (2007: 98), nilai-nilai
demokrasi meliputi :
1) Toleransi.
Bersikap toleran artinya bersikap menenggang (menghargai,membiarkan dan
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,kepercayaan, kebiasaan kelakuan dan
sebagainya) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri. Dalam mayarakat
demokratis seorang berhak memiliki pandangannya sendiri, tetapi ia akan memegang
teguh pendiriannya itu dengan cara yang toleranterhadap pandangan orang lain yang
berbeda atau bahkan bertentangan dengan pendirianya. Sebagai nilai, toleransi dapat
mendorong tumbuhnya sikap toleran terhadap keanekaragamaan, sikap saling percaya
dan kesediaan untuk bekerjasama antarpihak yang berbeda-beda keyakinan, prinsip,
pandangan dan kepentingan.
2) Kebebasan mengemukakan pendapat.
Setiap manusia mempunyai hak yakni hak dasar yang dimiliki manusia
sejak lahir sebagai kodrat dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang wajib untuk
dilindungi dan dihargai oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Pengakuan bahwa semua
manusia memiliki harkat dan martabat yang sama, dengan tidak membeda-bedakan baik
atas jenis kelamin, agama, suku.
7) Percaya diri.
Rasa percaya diri adalah sikap yang dapat di tumbuhkan dari sikap sanggup
berdiri sndiri, sanggup menguasai diri sendiri dan bebas dari pengendalian orang lain
dan bagaimana kita menilai diri sendiri maupun orang lain menilai kita.sehingga kita
mampu menghadapi situasi apapun. Individu yang mempunyai rasa percaya diri adalah
mengatur dirinya sendiri,dapat mengarahkan,mengambil inisiatif,memahami dan
mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri,dan dapat melakukan hal-hal untuk dirinya sendiri.
8) Tidak menggantungkan pada orang lain.
Kekuasaan yang diberikan rakyat melalui satu proses demokratis dan
dilaksanakan secara benar bersifat mengikat semua warga. Tetapi warga tetap memiliki
kewenangan untuk melakukan kontrol atas penyelenggaraan kekuasaan. Hal ini hanya
dapat tercapai apabila semua orang yang terlibat Di dalam aksi massa itu adalah warga
yang berpikir mandiri dan serius. Rakyat yang menjadi pendukung utama demokrasi
adalah rakyat yang madani, yang mandiri dalam pemikirannya. Dia mesti menjadi orang
yang mengetahui apa yang dilakukannya dan mempunyai tanggung jawab terhadap
perbuatannya.
9) Saling menghargai.
Salah satu sifat yang mesti diwujuddkan dalam kehidupan sehari-hari ialah
saling menghargai kepada sesama manusia dengan berlaku sopan,tawadhu, tasamuh,
muruah (menjaga harga diri), pemaaf, menepati janji, berlaku adil dan lain- lain.
sebagainya. Harga menghargai ditengah pergaulan hidup, setiap anggota masyarakat
mempunyai tanggung jawab moral untuk mempertahankan dan mewujudkan citra
baik dalam masyarakat dengan menampakkan tutur kata, sikap dan tingkah laku, cara
berpakaian, cara bergaul, lebih bagus daripada orang lain.
10) Mampu mengekang diri.
Dengan kemampuan mengekang diri, maka hidup akan lebih tertata, dan
lebih memungkinkan baginya mencapai sukses. Sebagai orang yang mampu mengekang
diri, maka ia akan: Pertama, membangun komitmen yang kuat untuk tidak berpikir,
bertindak, bersikap, dan berperilaku yang bertentangan dengan firman Allah SWT.
Kedua, karena Allah SWT juga memerintahkan agar setiap manusia mampu memberi
manfaat optimal bagi lingkungannya, maka ia berkomitmen untuk menjadikan pikiran,
sikap, tindakan, dan perilakunya bermanfaat optimal bagi lingkungannya. Ketiga, ia
bersungguh-sungguh mewujudkan komitmennya agar ia dapat mewujudkan
komitmennya.
11) Kebersamaan.
Manusia adl makhluk sosial yang tdk bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan
kebersamaan dlm kehidupannya. Tuhan menciptakan manusia beraneka ragam dan
berbeda-beda tingkat sosialnya. Ada yang kuat ada yang lemah ada yang kaya ada yang
miskin dan seterusnya. Demikian pula Tuhan ciptakan manusia dengan keahlian dan
kepandaian yang berbeda-beda pula. Semua itu adalah dalam rangka saling memberi
dan saling mengambil manfaat.
12) Keseimbangan
Satu hal yang juga hampir boleh dikatakan tidak dapat lepas dari diri kita
adalah kenyataan bahwa kita juga menjadi bagian dari kelompok kemasyarakatan
dimanapun lingkungan kita berada, otomatis semua orang mempunyai fungsi dan peran
sosialnya masing-masing dalam struktur kemasyarakatan tersebut, walau sekecil apapun
peranan tersebut. Kehidupan masyarakat yang seimbang dapat dibayangka sebagai
kehidupan masyarakat yang tumbuh secara bebas dan positif, penuh dengan variasi dan
dinamikanya dalam suatu keteraturan uang serasi dan harmonis.
Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang politik
yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia, yaitu:
1. Demokrasi Parlementer (liberal)
Demokrasi ini dipraktikan pada masa berlakunya UUD 1945 periode
pertama (1945-1949) kemudian dilanjutkan pada bertakunya Konstitusi Republik
Indonesia Serikat (UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950. Demokrasi ini secara yuridis
resmi berakhir pada tanggal 5 Juti 1959 bersamaan dengan pemberlakuan kembal
UUD 1945. Pada masa berlakunya demokrasi parlementer (1945-1959), kehidupan
politik dan pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahan
tidak dapat dijalankan dengan baik dan berkesinambungan. Timbulnya perbedaan
pendapat yang sangat mendasar diantara partai politik yang ada pada saat itu.
2. Demokrasi Terpimpin
Secara konsepsional, demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal itu dapat dilihat dan
ungkapan Presiden Soekarno ketika memberikan amanat kepada konstituante
tanggal 22 April 1959 tentang pokok-pokok demokrasi terpimpin, antara lain:
1. Demokrasi terpimpin bukanlah diktator.
2. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan
dasar hidup bangsa Indonesia
3. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi disegala soal kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan social
4. Inti daripada pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah permusyawaratan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
5. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun
diharuskan dalam demokrasi terpimpin.
3. Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah
anggota PNS Departemen Kehakiman.
4. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat.
5. Sistem kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah
6. Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme
7. Menteri-menteri dan Gubernur di angkat menjadi anggota MPR
4. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Reformasi
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi pancasila.
Namun perbedaanya terletak pada aturan pelaksanaan. Berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan
pelaksanaan demokrasi pancasila dari masa orde baru pelaksanaan demokrasi pada masa
orde reformasi sekarang ini yaitu :
1. Pemilihan umum lebih demokratis
2. Partai politik lebih mandiri
3. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
4. Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat
otonom penuh.
5. Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang dibuat
berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih mudah
diwujudkan. Tata cara pelaksanaan demokrasi Pancasila dilandaskan atas
mekanisme konstitusional karena penyelenggaraan pemeritah Negara Republik
Indonesia berdasarkan konstitusi.
6. Demokrasi pancasila hanya akan dapat dilaksanakandengan baik apabila nilainilai yang terkandung didalamnya dapat dipahami dan dihayati sebagai nilainilai budaya politik yang mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Dikdik Baehaqi.2012.Diktat Mta Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.Universitas
Ahmad Dahlan:Yogyakarta
Dr.Sahya Anggara,M.Si.2013.Sistem Politik Indonesia.CV PUSTAKA SETIA:Bandung
Rauf Maswadi,dkk.2009.Manakar Demokrasi di IndonesiaIndeks Demokrasi di
Indonesia 2009.UNDP:Jakarta
Septilina Ninis Ristina.2011.Hubungan Antara Pemahaman Demokrasi dan Budaya
Demokrasi dengan Sikap Demokrasi.uns:Surakarta