SOSIOLOGI
PENGANGGURAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
Sosiologi yang berjudul PENGANGGURAN.
Penyusunan makalah ini di buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam
mempelajari mata kuliah Sosiologi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
ii
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C. Tujuan........................................................................................
D. Manfaat .....................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Let us take care of employment, employment will take care of growth. (Mahbub
Ul-Hag,1970)
Lebih dari 30 tahun lalu, Mahbub Ul-Haq, seorang ekonom kenamaan dari
India,mengingatkan pentingnya fokus pada ketenagakerjaan pada setiap
persoalan.
Ketenagakerjaan menyangkut banyak aspek yang tidak melulu ekonomi,
tetapi juga sosial, politik, dan kebahagiaan individu secara umum. Peringatan
Mahbub ini kembali bergaung saat ini ketika krisis mendera di banyak negara,
termasuk Indonesia. Krisis ekonomi yang berdampak rata pada hampir semua
sektor mengharuskan pengambil kebijakan untuk memilih prioritas kebijakan
mengingat terbatasnya sumber daya. Prioritas yang tepat bagi Mahbub, yang
juga saya amini, adalah pengatasan masalah pengangguran.
Dari literatur empiris, dampak krisis pada pengangguran di negara
berkembang biasanya tidak separah seperti di negara maju di mana terdapat
berbagai asuransi sosial dan perlindungan pekerja. Sebaliknya, kejatuhan nilai
output akibat krisis cenderung lebih dalam di negara berkembang ketimbang
negara maju.
Kejatuhan nilai output lebih dari 13% pada krisis 1997/1998 di Indonesia,
misalnya, hanya diiringi kenaikan tingkat pengangguran terbuka sekitar 0,5%.
Dengan kata lain, hukum Okun (Arthur Okun, 1962) yang menyatakan bahwa
setiap peningkatan pengangguran akan diiringi oleh penurunan tingkat output
berlipat ganda lebih menemukan aplikasinya di negara berkembang ketimbang
negara maju.
Dari krisis 1997/1998, ada beberapa alasan untuk hal ini. Pertama, adanya
fenomena labour hoarding di mana pengusaha cenderung menahan pekerja
yang dimiliki meski ada kejatuhan permintaan. Rasio produktivitas akan menurun
yang membuat output tertekan,sementara jumlah pekerja konstan.Satu hal yang
disebabkan sulitnya mencari pekerja dengan skill dan keterampilan spesifik
(Manning,2000).
Kedua,negara berkembang seperti Indonesia memiliki katup pengaman
berupa sektor informal yang lebih luas ketimbang negara maju. Apa yang
terobservasi sekadar perpindahan pekerja dari sektor formal ke sektor informal,
bukannya peningkatan angka pengangguran.
Ketiga,pendapatan relatif pekerja di negara berkembang jauh lebih rendah
ketimbang pekerja di negara maju.Pekerja di negara berkembang juga biasanya
tidak memiliki banyak tabungan sehingga tidak bekerja bukanlah satu pilihan
untuk mempertahankan keberlangsungan hidup.
Keempat, terkait dengan hal teknis statistik, pekerja yang terkena PHK
akan berhenti mencari kerja dan memilih untuk melakukan hal lain seperti
kembali bersekolah atau sekadar mengurus rumah tangga. Dengan kata lain,
mereka berhenti menjadi angkatan kerja dan tidak terhitung secara statistik
sebagai pengangguran.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Faktor apa yang mempangaruhi terjadinya pengangguran ?
2. Apa penyebab terjadinya pengangguran di Indonesia ?
3. Bagaimana mengatasi terjadinya pengangguran ?
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan masalah yang akan capai adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian pengangguran dari berbagai pakar
2. Untuk mengetahui dampak dari pengangguran bagi perekonomian di
Indonesia.
3. Untuk mencari solusi bagaimana mengatasi pengangguran di Indonesia.
D. Manfaat
Setelah mempelajari makalah ini maka dapat diperoleh beberapa manfaat
sebagai berikut :
1. Mencari solusi bagaimana mengantisipasi terjadinya pengangguran besarbesaran di Indonesia.
2. Mengetahui dampak terjadinya pengangguran yang terjadi pada di Indonesia.
3. Mengambil tindakan secepat mungkin untuk menghindari penambahan
pengangguran yang terjadi saat ini.
4. Mengantisipasi diri jangan sampai turut menjadi pengangguran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau
para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan
jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam
persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran
dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
7
10
11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Pengangguran
1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya
sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi
geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur
yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang
ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian
suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
12
13
14
15
16
17
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka kami dapat menyimpulkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin
mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah
pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat
kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah
pokok makro ekonomi yang paling utama.
2. Penyebab pengangguran
19
B. Saran
Dari kesimpulan di atas maka kami dapat menyarankan hal-hal sebagai
berikut ;
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang
kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan
(lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami
pengangguran.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/
http://devinpratamasoftskill.blogspot.co.id/2011/11/dampak-dampak-pengangguranterhadap.html
http://hitamandbiru.blogspot.co.id/2012/07/usaha-yang-dilakukan-untukmengatasi.html
21