MANAJEMEN KESEHATAN
Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha peternakan
sapi potong. Ternak besar seperti sapi sebenarnya tidak mudah terjangkit penyakit, apabila
pengelolaan kamdang dilakukan dengan baik. Namun, sebagai peternak harus mewaspadai
serangan penyakit baik terlihat secara fisik ataupun yang tidak terlihat oleh fisik yaitu
mikroorganisme. Sampai saat ini Indonesia masih terbebas dari penyakit zoonosis .
Para peternak awam sudah mengenal berbagai macam penyakit dan telah melakukan pula
berbagai usaha yang menurut anggapan mereka dapat menyembuhkannya. Kasus yang sering
melanda peternakan sapi di lokasi penelitian adalah penyakit kembung (bloat). Pengendalian
penyakit dimaksudkan untuk menjauhkan dan membebaskan ternak dari penyakit. Ada dua
sarana produksi peternakan yang biasa digunakan untuk itu diantaranya vaksin dan obat-obatan.
Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan, dan dipakai untuk
pembentukan zat kebal tubuh (antibiotik) sehingga ternak kebal terhadap suatu penyakit tertentu.
Ada tiga jenis obat yang biasa digunakan yaitu antiseptik dan desinfektan, antibiotika dan obat
cacing.
Untuk ternak sapi potong dalam kondisi sehat akan terlihat karakteristik dan tingkah laku
sebagai berikut
a) Nafsu makan normal
b) Minum teratur ( biasanya 8 kali sehari )
c) Agresif
d) Istirahat dengan tenang
e) Pergerakan tidak kaku (telinga sering digerakan,kaki kuat dan mulut basah )
f) Keadaan mata, selaput lendir dan warna kulit normal
g) Pengeluaran feses dan urin tidak sulit dengan warna dan konsistensinya normal.
h) Tidak terdapat gangguan dalam bernafas, denyut nadi dan suhu tubuh (suhu rektal
berkisar antara 38,0 – 39,30C dengan rata-rata 38,60C)
Penyakit pada sapi potong
Kesehatan ternak harus diamati setiap hari. Gejala – gejala penyakit diindentifikasi dan
dilakukan diagnosa penyakit. Perlakukan ternak yang sakit disesuaikan dengan hasil
diagnosa penyakit. Indikasi dari adanya gangguan kesehatan adalah nafsu makan,
minum menurun, sapi lesu dan perubahan-perubahan tanda vital ternak. Namun hati-hati
menurunnya nafsu makan juga bisa disebabkan oleh pakan yang tidak baik.
c.) Kecelakaan
Luka, lebam, keseleo, patah tulang dan kecelakaan lain dapat berakibat
besar pada keseluruhan kesehatan dan produktivitas ternak. Luka kecil seringkali
menjadi masalah serius bila terjadi infeksi penyakit dan keseleo akan menghambat
gerakan ternak untuk mendapatkan pakan. Pencegahan penyakit ini dengan
mengusahakan lantai tidak licin dan pengolahan lingkungan baik. Pengobatan
penyakit ini dengan menyemprotkan antibiotik berupa gusanex dan furanex.
Antibiotik tersebut dapat mencegah adanya lalat sekaligus untuk mengeringkan
dan menandai luka atau lecet.
d.) Faktor Pakan atau Nutrisi
Ternak tidak akan tumbuh maksimal bila pakan kurang baik atau kurang
menerima nutrisi seperti protein, KH, LK, vitamin, mineral dan air yang tidak
seimbang. Tidak cukupnya nutrisi dapat mengakibatkan penyakit seperti grass
tetany, milk fever, ketosis, white muscle dissease. Selain itu pakan yang kurang
akan menimbulkan masalah parasit, gangguan pencernaan, kegagalan reproduksi
dan penurunan produksi.
Pencegahan harus dilakukan secara komprehensif dan saling terkait yaitu di mulai
dari pengadaan bakalan, kandang, pakan, dan minum. Berdasarkan pengalaman
melakukan pencegahan, 90% sapi tidak akan terkena sakit yang berarti.
Kesehatan sapi perlu selalu diamati, terutama pada saat memberikan pakan
dan minum, memandikan sapi, atau memantau nafsu makan sapi. Salah satu cara
mengamati ternak sakit adalah dengan mengetahui status fisiologis ternak
tersebut. Cara mengamati kesehatan sapi tersebut dapat dilakukan dengan :
Meraba tubuh sapi
Kondisi tubuh pada sapi yang sehat terasa mulus dan kulitnya
kencang. Kulit kendor, kusam, dan kasar menandakan bahwa sapi kurang
sehat. Begitu pula dengan panas tubuhnya; sapi sehat memiliki suhu
normal yaitu 38-39 °C.
Kelly (1993) mengatakan bahwa secara fisiologis suhu tubuh akan
meningkat hingga 1,5 ° C pada saat stelah makan, saat partus, terpapar
lingkungan yang tinggi, dan ketika hewan banyak beraktivitas. Untuk
pengukuran suhu menggunakan thermometer infra red sehingga
memudahkan pengukuran. Perabaan pada tubuh juga bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya luka, benjolan, kulit terkelupas atau bulu rontok.
Luka merupakan pintu untuk microorganism untuk masuk ke tubuh
ternak.
Menepuk-nepuk tubuh sapi
Menepuk tubuh sapi dapat dilakukan di rongga perut. Kelainan
dapat diketahui dari bunyi dan tekanannya. Bila tepukanberbunyi buk-buk
seperti berisi udara atau angin., dapat dipastikan kembung. Selain meneuk
nepuk, pengecekan juga dapat dilakukan dengan melihat kondisi perut
sapi. Bila bagian kiri perut sapi membuncit, berarti sapi dalam kondisi
kembung. Maka hal tersebut harus segera ditangani
Untuk mengetahui kondisi sapi yang ada kelainan pada saluran
pernafasan kita dapat mengecek dengan melihat laju respirasi pada sapi
tersebut. Batasan laju oernafasan pada sapi normal adalah 10-30 kali per
menit. Selain laju pernafasan, denyut jantung juga harus diukur dengan
batasan normal 60-80 kali per menit. Pengukuran denyut nadi sapi dapat
dilakukan berbagai cara, diantaranya memeriksa ekor bagian tengah
(Kelly,1984), dan rongga dada dengan menggunakan stetoskop
(Sukarli,1995)
Mengamati organ sapi
Organ sapi yang diamati diantaranya mata, hidung, mulut, saluran
kencing,anus,dan kaki
Ciri –ciri ternak sakit :
a) Mata memerah, tidak cerah dan bersih, banyak lendir atau kotoran
di mata dan disudut mata.
b) Mulut banyak mengeluarkan lendir hingga menjuntai ke bawah, di
sudut mulut banyak kotoran yang mengering, bibir terlihat pucat,
ada luka dibibir , serta muncul bau busuk.
c) Hidung mengeluarkan ingus, bercak darah, lendir berbau tidak
enak, serta terlihat kotoran disekitar ;ubang hidung.
biosekuruty merupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit baik klinis maupun
subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan produksi ternak secara
keseluruhan, dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan (animal welfare).
Biosecurity adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk
pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan kontak atau
penularan dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit .
Tujuan dari biosecurity sendiri adalah supaya bibt penyakit (bakteri dan virus)
yang terbawa dari luar tidak mnyebar dan menginfeksi ternak. Tindakan
biosecurity meliputi :
http://www.peternakankita.com/cara-pembuatan-pupuk-kandang-secara-alami/. [Diunduh