Anda di halaman 1dari 17

Kejadian Luar Biasa Campak

Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004. Definisinya, timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Depkes, 2000,
Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan
atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan
daerah tertentu Suatu penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
Timbulnya suatu penyakit/penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak
dikenal.
1. Timbulnya suatu penyakit/penyakit menular yang sebelumnya tidak
ada/tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu,
bulan, tahun).
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian, dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali
lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam
tahun sebelumnya.
5. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua
kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari
tahun sebelumnya.
6. Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibanding dengan CFR
dari periode sebelumnya.
7. Propotional rate (PR) penderita

baru

dari

suatu

periode

tertentu

menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama
dan kurun waktu atau tahun sebelumnya.
8. Beberapa penyakit khusus : kolera, DHF/DSS
- Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah
-

endemis).
Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu
sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang
bersangkutan.

9. Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita :


- Keracunan makanan
- Keracunan pestisida
Di kabupaten banyumas cukup banyak terjadi kejadian luar biasa, salah satunya
adalah keracunan makanan. Keracunan makanan dialami oleh 281 penduduk
dari 15 kecamatan.
Keracunan makanan dapat dikaji dengan teori segitiga epidemiologi (host,
agent, environment)
Host/pejamu :
Dalam kasus keracunan makanan ini yang bertindak sebagai host/pejmau adalah
manusia. Beberapa kelompok yang rentan terhadap keracunan makanan antara
lain:

Bayi dan orang tua


Orang-orang dengan kekebalan tertindas, orang-orang dengan penyakit
ginjal atau diabetes atau orang-orang yang bepergian ke luar negeri di

mana mereka dihadapkan pada kuman juga rentan.


Ibu hamil dan menyusui, golongan ini harus ekstra hati-hati tentang
menghindari keracunan makanan

Pejamu yang rentan terhadap keracunan makanan dilihat dari faktor biologis
adalah mereka yang fungsi kekebalan tubuhnya lemah. Sedangkan dari faktor
sosial keracunan makan dapat dipengaruhi oleh kebiasaan hidup yang tidak
sehat, contoh kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan atau kebiasaan
mengonsumsi makanan yang dimakas tidak.kurang matang pada daerah atau
etnik kelompok tertentu.
Agent
Berdasarkan pengertian keracunan makanan (Keracunan makanan adalah istilah
yang diberikan kepada infeksi dengan bakteri, parasit, virus, atau racun dari
kuman yang mempengaruhi manusia melalui terkontaminasi makanan atau air),
dapat diketahui bahwa yang bertindak sebagai agent adalah bakteri, parasit,
virus atau racun dari kuman. Organisme kausatif yang paling umum adalah
Salmonella dan E. coli.
Salmonella, merupakan bakteri yang menyebabkan keracunan makanan dengan
gejala mual, muntah, diare berat, dan sakit kepala serta nyeri persendian. pada

orang yang memiliki masalah kekebalan tubuh ( seperti penderita gagal ginjal,
penderita HIV/AIDS atau mereka yang menjalani kemoterapi), salmonella dapat
menyebabkan

penyakit

yang

membahayakan

jiwa.

Bakteri

ini

biasanya

menyebar melewati makanan yang tidak dimasak dengan matang (seperti telur,
unggas, produk makanan laut atau pun susu).
Escherichia coli, merupakan bakteri yang mengakibatkan gejala diare cair dalam
jumlah banyak dan dapat menjadi diare yang bercampur dengan darah. yang
terberat dari jenis bakteri ini dapat mengakibatkan gagal ginjal dan juga
kematian. bakteri ini masuk kedalam tubuh melewati produk daging yang
dimasak kurang matang, susu yang tidak di pasteurisasi atau air minum yang
telah terkontaminasi bakteri ini.
Environment
Keracunan

makanan

penyajian

atau

dapat

terjadi

pengolahan

akibat

makanan.

kurangnya

Lingkungan

kebersihan
yang

tidak

tempat
higienis

memudahkan agent masuk dan menginfeksi manusia.


BBLR indikatornya, bandinginnya kemana?
Teorinya green
(a) faktor

predisposisi

(predisposing

factor),

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan

yang

terwujud

dalam

dan nilai-nilai.

(b) faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia tidaknya fasilitas fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.
(c) faktor pendorong (reinforching factor), yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
(liat tesisnya bu colti)

Kemungkinan kontaminasi Salmonella dapat terjadi baik pada kue agar-agar


maupun pada kue lam pada
1. Peralatan makanan

Peralatan dapat terkontaminasi oleh Salmonella pada saat pencucian yang tidak
bersih, kontaminasi silang Salmonella dengan peralatan secara langsung
1. Pengolahan makanan
Bahan yang sangat mudah terkontaminasi oleh Salmonella antara lain : telur,
susu, daging dan keju. Kemungkinan telur terkontaminasi terjadi pada saat kulit
telur sudah retak, pemasakan yang kurang sempurna. Sedangkan pada susu
kemungkinan karena penutupan yang kurang rapat atau sudah kedaluarsa.
1. Penyajian
Kontaminasi

silang Salmonella dapat

terjadi

pada

tahap

ini,

dikarenakan

penyajian kue tersebut secara terbuka.


Keracunan

makanan

pada

dasar

nya

diakibatkan

karena

mengkonsumsi

makanan dan minuman yang telah rusak, baik karena mikroba, maupun kimia.
penyebab kerusakan pada makanan biasanya karena proses pemasakan,
pemilihan bahan makanan, ataupun proses pengemasan yang salah. juga dapat
karena adanya gangguan dari luar seperti terinfeksi makanan yang telah rusak
oleh bakteri saprofit atau pun termakan oleh hewan. kejadian ini dapat saja
terjadi dikarenakan kurangnya kebersihan tempat makanan itu berasal atau bisa
saja dimulai karena makan dengan tangan yang tidak higienis.

Berikut beberapa "pelaku" keracunan makanan :

Virus
Norovirus, adalah kelompok virus yang mengakibatkan penyakit yang tidak
terlalu berat, sering disebut dengan flu perut. biasanya gejala akan hilang
selama 2 - 3 hari. virus ini merupakan jenis virus yang paling umum penyebab
keracunan makanan. biasanya terjadi pada orang dewasa. virus ini menular
melewati air, sayuran dan kerang yang terkontaminasi oleh feses, dan juga
dapat ditularkan dari orang ke orang.
Rotavirus, adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan keracunan makanan
yang sedang hingga berat. biasanya ditandai dengan diare cair dan demam.

jenis virus ini merupakan jenis yang paling umum menyerang bayi dan anak anak.. biasanya menyebar dari feses yang mengkontaminasi makanan.
virus hepatitis A, adalah virus yang gejalanya ditandai dengan demam, hilang
nya nafsu makan, nyeri perut dan rasa lelah, dan kemudian diikuti dengan
perubahan warna mata dan kulit menjadi kuning (jaundice). gejala tersebut
biasanya berlangsung kurang dari 2 bulan, tapi dapat muncul kembali dalam
waktu 6 bulan. virus ini menyebar melewati makanan yang terkontaminasi oleh
feces.
Bakteri

Bakteri dapat mengakibatkan keracunan makanan melewati 2 cara, beberapa


bakteri dapat menginfeksi usus yang menyebabkan infeksi sehingga usus
kesulitan

untuk

melakukan

reabsorbsi

zat

gizi

dan

air

yang

akhirnya

mengakibatkan diare. bakteri jenis lain dapat menghasilkan senyawa kimia


dalam makanan (toksin) yang bila dimakan dapat membahayakan kesehatan
manusia yang memakan nya. gejala yang dihasilkan bakteri jenis ini adalah
mual, muntah, gagal ginjal, bahkan kematian.
Salmonella, merupakan bakteri yang menyebabkan keracunan makanan dengan
gejala mual, muntah, diare berat, dan sakit kepala serta nyeri persendian. pada
orang yang memiliki masalah kekebalan tubuh ( seperti penderita gagal ginjal,
penderita HIV/AIDS atau mereka yang menjalani kemoterapi), salmonella dapat
menyebabkan

penyakit

yang

membahayakan

jiwa.

bakteri

ini

biasanya

menyebar melewati makanan yang tidak dimasak dengan matang (seperti telur,
unggas, produk makanan laut atau pun susu).
Campylobacter, merupakan bakteri yang menunjukan gejala demam, diare cair,
sakit kepala dan sakit pda otot. bakteri ini merupakan bakteri penyebab
keracunan makanan yang paling sering di temui di dunia. biasanya masuk

kedalam tubuh melewati makanan berupa unggas mentah, susu mentah,


ataupun air yang terkontaminasi oleh kotoran hewan.
Escherichia coli, merupakan bakteri yang mengakibatkan gejala diare cair dalam
jumlah banyak dan dapat menjadi diare yang bercampur dengan darah. yang
terberat dari jenis bakteri ini dapat mengakibatkan gagal ginjal dan juga
kematian. bakteri ini masuk kedalam tubuh melewati produk daging yang
dimasak kurang matang, susu yang tidak di pasteurisasi atau air minum yang
telah terkontaminasi bakteri ini.
Vibrio cholerae, dapat menyebabkan yang ditandai dengan kram perut, mual,
muntah, dan demam menggigil. biasanya masuk kedalam tubuh melalui daging
atau makanan laut yang di masak tidak sempurna (mentah).
Bahan Lain
Biasanya bahan diluar dari infeksi bakteria jarang menyebabkan keracunan
makanan. gangguan kesehatan yang dialami terjadi akibat penyiapan dan
pengemasan makanan yang kurang baik ataupun pemilihan makanan yang tidak
tepat (misalnya mengkonsumsi jamur beracun).

Jamur Beracun
Gejala yang diakibatkan bahan ini dapat beragam, mulai dari gejala ringan
hingga gejala yang dapat membahayakan jiwa, tergantung dari jenis jamur yang
di konsumsi. gejala yang di timbulkan adalah mual, muntah, dan diare.

Keracunan ciguatera
Disebabkan karena mengkonsumsi ikan yang mengandung toksin yang berasal
dari ganggang dari laut dalam. dapat menyebabkan mati rasa di daerah sekitar
mulut, yang menyebar ke tangan hingga kaki.lalu gejala berikutnya berupa
mual, muntah, sakit pada otot dan kelemahan, sakit kepala, dan denyut jantung
yang tidak beraturan. biasanya ikan yang menyebabkan gejala tersebut berasal
dari ikan yang hidup pada perairan tropis.

Pestisida
dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang di tandai dengan penlihatan
kabur, lemah, kram, sakit kepala, diare, peningkatan produksi lendir, gemetar
pada tangan dan kaki. pestisida yang masuk kedalam tubuh biasanya berasal
dari sayur dan buah yang tidak di cuci terlebih dahulu.

Penanganan Keracunan Makanan


Penanganan pada penderita keracunan makanan adalah dengan mengganti
cairan tubuh yang keluar (baik karena muntah maupun diare). seperti berupa
minuman ataupun cairan infus. bila perlu, penderita dapat dibawa ke rumah
sakit. hal ini tergantung dari berat nya gejala yang di derita, seperti terus
muntah ketika di beri cairan pengganti.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani keracunan
makanan :
pemberian obat anti muntah dan diare
pemberian obat penurun panas bila terjadi demam
bila keracunan karena jamur, sebaiknya segera hubungi ambulan.

Pencegahan
langkah - langkah berikut dapat mencegah terjadinya keracunan makanan.
bersihkan makanan sebelum di makan
pisahkan makanan yang sudah matang dengan makanan yang masih mentah
pastikan lingkungan anda dan yang pasti dapur anda dalam keadaan higienis.

simpan makanan pada tempat yang bersih dan jauh dari binatang (kecoa, lalat,
tikus)
jangan dekatkan makanan dengan makanan yang terlah basi (rusak). bila
menemukan makanan yang telah basi, segera di buang
pastikan makanan benar - benar dalam keadaan matang.

PENYELEDIKAN EPIDEMIOLOGI
KERACUNAN MAKANAN DI DESA BIRAYANG SURAPATI
KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
Oleh: Supriyadi
Dinas Kesehatan Kabupaten HST telah melakukan investigasi mulai tanggal 11
Februari 2012 dan dilaporkan kasus semakin bertambah, dimana jumlah
penderita pada saat itu dilaporkan 51 penderita dengan perincian 1 orang
meninggal dunia dan 50 orang mendapat perawatan medis baik berupa rawat
inap maupun rawat jalan di fasilitas kesehatan. Pada tanggal 15 Februari 2012
BBTKLPP Banjarbaru bekerjasama dengan tim Dinas Kesehatan Kabupaten HST
melakukan penyelidikan epidemiologi lanjutan, dimana terjadi lonjakan jumlah
penderita dari 91 menjadi 103.
Kronologi kejadian adalah sebagai berikut:
Tanggal 7 Februari 2012, peringatan Maulid Nabi di rumah salah seorang warga
di Desa Birayang Surapati Kecamatan Birayang Kabupaten HST dengan sejumlah
undangan sebanyak 200. Jenis makanan yang disajikan antara lain : kue
agar-agar, kue lam, nasi sop ayam, soto ayam, gado-gado, lalapan, opor ayam,
pais patin, ayang goreng tepung, ayam goreng asam manis, capcay, sate ayam
dan itik panggang. Acara dimulai pukul 16.00 Wita sampai dengan 22.00 Wita.
Pada hari Selasa malam tanggal 7 Februari 2012 ada sebagian undangan yang
mengalami gejala sakit perut, mual maupun muntah. Akan tetapi masih belum
dibawa/dilaporkan ke fasilitas kesehatan setempat.
Tujuan dari penyelidikan epidemiologi

KLB keracunan makanan agar keracunan

tersebut tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.


HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Penetapan etiologi KLB keracunan makanan


Dilakukan dengan beberapa tahapan antara lain:
1. Wawancara dan pemeriksaan fisik terhadap kasus yang dicurigai
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan medis yang dilakukan oleh tim dapat
disimpulkan :
Gejala yang muncul di masyarakat seperti diare, diare berdarah, diare berlendir,
nyeri perut, muntah, mual, menggigil, panas/demam dan sakit kepala.
1. Distribusi

gejala

tanda

kasus

yang

dicurigai

adalah Salmonellosis menunjukkan gejala kejang/nyeri perut, diare,


menggigil, demam, mual muntah dan lemah. Sedangkan gejala yang
ditimbulkan oleh Vibrio cholerae diare encer, Bacillus cereus antara lain
mual,

kejang

perut,

diare

cair, Escherechia

coli dengan

gejala

kejang/nyeri perut kadang berdarah, mual, muntah, demam, menggigil,


sakit kepala, sakit otot, kencing berdarah. Sedangkan gejala yang
ditimbulkan Vibrio parahaemolyticus adalah sakit perut, diare, mual,
muntah, demam, menggigil dan sakit kepala.
Dari hasil indept interview yang dilakukan terhadap penderita KLB keracunan
makanan sebagai berikut :

Distribusi Gejala KLB Keracunan Makanan


di Desa Birayang Surapati
Kec. Batang Alai Selatan Kab. HST 2012

N
o
1

Jumla
Gejala

Diare

Kasus
98

95,

Diare Darah

1
1,0

Diare

65

63,

Lendir
Nyeri Perut

26

1
25,
2

Muntah

Mual

Menggigil

Demam

Sakit

77

74,

77

8
74,

66

8
64,

76

1
73,

68

8
66,

Kepala

Dugaan sementara dicurigai sebagai penyebab KLB keracunan makanan antara


lain :Escherichia coli, Vibrio parahaemolyticus dan Salmonellosis.
c.

Masa Inkubasi

Dari hasil wawancara dengan penderita keracunan makanan masa inkubasi pada
KLB adalah sebagai berikut :
Masa

Inkubasi

KLB

Keracunan

Makanan

di

Desa

Birayang

Surapati

Kec. Batang Alai Selatan Kab. HST 2012

Mengidentifikasi sumber keracunan makanan di Desa Birayang Surapati


Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Analisis Epidemiologi Analitik
Dari hasil pengolahan data dengan uji chi square. Adapun hasil uji sebagai
berikut :
Hasil Analisis Epidemiologi Analitik KLB Keracunan Makanan di Desa Birayang
Surapati
Kec. Batang Alai Selatan Kab. HST 2012

Jenis
Makan
an

Makan

Tidak

makan

5
%
*
)
A

A
P
o
p

P
o
p

C
a
s
e

R
/
1
0
0
2
0,
5
7
(

Kue
agaragar

1
0
2

9
9

5,

7
4,
4
9

)
9,

1,

Kue

lam

9
7

4
1,

1
3
)
0,
4
3
1
8

Itik

pgg

(
0,
1
4
1,
2
8
)
1,
1
(

8
Nasi

sop

,
2

1
0
1

8
8

,
1

0,
2
2
5,
4
1

Gado

gado

)
0,

0,
0
7
-

0,
9
9
)
1,
5
6
(
9

0,

Soto

ayam

5,
4
1
)
1,
1
(
Ayam
grg
tepung

8
1

,
2

1
0
1

8
8

,
1

0,
2
3

5,
4
1

Pais

)
0,

patin

(
0,
8
1
6

2,
9
0
)
0,
7
9
(
8
Sate

2,
7
1
)
0,
7
7
(
8
Opor

ayam

,
6

1
0
5

0,

3,
9
0

Ayam

)
0,

as

manis

(
0,

0
8
1,
2
1
1
)
1,
5
6
6
9

Lalapa

(
0,
3
2
7,
5
0
)
1,
0
2
2
(

8
Capcay

,
5

1
0
2

0,

8
5,
0
2
)

Dari hasil analisis menggunakan uji chi square dari 13 jenis makanan tersebut,
diperoleh hasil 2 jenis makanan yaitu kue agar-agar dan kue lam dengan RR kue
agar-agar 20,57 ( 5,68 - 74,49 ) dan RR kue lam 9,00

(1,97 41,13).

Dapat disimpulkan tamu undangan yang datang dan memakan kue agar-agar
mempunyai risiko relatif untuk sakit sebanyak 20,57 kali bila dibandingkan
dengan orang yang tidak memakan kue agar-agar tersebut. Sedang tamu
undangan yang datang dan memakan kue lam mempunyai risiko relatif untuk
menjadi sakit sebesar 9,00 kali bila dibandingkan dengan tamu/undangan yang
datang tetapi tidak memakan kue lam. Berdasarkan analisis risiko relatif untuk
semua jenis makanan dapat disimpulkan bahwa kue agar-agar dan kue lam
menunjukkan perbedaan risiko yang besar antara yang makan dengan yang
tidak makan. Sedangkan untuk makanan lainnya tidak menunjukkan perbedaan
risiko antara yang makan maupun yang tidak makan.
Mengetahui faktor risiko yang berkaitan dengan kejadian KLB keracunan
makanan di Desa Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Kemungkinan kontaminasi Salmonella dapat terjadi baik pada kue agar-agar
maupun pada kue lam pada

2. Peralatan makanan
Peralatan dapat terkontaminasi oleh Salmonella pada saat pencucian yang tidak
bersih, kontaminasi silang Salmonella dengan peralatan secara langsung
2. Pengolahan makanan
Bahan yang sangat mudah terkontaminasi oleh Salmonella antara lain : telur,
susu, daging dan keju. Kemungkinan telur terkontaminasi terjadi pada saat kulit
telur sudah retak, pemasakan yang kurang sempurna. Sedangkan pada susu
kemungkinan karena penutupan yang kurang rapat atau sudah kedaluarsa.
2. Penyajian
Kontaminasi

silang Salmonella dapat

terjadi

pada

tahap

ini,

dikarenakan

penyajian kue tersebut secara terbuka.


Dari

hasil

penyelidikan

epidemiologi

disimpulkan sebagai berikut :

keracunan

makanan

tersebut

dapat

1. Jumlah kasus yang terdata sampai tanggal 15 Februari sebanyak 103


orang.

dengan

gejala-gejala

diare,

nyeri

perut,

mual,

muntah,

menggigil dan sakit kepala.


Dugaan

penyebab

terjadinya

keracunan

makanan

berasal

dari

bakteri Salmonella yang terdapat pada kue lam dan agar-agar.


1. Tamu undangan yang datang dan memakan kue agar-agar mempunyai
risiko relatif untuk sakit sebanyak 20,57 kali bila dibandingkan dengan
orang yang tidak memakan kue agar-agar tersebut. Sedang tamu
undangan yang datang dan memakan kue lam mempunyai risiko relatif
untuk menjadi sakit sebesar 9,00 kali bila dibandingkan dengan
tamu/undangan

yang

datang

tetapi

tidak

memakan

kue

lam.

Berdasarkan analisis risiko relatif untuk semua jenis makanan dapat


disimpulkan

bahwa

kue

agar-agar

dan

kue

lam

menunjukkan

perbedaan risiko yang besar antara yang makan dengan yang tidak
makan.

Sedangkan

untuk

makanan

lainnya

tidak

menunjukkan

perbedaan risiko antara yang makan maupun yang tidak makan.

SARAN
Hal yang dapat disarankan kepada pemangku kebijakan mensosialisakan kepada
masyarakat tentang prinsif hygiene sanitasi makanan dan minuman yaitu :
Prinsif 1 : Pemelihan bahan makanan
Prinsif 2 : Penyimpanan bahan makanan
Prinsif 3 : Pengolahan makanan
Prinsif 4 : Penyimpanan makanan masak
Prinsif 5 : Pengakutan makanan
Prinsif 6 : Penyajian makanan

Anda mungkin juga menyukai