PENYAKIT BABI
Pada prinsipnya penyakit yang menyerang babi bisa digolongkan menjadi dua:
1. Penyakit tak menular
Misalnya penyakit akibat kekurangan zat-zat makanan tertentu (deficiency) seperti anemia, bulu
rontok, rachitis, keracunan, dll
2. Penyakit menular
Yakni penyakit yang disebabkan oleh gangguan dari suatu organisme (bakteri, virus dan parasit)
seperti cacing, kutu, dll.
Selanjutnya dibawah ini akan diutarakan beberapa penyakit, baik tak menular yang biasa
menimpa dan merugikan usaha ternak babi.
2. Agalactia
Penyakit ini adalah penyakit babi induk yang habis melahirkan dimana mengalami
kegagalan didalam mengeluarkan atau memproduksi air susu.
Penyebabnya: tidaklah selalu sama dengan kata lain dan berbagai sebab:
Oleh Eshericho coli
Karena keracunan didalam usus akibat kontaminasi (tak biasa buang kotoran), yang
kemudian terus diikuti dengan hilangnya nabsu makan dan kadang-kadang panas guna
mengatasi konstipasi bisa diberi obat peluncur, misalnya: garam inggris
Akibat peradangan pada uterus (metritis). Ternak yang bersangkutan sakit kehilangan
nabsu makan temperatur tubuh naik: 106 oF yang normal 102 – 103 0F. Dari vulva keluar cairan
yang berwarna kemerahan atau kekuningan. Peradangan uterus ini biasanya diikuti peradangan
ambing (mastitis) mengakibatkan kegagalan air susu (Agalactia), maka penyakit ini juga disebut
MMA Complek (Mastitis Metritis Agalactia Complek).
Gejala umum:
Gejala pertama biasanya nampak 3 hari sesudah melahirkan, walaupun sering dapat
terlihat belum melahirkan atau sebelum anak-anak disapih.
Temperatur 103 – 106oF.
Babi tak mau makan, air susu sedikit atau gagal sama sekali.
Dari vagina keluar nanah (pus) berwarna keputihan atau kekuning-kuningan.
Anak babi mencret.
Kadang-kadang tidak diketahui sampai anak babi kelaparan.
Pencegahan dan pengobatan:
Makanan baik, dan kebersihan harus terjamin
untuk menghindarkan konstipasi, babi bisa diberi obat peluncur, atau cairan gula (gula
tebu) 6-10%, pada ransum, garam inggris.
Pengobatan, tetapi tak selalu efektif: dengan injeksi antibiotik (penicilin, penstrep,
terramycin, sulmet)
Catatan:
Untuk menstimulir air susu bisa diberi suntikan dengan Oxytocin 5-10 I.U dan 25 mg
stillbestrol.
Peristiwa ini akan menimpa semua anak babi yang melahirkan . oleh karena itu anak babi
harus diberi susu extra.
3. Rheumatik
Penyebab:
Babi kurang mendapat sinar matahari, adanya udara lembab, dan ventilasi yang kurang
sempurna merupakan penyebab faktor yang penting.
Makanan serba kurang baik
Ternak sering menderita Erysipelas.
Gejala:
Napsu makan berkurang dan kehilangan berat badan
Konstipasi, dan air kencing agak menjadi keruh.
Sering menunjukkan gejala dimana babi selalu berbaring dan berteriak bila ditekan urat-
urat sepanjang tulang belakang.
Pencegahan dan pengobatan:
Ransum harus baik, lebih-lebih vitamin A dan D haris cukup.
Kandang bersih, hangat dan kering
Pengobatan dengan penicilin injeksi dan sulfa
4. Scours (mencret)
Scours adalah suatu gejala penyakit enteritis yang ditandai adanya peradangan usus,
scours banyak menyerang anak babi atau babi –babi muda.
Penyebab:
Untuk mengetahui penyebab dan gejalanya secara khusus sangat sulit, karena sebenarnya
scour itu ada berbagai tipe yang masing2 penyebabnya tak sama. Akan tetapi perlu diketahui
bahwa yang mempercepat scours atau enteritis ini adalah karena sanitasi kurang diperhatikan,
kelembaban udara, kedinginan, alas kandang kurang, makanan yang tak memenuhi syarat,
kurang zat besi (anemia), stress.
Tipe-tipe scours atau enteritis:
1. Non Infectious Enteritis, jenis penyakit ini pertama-tama timbul akibat makanan yang tak
menjamin, terutama kekurangan vitamin B, yang mengakibatkan scours. Walaupun scours ini
tak berinfeksi (Non Infectious Scours) tetapi sangat mengurangi daya tahan tubuh yang akhirnya
mudah kena infeksi enteritis dan penyakit lain.
2. Infectious Enteritis
a. Nonspectious Enteritis
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai jenis bakteri (tak khusus oleh salah satu bakteri), yang
sudah berjangkit akibat stress.
b. Necrotic Enteritis; sering disebut NECRO yang disebabkan oleh bakteri Salmonella.
- Banyak menyerang babi umur 2-6 bulan
- Kotoran berbau busuk, dan berwarna agak hitam keabuan
- Kotoran sering bercampur jaringan2 usus yang telah lepas.
c. Desentri
Yakni scours yang berinfeksi parah. Kadang2 penyakit ini disebut BLOODY atau BLACK
SCOURS, yang disebabkan oleh bakteri vibrio dan bisa dari bakteri lain (salmonella bakteri).
Bakteri ini mengakibatkan mencret berdarah yang sangat membahayakan atau menimbulkan
kematian.
d. Transmisible Gastro Enteritis (T.G.E)
Yakni penyakit Enteritis yang disebabkan oleh virus. Babi disegala umur bisa diserang TGE
pada babi muda kematian akibat TGE bisa mencapai 100%.
Pencegahan dan pengobatan:
Menjaga kebersihan kandang dengan menggunakan desinfektan (lysol, creolin, dsb)
untuk menyemprot dan kandang selalu kering.
Terhadap anak babi, hendaknya selalu diberi alas lantai dari rumput, brambut, serbuk
gergaji, dsb, yang selalu diganti agar mereka tetap hangat dan bersih.
Makanan diberi TM 10 dengan dosis 5-10 gram per 100 kg ransum, atau Aureomycin.
Pengobatan dengan:
- Sulmet injeksi; Aureomycin Soluble Powder pada air minum.
- Aureomycin selama 15 hari ( dosis biasanya ada petunjuk dari perusahaan)
- Antibiotic lainnya (Penstrep, Penisilin, Terramycin, Sul-Q-Nox, Noxal)
Catatan:
1. Stress: ialah tekanan jiwa pada diri ternak yang sangat merugikan akibat terkejut
diperjalanan (transport), kedinginan, penyapihan, kastrasi, vaksinasi, pergantian udara, atau
pergantian makanan yang mendadak.
2. Dosis Aureomycin:
a. Pencegahan: 1 sendok teh Aureomycin Soluble Powder dalam 8 liter air minum.
b. Penyembuhan: 2 sendok teh Aureomycin Soluble Powder dalam 4 liter air minum.
Gejala:
Kotoran merupakan cairan yang berwarna putih seperti kapur.
Tak mau menyusu terhadap induk dan nampak sangat lemah.
Kepala ditindukkan
Pencegahan dan pengobatan:
Kandang diusahakan selalu kering dan hangat, lantai diberi alas dan sering ganti, tidak
sampai menjadi kotor ataupun basah akibat air kencing
Makanan diberi tambahan aureomycin, TM 10.
Catatan: White Scours biasanya diikuti penyakit anemia, TGE, Necro, Desentri dan penyakit
lainnya.
6. Cholera
Penyebab: Virus
Gejala:
Temperatur tubuh naik 104-1080F.
Napsu makan hilang dan lemah, sehingga tak mau makan tetapi minum cukup banyak
Terhuyung-huyung
Pada tubuh bagian bawah (sekitar perut) berwarna merah keunguan seperti Erysipelas.
Kadang2 seperti kedinginan yang menyebabkan babi berjejal-jejal atau saling berimpitan.
Pencegahan dan pengobatan:
Vaksinasi dengan Serum Anti Cholera Babi atau Rovac Hog Cholera. Sesudah babi berumur 6
minggu, diulangi setahun sekali. Babi-babi dara atau induk sebaiknya 3 minggu sebelum
dikawinkan, sedangkan pejantan bisa sewaktu-waktu.
9. Erysipelas
Penyebab: Erysipelothrix insidiosa, bakteri ini sering terdapat pada usus kelenjar leher, radang
empedu.
Gejala: penyakit ini ada 3 bentuk.
1. Akut
Menyerupai babi yang menderita cholera
Temperatur tubuh tinggi (40oC)
Penderita menyendiri selalu berbaring tetapi ada yang masih gesit dan bila didekati
merasa terganggu, lalu pindah tempat sambil teriak kesakitan
Bila berjalan, kaki menunjukkan kekakuan, terhuyung-huyung atau jatuh atau kadang2
lumpuh.
Nafsu makan turun atau tak makan sama sekali.
Kotoran keras, dan bagi babi muda encer
Kulit (diamond skin) nampak pada hari ke 2-3 sesudah inkubasi, yakni kulit luka kecil,
berwarna merah muda, kemudian menjadi ungu tua, bila diraba keras. Biasanya pada bahu,
samping tubuh dan perut.
Sering mendengkur, karena hidung bengkak.
Diikuti dengan kematian yang tiba-tiba.
2. Subakut
Tanda-tandanya seperti pada yang akut, tetapi tidak begitu ganas bila dibandingkan
dengan yang akut. Temperatur tak begitu tinggi, dan sering2 napsu makan masih normal.
Beberapa luka nampak seperti segi empat, apabila mengering, pada telinga, ekor, bisa
mengelupas.
Bila tak berkomplikasi, biasanya sembuh.
3. Kronis
Yang kronis biasanya mendapat serangan lokal seperti pada jantung atau persendian
lutut, tumit kaki belakang dan kuku, sehingga mengakibatkan kelumpuhan.
Pencegahan dan pengobatan:
Karena organisme itu dapat menyebar didalam tanah ataupun pada ternak, maka agak
sulit dilakukan pencegahan.
Bila ada yang menderita serangan penyakit tersebut, harus segera di isolasi.
Obat dengan serum Erysipelas (Susserin), injeksi subcutaneous atau intrapenous. Dosis
tergantung berat badan, 10-40 cc atau lebih
Bisa diberi sulfa, penicilin, streptomycin.
Equine viral arteritis adalah penyakit menular pada kuda yang disebabkan oleh virus dengan
tanda-tanda demam, depresi, edema skrotum dan preputium (kuda jantan), konjungtivitis,
edema supra atau periorbital, rhinitis, ingusan, reaksi kulit urtikaria. Dan aborsi, lahir mati dan
enteritis atau pneumo-enteritis pada belo.