Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING

Disease Control Pada Domba

Disusun Oleh :
Kelas F
Kelompok 7

Fazria Insani Zahra

200110140111

Agung Dupi Irawan

200110140112

Edwar M Ghifari

200110140306

Apritama Adha

200110140303

M Farouq

200110140205

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK DOMBA DAN KAMBING


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2016

I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara petani
ternak di pedesaan dengan berbagai tujuan, antara lain sebagai tabungan yang
sewaktu-waktu dapat dijual untuk keperluan hidupnya. Ternak ini mempunyai
nilai ekonomi bagi peternak karena mudah dipelihara, tidak membutuhkan lahan
yang luas, berbagai sumber pakan tersedia di pedesaan, daya reproduksinya cukup
tinggi, dan lama pemeliharaan hingga dewasa relatif cepat. Kontribusinya dalam
penyediaan daging secara nasional walaupun masih relatif rendah (hanya 5%),
tetapi memiliki potensi dimasa mendatang untuk mendukung ketahanan pangan
asal ternak.
Selain itu permintaan ekspor ke beberapa negara masih belum dapat dipenuhi.
Berbagai kendala yang dihadapi dalam usahatani-ternak domba antara lain
masalah ketersediaan bibit yang baik sangat sulit diperoleh. Kendala lainnya
adalah timbulnya penyakit yang menyerang ternak domba. Meskipun dari
komponen produksi, masalah kesehatan hewan hanya sekitar 5% dari total biaya
produksi, tetapi kesehatan hewan mutlak harus mendapat perhatian karena dapat
berakibat fatal. Oleh karena itu pengendalian penyakit pada domba merupakan
bagian (subsistem dari usahatani ternak) yang tidak terpisahkan dalam sistem
usahatani-ternak modern.. Pada makalah ini akan diulas berbagai penyakit yang
dapat menyerang ternak domba (terutama penyakit yang bernilai ekonomis dan
strategis) serta upaya penanganannya.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui manajemen pengendalian penyakit pada domba
2. Mengetahui penyakit-penyakit yang menyerang ternak domba

II
PEMBAHASAN

2.1. Penyakit Pada Domba


Kesehatan ternak menjadi sangat penting karena akan menyebabkan kerugian
akibat gangguan pertumbuhan (pertambahan berat badan harian rendah) dewasa
kelamin atau umur beranak pertama terlambat daya reproduksi terganggu efisiensi
pakan rendah kematian ternak Oleh karena itu, dalam pemeliharaan ternak domba
perlu mengetahui sedini mungkin gejala-gejala atau tanda-tanda penyakit secara
umum, antara lain berupa:
a. Kurang nafsu makan/tidak mau makan
b. Tidak lincah/lebih banyak diam
c. Lemah atau lesu
d. Menyendiri
e. Menggaruk-garuk badan
f. Kotoran tidak normal (warna, bau, konsistensi)
Bila dijumpai ternak dengan tanda-tanda seperti demikian, patut dicurigai
bahwa ternak tersebut kurang sehat/sakit, oleh karena itu untuk menghindari
terjadinya penularan atau penyebaran penyakit lebih lanjut, ternak tersebut
sebaiknya diisolasi pada tempat atau kandang khusus yang terpisah dari ternak
sehat lainnya. Selama isolasi diberi makanan dan minuman yang baik, serta
diamati terhadap kemungkinan terserang penyakit menular dengan melakukan
pemeriksaan klinis dan laboratoris secara intensif. Segera ambil tindakan
(pengobatan atau pengeluaran/ pemusnahan) apabila telah diperoleh kepastian
hasil diagnostik.
Berdasarkan penyebabnya, penyakit domba dapat dikelompokkan menjadi:

Penyakit-penyakit infeksius disebabkan oleh agen penyakit yang berasal dari


bacterial, viral, dan parasite

Penyakit-penyakit non infeksius disebabkan oleh senyawa toksik/racun,


gangguan metabolisme tubuh, defisiensi mineral

Penyakit-penyakit pada kambing:


a) Bloating (Kembung)
Domba yang terserang ini biasanya dikarenakan terlalu banyak memakan
pakan hijauan terutama rumput yang masih muda atau rumput yang berembun
(basah), sehingga akan menimbulkan gas dalam perut. Domba yang terserang
penyakit ini memiliki beberapa gejala klinis, antara lain:
-

Perut kembung, bila diraba terasa keras dan merasa sakit

Sulit buang kotoran

Jika berbaring domba mengalami kesulitan untuk berdiri kembali.


Program pengendalian yang biasa dilakukan, di antaranya adalah mencegah

agar domba tidak memakan rumput muda atau basah, tidak digembalakan pada
pagi hari, dan beri obat kembung.
b) Cacingan
Penyakit cacingan merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada
domba. Penyakit ini disebabkan oleh parasit internal pada saluran pencernaan
domba. Banyak sekali jenis cacing yang dapat menimbulkan cacingan pada
domba, antara lain Trichuris sp., Oestophagostomum sp., dll. Gejala klinis
cacingan, yaitu:
-

Domba kurus, lemah, dan lesu

Nafsu makan menurun

Bulu kasar, kusam dan rontok

Perut besar dan kepala agak menunduk

Biasanya diare
Pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain kebersihan kandang harus

selalu terjaga. Domba yang terkena cacingan dapat diobati dengan pemberian obat
cacing secara teratur.
c)

Scabies
Penyebab penyakit ini adalah ektoparasit, yaitu Sarcoptes scabiei. Gejala

klinis yang timbul, antara lain:


-

Domba kurus

Terdapat bercak merah pada kulit, bersisik dan gatal.


Program pengendalian yang biasanya dilakukan, yaitu kebersihan kandang

dan ternak selalu terjaga, isolasi bagi hewan yang terinfeksi, pemberian anti
parasit seperti Ivomec bagi domba sakit (terapi) dan domba yang sehat sebagai
imunisasi.
d) Pink Eye
Penyakit ini disebabkan mata domba terkena benda-benda tajam, misalnya
ujung kayu, debu, dan duri atau dapat juga karena parasit. Gejala penyakit ini
antara lain:
-

Mata berair dan kemerahan

Selalu menghindar dari sinar matahari

Biasanya diikuti pembengkakan di sekitar mata.


Pengendalian penyakit yang dapat dilakukan diantaranya adalah menghindari

pemberian hijauan yang terdapat duri, pembersihan kandang, dan pemberian salep
mata disarankan pada domba yang menderita pink eye.
e)

Orf atau Dakangan

Penyebabnya adalah domba terkena rumput yang berbulu atau debu dari
konsentrat ketika makan kemudian timbul infeksi. Gejala klinis penyakit ini
adalah adanya benjolan dan keropeng hitam pada sekitar mulut. Penyakit ini dapat
dikendalikan dengan program vaksinasi. Pengobatan penyakit ini, yaitu dengan
membuat luka baru pada keropeng dan beri preparat iodium dan suntik dengan
antibiotik.
f)

Antraks
Penyebab penyakit ini adalah Bacillus anthracis yang menular melalui

kontak langsung, makanan atau minuman, dan dapat juga melalui pernafasan.
Domba yang tertular antraks akan menunjukkan gejala klinis, yaitu:
-

Demam tinggi, badan lemah, dan gemetar

Gangguan pernafasan

Pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin, dan badan penuh bisul

Kadang-kadang darah berwarna merah kehitaman keluar melalui lubang


hidung, telinga, mulut, anus, dan vagina

Kotoran ternak cair dan sering bercampur darah

Limpa bengkak dan berwarna kehitaman


Program pengendalian penyakit antraks adalah dengan membakar domba

yang mati.
g) Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) atau Apthae Epizootica (AE)
Penyebab penyakit ini adalah virus dan menular melalui kontak langsung
melalui air kencing, susu, air liur, dan benda lain yang tercemar virus AE. Gejala
klinis penyakit ini di antaranya adalah
-

Rongga mulut, lidah, dan telapak kai atau teracak melepuh serta terdapat
tonjolan bulat berisi cairan yang bening

Demam atau panas, suhu badan menurun drastis

Nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali

Air liur keluar berlebihan


Pengendalian penyakit ini dengan cara vaksinasi serta pada kambing yang

terinfeksi diisolasi dan diobati secara terpisah.


h) Radang Kuku atau Kuku Busuk
Penyakit ini menyerang kambing yang dipelihara dalam kandang yang basah
dan kotor. Gejala penyakit ini, yaitu:
-

Mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh

Kulit kuku mengelupas

Tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit

Sapi pincang dan akhirnya kambing mengalami kelumpuhan.

2.2. Pengendalian Penyakit


Pengendalian penyakit domba yang paling baik menjaga kesehatan domba
dengan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan
domba adalah sebagai berikut:
-

Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan


kambing secara berkala.

Kambing yang sakit dipisahkan dengan kambing yang sehat dan segera
lakukan pengobatan.

Mengusahakan lantai kandang selalu bersih dan kering.

Memeriksa kesehatan kambing secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai


petunjuk.

Memberikan nutrisi & makanan penguat yang mengandung mineral, kalsium


dan mangannya.

Memberikan makanan sesuai jadwal & jumlahnya, Hijauan pakan yang


barudipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu sebelum diberikan sebagai
imunisasi.

III
KESIMPULAN

1. Pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit-penyakit ternak harus selalu


mendapat perhatian. Untuk dapat melaksanakan kegiatan pengendalian
penyakit pada usaha budidaya kambing perlu diperhatikan : Pola pakan,
kebersihan kandang, kebersihan alat, kebersihan lingkungan, program
kesehatan kelompok ternak (PKKT).
2. Beberapa penyakit yang menyerang ada domba: Bloating (Kembung),
Cacingan, Scabies, Pink Eye, Orf atau Dakangan, Antraks, Penyakit Mulut
Dan Kuku (PMK) atau Apthae Epizootica (AE), Radang Kuku atau Kuku
Busuk

DAFTAR PUSTAKA

http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/prokpo04-8.pdf

diakses

pada tanggal 11 Maret 2013 pukul 15.50 RESSANG. 1984.


Patologi Khusus Veteriner. Edisi kedua. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut
Pertanian Bogor.
http://www.rohmad.com/2011/11/peternakan-kambing-domba-potong.html
diakses pada tgl 11 maret 2013 pukul 16.30
Subronto. Ilmu Penyakit Ternak .1995. Edisi I. Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai