Anda di halaman 1dari 2

Agung Setiadi

Bakteri Pada Makanan


1. Escherichia coli (E.coli)

Bakteri ini hidup dalam usus manusia dan juga sapi, kambing serta domba. Karenanya keberadaan
E.coli bisa dipakai untuk mengindikasikan adanya kontak dengan kotoran manusia. Bakteri E.coli
juga sering ditemukan pada daging yang kurang matang, susu segar (raw milk), dan jus.

Gejala kontaminasi E.coli meliputi diare berat, nyeri perut, serta muntah yang berlangsung sekitar 5-
10 hari. Untuk menghindari bakteri ini, masaklah daging sampai matang, cuci buah dan sayuran
dengan air mengalir sebelum dikonsumsi, dan hindari susu segar yang belum dipasteurisasi.

2. Campylobacter

Campylobacter jejuni adalah bakteri berbentuk spiral yang berkembang di ayam dan sapi. Bakteri ini
bisa menginfeksi tanpa menyebabkan gejala penyakit.

Pada manusia, bakteri Campylobacter menyebabkan diare, perut keram, nyeri perut, dan demam.
Feses diare seringkali berdarah. Kebanyakan kasus infeksi memang ringan, tetapi bakteri ini bisa
berakibat fatal pada anak-anak, lansia, dan orang yang menderita gangguan imun.

Cara menghindari bakteri ini adalah memasak daging sampai matang, mencuci tangan dengan
sabun setelah menyentuh daging mentah, serta membersihkan peralatan masak yang dipakai
mengolah daging mentah.

3. Listeria

Listeria monocytogenes adalah bakteri yang biasa ditemukan di tanah dan air, dan juga makanan
mentah, makanan olahan, serta susu yang tidak dipasteurisasi. Seperti bakteri lain, listeria juga dapat
hidup dan menyebar di temperatur dingin seperti dalam kulkas.

Gejala kontaminasi bakteri listeria antara lain demam dan menggigil, sakit kepala, mual, dan nyeri
perut. Pada ibu hamil dan janin, infeksi bakteri ini bisa berbahaya.

Hindari infeksi literia dengan mencuci bersih buah yang keras seperti melon atau mentimun.
Bersihkan secara berkala kulkas dan pisahkan produk makanan matang dan mentah.

4. Vibrio

Vibrio parahaemolyticus biasanya ditemukan pada seafood mentah karena ia memang hidup di air
asin. Dalam 24 jam sejak terinfeksi, seseorang akan merasakan gejala diare, mual, muntah, dan
demam. Gejalanya bisa bertahan 3 hari, namun infeksi yang berat jarang terjadi.

5. Toksoplasma

Lebih dari 60 juga pria, wanita, dan anak-anak di Amerika Serikat membawa parasit Toxoplasma
gondii. Tetapi jarang ada yang menunjukkan gejala karena sistem imun menjaga supaya parasit ini
tidak menyebabkan sakit.

Agung Setiadi
Agung Setiadi

Akan tetapi, ada juga orang yang mengalami toksoplasmosis, dengan gejala seperti akan sakit flu,
yakni sakit kepala, tidak enak badan, dan demam. Pada ibu hamil, parasit ini bisa menyebabkan
gangguan serius seperti kerusakan otak, mata, dan organ lain pada janin.

Kebanyakan orang terinfeksi toksoplasma setelah kontak dengan feses kucing yang membawa
parasit, mengonsumsi daging yang belum matang, atau minum air yang terkontaminasi.

6. Salmonela

Salmonela adalah kelompok bakteri yang banyak ditemukan di telur setengah matang, daging, dan
terkadang sayur dan buah yang tidak dicuci bersih.

Infeksi bakteri ini menyebabkan gejala demam, diare, sakit perut, dan nyeri kepala. Kebanyakan
orang akan sembuh tanpa obat, tetapi infeksi salmonela bisa serius pada lansia, anak-anak dan
penderita penyakit kronik.

7. Norovirus

Norovirus adalah virus penyebab gastroenteritis, penyakit yang memicu inflamasi di perut dan usus.
Sebagian orang menyebutnya sebagai "flu perut".

Virus ini ditemukan pada makanan dan minuman yang terkontaminasi. Ia juga bisa hidup di
permukaan atau menyebar karena kontak dengan orang yang terinfeksi. Gastroenteritis sangat
menular.

Gejalanya antara lain mual, sakit perut, muntah, diare, sakit kepala, demam, dan kelelahan, yang
berlangsung beberapa hari. Kebanyakan orang bisa pulih dengan cepat, tetapi pada mereka yang
kurang minum untuk menggantikan cairan yang hilang akibat muntah dan diare, diperlukan infus.

Untuk mencegah novovirus, cucilah tangan dengan sabun sebelum makan, bersihkan dengan
disinfektan permukaan di dapur dan kamar mandi.

Agung Setiadi

Anda mungkin juga menyukai