Anda di halaman 1dari 8

ENTAMOEBA HISTOLYTICA

May 26, 2011 Filed under Uncategorized


ENTAMOEBA HISTOLYTICA
Entamoeba Histolytica merupakan protozoa,di mana definisi dari protozoa,dari kata asalnya dari
bahasa yunani protos yang berarti pertama dan zoon yang berarti hewan.Phylum dari hewan ini
adalah kuman uniseluler yang kebanyakan dalah submikroskopis.
Ilmu yang mempelajari protozoa di namakan Protozoologi .Sedangkan protozologi yang
merupakan bagian dari parasitologi .Sedangkan paratozoologi kedokteran mempelajari secara
khusus semua jenis rotozoa yang berkaitan dengan ilmu kedokteran .Untuk mempelajari
protozoologi kedokteran di perlukan pengetahuan mengenai klasifikasinya dan morfolinginya
yang di bahas dalam bab ini.
Didalam ilmu protozoologi di kenal dengan 5 kelompok besar dari protozoa di mana entamoeba
histolytica termasuk dalam kelompok sarcodina;yang bergerak secara amoeboid dengan
perantaraan pseudopodi .Suphylum ini berkembang biak dengan cara aseksual dan pada umunya
memiliki dua bentuk yaitu Cyste dan Trophozoite.Dalam protozoologi kedokteran spesies yang di
bicarakan sangat banyak.Di mana subphylum dari sarcodina yang saat ini akan di bicarakan
adalah entamoeba histolytica sebagain penyebab amoebiasis dan abses hati.
A.Entamoeba Histolytica.
Protozoa ini menyebabkan penyakit yang di namakan amoebiasis baik yang bersifat siptomatik
maupun yang bersifat asiptomatik akut maupun kronis.Amoebiasis akut yang bermanifestasi
sebagai disentri dapat menjadi sangat berbahaya terutama yang beriklim tropis seperti Indonesia
di bandingakan dengan daerah yabg beriklim sedang.Amoebiasis yang nondisentri merupakan
gejala yang paling banyak di temukan dengan tanda tanda sering sakit perut di ikuti defekasi
dengan tinja air.Di samping itu amoebiasis yang non simptomatik sangat pula sering di jumpai
dalam kehidupan sehari-hari.Komplikasi dari amoebiasis dapat terjadi baik pada amoebiasis
simptomatik amupun yang asiptomatik,misalnya terjadinya abses hepar,pleuritis
amoebiasis,pericarditis,amoeboma,striktura pada usus bahkan amoebiasis serebral,genital dan
kulit.
a.Distribusi geografis.
Entamoeba histolytica dapat di temukan hampir seluruh dunia.Menurut beberapa laporan pernah
pula kuman ini di temukan di daerah kutub ,namun yang sering di laporkan adalah pada daerah
yang beriklim sedang dan yang beriklim tropis.Kuman yang paling invasive sangat sering di
temukan di di daerah tropis seperti di daerah asia,afrika barat dan selatan,mesir dan timur tengah
sebelah selatan.Daerah daerah ini termasuk daerah yang beresiko tinggi.

Insiden amoebiasis sering sulit ditetukan,namun dapat dikatakan bahwa mereka yang
hidup di lembaga pemasyrakatan,panti-panti kaum homoseksual serta meraka yang mempuyai
keluatga yang terinfeksi,merupakan kelompok resiko tinggi tertular amoebiosi.
Manusia terinfeksi entamoeba histolytica bila mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi cyste protozoa ini.cyste yang telah tua merupakan cyste yang infektius,dan bukan
yang masih muda,sebab cyste yang masih muda gampang di hancurkan oleh asam lambung.Di
daerah iklim sedang dan tropis pcyste berkembang menjadi 4 buah metacystic trophozoite di
sebut juga amoebule.Amoebule ini kemudian masuk kedalam usus besar dan mulai
berkolonisasi,makan ,berinvasi bereproduksi,di daerah Tergantung dari jenis atau strain dari
protozoa ini,sebagian ada yang berinvasi ke dinding usus saja,ada pula yang masuk ke dalam
organ tubuh yang lain di luar usus seperti hati, otak dan lain sebagainya.Sebagian dari amoebulae
tanpa di ketahui penyebabnya dapat beregenerasi menjadi cyste muda yang berinti satu
kemudian menjadi tua yang terlihat dari jumlah intinya .Cyste yang tua memiliki 4 inti .cystecyste tersebut akan keluar dari tubuh bersama sama dengan tinjaSelain cyste yang tua,cyste
muda dan bahkan tidak jarang trophozoite ikut juga keluar bersama sama dengan tinja terutama
bila tinja tadi berair.Cyste mupakan bentuk yang paling tahan terhadap suasana di luar tubuh dan
dapat memulai hidupnya bila terkontaminasi dengan makanana setelah keluar bersama sama
dengan tinja.
b.Marfologi.
Entamoeba histolytica pada tinja dapat di temukan dalam bentuk trophozoite maupun dalam
bentuk cyste.Bentuk tophozoite sering di temukan pada tinja cair sedangakn pada cyste sering di
temukan pada tinja yang bentuknya padat.Protozoa ini memiliki cirri cirri khusus sehingga dapat
digunakan untuk membedakannya dengan spesies-spesies sarcodina yang lain.Bangunan
bangunan yang ada baik dalam sitoplasma dan nukleusnya dijadikan perhatian utama dalam
mengidentifikasiakan setiap spesies,walaupun demikian biasanya orang biasanya
mempergunakan ciri ciri pada nucleus sebagai bahan identifikasiakan.Tergantung dari jenis
pewarnaan yang di lakukan maka bangunan yang Nampak pada trophozoite maupun cystenya
maupun cystenya berbeda-beda,oleh karena itu dalam membandingakn satu spesies dengan
lainya harus digunkan pewarnaan yang sama.
Untuk melihat pergerakan amoeba biasanya di lakukan pemeriksaan dengan air
garamfisiologis,sedangkan untuk pembuatan preparat awetan mengunakan formalin atau
MIF.Untuk melakukan konfirmasi dalam indentifikasidi gunakan pewarnaan dengan yodium dan
untuk pewarnaan permnen sering di gunakan iron haematoxylin atau seperti heindenhains tains
atau mallorys stain.
Pada pemeriksaan dengan cairan garam fisiologistrophozoite entamoeba histolytica mempuyai
ukuran sekitar10-60.Trophozoite ini bergerak aktif dan progresif dengan jalan menonjolkan
pseupodopinya.Di dalam sitoplasmanya sering di temukan butir-butir eritrositnya sebagai
makanan protozoa ini,namun jarang sekali ditemukannya bakteri.vacuolenya juga sulit
terlihatpada pemeriksaan dengan cairan garam fisiologi begitu juga bentuk
nucleusnya.Trophozoite entamoeba histolytica dapat di bedakan menjadi bentuk,yaitu bentuk

yang invasive dan bentuk yang non invasive.keduanya dapat di bedakan pada pemeriksaan
mikroskop.

Trophozoite Invasif

Trophozoite non invasif

Berukuran 20-50

Berukuran 20-30

Memasuki jaringan

Hidup di permukaan usus

Mengandung eritrosit didalam sitoplasmanya

Tidak mengandung eritrosit

Tidak membentuk cyste

Membentuk cyste berukuran lebih dari 10

Pada pemeriksaan dengan cairan garam fisiologis,cyste entamoeba histolytica Nampak


berbentuk bulat denagan ukuran 10-20 .Di dalam sitoplasmanya Nampak bangunan yang di
namakan Chromatid bodies sebagai bagunan berbentuk bulat panjang yang berujung tumpul dan
agak mengkilat.Dengan pemeriksaan yang mengunakan cairan garam fisiologis nucleus sulit di
amati.
Dengan pewarnaan yoium,cyste Nampak berwarnah kuning kehijauan.Di dalam sitoplasmanya
Nampak glicgen mass yang berwarnah merah kecoklatan,karena merupakan timbunan makanan
cadangan bagi nukleusnya dapat di temukan dengan jumlah 1 sampai dengan 4 buah trergantung
dari umur cyste tersebut.Cyste yang telah tua memiliki 4 buah nucleus.Nukleus protozoa ini di
kelilingi oleh membrane yang mengandung butiran kromatin mengkilat sedangakan di dalamnya
Nampak adanya sebuah karyosome yang letaknya berada di tengah.Pada pewarnaan yodium
chromatid bodies Nampak seperti pada pemerikasaan cairan pada fisiologi.Pada pewarnaan
dengan iron heamatoxylin citoplasma dari nucleus Nampak alveolar atau bervacoule.Nukleus
yang berjumlah 1 sampai 4 nampak di kelilingi oleh membrane nucleus.Nampak pula kromosom
yang nampaknya sentral.Diantara membrane nucleus dan kromosom Nampak adanya benagbenag radial.Cromatoid bodies Nampak sebagai bagunan yang berbentuk bulat panjang dengan
ujung membulat berwarnah biru kehitaman.
Masih ada satu lagi protozoa yang sering di bicrakan bersama sama dengan amoeba walaupun
sebernarmnya tidak masuk dalam classsarcodina.Protozoa tersebut di namakan blastocystis
hominis.Protozoa ini termasuk dalam phylum apicomplexa.Bentunya sangar variasi sehingga
sering di bingunkan dengan entamoeba spp.Oleh karenanya perlu di bicarakan sedikit di sini
sebagai pembanding.Di kenal beberapa bentuk yaitu bentuk vacolar yang dapat membelah

diri,bentuk amoeboid yang kemungkinan juga invansif,serta bentuk yang glanular dan
cytic.kebanyakan orang mengatahkan bahwa protozoa ini menimbulkan penyakit,ia hidup
opotunistik dalam usus namun ketika sudah sangat banyak di dalam usus dapat saja
menimbulkan bahaya misalnya terserang penyakit diare dan dyspepsia.Bila mana butuh
pengobatan yang di anjurkan adalah trimetrophim,metrodinazole.
c.Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari infeksi dengan entamoeba histolytica sangat bervariasi tergantung pada :
a.Starin E.histolytica yang menginfeksi e.histolytica dari strai yang invasive lebih berbahaya dari
pada yang noninvasive karena dapat menimbulkan disetri,abses pada hati ganguan paru dan lain
sebagai nya.Walaupun demikian prosentasi mereka yang terinfeksi senagainya.walaupun
demikian prosentasi mereka yang terinfeksi dengan srain yang invasive tidak begitu
banyak.Kebanyakan terinfeksi strain non invasif yang hanya menimbulkan gejala minimal atau
atau asimptomatis.
b.Intensitas dari infeksi.semakin hebat infeksi yang di alami tentu saja dapat mengakibatkan
ganguan yang lebih hebat.
c.Normal flora pada hots.seperti telah di bicarakan dalam bab sebelunya bahwa normal flora
memengan pentingnya peranan pada daya tahan tubuh manusia.Banyaknya normal flora mampu
melindungi hots dari dari hebatnya suatu infeksi karena akan terjadi kompontensi antara parasit
dan normal flora.
d.Faktor-faktor pada hots..faktor hots yang mempengaruhi pertahanan tubuh dan kaitanyadengan
intense parasit dengan di bahasnya lebih rinci pada bab yang terdahulu.
e.Tempat infeksi itu sendiri.E histolytica terutama yang invasive dapat menyrerang banyak target
organ mulai dari,usus sampai otak karena kemapuan parasit ini masuk ke dalam peredaran darah
dan mulai menyerang hots karena telah menguasai peredaran darah.pada otak dapat
menyebabkan abses pada otak.
Sebagian besar penderita amoebiasis tidak memiliki gejala atau asimptomatis namun
mereka yang terinfeksi dengan strain invasive dapat menimbulkan gejala yang beraneka ragam
baik yang baik di dalam usus maupun di luar usus.
Kolitis akutmerupakan amobiasis intestinal denagn masa inkubasi sekitar 8 hari.gejala
pertama penyakit ini adalah sakit perut hebat,demam,nausea,sakit kepala,dan tenesmus.dehidrasi
mungkin saja terjadi pada mereka yang sedang mengalami diare berkepanjangjan.pada umunya
tinja penderita mengandung darah dan lender.pada infeksi yang berat jarang di temukan
kerusakan mukosa usus yang hebat sampai terjadi perforasi dan peritonitis.Kalau terjadi
perlakuan pada usus dengan bentuk seperti botol dengan tepi yang agak menebal dan agak
meninggi.lama kelamaan luka tersebut dapat menjadi abses.
d.Diagnosa Laboratoris

Pemeriksaan tinja dapat menentukan diagnose pasti amobeasis intestinal.Cyste parasit ini
dapat di temikan pada tinja cair maupun tinja padat yang di periksa dengan mengunakan
yodium.Trophozoite sering di temukan pada tinja cair.sedangakan pada amoebiasis extra
intestinal,misalnya pada hati diagnose di lakukan dengan aspirasi cairan abses.pada keadaan ini
banyak sekali di temukan trophozoite.
Pemeriksaan laboratories lain di lakukan dengan mengkultur specimen dari pasien pada
media khusus pada amoeba.Pemeriksaan ini di lakukan bila sulit di temukannya cyste pada tinja
penderita.karena dengan cara kultur dapat di kembang biakan amoeba yang baru agar dapat di
amati amoeba yang telah mati.selain itu kultur amoeba dengan tujuan lain yaitu untuk
mendemostrasikan trophozoite hidup dalam jumlah yabg sangat banyak.
e.Pengobatan
Organisasi kesehatan sedunia (WHO) mengeluarkan panduan untuk pengobatan amoebiasis.Bagi
carrier dan mereka yang tidak memiliki gejala amoebiasis,obat pilihan yang di anjurkan
adalahDiloxadinefuroate(termasuk clefamide,etofamide,teclozan)
Bagi amobiasis invasive dan amoebiasis extra non intestinal obat pilihan yang di anjurkan adalah
metronidazole(Ordinazole,tinidazole,secnidazole)obat lainya adalah dihydhroemetine dan
cloroquine.
Pada abses hati selin pengobatan tersebut harus pula di lakukan aspirasi cairan abses.

Entamoeba histolytica
Untuk infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh parasit ini, lihat Amoebiasis .
Gambar: Entamoeba histolytica

Klasifikasi ilmiah
Domain: Eukaryota
Filum: Amoebozoa
Kelas: Archamoebae
Order: Amoebida
Genus:
Entamoeba
Spesies: E. histolytica
Nama Binomial: Entamoeba histolytica
Entamoeba histolytica

Siklus hidup
Entamoeba histolytica adalah anaerobik parasit protozoa , bagian dari genus Entamoeba .
terutama menginfeksi manusia dan primata lainnya, E. histolytica diperkirakan menginfeksi
sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Banyak buku teks yang lebih tua menyatakan bahwa 10%
dari populasi dunia terinfeksi, tetapi angka-angka ini mendahului pengakuan bahwa setidaknya
90% dari infeksi ini disebabkan oleh spesies kedua, E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing
dapat terinfeksi transiently, tetapi tidak berpikir untuk memberikan kontribusi yang signifikan
untuk transmisi.

Transmisi
The (aktif trofozoit tahap) hanya ada di host dan di tinja longgar segar; kista bertahan hidup di
luar tuan rumah di air, tanah dan pada makanan, terutama dalam kondisi lembab pada kedua.
Kista dapat segera dibunuh dengan panas dan suhu beku, dan bertahan hanya beberapa bulan di
luar tuan rumah. [3] Ketika kista ditelan mereka menyebabkan infeksi oleh excysting
(melepaskan tahap trofozoit) dalam saluran pencernaan. Tahap trofozoit siap tewas dalam
lingkungan dan tidak dapat bertahan hidup melintasi perut asam untuk menyebabkan infeksi,
meskipun jika disuntikkan langsung ke dalam hati, seperti yang sering dilakukan pada hewan
model penyakit, itu dapat menyebabkan abses hati .
Patogenesis
Sifat patogen E. histolytica pertama kali dilaporkan oleh Lsch pada tahun 1875, tapi itu tidak
diberikan nama latin sampai Fritz Schaudinn menggambarkannya pada tahun 1903. E.
histolytica, seperti namanya (histo - jaringan litik = menghancurkan), adalah patogen , infeksi
dapat menyebabkan disentri amuba atau amuba abses hati . [1] Gejala bisa berupa fulminan
disentri, diare berdarah, penurunan berat badan, kelelahan, sakit perut, dan amoeboma . amuba
ini sebenarnya bisa 'menanggung' ke dalam dinding usus, menyebabkan lesi dan gejala usus, dan
mungkin mencapai aliran darah. Dari sana, ia dapat mencapai organ-organ vital yang berbeda
dari tubuh manusia, biasanya hati, tapi kadang-kadang paru-paru, otak, limpa, dll hasil umum
dari invasi jaringan adalah abses hati, yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati. Tertelan sel
darah merah kadang-kadang terlihat dalam sitoplasma sel amuba.
Genom
Para genom data E. histolytica telah kembali dan reannotated, menggabungkan modifikasi
struktural dan fungsional signifikan terhadap model gen yang ada. 20 juta basepair perakitan

genom berisi 8.160 gen diprediksi; dikenal dan novel elemen transposabel telah dipetakan dan
ditandai, tugas fungsional telah direvisi dan diperbarui, dan informasi tambahan telah
dimasukkan, termasuk jalur metabolisme, Ontologi Gene tugas, penanggulangan dari
pengangkut, dan generasi keluarga gen.
Interaksi Patogen
E. histolytica dapat memodulasi virulensi dari virus manusia tertentu dan itu sendiri sebagai
inang virus sendiri. Sebagai contoh, menyebutkan AIDS sebagai menonjolkan kerusakan dan
patogenisitas histolytica E.. Di sisi lain, sel-sel yang terinfeksi HIV sering dikonsumsi oleh E.
histolytica. Infeksi HIV tetap layak dalam amuba, walaupun untungnya belum ada bukti reinfeksi
manusia dari amuba membawa virus ini. Semburan penelitian tentang virus dari E. histolytica
berasal dari serangkaian makalah yang diterbitkan oleh Diamond et al. 1972-1979. Pada tahun
1972, mereka hipotesis dua jenis virus polyhedral terpisah dan membentuk filament dalam E.
histolytica yang menyebabkan lisis sel. Mungkin pengamatan yang paling novel adalah dua jenis
strain virus ada, dan bahwa dalam satu jenis amuba (dijuluki HB-301) strain polyhedral tidak
memiliki efek yang merugikan tetapi menyebabkan lisis sel dalam lainnya (disebut HK-9) strain.
Meskipun Mattern et al. berusaha untuk mengeksplorasi kemungkinan bahwa virus ini protozoa
dapat berfungsi seperti bakteriofag, mereka tidak menemukan perubahan signifikan dalam
virulensi Entamoeba histolytica ketika terinfeksi oleh virus. Sayangnya ada penelitian yang lebih
baru tampaknya telah dilakukan pada spesies ini sejak
Diagnosis
Hal ini dapat didiagnosis dengan bangku sampel namun penting untuk dicatat bahwa spesies
tertentu lainnya tidak mungkin untuk membedakan dengan mikroskop saja. Trofozoit bisa dilihat
di Pap tinja segar dan kista dalam sampel kotoran biasa. ELISA atau RIA juga dapat digunakan.
Genus dan Spesies
Entamoeba histolytica
Etiologi Agen:
Amoebiasis ; amuba disentri , ekstraintestinal Amoebiasis, biasanya
amuba Hati Bisul = "kecap ikan teri"); Amoeba Cutis ; amuba Lung Bisul ("berwarna dahak
hati")
Stadium infektif: Quadrinucleated kista (memiliki 4 inti)
Host Definitif
: Manusia
Portal Masuk
:
Mulut
Mode Transmisi : Menelan kista matang melalui makanan atau air yang terkontaminasi
Habitat
: Kolon dan sekum
Tahap patogen : Trofozoit
Lokomotif aparat : Pseudopodia ("Kaki False")
Motilitas
: Aktif, Progresif dan terarah
Inti
: 'Ring dan dot' penampilan: kromatin perifer dan pusat karyosome
Cara Reproduksi : Binary Fission
Patogenesis
: Litik nekrosis (terlihat seperti "botol berbentuk" lubang di bagian saluran
pencernaan (GIT)
Jenis encystment : Pelindung dan Reproduksi
Lab Diagnosis
Paling umum adalah langsung tinja Smear (DFS) dan pewarnaan (tetapi tidak memungkinkan
identifikasi ke tingkat spesies); enzim immunoassay (EIA); hemaglutinasi tidak langsung (IHA);
Antigen deteksi - antibodi monoklonal; PCR untuk identifikasi spesies. Kadang-kadang hanya

penggunaan fiksatif (formalin) efektif dalam mendeteksi kista. Budaya: Dari sampel feses menengah Robinson, Jones 'medium
Pengobatan
Metronidazol untuk trofozoit invasif PLUS sebuah amoebicide lumenal bagi mereka yang masih
dalam usus. paromomycin (Humatin) adalah obat lumenal pilihan, karena furoate Diloxanide
(Furamide) tidak tersedia secara komersial di Amerika Serikat atau Kanada (hanya tersedia dari
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit). Sebuah perbandingan langsung keberhasilan
menunjukkan bahwa paromomycin memiliki tingkat kesembuhan yang lebih tinggi [8] .
paromomycin (Humatin) harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan kolitis seperti
yang baik nefrotoksik dan ototoxic. Penyerapan melalui dinding yang rusak saluran usus dapat
mengakibatkan gangguan pendengaran permanen dan kerusakan ginjal. Dosis yang disarankan:
Metronidazole 750 mg tid oral, selama 5 sampai 10 hari DIIKUTI paromomycin 30 mg / kg /
hari oral dalam 3 dosis yang sama selama 5 sampai 10 hari atau Diloxanide furoate 500 mg tid
oral selama 10 hari, untuk membasmi amuba lumenal dan mencegah kambuh.
Tahap trophozoite
Diagnostik pathognomonic Fitur / Tertelan RBC; inti khas
Tahap kista
Chromatoidal Tubuh : tubuh berbentuk 'Cigar' (terdiri dari ribosom kristalin)
Jumlah Nukleus
:
1 di tahap awal, 4 ketika jatuh tempo
Diagnostik pathognomonic Fitur / 'Ring dan dot' inti dan badan chromatoid

Anda mungkin juga menyukai