Sapi adalah salah satu komoditi peternakan yang menjadi andalan sumber protein
hewani berupa daging maupun susu yang cukup familiar di masyarakat. Dalam pemeliharaan
ternak sapi, salah satu penghambat yang sering dihadapi adalah penyakit. Bahkan tidak jarang
peternak mengalami kerugian dan tidak lagi beternak akibat adanya kematian pada ternaknya.
Sapi sehat biasanya ditandai dengan keadaan dalam tubuh ternak tersebut berfungsi dengan
baik. Kondisi dimana aliran cairan di dalam tubuhnya berfungsi baik dalam mendukung
penyusunan sel - sel penting di dalamnya. Dengan rutin memperhatikan keadaan sapi serta
lingkungan dan cepat tanggap niscaya sapi akan selalu sehat dan normal.
Beragam faktor dapat mempengaruhi kesehatan sapi. Namun diantara beragam faktor
tersebut, lingkungan dan penularan merupakan faktor yang paling banyak membuat ternak
sapi terserang penyakit. Mencegah lebih baik daripada mengobati , itulah yang harus
digaris bawahi. Untuk faktor lingkungan, layak diperhatikan keadaan kelembaban kandang,
kebersihan lantainya, posisi ventilasi dan aliran udara, apakah sinar matahari pagi masuk
dengan baik ke dalam kandang atau tidak. Pakan juga merupakan salah satu penyebab sapi
terserang
penyakit,
oleh
karenanya
prosentase
dan
keseimbangan
pakan
layak
1. PENYAKIT ANTHRAX
Penyakit antrax adalah jenis penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menular
pada manusia. Biasanya kategori penyakit seperti ini disebut zoonosis. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis yang masuk ke dalam tubuh melalui pakan
dan air minum. Selain melalui pakan dan air minum yang tidak bersih, bakteri antrax bisa
masuk ke dalam tubuh sapi lewat tanah yang tercemar bakteri dan masuk melalui
pernafasan atau luka pada sapi. Bakteri antrax adalah bakteri yang daya tahannya luar
biasa, disinfektan dan panas terkadang tidak mampu melawan bakteri ini. Penyebarannya
juga sangat cepat apabila sapi tersebut kurang makan dan kelelahan, apalagi saat musim
panas. Penyakit ini bisa menyerang semua sapi dari berbagai tingkatan umur dan bisa
menular kepada manusia.
Bila sapi sudah terkena antrax, sebaiknya manusia tidak mendekat dan harus
berhati - hati dalam penanganannya. Bakteri dapat menular pada manusia melalui luka,
pernafasan (jika menghirup bulu sapi yang terserang).
a. Ciri dan Gejala umum Antrax pada sapi adalah sebagai berikut :
1. Sapi demam, lemah dan mudah jatuh/ambruk.
2. Radang pada bagian limpa dan akhirnya sapi menjadi diare.
3. Banyak pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam (pada
lubang hidung dan mulut, pori - pori dan pada lubang anus sapi).
4. Nafas tersengah sengah.
5. Pembengkakan pada bagian bawah perut.
6. Bila sudah akut, sapi akan mati mendadak
b. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Antrax pada sapi :
1. Vaksinasi spora avirulen secara berkala tiap tahun pada sapi yang belum
terkena.
2. Pengecekan, pembersihan dan karantina jika pada suatu daerah sudah terkena
antrax.
3. Jangan memberi makan sapi dengan akarnya, biasanya hijauan. Berikan
rumputnya saja.
4. Jangan sering - sering kontak fisik dengan ternak jika tidak benar - benar
darurat.
5. Jika sapi sudah terkena, berikan antibiotik dengan spektrum luas seperti
Penisilin G, Oxytetracyclin, Streptomycin.
6. Hewan yang sudah mati jangan dibedah, jangan memegang langsung bagian
luka. Langsung kubur saja bila perlu bakar bangkainya.
2. PENYAKIT SURRA
Penyakit surra merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh protozoa
Trypanosoma evansi. Parasit ini hidup dalam darah induk semang dan memperoleh
glukosa sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah induk semangnya. Menurunnya
kondisi tubuh sapi akibat cekaman misalnya stress, kekurangan pakan, kelelahan,
kedinginan dan sebagainya merupakan faktor yang memicu kejadian penyakit ini.
Penularan terjadi secara mekanis dengan perantaraan lalat penghisap darah seperti
Tabanidae, Stomoxys, Lyperosia, Charysops dan Hematobia serta jenis arthropoda yang
lain seperti kutu dan pinjal.
Penyakit surra sering menyerang sapi pada musim hujan dimana kondisi
kekebalan sapi sering turun dan melemah . Beberapa kasus bahkan dapat menewaskan
ternak terutama kerbau.
a. Ciri Dan Gejala Umum Penyakit Surra pada sapi adalah sebagai berikut:
1. Gerakan sapi menjadi tidak aturan (sempoyongan, jalan berputar putar/mubeng)
jika sudah parah sering kejang kejang.
2. Selaput lendir menguning.
3. Tidak ada nafsu makan dan bulu rontok.
4. Demam dan cepat lelah
b. Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Surra pada sapi :
yang
terjadi,
mendesak dan
mengakibatkan
perut
sapi
membesar
kesamping. Kematian pada sapi yang menderita kembung perut, biasanya rentan terjadi
karena ketidaktahuan dan salah penanganan oleh peternak. Saat sapi mengalami
kelumpuhan dengan perut yang kembung, banyak peternak yang memposisikan sapi
mereka telentang. Hal itu menyebabkan, jantung sapi terhimpit dengan lebih cepat.
Penyebab utama sapi terserang kembung adalah rumput - rumputan yang basah,
kurang berserat. Oleh karenanya seleksi hijauan mutlak diperlukan dan berikan
presentase hijauan jenis leguiminose maksimal lima puluh persen.
a. Ciri dan Gejala Umum Penyakit Kembung Perut / Bloat pada sapi:
1. Perut bagian kiri membesar karena gas tidak dapat keluar.
2. Pernafasan terganggu karena organ pernafasan ditekan oleh membesarnya
rumen.
3. Gerakan kurang lincah dan sering terjatuh.
4. Dalam kondisi parah, hewan bisa lumpuh dan mati
b. Pencegahan dan Pengobatan Kembung Perut pada sapi :
1. Jangan biasa memberikan pakan rumput yang masih basah, terutama di pagi
hari.
2.
3.
4.
5.
a. Ciri dan Gejala Umum Penyakit Demam (BEF) pada sapi adalah :
1. Sapi terlihat lemah dan lesu.
2. Sapi demam tinggi dan terkesan pincang.
3. Susah bergerak dan berdiri.
4. Sesak dan gemetaran.
5. Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak.
6. Nafsu makan menurun.
7. Pada sapi perah, produksi susu akan menurun
b. Pencegahan dan Pengobatan Demam pada sapi :
1. Lingkungan yang bersih.
2. Penggunaan insektisida pada kandang.
3. Berikan obat penurun panas dan usahakan sapi banyak minum air.
4. Obat tradisional bagi BEF adalah pemberian gula merah dan garam dapur dan
diminumkan pada sapi.
5. Tetap konsultasi pada dokter hewan untuk lebih baiknya.
6. Daging boleh dipotong dan dikonsumsi
a. Ciri dan Gejala Umum Penyakit Ingusan pada sapi biasanya adalah :
1. Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak, lama kelamaan akan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
kurus
b. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ingusan pada sapi :
1. Usaha yang bisa kita lakukan adalah dengan pencegahan infeksi dengan
antibiotik sehingga gejala tidak meluas.
2. Penyakit ini belum ada obat yang mampu menghilangkan secara keseluruhan,
namun dapat hilang sendiri jika penanganan kita cepat dan sapi dipelihara
dengan baik.
3. Usahakan penanganan secara langsung setelah terlihat gejala ringan, biasanya 4
hari setelah terserang sapi akan semakin memburuk.
4. Konsultasikan pada dokter hewan terkait pemakaian obat. Ingat, obati secara
langsung setelah terlihat gejala ingusan, jangan terlambat.
5. Ternak yang mati tetap dapat dipotong dan dikonsumsi, namun bagian yang
terinfeksi harus dibuang.
a. Ciri dan Gejala umum Penyakit Ngorok pada sapi adalah sebagai berikut:
1. Membengkaknya kulit kepala dan selaput lendir lidah disertai warna merah dan
2.
3.
4.
5.
kebiruan.
Membengkaknya leher, anus, dan vulva; paru-paru meradang.
Selaput lendir usus dan perut masam serta berwarna merah tua.
Sapi mengalami demam dan sulit bernapas sehingga terdengar mengorok.
Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam.
1. Tindakan sanitasi, antara lain : sisa abortus dihapus hamakan, fetus dan placenta
dibakar, hindarkan perkawinan antara pejantan dengan betina yang mengalami
keluron, anak-anak hewan yang lahir dari induk menderita brucellosis sebaiknya
diberi susu dari induk yang bebas brucellosis, hewan penderita pada sapi perah
dilaksanakan pemotongan bersyarat, dan peralatannya harus dicuci dan dihapus
hamakan, ternak pengganti jangan segera di masukkan.
2. Ternak pengganti yang tidak punya sertifikat bebas brucellosis dapat
dimasukkan bila setelah diuji serologis negatif. Sedangkan yang mempunyai
sertifikat bebas brucellosis dilakukan uji serologis dalam selang waktu 60
sampai 120 hari setelah dimasukkan dalam kelompok ternak.
3. Pengawasan lalu lintas ternak dilakukan secara seksama.
4. Belum ada obat efektif untuk Brucellosis
BAB II
PENYAKIT PADA AYAM
1. Penyakit Snot
Penyakit snot atau coryza di sebabkan oleh bakteri haemophillus
gallinarum. penyakit snot dapat menyerang ayam semua umur dan
terutama menyerang anak ayam, biasanya penyakit ini muncul akibat
perubahn musim dan banyak di temukan di daerah tropis. perubahan
musim
biasanya
akan
mempengaruhi
angka
kesehatan
ayam
9. Pada kasus ini patut di jumpai konjungtivitis dan peradangan pada kelopak mata
( periorbital fascia ). Pada kasus kronis di jumpai sinusitis yang bersifat serosa
sampai kaseosa.
c. Diagnosis
Bakteri haemophillus gallinarum dapat diisolasi dari swab sinus ayam yang
menderita penyakit akut. Isolasi laboraturium dapat di lakukan dengan menggunakan
plat agar darah yang telah di gores staphylococcus sp dan di inkubasi dalam suasa
anaerob.
- Diferential Diagnosa
Diagnosa bagi penyakit coryza adalah mikoplamosis atau chronic
respiratori disease (cdr) dan infectious laryngotracheitis (ilt).
d. Pengobatan
Pengobatan penyakit snot pada unggas adalah dengan pemberian preparat
sulfat seperti sulfadimethoxine atau sulfathazole. Pemberian sulfonamida dapat di
kombinasikan dengan tetrasiklin untuk mengobati coryza dan dapat di berikan lewat
air minum atau di suntikan secara intramuskular. Perhatikan penarikan waktu pada
ayam petelur karena obat tersebut dapat mengkontaminasi telur dan kualitas dari
kerabang telur.
2. Penyakit Ngorok Atau Chronic Respiratory Disease ( CDR )
Penyakit ini biasa juga di sebut dengan chronic respiratory disease ( CDR ) atau
mikoplamosis atau sinusitis atau air sac.penyakit cronic respiratory disease di sebabkan
oleh bakteri microplasma galisepticum. Biasanya menyerang ayam usia 4-9 minggu.
Penularan terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang, makan dan minum, telur
tetas atau doc yang terinfeksi. Selain itu juga disebabkan oleh litter yang kering juga
kadar amonia yang terlalu tinggi.
a. Cara Penularan
1. Secara vertikal dapat melalui induk yang menularkan penyakit melalui telur.
2. Secara horizontal disebabkan dari ayam yang sakit ke ayam yang sehat.
Penularan-penularan tidak langsung dapat melalui kontak dengan tempat
peralatan, wadah pakan, hewan liar maupun petugas kandang.
b. Gejala klinis
Ngorok basah, adanya leleran hidung lengket dan terdapat eksudat berbuih
pada mata, ayam suka mengeleng gelengkan kepala. Pada kasus kronis
mengakibatkan kekurusan dan kekurangan cairan bernanah dari hidung.
c. Pengobatan
Pengobatan CDR pada ayam yang sakit dapat di berikan baytrit 10%
peroral, mycomas dengan dosis 0,5 ml/l air minun. Tetracolin secara oral atau
bacytracyn yang di berikan pada air minum.
3. Penyakit infectious laryngotracheitis (ILT)
Infectius laryngotracheitis atau (ILT) merupakan penyakit kontagius pada saluran
pernafasan yang di ricikan dengan kesulitan bernafas, menjulurkan leher karena kesulitan
bernafas, konjungtifitas, adanya iflamasi yang mengelilingi membran mata. Penyakit ini
di sebabkan oleh herpes virus. Yang mampu hidup 8-10 hari pada leleran, lebih dari 70
hari di dalam karkas, kemudian dapat hidup lebih dari 80 hari pada eksudat ( tracea atau
saluran pernafasan ) dalam kondisi alami. Penyakit ini berlangsung selama 2-6 minggu
dalam flok, dan lebih lama di banding penyakit respirasi viral yang lainnya.
Penyakit ini tidak dapat di obati namun dapat di cegah, tetapi dapat menimbulkan carier
bagi yang sudah terinfeksi.
a. Penularan
Virus ifectius laryngotraheitis atau (ilt) di tularkan melalui pernafasan dan
dapat melalui udara secara kontak langung melalui burung yang satu kandang. Virus
masuk dan menginfeksi burung melalui mata, hidung atau mulut. Mulut dan darah
yang mengandung virus dapat keluar melalui batuk dan menyebabkan virus. Masa
inkubasinya antara 6-12 hari. Kejadian outbreak dapat di karenakan lalu lintas
unggas. Pekerja dan alat kandang, dan kondisi lingkungan yang memungkinkan
terjadinya penyebaran.
b. Gejala klinis
1. Dyspnoe.
2. Rinitis.
3. Kandang-kandang
mengalami
pneumonia
atau
bronkhopneumonia
chicken embryo dan kultur jaringan atau dengan inokulasi pada sinus intraorbital
untuk mengetahui imunitasnya. Spesimen dapat pula diinokulasi pada membran
chorioallantois pada telur ayam berembrio Pemeriksaan mikroskopiknya pada lesi
membran chorioallantois terdapat inclusion body intranuclear. Dapat dibedakan
dengan Fowlpox pada lesi trachea dan inclusion bodynya berupa inclusion body
intracytoplasmic. Diagnosa dapat pula dilakukan dengan PCR.
- Diferensial diagnosa
1. Infectious Bronchitis
2. Newcastle Disease
3. Mycoplasmosis
4. Avian coryza
d. Pencegahan
1. Meminimalisir kotoran dan debu.
2. Penggunaan mild expectorants.
3. Vaksinasi baik secara eye drop, spray maupun lewat air minum.
4. Penyakit Berak Kapur atau Pullorum
Pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang dikenal dengan nama
berak putih atau berak kapur (Bacilary White Diarrhea= BWD). Penyakit ini
menimbulkan mortalitas yang sangat tinggi pada anak ayam umur 1-10 hari. Selain
ayam, penyakit ini juga menyerang unggas lain seperti kalkun, puyuh, merpati, beberapa
burung liar. Pullorum atau Berak kapur disebabkan oleh bakteri salmonella pullorum dan
bakteri gram negatif. Bakteri ini mampu bertahan ditanah selama 1 tahun
Di Indonesia penyakit pullorum merupakan penyakit menular yang sering ditemui.
Meskipun segala umur ayam bisa terserang pullorum tapi angka kematian tertinggi
terjadi pada anak ayam yang baru menetas. Angka morbiditas pada anak ayam sering
mencapai lebih dari 40% sedangkan angka mortalitas atau angka kematian dapat
mencapai 85%.
a. Cara penularan
1. Secara vertikal yaitu induk menularkan kepada anaknya melalui telur.
2. Secara horizontal terjadi melalui kontak langsung antara unggas secara klinis
sakit dengan ayam karier yang telah sembuh, sedangkan penularan tidak
langsung dapat melalui kontak dengan peralatan, kandang, litter dan pakaian
dari pegawai kandang yang terkontaminasi.
b. Gejala klinis
1. napsu makan menurun.
2. feses (kotoran) kotoran berwarna putih seperti kapur.
anus
kotor
dan
lengket
serta
diakhiri
dengan
kematian
ayam.
Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus dari genus Avibirnavirus. Di dalam
tubuh ayam, virus ini dapat hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian akan berkembang
menjadi infeksius. Gumoro memang tidak menyebabkan kematian secara langsung pada
ayam, tetapi infeski sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan
cepat karena kekebalan tubuhnya tidak bekerja.
Penyakit Gumoro yang menyerang anak ayam pada usia 2 sampai 14 minggu
dapat diindikasikan dengan gejala awal sbb:
a. Gejala klinis
1. Napsu makan berkurang.
2. Ayam tampak lesu dan mengantuk.
3. Bulu tampak kusam dan biasanya disertai dengan diare berlendir yang
mengotori bulu pantat.
4. Peradangan di sekitar dubur dan kloaka.biasanya ayam akan mematoki
duburnya sendiri.
5. Jika tidur, paruhnya menempel di lantai dan keseimbangan tubuhnya terganggu.
Selain itu, beberapa pendapat pakar lainnya bahwa gumoro dapat dibagi 2
yaitu gumoro klinik dan sub klinik. Gumoro klinik menyerang anak ayam berumur
3-7 minggu. Pada fase ini serangan terhadap kekebalan tubuh ayam tersebut hanya
bersifat sementara antara 2-3 minggu. Gumoro subklinik menyerang anak ayam
berumur 0-3 minggu. Penyakit ini paling menakutkan karena kekebalan tubuh ayam
dapat hilang secara permanen, sehingga ayam dengan mudah terserang infeksi
sekunder.
Gumoro menyebar melalui kontak langsung, air minum, pakan, alat-alat yang
sudah tercemar virus dan udara. Yang sangat menarik adalah gumoro tidak menular
dengan perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak menjadi carrier.
Upaya penanggulangan gumoro ini dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan kandang
6. Penyakit Telelo atau Newcastle Disease (ND)
Penyakit Telelo atau Newcastle Disease (ND) biasa juga disebut dengan istilah
penyakit Samper Ayam ataupun Pes Cekak. Dimana penyakit ini merupakan suatu
infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini
disebabkan oleh virus Paramyxo dan biasanya dikualifikasikan menjadi:
- Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic
Newcastle Disease (VVND) atau tipe Velogenik, tipe ini menyebabkan kematian
yang luar biasa bahkan hingga 100%.
Tipe yang lebih ringan disebut degan Mesogenic. Kematian pada anak ayam
mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini
a. Gejala yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah sebagai
berikut:
1. Excessive mucous di trakea.
2. Gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok
3.
4.
5.
6.
7.
waktu bernapas.
Ayam tampak lesu.
Napsu makan menurun.
Produksi telur menurun.
Mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah.
Jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh
gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-
bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali. Akan tetapi pola pemberian ini
dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan efektivitas terbaik dari hasilnya.