Artikel 10300020 PDF
Artikel 10300020 PDF
Abstraksi
Cahyadi Pitoyo
Studi Komposisi Sampah Perkotaan Pada Tingkat Rumah Tangga di kota Depok
Skripsi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Sampah adalah sisa aktifitas dari manusia dan hewan yang berbentuk zat padat
dan dibuang. Banyaknya jenis sampah yakni : sampah organik, sampah anorganik,
sampah debu residu, sampah jalanan dan sampah konstruksi yang dibuang menimbulkan
banyak masalah. Laporan ini mencoba membantu untuk mengatasi masalah penumpukan
dan timbulan sampah di kota Depok dengan cara pengelolaan sampah.
Pada penulisan ini dibahas tentang bagaimana menangani masalah sampah
perkotaan yakni sampah organik dan anorganik khususnya di kota Depok dengan Metode
Random Sampling yang dilakukan dengan cara mengambil sampel disetiap kecamatan di
kota Depok sebanyak sepuluh (10) rumah dengan mengambil sampah setiap rumah
tangga perhari selama seminggu pada total 6 kecamatan yang ada di kota Depok dan
melakukan studi banding terhadap sampah yang ada di semua tempat penampungan
sampah sementara (TPS) yang ada di kota Depok serta melakukan survey ke tempat
pembuangan akhir sampah (TPA) didaerah bojong.
Berdasarkan pengambilan sampel yang dilakukan baik secara pengambilan
sampah dari rumah tangga maupun cek ke tempat penampungan sementara sampah (TPS)
maupun tempat pembuangan akhir sampah (TPA) didaerah bojong maka didapat hasil
sampah terbesar yaitu sayur-mayur sebesar 26%, sampah plastik 25%, sampah kertas
11,34%, sampah lain-lain 18,12%, sampah kardus 4,28%, sampah daun 6,18%, sampah
kaca 7,63%, sampah almunium 0,13%, sampah besi 0,27.
Dengan hasil ini maka pengelolaan sampah yang tepat ialah dengan cara daur ulang
untuk sampah plastik dan pengomposan untuk sampah sayur mayur.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan masalah serius yang dihadapi oleh kota-kota di
Indonesia. Di berbagai sudut kota, terutama di dekat pasar, sampah yang
menumpuk dan berbau merupakan pemandangan yang biasa ditemui setiap
hari. Masalah pencemaran di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) setiap
kali muncul ke permukaan
1.2. Tujuan Tugas Akhir
Tujuan tugas akhir adalah :
1. Menentukan komposisi fisik sampah perkotaan pada tingkat rumah tangga.
2. Menentukan tumbuhan sampah per rumah tangga.
3. Menentukan strategi pengelolaan sampah di kota Depok.
1.3. Batasan Penulisan Tugas
Pada penulisan ini pembahasan dibatasi pada pengelolaan sampah di
kota Depok dengan studi mengenai komposisi sampah perkotaan.
1.4. Lokasi Tugas Akhir
Penulisan tugas akhir ini mengambil lokasi pada pemukiman tempat
tinggal dosen dan perumahan tempat tinggal warga di enam (6) kecamatan di
kota Depok serta (TPS) tempat pembuangan sementara sampah lalu (TPA)
sebagai pembuangan akhir sampah.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, tujuan Tugas Akhir, tinjauan
pustaka, metologi penulisan, sistematika penulisan, dan jadwal
penulisan Tugas Akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang uraian masalah, teori-teori pendukung, dan metodemetode yang digunakan.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Berisi tentang penjelasan penelitian, cara pengumpulan data dan
cara menganalisanya.
2.
Dari segi sosial ekonomis, sampah adalah bahan yang sudah tidak ada
harganya.
3.
Dari segi lingkungan, sampah adalah bahan buangan yang tidak berguna
dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan pada
kelestarian lingkungan.
Jenis Sampah dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu sampah perkotaan,
sampah industri dan sampah berbahaya.
Sampah dari hasil kegiatan rumah tangga. Termasuk dalam hal ini
adalah sampah dari asrama rumah sakit, hotel-hotel dan kantor.
b.
c.
d.
e.
b.
a.
b.
c.
b.
b.
b.
Sampah anorganik, yang terdiri atas kaleng, palstik, besi dan logam
lainnya, gelas, mika atau bahan-bahan yang tidak dapat tersusun
oleh senyawa-senyawa organik. Sampah ini tidak dapat didegradasi
oleh mikrobia.
b.
c.
Sampah kertas
d.
Sampah plastik
e.
Sampah kain
f.
Sampah kayu
g.
Sampah logam
h.
i.
Sa m pa h be ru pa a bu da n de bu
Sampah Perkotaan
Sampah perkotaan terdiri dari berbagai jenis, yaitu :
1.
Sampah organik
2.
3.
4.
Sampah jalanan
5.
Sampah kontruksi
Sampah organik terdiri dari sampah berupa sayuran, buahbuahan, dan sisa dari pemotongan hewan di pasar tradisional,
aktivitas memasak dan aktivitas makan. Sifat dari sampah organik
sangat mudah membusuk dan memiliki kadar yang tinggi.
Sampah non organik merupakan sampah yang memiliki ciri
tidak membusuk. Sampah jenis ini dibagi menjadi dua yaitu sampah
non organik yang mudah terbakar. Sampah non organik yang mudah
terbakar adalah sampah kertas, kardus, platik, textil, karet, kulit,
kayu, dan furniture. Sedangkan untuk sampah non organik yang tidak
mudah terbakar adalah gelas, tembikar, keramik dan kaleng.
Sampah debu dan residu merupakan sampah sisa hasil
pembakaran kayu, batubara, batu kapur, dan sebagainya. Residu dari
pembangkit listrik seperti PLTU tidak termasuk dalam kategori ini.
Sampah jalanan terdiri dari sampah yang ditemukan dari
aktivitas penyapuan jalanan yang umumnya berupa dedaunan,
kotoran, buangan sampah dari kendaraan, puntung rokok, dan sampah
lainnya yang ditemukan di jalan.
Sampah kontruksi merupakan sampah hasil dari aktivitas
kontruksi, remoldeling, rehabilitas sdan pemeliharaan bangunan
kontruksi. Biasanya sampah jenis ini lebih berupa bebatuan, beton,
batu bata, batako, kayu pelster, papan triplek, plumbing, genteng,
enternity, sisa bagian dari kabel, pipa dan sebagainya.
2.2.2 Sampah Industri
Sampah industri merupakan sampah yang berasal dari sisa
aktivitas dari industri. Biasanya sampah industri berupa sisa bahan
baku, pembungkus, bahan kimia, sampah kebun dan sisa makanan.
2.2.3 Sampah Berbahaya
Sampah berbahaya merupakan sampah yang memerlukan
penanganan tersendiri. Sampah berbahaya memiliki sifat : mudah
b.
Sampah
bertumpuk-tumpuk
dapat
menimbulkan
kondisi
d.
e.
f.
Tahun
Populasi
China
Beijing
Shanghai
Wuhan
1991
1991
1991
11.157.000
8.206.000
6.800.000
Generation
Rate
(Kg/kap/hari)
0.88
0.6
0.6
India
New delhi
Bombay
Calcutta
Madras
1991
1991
1991
1991
8.412.000
12.288.000
9.643.000
4.753.000
0.48
0.44
0.38
0.66
Sri Langka
Colombo
Kandy
Galle
1991
1991
1991
615.000
104.000
109.000
0.98
0.58
Metro Manila
Ligan
Cagayan de Ora
1991
1991
1991
9.452.000
273.000
428.000
Negara
Fhilipina
0.65
0.53
0.38
0.54
Indonesia
Jakarta
Bandung
Surabaya
Sumber : Bank Dunia, 1999
1991
1991
1991
9.160.000
2.368.000
2.700.000
0.66
0.71
1.08
Perancis
1992
58.100.000
1,29
Norwegia
1992
4.400.000
1,4
Amerika Serikat
1992
263.100.000
Swiss
1992
7.000.000
Sumber : Bank Dunia, 1999
2.4 Kecenderungan Pola Perubahan Komposisi Sampah
2
1,1
Persiapan Awal
Tujuan Penelitian
Tujuan Pustaka
Indentifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data Primer
Survey lapangan
Data
Info
1. Pemda
2. DKP Kota Depok
3. BPS
Sampel 30 rumah
penduduk setiap
kecamatan
5. Komposisi sampah
Analisa Exsiting
Metode Pendekatan Statistika yakni Stratified Random Sampling
2.
3.
4.
2.
3.
b.
c.
3.2.1
Cara menganalisanya
Metode pengambilan dan pengukuran contoh tumbuhan dan
komposisi sampah di Indonesia biasanya dilaksanakan berdasarkan SNI M36-1991-03(22). Penentuan jumlah sampel sampah yang akan diambil
dapat menggunakan formula berikut :
a.
b.
x 160
(3.3)
High income
=X
Medium income
=Y
X
( X
Y
+ +Z )
Low income
=Z
X
x 160 ......................... (3.5)
( +X Y+ Z )
x 160
(3.4)
Qt
Qs
Qi
Qp
BAB IV
KUMPULAN DATA
4.1 Gambaran Umum
Kota Depok memiliki luas wilayah 207.06 km2 dengan jumlah
penduduk 973.03 6 jiwa hingga tahun 2000. Kota Depok terbagi kedalam
kecamatan, yaitu kecamatan Beji, kecamatan Pancoran Mas, kecamatan
Cimanggis, kecamatan Limo, kecamatan Sawangan dan kecamatan
Sukmajaya.
4.1.1 Geografi
Kota Depok merupakan kota termuda dan kota tersebut dalam
wilayah propinsi Jawa Barat. Kota Depok terletak pada 106 o 49 Bujur
Timur dan 96 23 Lintang Selatan. Kota Depok memiliki batas -batas wilayah
sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kebupaten
Tangerang dan wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede Kota
Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan
Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor.
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Parung d an
Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor.
4.1.2 Penduduk
1999
2000
1.
Sawangan
103.784
104.92
112.852
2.
Pancoran Mas
171.176
181.027
184.407
3.
Sukmajaya
229.029
230.502
232,906
4.
Cimanggis
241.302
242.626
269,265
5.
Beji
82.986
84.897
87,317
6.
Limo
73.785
77.492
86,288
Kota Depok
902.062
921.464
973.036
Sosial
Kualitas SDM atau sumber daya manusia mempunyai peran yang
sangat besar dalam keberhasilan suatu pembangunan. Salah satu pemacu serta
penggerak adanya usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah
tersedianya sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan, kesehatan,
transportasi serta ibadah.
Dikota Depok pada tahun 2000/2001 terdapat 328 sekolah dasar (SD) dengan
jumlah murid 109.220 orang dan jumlah guru 3.2 10 orang. Sekolah lanjutan
tingkat pertama (SLTP) berjumlah 105 sekolah dengan jumlah murid 38.816
orang dan jumlah guru 2.592 orang. Pada tingkat sekolah lanjutan tingkat
atas (SLTA) terdapat 77 sekolah dengan jumlah murid 29.3 85 orang dan
jumlah guru 1.469 orang.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di kota Depok tersedia
beberapa fasilitas kesehatan. Pada tahun 2000/200 1 di kota Depok tersedia
beberapa fasilitas kesehatan. Pada tahun 2000/200 1 di kota Depok terdapat 7
Pemukiman
406,8
Pasar
141,2
Pertokoan , jalur
57,16
36,2
Industri
Jumlah
641,36
63,43 %
22,01 %
8,91 %
5,64 %
100,00
1999
477
171.720
242.626
2000
499
179.640
269.265
2001
536
192.190
331.778
4
5
2002
2003
824
881
296.640
317.160
343.399
363.545
1999
458
164.880
230.502
2000
471
169.560
232.906
2001
504
181.440
278.080
4
5
2002
2003
685
724
246.600
260.640
285.928
297.098
1999
337
121.320
181.027
2000
346
124.560
184.407
2001
377
135.720
219.312
4
5
2002
2003
547
578
196.920
208.080
226.405
252.814
1999
147
52.928
84.897
2000
163
58.680
87.317
2001
188
67.680
115.575
4
5
2002
2003
289
316
104.040
113.760
120.462
129.184
1999
158
56.880
77.492
2000
157
56.520
86.288
2001
173
62.280
123.078
4
5
2002
2003
307
330
110.520
118.800
127.828
135.769
1999
199
71.640
140.920
2000
217
78.120
112.853
2001
245
88.200
136.864
4
5
2002
2003
344
367
123.840
132.120
143.211
157.324
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Cimanggis
Sukmajaya
Pancoran Mas
Beji
Limo
Sawangan
1999
2000
2001
2002
2003
Wilayah operasi Cimanggis dengan luas wilayah 53.54 km yang terdiri dari
daerah pemukiman, pertokoan, restoran, industri, pabrik, rumah sakit,
jalur.
2.
Wilayah operasi Sukmajaya dengan luas wilayah 34.13 km yang terdiri dari
daerah pemukiman, industri, rumah sakit, jalur, sekolah, hotel.
3.
Wilayah operasi Desa Limo dengan luas wilayah 22.80 km yang terdiri dari
daerah pemukiman, kantor, sekolah industri, rumah makan, pertokoan.
4.
Wilayah operasi Sawangan dengan luas wilayah 45.69 km yang terdiri dari
daerah pemukiman, pertokoan, sekolah, industri.
5.
Wilayah operasi Pancoran Mas dengan luas wilayah 29.83 km yang terdiri
dari daerah pemukiman, kantor, rumah sakit, jalur, pertokoan, sekolah.
6. Wilayah operasi Beji dengan luas wilayah 14.30 km yang terdiri dari
daerah pemukiman, jalur, sekolah, pertokoan, lantor, hotel, restorant.
Pembagian wilayah ini dibuat agar Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Depok dapat memudahkan pengangkutan sampah dari TPS-TPS yang ada. Daerahdaerah yang belum terlayani oleh DKP Kota Depok, pengelolaannya dilakukan
oleh masyarakat setempat dengan memanfaatkan lahan yang kos ong yang
tersedia. Dimana pengelolaannya dengan cara dibakar maupun dengan system
pengomposan pada lahan yang masih kosong di halaman rumah, kebun dan
sebagainya. Adapun rangkuman tingkat pelayanaan sampah Kota Depok tahun
1999 s/d 2003 dapat dilihat pada table 4.8.
Tabel 4.9 Tingkat pelayanaan Tahun 1999 s/d 2003
Sumber Sampah
N
1999
2000
Tingkat Pelayanaan
2001
2002
7.664.54 Ha
Luas 1 daerah
pelayanan
Penduduk2
terlayani
318.00
382.000
422.00
473.949
38%
39%
38%
Penduduk3 terlayani
terhadap
jumlah
35%
Penduduk depok
Sumber ; DKP Kota Depok, 2003
4.