Anda di halaman 1dari 9

Percobaan pertama adalah pemeriksaan

indera pendengaran. indera pendengaran


merupakan indera mekanoreseptor karena
memberikan
responterhadap
getaran
mekanik gelombang suara yang terdapat di
udara. Pada percobaan ini pengujian
terhadap indera pendengaran dilakukan
dengan bantun alat penala 512 cp yaitu alat
yang terbuat dari besi dengan dilakukan
secara kualitatif dan besinya harus keras
sehingga tidak mudah dipengaruhioleh
atmosfer atau perubahan suhu. Prinsip tes
weber
adalah
membandingkanhantaran
bunyi pada telinga kanan dan kiri. gagang
penala yang bergetar ditempelkan di gigi
sukarelawan dengan cara menggigit gagang
penala dengan mulut terbuka, lalu diminta
untuk melaporkan apakah terjadi laterisasi.
Hasil yang didapat adalah suara yang
terdengar berasal dari posisi median yang
artinya kekuatan dan kepekaan telinga kanan
dan kiri seimbang, dan dapat dikatakan
bahwa
pendengaran
pasien
memiliki
pendengaran yang normal.
Untuk pengujian KETAJAMAN PENDENGARAN,
dilakukan uji sederhana dengan cara
menghitung jarak telinga kanan dan kiri
menggunakan bunyi detak jam tangan.
Ketika tangan kanan ditutup, jarak telinga kiri
tidak dapat mendengar lagi adalah 2 cm dari
telinga kiri, sedangkan jarak detak dapat
terdengar kembali adalah 1,6 cm. saat

telingan kiri ditutup, jarak telinga kanan tidak


dapat terdengar lagi adalah 1,9 cm, dan jarak
detak jam terdengar kembali adalah 1,4 cm.
Perbedaan jarak tersebut dapat dikatakan
bahwa sensitifitas pendengaran telinga
kanan dan kiri berbeda, dan juga dapat
dikarenakan kondisi ruangan saat praktikum
yang agak sedikit berisik, sehingga pengujian
kurang efektif.
Percobaan kedua adalah pemeriksaan indera
perasa. Seperti halnya indera yang lain,
pengecapan
perasa(
merupakan
hasil
stimulasi sistemujung saraf tertentu. Dalam
hal ini mampu membedakan kele1atan
makananatau minuman karena ada stimulasi
kimiawi. Pada manusia ujung saraf pengecap
berada dikuncup. 2uncup pengecap pada
lidah terletak pada bagian depan hingga
belakang. Pada percobaan ini, digunakan
sampel kinin sulfat 0,1%, sukrosa 5%, asam
asetat 1 %, dan natrium klorida 10% yang
dibuat larutan, dimasukkan kedalam mulut
atau lidah. rasa manis dihasilkan pada lidah
bagian depan, rasa asin dan asam dihasilkan
pada lidah bagian tepi kanan dan kiri dan
rasa pahit dihasilkan pada pangkal lidah.
lidah bisa merasakan rasa-rasa manis, asam,
asin dan pahit dikarenakan adanya papila
pada lidah yang merespon rasa yang
dirasakan pada lidah ke otak.
Pengujian dilakukan dengan cara panelis
diminta mencicipi sampel dari konsentrasi

paling rendah.
Uji
diukur
sesuai respon
pribadi panelis. Uji ini bersifat
organoleptik
karena dalam penilaiannya menggunakan
organ indra manusia, atau dapat juga disebut
sifat
sensorik
karena,
penilaian
atau
pengukurannya
didasarkan
pada
rangasangan saraf sensorik pada alat indra
manusia. Indera pengecap pada manusia
adalah lidah. Pada permukaan lidah terdapat
tonjolan kecil yang disebut papila, sehingga
permukaan lidah terlihat kasar. Di dalam
setiap
papila
terdapat
banyak
tunas
pengecap atau kuncup pengecap. Setiap
tunas pengecap terdiri dari dua jenis sel yaitu
sel
penyokong
yang
berfungsi
untuk
menopang dan sel pengecap yang berfungsi
sebagai reseptor dan memiliki tonjolan
seperti rambut yang keluar dari tunas
pengecap. Tiap kuncup pengecap tersusun
dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran
mikro yang sensitif (reseptor), disebut
mikrovilli. Pada bagian ini rambut-rambut
sensori terendam dalam zat kimia yang
terlarut dalam air ludah manusia. Zat-zat
yang terlarut dalam ludah itu akan di deteksi
oleh senso, dan akan dikirimkan pesan ke
otak, lalu otak akan menerjemahkan sinyal
yang diberikan tersebut dan menentukan
rasa. Dari 4 sampel yaitu kinin sulfat dengan
konsentrasi 0,000008 N, sukrosa 0,01 M,
asam klorida 0,0009 M, dan natrium klorida
0,01 M, panelis tidak bisa merasakan sukrosa

dengan konsentrasi terendah 0,01 M, hal ini


dapat dikarenakan karena kondisi lidah
panelis yang tidak peka terhadap rasa manis
sehingga untuk dapat merasakan rasa manis
dibutuh konsentrasi yang lebih tinggi.
Sedangkan untuk ketiga sampel lainnya,
panelis
dapat
merasakannya
pada
konsentrasi terendah. Itu berarti
lidah
panelis peka terhadap asin, asam, dan pahit.
Percobaan ketiga adalah indera pembau
dimana mekanisme dari adanya proses
penciuman adalah dimulai dari adanya
sebuah bau dimana saat ketika kita bernafas
udara masuk kelubang hidung lalu disaring
oleh rambut hidung dan jika ada bendabenda asing atau debu maka akan menempel
pada lendir atau selaput paada hidung dan
setelah itu akan melewati serabut saraf
dankemudian
saraf
pembau
sel
olfactory( yaitu sel reseptor untuk sensasi
bau yang merupakan sel saraf dari sistem
saraf pusat. Setelah informasi sampai ke
otak, maka otak akan menterjemahkan bau
apa yang telah dicium olehhidung dan
dengan cepat akan memberikan respon pada
hidung. Indra pembau berfungsi untuk
menerima bau suatu zat terlarut dalam udara
atau air. Reseptor pembau terletak pada
langit-langit rongga hidung, pada bagian
yang disebut epitelium olfaktori. Epitelium
olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan selsel
penyokong.
Sel
resptor
olfaktori

berbentuk silindris dan mempunyai filamenfilamen seperti rambut pada permukaan


bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan
menuju bulbus olfaktorius pada sistem saraf
pusat. Sel-sel olfaktorius didampingi oleh selsel penunjang yang berupa sebaris sel-sel
epitel silindris berlapis banyak semu.
Dalam praktikum pembau ini, menghitung
berapakah watu yang dibutuhkan oleh
praktikan untuk ketidak pekaan (kelelahan)
pembau atau yang disebut dengan Olfactor
Fatigue Times (OFT) dan waktu yang
dibutuhkan oleh praktikan untuk kesembuhan
pembau atau yang disebut Olfactor Recovery
Times (ORT). Dengan sumber bau kamfer.
Waktu yang diperlukan sampai kamfer tidak
tercium lagi adalah 28,9 detik. Waktu yang
diperoleh
merupakan
waktu
adaptasi.
Setelah itu praktikan langsung disuruh
mencium bau minyak cengkeh, dan minyak
cengkeh tidak tercium. Hal ini dikarenakan
kondisi hidung yang sebelumnya sudah
beradaptasi dengan bau kamfer sehingga
bau yang lain tidak bisa tercium, mungkin
akan tercium setelah beberapa waktu untuk
hidung dapat beradaptasi lagi dengan bau
yang berbeda.
Pembau dan pengecap saling
bekerja sama, sebab rangsangan bau dari
makanan
dalam
rongga mulut
dapat
mencapai rongga hidung dan diterima oleh
reseptor
olfaktori.
Keadaan
ini
akan
terganggu ketika kita sakit pilek, di mana

hubungan antara rongga hidung dan rongga


mulut terganggu, sehingga uap makann dari
makanan di mulut tidak dapat mencapai
rongga hidung dan makanan seakan-akan
kehilangan rasanya.
Dalam
percobaan
ini,
menggunakan buah mangga, bawang merah
dan kentang sebagai sumber bau rasa, dan
hasilnya praktikan bisa membau jenis
makanan tersebut, dan
merasakannya.
Dapat dikatakan bahwa praktikan dalam
kondisi sehat dan indera pembau dan
pengecap dapat bekerjasama.

Di dalam bola mata, persisnya pada bagian


retina, yaitu bagian bola mata sebelah
belakang,
terdapat
bintik
buta
yang
merupakan bagian dari retina yang tidak
memiliki sel-sel penangkapcahaya Sehingga
cahaya yang kebetulan jatuh pada daerah
bintik buta atau blind spot ini,tidak akan
menghasilkan gambar Bagian mata yang
tidak menagndung sel reseptor disebut bintik
buta. Jika cahaya jatuh pada bintik buta,
maka tidak ada pesan yang akan dikirim ke
otak. Untuk mengetahui jarak bintik buta
seseorang, serta menemukan letak proyeksi
bintik buta.
Dalam percobaan ini dapat dilihat
bahwa semakin jauh jarak pandang maka

pupil mata akan semakin kecil, hal ini karena


daya akomodasi mata diatur melalui syaraf
parasimpatis,
perangsangan
syaraf
parasimpatis menimbulkan kontraksi otot
siliaris yang selanjutnya akan mengendurkan
gligamen lensa dan meningkatkan daya bias.
Dengan meningkatkan daya bias, mata
mampu melihat objek lebih dekat dibanding
waktu daya biasnya rendah. Akibatnya
dengan mendekatnya objek kearah mata
frekuensi impuls parasimpatis kedotsiliaris
progresif ditingkatkan agar objek tetap dilihat
dengan jelas. Mekanisme pembentukan
bayangan pada mata terjadi saat cahaya
masuk ke mata, diterima korne, aqueous
humor, pupil, lensa, vitreous humor dan
bayangan akan jatuh di bintik kuning pada
retina. Kemudian diteruskan ke bagian saraf
optik lalu diteruskan pada lobus ospital pada
otak besar.
Mata kita memiliki keterbatasan dalam
melihat, sehingga sesuatu yang ada di
hadapan kita bisa tidak terlihat. Di dalam
bola mata, persisnya pada bagian retina,
yaitu bagian bola mata sebelah belakang,
terdapat bintik buta yang merupakan bagian
dari retina yang tidak memiliki sel-sel
penangkap cahaya, sehingga cahaya yang
jatuh pada daerah bintik buta atau blind spot
ini tidak akan menghasilkan bayangan.
Ternyata kita yang memiliki mata normal,
juga memiliki kekurangan berupa buta

pada kondisi tertentu. Pada praktikum ini,


jarak benda terlihat ganda adalah pada jarak
4,5 cm. itu artinya batas mata dapat melihat
dengan jelas adalah lebih dari 4,5 cm.
Untuk pengujian buta warna, dilakukan
dengan menggunakan uji ishahara dengan
cara menyebutkan angka yang ada dibuku
tersebut tidak lebih dari 3 detik, hasilnya
praktikan dapat dikatakan tidak buta warna
karena praktikan dapat dengan lancar
membaca angka pada buku uji buta warna.
Untuk pengujian ketajaman mata, dilakukan
dengan menggunakan kartu snellen, dengan
hasil 0,93 karena praktikan sudah tidak
terbaca pada jarak terpendek dari kartu
snellen. Untuk mata normal seharusnya
ketajaman matanya adalah 1, dimana jarak
huruf dapat dibaca dan jarak hurup dapat
terlihat adalah sama. Pada praktikan, jarak
huruf yang dapat dibaca adalah 14 feet, dan
jarak seharusnya masih dapat terlihat adalah
15 feet, sehingga dapat dikatakan bahwa
mata praktikan tidak normal atau sudah
terlihat tanda mata terkena rabun jauh.
Pada pengujian sensasi kulit, pada sensasi
kulit di daerah lengan tangan memiliki 15
sentuhan dari 20 sentuhan pada tempat yang
berbeda beda. Pada sensasi kulit di daerah
lengan memiliki 19 sentuhan yang berasa
dingin dari 20 sentuhan dingin pada tempat
yang berbeda beda. Pada sensasi di daerah
lengan memiliki 17 sentuhan yang berasa

panas dari 20 sentuhan panas pada tempat


yang berbeda beda. Pada sensasi kulit di
daerah lengan memiliki 17 sentuhan nyeri
dari 20 sentuhan nyeri pada tempat yang
berbeda beda. Rasa sakit atau nyeri bisa
membuat sensasi kulit lebih banyak sehingga
kulit lebih banyak terasa sensasinya.
Pada permukaan kulit, distribusi reseptor
berbeda dan tidak merata.reseptor dingin
lebih banyak dibandingkan dengan reseptor
panas dan reseptor nyeri lebih banyak
dibandingkan
dengan
reseptor
sentuh/tekan.Reseptor untuk sensasi tekanan
terletak langsung di bawah kulit. Sensasi
serupa terjadi jika kandung kemih atau
ruktum diisi urin atau feces (sensasi
kepenuhan). Ujung jari dan ujung lidah lebih
peka terhadap tekanan. Hilangnya sensasi
disebabkan oleh kenyataan bahwa reseptor
beradaptasi
terhadap
stimuli.
Dengan
demikian tidak membentuk impuls saraf
sampai terjadi perubahan stimulus. Nyeri
acuan adalah fenomena asing penerimaan
nyeri dalam satu cara tubuh jika area lain
menerima stimulus.

Anda mungkin juga menyukai