: Adi Juniar H
NPM
: 200110140197
Kelas
:F
mengganti
dan
memperbaiki
sel/jaringan)
serta
untuk
produksi
Air
sebagai komponen darah dan cairan tubuh, pencernaan, transport makanan
dan sisa pencernaan, pengatur suhu tubuh. Sumber : Air minum, air dalam bahan
makanan.
2.
Karbohidrat
Sumber : jagung, beras, gandum, sorgum dan hasil ikutan pengolahannya: dedak padi
dedak gandum/pollard
3.
Protein
Berperan dalam pertumbuhan dan penggantian jaringan, pembentukan telur,
aktivitas sperma, panas, energi, produksi lemak. Sumber: tepung ikan, tepung cacing,
MBM, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, dan sebagainya.
4.
Lemak
Sebagai sumber energi dan cadangan panas. Pada ternak dideposit dalam
Vitamin
Berperan dalam pertumbuhan, kesehatan, asimilasi mineral, daya tetas,
fertilitas, nafsu makan, pencernaan, pembentukan tulang dan bulu. Sumber : tepung
hijauan, jagung, feed supplement.
6.
Mineral
Berperan dalam pembentukan kerangka, pembentukan kerabang, menjaga
mengatur kenetralan tubuh. Sumber : tepung ikan, susu skim, tp. tulang, tp. kulit
kerang, tp. kerabang, tp kapur (CaCO3), Dikalsium Phosfat (DCP), feed supplement.
7.
Feed Supplement
Feed Additive
Bahan bukan zat makanan yang ditambahkan ke dalam ransum. Berfungsi
sebagai peningkatan performa unggas baik dalam segi produksi atau kesehatan.
Contoh : coccidiostat, antibiotik, antioksidan, probiotik.
Metode Penyusunan Ransum:
1.
2.
3.
Square Method
2.
Temperatur
3.
4.
5.
6.
Palatabilitas ransum
7.
Adanya cekaman/stress
PERKANDANGAN
Semi intensif
Intensif
Digembalakan/ Dilepas
Sekali-sekali digembalakan
Tidak digembalakan
Supaya terlindung dari gangguan luar, seperti : terik cahaya matahari, hujan
dan gangguan binatang buas
Untuk memperoleh produksi yang efisien
Untuk memudahkan dalam tatalaksana bagi peternak
Memudahkan dalam mengontrol kesehatan
Peralatan Kandang
Induk Buatan (brooder)
Tempat Makan
Tempat Minum
D. Sarang (Nest)
Tipe Penggunaan
Kandang
1. Kandang Anak Ayam (Brooder House)
2. Kandang Ayam Grower
Fase umur
Bahan
3. Conerete houses
4. Metal houses
5. Bamboo houses
1. All litter
2. Slat and litter; 60% slat, 40% litter
Lantai
3. All slat
4. Wire and litter; 60% kawat, 40% litter
5. All wire
1. Colonny houses
Besar ukuran
Sifat pemindahan
Atap
1. Portable houses
2. Permanent houses
1. Shed type houses
2. Gable type houses
3. Combination type houses
4. Monitor houses
5. Plat type houses
Pengapuran
fumigasi
PENYAKIT UNGGAS
POULTRY BREEDING
: XY pria
XX wanita
Ayam
: ZZ jantan
ZW betina
Ektensif Breeding :
Sifat-sifat kualitatif
Intensif Breeding :
Tipe Pedaging:
Laju pertumbuhan
Efisiensi penggunaan ransum
Kecepatan pertumbuhan bulu
Tahan terhadap penyakit
Kaki kokoh dan kuat
Warna bulu dan kulit yang dikehendaki
Sex linkage
= Produksi telur
x 100%
Konsumsi Ransum
Kualitas Telur
Telur tetas
Oleh pembibit (breeder) lebih ditekankan kepada kualitas ideal untuk mencapai daya
tetas dan daya hidup anak yang tinggi.
Jumlah bakteri dan porositas kerabang telur menjadi pertimbangan agar pertukaran
gas di dalam telur selama penetasan baik.
Telur konsumsi
Lebih diarahkan ke bobot telur, kualitas kerabang dan indeks warna kuning telur
karena pertimbangan ekonomi (harga jual).
Bentuk Telur
Bentuk telur dinyatakan dengan Indeks Telur, yaitu perbandingan antara diameter
lebar dan diameter panjang telur yang dinyatakan dalam persen. Nilai Indeks Telur
bervariasi antara 65-82%, dengan kisaran ideal antara 70-75%.
Kuning telur (Yolk):
Indeks Yolk: H/W atau Tinggi kuning telur (cm)
Diameter kuning telur (cm)
Putih telur (Albumen):
Indeks albumen: Tinggi albumen (cm)
Panjang albumen (cm)
Haugh Unit = log 100 (H 1,7P0,37 + 7,57)
Keterangan:
H= tinggi putih telur (mm)
Kerabang telur:
Indeks kerabang telur (I) = C x 100
S
I = Indeks kerabang telur (g/cm2)
C = Bobot kerabang telur (g)
S = Luas permukaan kerabang telur (cm2)
Luas permukaan kerabang telur dihitung berdasarkan bobot telur mengikuti rumus
Mongin (1965) :
S = 3,978 W
0,7056
Ketebalan kerabang telur diukur menurut rumus Hamilton, dkk., (1979) yaitu:
T = 3,98 SW/SA + 16,8
T = Ketebalan kerabang telur (mm)
SW = Berat kerabang telur (g)
SA = Luas permukaan (cm2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
Broiler
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi daging pada
broiler antara lain: genetik (jenis, variasi individu), jenis kelamin, umur, luas
kandang/lantai, temperatur, pencahayaan, dan ransum.
Layer
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi telur pada layer
antara lain: genetik (jenis, variasi individu), umur, siklus produksi, kepadatan,
temperatur, pencahayaan, molting, dan ransum.
Berat Telur
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berat telur antara lain meliputi: genetik
(jenis, variasi individu), umur, bobot ternak, molting, temperatur, pencahayaan, dan
ransum.